Share

BAB 17 B

last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-16 21:43:17

WANITA KEDUA 17 B

Oleh: Kenong Auliya Zhafira

Pesan terkirim. Tanpa menunggu lama, kotak pesan pun mendapatkan notifikasi. Mungkin wanita di sana masih dalam masa istirahat. Atau memang sengaja meluangkan waktunya untuk membalas pesan.

Thifa

[Aku juga enggak apa, Mas ... enggak perlu juga ada yang dimaafkan di sini. Karena mungkin aku adalah orang paling bersalah sebab mempunyai rasa pada pria sepertimu. Bagiku yang penting itu masih bisa tahu kamu ada. Kamu juga baik-baik. Aku juga sayang, sayang, sayang banget sama kamu. Ya udah, ini udah mulai kerja. Nanti lagi, enggak enak kalau ada Pak Lian.]

Ada bahagia yang tidak cukup dijelaskan dengan kata memiliki seorang Thifa dalam hidupnya. Ia merasa seperti mendapat rumah yang selalu menyambut ramah. Meskipun tahu bukan tempat untuk menetap, melainkan hanya sekadar singgah.

“Sungguh tidak ada niat menjadikan kamu persinggahan. Aku hanya tidak bisa mengendalikan perasaan. Dan aku juga bukan tidak mampu melawan kenyataan, tapi keadaanla
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • WANITA KEDUA   BAB 18 A

    WANITA KEDUA 18 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraLara paling perih dalam ikatan pernikahan memanglah sebuah pengkhianatan. Wanita kedua yang sengaja atau tidak sengaja dihadirkan akan terasa seperti ribuan tikaman belati. Sakitnya mampu membuat diri kehilangan akal hingga berperilaku brutal. Semua itu agar sesak dada tidak menghilangkan kewarasan yang sebelumnya tertata penuh kerapian, juga untuk menyelamatkan kehancuran diri sebab kehilangan seseorang yang sudah terlanjur menawan perasaan. Serena yang baru saja melakukan cara lain untuk memberi peringatan pada wanita di sana seketika berdebar menunggu reaksinya. Karena ia tahu jika Aksa adalah pria miliknya yang sah secara hukum dan negara. Sudah sepantasnya ia mempertahankan hubungan dengan cara sebisanya. “Aku harap bukti yang telah terkirim bisa membuat Thifa sadar bahwa mencintai suami orang tetaplah sebuah kesalahan. Mau setulus apa pun perasaan dan perhatian yang kamu berikan, itu belum cukup untuk menukar takdir Tuhan. Sebab ad

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-18
  • WANITA KEDUA   BAB 18 B

    WANITA KEDUA 18 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraThifa yang baru tahu diperhatikan oleh tetamggas sekaligus temankerja seketika mendekat. Ada sorot iba yang terpancar dari bola matanya. “Kamu kenapa lihatnya begitu? Apa aku terlihat begitu menyedihkan?” tanyanya di sela kesibukan yang perlahan-lahan menemukan jeda waktu luang. Yula tersenyum getir, “Bukankah menaruh rasa pada hati yang tidak tepat itu adalah sebuah kesedihan? Kamu itu ibarat merawat bunga layu, tapi pada akhirnya tidak bisa mencium wanginya apalagi menaruh dalam pot dan memilikinya.” “Cobalah untuk melepaskan, Thifa ... karena mau sekuat apa pun kamu berusaha menggenggam, hatimu justru yang akan terluka lebih dalam,” ujarnya lagi masih belum menyerah membuat Thifa memahami bahwa cinta itu bukan hanya tentang berbalas perasaan, melainkan tentang saling melepas untuk merelakan. Kali ini ucapan Yula terdengar menusuk tepat sasaran. Ia tahu segala kemungkinan itu bisa saja terjadi. Bahkan, mungkin tidak akan lama lagi. Na

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-18
  • WANITA KEDUA   BAB 19 A

    WANITA KEDUA 19 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraMendapat sebuah bukti untuk satu hal yang memang kesalahan diri pastinya menumbuhkan banyak tanda tanya. Entah itu mulai dari bagaimana bisa, dapat dari mana, dan masih banyak lagi pertanyaan yang tiba-tiba hadir seperti peluru telah melumpuhkan musuh. Antara menyerah, bertahan atau mati akan tergantung caranya menerima tembakan tersebut, juga kondisi hati dan mental menjadi pengaruh utama. Thifa menggenggam erat ponselnya. Pikiran mendadak buntu, tidak tahu harus membalas pesan tersebut atau mengabaikannya. Ia tidak ingin gegabah lagi seperti kemarin. Akan tetapi, pesan sang pria untuk mengurangi komunikasi sementara membuatnya dilema. “Aku harus gimana? Enggak mungkin kalau aku kaaih tahu Mas Aksa tentang ini. Tapi, aku juga bingung harus menjawab apa,” batinnya yang terus diselimuti kegelisahan. Sementara Yula menjadi khawatir melihat perubahan wajah sahabatnya. Wajah yang semula secantik rembulan tiba-tiba berubah mendung seperti aw

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-19
  • WANITA KEDUA   BAB 19 B

    WANITA KEDUA 19 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraPesan dengan gambar hasil tangkapan layar seketika menyedot penuh perhatian seorang Yula. Apalagi nama pengirimnya terbaca sangat jelas. Ia bahkan tidak tahu harus berekspresi seperti apa. Ternyata apa yang ia takutkan sejak dulu akhirnya terjadi. Bayangan buruk akan nasib sahabatnya mendadak mengusik gelisah. “Jadi, Mbak Rena udah tahu kalau suaminya sama Thifa?” tanyanya dalam hati. Tidak dipungkiri ada keresahan memotong ketenangan. “Ini namanya udah bukan lagi peringatan, tapi ancaman. Meskipun mencari alasan atas segala tindakan tetap tidak akan ada pembelaan apalagi pembenaran untuk Thifa,” batinnya lagi sembari memikirkan cara untuk menyelamatkan Thifa dari beban jiwa yang kemungkinan menghantam hebat mentalnya. Ketika tengah membaca berulang kali pesan yang ada, Thifa kembali dengan dua gelas teh manis hangat di tangannya. Kemudian ikut duduk di sebelah wanita yang tahu dari awal bagaimana kisah asmaranya berjalan. “Kamu udah ba

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-19
  • WANITA KEDUA   BAB 20 A

    WANITA KEDUA 20 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraMendapat pemberitahuan pesan kedua kali untuk satu pertanyaan yang sama pasti rasanya seperti tertahan jalan buntu. Mau berniat membalas tapi belum mempunyai jawaban, ingin mengabaikan pun takut menjadi kesalahan semakin tidak terhindarkan. Menghadapi penuh kesadaran adalah jalan terbaik untuk satu keputusan. Wanita yang perlahan memasrahkan segala garis hidupnya pada ketetapan semesta menarik napas begitu dalam. Lalu sedetik kemudian mengembuskannya perlahan. “Yula benar. Lebih baik aku menghadapi kesalahan ini dan mengakui kebenaran. Jika perlu, aku akan memohon maaf karena memiliki rasa untuk Mas Aksa. Misal nanti tetap melakukan ancaman terbuka, aku akan menyiapkan diri menanggung resikonya. Termasuk menjadi pengangguran,” ucap Thifa yang sudah memiliki keputusan meski hanya mengandalkan perasaan, bukan logika. Dengan tekad yang sudah memcapai akad, Thifa mencoba memberanikan diri merangkai pesan balasan untuk wanita di sana. Baga

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-21
  • WANITA KEDUA   BAB 20 B

    WANITA KEDUA 20 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraWanita pemilik raga seorang Aksa Gautama tertawa getir membaca pesan yang mungkin benar adanya. Tentang hati memang akan selalu menjadi kehendak-Nya. Akan tetapi, logikanya masih terus menolak bahwa perasaan itu masih bisa dikendalikan oleh kenyataan dan kesadaran. Bahkan ketika takdir Tuhan terlanjur diperankan, pikiran tetap bisa mengalah pada kenyataan. Karena sejatinya kenyataan adalah pengubur impian yang terkadang sengaja terlupakan. Serena sekali lagi menuangkan cara pikir dan usahanya memperjuangkan hubungan yang sudah dijalani sekian tahun. Bukan waktu yang sebentar baginya berjalan bersama hingga detik ini. Meskipun kenyataan menampar impiannya memiliki keharmonisan dalam berumah tangga. Ia sendiri baru tahu jika prianya menjadi nahkoda karena sebuah utusan orang tua, bukan karena perasaan. Akan tetapi, setiap sentuhan tangannya sungguh terasa seperti sungguhan. “Aku lebih baik memiliki ragamu utuh meski hanya kepura-puraan. Da

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-21
  • WANITA KEDUA   BAB 21 A

    WANITA KEDUA 21 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraMenjadi peran utama dalam kehidupan memang terkadang melemahkan perasaan dan kekuatan. Apalagi jika harus berlakon yang jauh dari harapan. Mau sesusah apa pun itu tetap harus diperankan hingga Tuhan memberi tanda selesai pada kisah cerita yang telah tertulis. Percaya saja akan selalu ada hikmah pembelajaran dari setiap kejadian. Meskipun bayangan kebahagiaan menjadi sebuah akhir yang dirahasiakan. Pria yang tengah mempertanyakan perannya itu membaca pesan kedua wanita dalam hidupnya dengan perasaan bingung. Aksa tidak pernah berpikir bahwa Thifa mampu mengakui semuanya dan merendahkan diri untuk hubungan yang tidak memiliki kepastian. Akan tetapi, situasi membuatnya terlanjur membawa wanita di sana pada keadaan yang ternyata menjadi rumit. Bahkan, hal itu perlahan mengurung resah dalam jeruji salah. “Semoga kamu baik-baik saja, Thifa ... lagian kenapa kamu harus begitu jujur di sini? Apa kamu tidak pernah memikirkan perasaanmu sendiri?”

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-23
  • WANITA KEDUA   BAB 21 B

    WANITA KEDUA 21 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraAksa seketika menatap sorot kedua bola kehitaman wanita yang memang sangat membantu kondisi keluarganya. Ada begitu banyak luka dan kecewa di sana. Meskipun begitu ia tidak dapat memungkiri bahwa berkat Serena, keluarganya tertolong dari kebangkrutan dan kemiskinan. Oleh karena itulah, ia mampu bertahan menjalani pernikahan tanpa memperlihatkan keadaan diri. “Maaf ....” Hanya satu kata yang mampu keluar dari bibirnya. Setelahnya ia mengumpulkan sisa tenaganya untuk membuat permohonan. “Kalau boleh, tolong jangan lagi ganggu Thifa dan jangan lagi bersikap konyol seperti kemarin. Dan jika kamu ingin menyalahkan, salahkan aku saja yang telah membagi hati dengan sengaja. Jujur, aku tidak mau menjadi orang yang menambah lukanya setelah kepergian kedua orang tuanya. Dia tidak punya siapa-siapa selain Yula. Hal itulah yang membuat aku tertarik. Jadi, tolong setelah ini jangan bawa Thifa,” pintanya. Entah kenapa tiba-tiba bibirnya memutuskan ber

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-23

Bab terbaru

  • WANITA KEDUA   BAB 56 B LAST EPISODE

    WANITA KEDUA 56 B LAST EPISODE Oleh: Kenong Auliya Zhafira Ketika tengah menatap layar ponsel, tiba-tiba satu notifikasi pesan membuat hati menjadi riang gembira. Tanpa sadar, ia juga membaca dan membalas pesan tersebut dalam hitungan detik. Ezra [Sebentar, ya? Aku pasti ke sana jemput kamu.Tunggu dan jangan ke mana-mana.] Athifa tidak bisa menyembunyikan keindahan bulan sabit di kedua sudut bibirnya saat membaca pesan balasan sang pria. Entah kenapa rasanya ada sesuatu yang berdesir dalam dadanya. Mungkin bunga-bunga cinta itu mulai tumbuh di taman hatinya tanpa disadari. "Kenapa jadi deg-degan begini? Padahal sebelumnya juga biasa saja saat bertukar pesan dan mengobrol dengan Ezra. Tapi kali ini seperti banyak kupu-kupu di dalam perut," ujar wanita yang sudah mengusap dadanya berkali-kali. "Aku tunggu Ezra di ruang tamu aja lah. Sekalian aku mau bawa tas dan kadonya. Biar kalau dia datang bisa langsung berangkat," ujarnya lagi, lalu keluar kamar menuju ruang tamu. Sa

  • WANITA KEDUA   BAB 56 A LAST EPISODE

    WANITA KEDUA 56 A LAST EPISODE Oleh: Kenong Auliya Zhafira Berhadapan dengan dua pilihan yang cukup menentukan sebuah jalinan memang terkadang membuat dilema. Bahkan, ada ketakutan yang memaksa hati berada di ambang kegelisahan. Ya, takut akan kesakitan dulu terulang lagi dan takut menyesal karena salah membuat keputusan. Wanita yang belum bisa membuat pilihan tersebut mencoba menatap sekeliling. Akan tetapi, hal itu justru membuat pikiran bertambah bingung. "A-aku tidak tahu harus menjawab apa. Entah besok aku berangkat sendiri atau meminta kamu datang menjemput, aku berharap kamu selalu sehat dan bahagia. Kalau begitu, aku masuk dulu. Sepertinya kita sudah cukup lama bicara. Kamu hati-hati pulangnya," ujar Athifa, lalu melangkah pergi meninggalkan pria yang tidak pernah lelah meminta dirinya. "Pokoknya besok aku menunggu keputusanmu," ucap Ezra setengah berteriak, membuat orang-orang sekitar sedikit terkejut. Kemudian meninggalkan swalayan untuk menuju rumah barunya. At

  • WANITA KEDUA   BAB 55 B 2 LAST EPISODE

    WANITA KEDUA 55 B 2 LAST EPISODE Oleh: Kenong Auliya Zhafira Bukannya menjawab, Athifa justru hanya berbalik menatap sang pria dan kemudian masuk ke rumah tanpa sepatah kata. Sedangkan sang pria terus mengumpulkan kesabaran hingga sampai seluas jagad raya. Dari balik pintu, wanita yang belum bisa memberikan jawaban menatap kepergian Ezra hingga menghilang dari pandangan. Setelahnya, ia membersihkan diri dan menunaikan kewajiban empat rakaatnya. Athifa tidak pernah lupa menyelipkan doa untuk orang-orang tercintanya dan juga dirinya sendiri. "Ya Tuhan, berikan hamba kerelaan seluas samudera untuk semua keadaan yang Engkau takdirkan. Tolong jadikan hamba menjadi jiwa yang bisa memaafkan orang lain. Dan berikan kedua orang tua hamba tempat yang terbaik di sisi-Mu," doanya dalam hati, lalu mengisi tenaganya yang seharian terkuras karena pekerjaan. Ezra sendiri juga melakukan hal yang sama setelah sampai di rumah. Pesanan Om Lian pun tidak lupa diberikan pada pemilik rumah.

  • WANITA KEDUA   Bab 55 A 2 LAST EPISODE

    WANITA KEDUA 55 A 2 LAST EPISODE Oleh: Kenong Auliya Zhafira Menerima dan menjalin ikatan baru akan terasa lebih sulit saat keadaan hati sedang tidak baik-baik saja. Apalagi jika ada luka yang menggores dalam hingga menumbuhkan trauma. Hal itu tentunya membuat hati akan semakin tertutup dan enggan menerima penawaran rasa dalam bentuk apa pun. Wanita yang sedang merasakan hal tersebut memilih diam dan mendengarkan ucapan sahabatnya. Athifa merasa tidak perlu memberikan jawaban untuk membela perasaannya sendiri. "Mending kita fokus kerja saja, Yula. Tapi, aku berterima kasih untuk semua kata-katamu barusan," ujar Athifa yang mencoba menghindar dari pembahasan perasaan dan pria. "Aku mohon pikirkan sekali lagi tentang Ezra," ujar Yula seakan memohon sahabatnya bisa lekas bangkit dan berbahagia. Athifa tidak menjawab. Ia terus memilih menyibukkan diri dengan pekerjaannya. Sebab hanya itulah satu-satunya kegiatan yang ia miliki saat ini untuk terlihat kuat dan baik-baik

  • WANITA KEDUA   BAB 54 B

    WANITA KEDUA 54 B Oleh: Kenong Auliya Zhafira Seketika Aksa tersenyum getir. Ia sendiri sebenarnya tidak tahu apakah benar-benar merelakan atau hanya berpura mendukung karena ada perasaan bersalah dalam hatinya. Namun, ia juga tidak dapat memungkiri ingin melihat Athifa bahagia. "Entah rela atau tidak, aku hanya ingin menebus semua kesalahan yang ada. Seandainya memilih tetap saling menjalin ikatan pun, pasti ujungnya dia akan tetap terluka. Karena aku terlalu pengecut mengambil keputusan. Tapi, setelah kenyataan menampar begitu keras, aku benar-benar ingin melihatnya bahagia. Meskipun itu bukan denganku," jawab pria yang sengaja menyembunyikan kesakitan hatinya. "Jadi, aku minta sama kamu. Tolong jaga dan pastikan dia aman bekerja di swalayan. Kadang aku merasa berdosa jika mendengar orang-orang membicarakan dia begitu buruk. Dan aku juga berharap Ezra bisa melindungi dan memberinya banyak cinta," lanjutnya lagi sembari berusaha tersenyum. "Tanpa kamu minta pun, aku akan menj

  • WANITA KEDUA   BAB 54 A

    WANITA KEDUA 54 A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Perasaan bersalah mungkin tidak akan mudah hilang meski waktu telah berlalu. Apalagi jika ada sebuah luka yang tergores di dalamnya. Hal itu tentunya semakin membuat hati terperangkap dosa yang tidak tahu pasti kapan bisa terbebas lepas. Meskipun kata maaf sudah terucap, belum tentu diri bisa mengecap bahagia dengan mudah. Pria yang mendadak mengingat semua kesalahannya pada seorang Athifa berusaha menarik napasnya dalam. Ya, Aksa ingin mencoba membuang sesaknya dada yang dipenuhi rasa bersalah. Namun, ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan. "Aku minta maaf sebanyak-banyaknya untuk semua hal yang sudah terjadi. Terutama Athifa. Jujur, aku juga tidak tahu harus apalagi agar dia tidak terlalu terluka. Sekarang aku hanya bisa membiarkan dia melakukan apa pun yang membuatnya merasa lega. Termasuk hidup dengan perasaan bersalah untuk selamanya. Mungkin memastikan keadaannya dari jauh dan menerima apa pun yang dikatakan adal

  • WANITA KEDUA   BAB 53 B

    WANITA KEDUA 53 B Oleh: Kenong Auliya Zhafira Athifa pun menatap pria di depannya tanpa berkedip. Selama ini ia juga tidak pernah berhenti menyelipkan doa untuk mereka. Akan tetapi, rasa perih sebab kehilangan justru lebih sakit saat malam menjelang jika keadaan sedang tidak bersahabat. "Maaf, untuk saat ini aku benar-benar tidak ingin bertemu apalagi mengunjunginya. Aku masih butuh waktu lebih lama. Dan tentang doa memang benar akan menjadi hadiah terindah, tapi bukan berarti membuat semua luka sembuh. Sebab pada kenyataannya perih itu telah mencederai kenangan dan kepercayaan ini," jawab wanita yang memang masih berusaha merangkak di titik terendahnya. "Kalau kamu ingin makan siang di sana dengan Pak Lian, silakan. Tapi, aku minta maaf tidak bisa ikut bergabung," lanjutnya lagi, lalu berbalik dan meneruskan langkah kakinya menuju musala swalayan. Sebagai sahabat yang sudah mengenal lama, Yula mencoba menerima keputusan Athifa. Ia menyadari jika memaksa bukanlah hal yan

  • WANITA KEDUA   BAB 53 A

    WANITA KEDUA 53 A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Bersikap baik-baik saja untuk terlihat kuat dan merelakan yang bukan milik kita pastinya membutuhkan tekad luar biasa. Apalagi jika kenyataan yang ada membuat diri seakan berusaha sendirian. Hal itu tentunya memaksa pikiran menjadi dipenuhi banyak pertanyaan. Pria yang masih menatap seorang Athifa Arsyana dari kejauhan semakin terjebak dengan kesimpulannya sendiri. Bahkan, keakraban mereka berhasil menyadarkan bahwa wanita di sana memang bukan ditakdirkan untuk dirinya. "Meski aku tidak tahu apakah kamu juga berusaha keras melupakan dan merelakan atau tidak, tapi aku meyakini satu hal. Aku yakin kalau kamu adalah wanita kuat yang tetap berdiri meski diterpa banyak ujian hidup," ujar Aksa dalam hati sembari menahan dadanya yang perlahan penuh sesak. "Mungkin kita dipertemukan untuk saling memberi pembelajaran tentang kehidupan, bukan untuk berbalas perasaan dan hidup bersama seperti pasangan," gumamnya lagi, lalu menatap ke ar

  • WANITA KEDUA   BAB 52 B

    WANITA KEDUA 52 B Oleh: Kenong Auliya Zhafira Serena yang tidak sengaja memperhatikan gerak prianya langsung mendekat dan mencari tahu. "Kamu kenapa? Biasanya selalu berpura sibuk, tumben sekarang melamun. Apa ada sesuatu yang terjadi? Atau masih kepikiran dia setelah meminta maaf kemarin?" tanya wanita yang masih belum bisa menimbang kadar cemburu dalam amarahnya. Aksa pun mendongak, menatap wanita yang memiliki setengah takdirnya tanpa berkedip. Akan tetapi, setelahnya menyunggingkan senyuman getir. "Aku tidak apa, Rena. Dan kamu tidak perlu terlalu kentara membahas dia. Aku tidak mau jika nanti berujung perdebatan. Padahal keadaan sudah sepenuhnya seperti harapanmu," jawabnya asal. "Aku cuma ingin tahu aja. Meski sekarang kamu masih memikirkannya, aku tidak masalah. Karena mau bagaimanapun, kalian berdua memang bukan ditakdirkan bersama. Jadi, kalau boleh tahu, kamu sedang mikir apa? Kenapa sampai terlihat muram wajahnya?" tanya Serena yang selalu to the point.

DMCA.com Protection Status