"Hidupku dan Suci sangat bahagia saat ini, jadi, jangan coba macam-macam dengan kami! Camkan itu!"Di sepanjang perjalanan menuju area parkir rumah sakit, perkataan terakhir Venus terus saja terngiang dalam benak Mars. Berputar-putar di kepala, bahkan hebatnya, perkataan itu seolah menjelma menjadi jarum-jarum tajam yang menusuk hatinya.Sakit.Itulah yang Mars rasakan saat ini.Melangkah lebih panjang, dengan kedua tangan yang terkepal kuat di sisi tubuhnya, Mars berusaha untuk tegar, meski pada akhirnya, bendungan air mata yang sejak tadi sudah memenuhi pelupuk matanya tak mampu dia tahan lebih lama.Memasuki salah satu toilet umum pria, Mars menutup pintu bilik toilet itu rapat-rapat dan menumpahkan segala kepedihan hatinya di sana.Dengan tubuh bersandar di balik pintu toilet, Mars menangis dalam diam.Tetesan air matanya mengalir bak anak sungai yang deras.Kenapa rasanya seperti ini, ya Tuhan?Kenapa harus sesakit ini?Bahkan, rasa sakit yang aku rasakan saat ini lebih dari rasa
"Assalamualaikum.""Waalaikum salam."Ketika Dandi datang, Suci sedang sendirian sambil menimang-nimang bayi laki-lakinya di dalam ruang rawat.Didampingi Frans yang langsung memperkenalkan Dandi pada Suci, seketika ruangan rawat itu pun dipenuhi dengan tangis haru penuh kebahagiaan.Setelah begitu banyak hal yang mereka bicarakan melalui sambungan seluler selama ini, baru inilah kali pertama Suci dan Dandi bertatap muka secara langsung.Jika di video call wajah Dandi dengan kulitnya yang kecoklatan itu terlihat sangar, tapi aslinya, wajah Dandi terlihat lebih ramah, dan tentunya baik.Ya, meski baru mengenal sosok sang Kakak belum lama ini, namun Suci yakin bahwa Dandi adalah lelaki yang baik dan itu terbukti dari kesetiaan Dandi mendampingi Adiba istrinya menjalani pengobatan di luar negeri.Meski kini kondisi kesehatan Adiba sudah jauh lebih baik, namun yang Suci tahu, akibat menjalani kemotherapi dan pengobatan lain di Singapura sejauh ini, sangat mempengaruhi perubahan fisik Adib
JasmineKamu kemana Mars?Aku cari-cari kamu di rumah sakit tapi nggak ada.Adrian harus dirawat, aku menginap di rumah sakit.Saat itu, Mars baru saja selesai bersih-bersih.Masih dengan keadaan tubuh atasnya yang shirtless, Mars melempar kembali ponsel di tangannya usai membaca pesan dari Jasmine.Kini, Mars sudah ada di rumah Kinong.Rumah lama yang dulu sempat menjadi tempat tinggalnya juga saat dia diusir oleh pemilik kontrakan karena tak mampu membayar.Sejak Kinong mengetahui latar belakang keluarganya yang asli di mana dirinya ternyata memiliki seorang adik perempuan, Kinong pun memutuskan pindah ke rumah baru yang sampai detik ini belum Mars ketahui lokasinya karena Kinong yang memang belum memberitahunya.Jadilah, rumah lama Kinong sekarang dialihkan sebagai kantor cabang Hotel Butterfly jika ada rapat-rapat dadakan dengan para penanam modal.Masih dengan rambutnya yang basah, usai berpakaian lengkap, Mars beranjak ke pantry untuk mengambil minum karena dia hendak minum obat
"Siapa? Antariksa?" pekik Suci terkaget-kaget."Ya, namanya Antariksa. Panggilannya, Atta. Dia manager operasional di Hotel Kakak di Puncak, lulusan S2 management bisnis," jawab Kinong a.k.a Dandi setelah dirinya mulai membuka percakapan dalam misi perjodohannya dengan Suci, meski harus sedikit berbohong dengan ucapannya, Dandi bahkan tak perduli.Jangankan S2, S1 aja, Mars belum lulus, hahaha...Gumam lelaki itu dalam hati.Saat itu, Suci yang memang sudah sehat setelah dua minggu berlalu pasca persalinan cesarnya, tampak merapikan pakaian si kecil ke lemari. Mereka baru saja pulang dari rumah sakit untuk check up jahitan."Kakak ini ada-ada aja sih, pake jodoh-jodohan segala. Ya, kalau cuma sekadar kenalan biasa sih Suci mau, tapi untuk dijodohin, NO-NO-NO! Oke?" tegas Suci dengan gelengan kepala tiga kali mengikuti kata No yang dia ucapkan."Ya, soal jodoh kan itu udah rahasia yang Maha Kuasa, semua emang bermula dari perkenalan, Suci cantik," ujar Kinong dengan rayuan mautnya. "Bt
Ini hari pertama Dandi kembali meninjau beberapa perusahaan milik keluarga Diningrat yang memang sejauh ini diawasi oleh Suci dan Frans.Setelah berkeliling Jakarta, mendatangi satu persatu perusahaan milik keluarganya, kini waktunya Dandi bertolak munuju puncak untuk meninjau keadaan Hotel yang selama ini dikelola oleh Mars.Hotel Butterfly milik Dandi berkembang pesat dan ramai pengunjung setiap harinya. Semua karena harga yang mereka tawarkan untuk para pengunjung relatif murah dengan segala fasilitas mewah kelas atas yang mencukupi.Belum lagi soal pelayanan yang oke punya dan beberapa menu makanan yang memang berbeda rasa dari yang lain, di mana salah satunya adalah menu nasi goreng Planet usungan Mars di Kafe Butterfly.Menu Nasi Goreng Planet laris manis setiap hari dan menjadi menu favorit bagi para pengunjung hotel.Bahkan tak tanggung-tanggung, omset penjualan nasi goreng Planet kadang melebihi omset yang diperoleh dari omset utama Hotel di penginapan.Hari itu, Dandi didamp
Sore itu, karena waktu bekerja Jasmine sudah selesai, lalu Jasmine pamit izin pulang pada Suci, tanpa disangka, Suci justru malah ingin ikut dengan Jasmine untuk mampir ke kost-kostan Jasmine yang letaknya tak jauh dari area Hotel.Saat itu, Suci hanya meminta izin pada Dandi melalui pesan singkat yang dia kirimkan pada sang Kakak.Merasa suntuk setelah seharian ini terus bekerja, Suci hanya ingin mencari angin segar di luar. Menikmati pesona alam puncak lebih dekat.Sebelum pulang, Jasmine sempat mengajak Suci mampir ke resto Hotel, karena Jasmine hendak memesan nasi goreng Planet untuk menu makan malamnya nanti."Biasanya kalau udah di kostan, gue males keluar. Apalagi kalau udah malem di sini tuh dingin banget kan, makanya gue langsung sekalian beli makan aja sambil jalan pulang," ucap Jasmine bercerita. "Btw, lo juga udah gue pesenin satu porsi, nanti kita makan bareng aja di kostan nasi gorengnya. Yakin deh, lo pasti bakal ketagihan," tambah Jasmine yang memang sangat menyukai na
Setelah mendapat nomor ponsel Tere, lalu Suci menghubungi sang sahabat, kini, setelah satu minggu berlalu pasca mereka mulai kembali berhubungan, Suci dan Tere pun akhirnya memiliki waktu untuk bersua.Bertempat di salah satu mall elit di kawasan Jakarta Pusat, Suci tampak menunggu kedatangan Tere di salah satu restoran cepat saji yang terdapat di dalam mall.Hari ini kebetulan wekkend dan Suci sedang tidak ke kantor. Itulah sebabnya, Suci turut membawa serta baby kembarnya yang kini sudah dia beri nama Yohan dan Yolanda.Meninggalkan Yohan dan Yolanda sejenak bersama para pengasuh yang menjaga mereka di salah satu wahana bermain khusus bayi, Suci meluangkan waktu untuk bertemu dengan Tere.Setelah kurang lebih lima belas menit menunggu, akhirnya Tere pun datang juga.Melihat kondisi Tere yang tengah mengandung, Suci jelas terpekik girang."Ya ampun, Re? Lo isi? Berapa bulan?" tanya Suci antusias."Jalan enam," jawab Tere sumringah usai dirinya dan Suci saling cipika-cipiki dan berpel
Rencana Dandi untuk mempertemukan Suci dengan Mars gagal hari itu, dikarenakan Suci yang tak kunjung muncul ke ruang kerja Dandi.Nyatanya, Suci malah mampir ke kost-kostan Jasmine, yang baru Dandi ketahui adalah teman kuliah Suci dulu.Jadilah, Dandi pun kini harus kembali memutar otak mencari waktu yang tepat untuk mempertemukan kembali Suci dengan Mars secara kebetulan, karena Suci yang memang terus saja berkelit setiap kali Dandi mengajak sang adik menemui Mars.Dan kedekatan yang terjalin di antara Suci dengan Gio akhir-akhir ini justru membuat Dandi jadi semakin pusing tujuh keliling.Alhasil, usai berembuk bersama Adiba dan Frans, akhirnya, Dandi dkk memutuskan untuk mempertemukan Mars dan Suci di acara makan malam keluarga di mana Dandi dan Adiba hendak merayakan anniversary pernikahan mereka.Menyiapkan segalanya dengan matang, Dandi tentu tak ingin rencananya kali ini gagal lagi.Lelaki itu bahkan rela mengeluarkan kocek dengan jumlah fantastis hanya untuk menyewa sebuah res
Flashback On..."Sebelum kita pulang ke Indonesia, aku mau memberi sesuatu untukmu sebagai hadiah bulan madu kita, Suci," ucap Mars saat dirinya dan Suci menikmati detik-detik terakhir mereka di tepi pantai Maldives yang indah.Saat itu, dua jam sebelum kepulangan mereka kembali ke tanah air.Suci meraba wajah Mars sambil tersenyum."Emang kamu punya hadiah apa buat aku, sih?" tanya Suci penasaran.Mars menatap benda di tangannya.Benda yang dibelinya tadi, saat mengantar Roger membeli oleh-oleh di Club Med Kani Maldives.Setiap weekend, di tempat ini akan digelar 'pasar dadakan'. Semacam pasar tradisional yang berada di dalam resornya dan penduduk lokal akan menjajakan berbagai suvenir di sana.Awalnya, Mars sudah memegang beberapa souvenir, salah satunya sebuah kalung cantik yang terbuat dari kerang, lalu masih banyak lagi suvenir-suvenir lainnya yang unik dengan beragam bentuk. Ada magnet kulkas, hiasan, mug, kaos, gelang, ukiran kayu dan lain-lain. Tapi, semua barang-barang itu te
SATU MINGGU KEMUDIAN...Di Sebuah Lapas Khusus Narapidana Dengan Gangguan Jiwa."Napi 205, ada tamu," ucap salah satu petugas lapas wanita.Seorang wanita berseragam narapidana keluar dari selnya dengan penjagaan ketat dua polwan di sisi kanan dan kirinya.Memasuki sebuah ruangan khusus yang biasa digunakan polisi untuk menginterogasi tersangka pelaku kriminal, Hanni melihat sudah ada wanita lain yang duduk di salah satu kursi di dalam ruangan tersebut.Dan Hanni jelas mengenal siapa wanita itu."Aku harap, kedatanganmu ke sini membawa kabar baik, Jasmine," ucap Hanni begitu dirinya didudukkan oleh dua petugas lapas yang mengawalnya tadi.Jasmine tersenyum tipis, meski tak menutupi tatapan tajam sarat kebencian yang dia tujukan pada wanita gila di hadapannya itu."Ya, kabar baiknya adalah, ini..." Jasmine menyodorkan sebuah foto dirinya dan Venus serta Adrian yang tengah tersenyum ke kamera sambil berpelukan. Saat itu, Venus masih berada di ruang rawat rumah sakit. Mereka berfoto di s
Flashback off...Jakarta, Desember 20xxSeharian itu hujan turun dengan sangat deras membasahi bumi Jakarta.Seorang gadis yang baru saja selesai mengikuti ospek di kampus tampak berlari kecil ke arah lapangan parkir kampus di mana dia memarkirkan kendaraannya di sana.Mendapati ban mobilnya yang bocor, Suci mengesah berat."Duh, gue kan harus pulang cepet hari ini, udah janjian ketemu sama Om Frans, mana besok dia mau berangkat ke Australi lagi! Huft, sial banget, sih! Udah ujan, pake bocor lagi ban mobil!" Keluh Suci bermonolog.Akibat dirinya terlalu cantik, tentunya banyak seniornya di kampus yang kepincut padanya, itulah sebabnya, Suci jadi pulang telat dikarenakan ada beberapa kakak kelasnya yang memberikan Suci tugas tambahan di kelas dengan harapan bisa mengenal sosok Suci lebih jauh.Meski pada akhirnya, tak ada satu pun dari mereka yang berhasil menarik perhatian Suci."Kalo naik busway jam segini keburu nggak ya jam tujuh sampe ke kantornya Om Frans?" Suci menoleh jam di ta
Suci dan Adrian sama-sama tersadar dari pingsan saat seember air disiram oleh Hanni ke tubuh mereka.Gelagapan, si kecil Adrian tampak meringis merasakan kepalanya yang sakit dan tubuhnya yang mendadak dingin tersiram air."Kakek..." Gumam bocah itu dengan kedua bola matanya yang terus mengerjap terkena tetesan air dari atas kepalanya.Sebuah remasan di kepala Adrian membuat bola mata bocah berusia lima tahun itu melotot seketika, mendapati wajah asing seorang wanita dengan dandanannya yang menakutkan, Adrian jelas ketakutan."Ka-kamu siapa?" tanya Adrian yang langsung menangis. "Mana kakek... Kakek...""Cengeng! Nggak usah nangis! Kalau kamu terus nangis, nanti Tante bakar kulit kamu, mau?"Dibentak seperti itu, bukannya mereda, tangis Adrian justru semakin menjadi-jadi.Sementara itu, Suci yang kesadarannya pun mulai pulih, menjadi terkejut saat mendengar suara tamparan keras yang dilayangkan Hanni di wajah Adrian yang berada di sisinya.Suci menoleh masih dengan kepalanya yang pusi
Mars, Dandi dan Adiba sudah di kantor polisi setelah sore tadi, Adiba memberitahu bahwa Suci hilang saat mereka masih berada di dalam mall.Dan dari hasil rekaman CCTV Mall yang sudah diperiksa pihak kepolisian, mereka menyimpulkan bahwa kemungkinan besar, wanita yang mengenakan seragam cleaning service itulah yang membawa Suci di dalam plastik sampah karena jeda waktu dirinya keluar dari toilet, hanya berbeda beberapa menit setelah Suci memasuki toilet tersebut.Setelah memanggil seluruh Cleaning service yang bekerja di dalam Mall tersebut dan menginterogasinya satu persatu, diketahuilah bahwa salah satu cleaning service di sana sempat diserang oleh orang tak dikenal hingga dia tak sadarkan diri dan tubuhnya dibawa masuk ke dalam salah satu bilik toilet wanita dalam keadaan pingsan."Saat saya bangun, seragam cleaning service saya sudah hilang, Pak. Saya hanya mengenakan pakaian dalam saja, makanya saya nggak berani keluar sampai ada teman yang masuk ke toilet itu tadi." aku sang pet
Impian standar dari seorang perempuan adalah memiliki keluarga yang bahagia melalui jalan pernikahan.Itulah impian sederhana yang Suci miliki sejak kecil saat sang Ibunda bertanya padanya, mengenai cita-cita sang putri terkasihnya itu.*"Kalau sudah besar nanti, Suci mau jadi apa?" tanya Furi sambil mengepang rambut Suci yang tebal dan panjang."Suci mau jadi kayak Mama, seorang Ibu yang baik untuk anaknya dan istri yang baik untuk suaminya."*Itulah kurang lebihnya hal yang Suci inginkan di masa kecil.Hal yang akhirnya terwujud setelah dirinya harus melewati beribu rintangan dan cobaan hebat yang menerpa kehidupannya sejauh ini.Pernikahannya dengan Mars yang berlangsung meriah cukup menjadi bukti betapa bahagianya kehidupan yang Suci dan Mars jalani saat ini.Memutuskan untuk tidak lagi mengurus perusahaan, Suci menyerahkan seluruh kepengurusan perusahaan yang dipegangnya pada sang suami.Meski awalnya Mars sempat menolak karena dirinya yang memang awam akan semua pekerjaan itu,
"Aku ke sini, karena ingin bertanggung jawab atas perbuatanku padamu, juga pada Adrian," ucap Venus begitu dirinya dan Jasmine kini sudah berada di teras kediaman Yuda, ayah Jasmine.Masih memasang wajah angkuh, bahkan dalam ketidakberdayaannya sekarang, Jasmine masih saja merasa gengsi jika harus kembali bergantung dengan Venus, karena yang dia tahu, hidup Venus pun sekarang susah setelah lelaki itu dibuang dari keluarga Diningrat."Aku memiliki sedikit tabungan, mungkin bisa digunakan untuk biaya pernikahan kita, Jasmine," ucap Venus lagi meski sampai detik ini, Jasmine tetap saja membisu."Ini amanat dari almarhum Papaku, beliau ingin aku membawa dirimu dan Adrian pulang ke desa, tinggal bersamaku di rumahnya, mengurus perkebunan dan peternakan yang Papa berikan padaku," tambah Venus lagi."Apa kamu bersedia Jasmine?" tanya Venus kemudian dengan segala harapan bahwa dengan hidup bersama Jasmine, Venus bisa melupakan perasaannya terhadap Suci yang semakin hari semakin membuatnya ter
BEBERAPA BULAN KEMUDIAN...Waktu berlalu begitu cepat.Musim berganti, meninggalkan banyak cerita, manis dan pahit.Cerita tentang kehilangan, kesedihan dan penyesalan. Juga, cerita tentang kebahagiaan atas berkumpulnya kembali keluarga yang telah lama terpisahkan.Suci dengan Dandi, kakak kandungnya, serta Venus dengan Raditya yang merupakan Ayah kandungnya, meski, Raditya akhirnya berpulang tak lama setelah pertemuannya dengan sang anak.Raditya wafat dalam tenang setelah dirinya menceritakan semua kisah masa lalu rumit yang dia alami dahulu, yakni mengenai alasan mengapa dia bisa dengan tega memberikan Venus pada keluarga Diningrat.Pada akhirnya, semua rahasia terungkap, termasuk siapa sebenarnya orang tua kandung Hanni yang juga tak luput dari cerita Raditya pada Venus.Kini, hidup Venus tenang di desa.Meski, dirinya masih saja terngiang-ngiang akan amanat yang diberikan Raditya sebelum sang Ayah berpulang, agar Venus lekas menyelesaikan masalah masa lalunya dengan wanita bernam
Seorang wanita dengan pakaian lusuhnya tampak memasuki sebuah mobil mewah yang dia parkirkan di lahan parkir sepi.Mengganti pakaian lusuhnya dengan pakaian yang lebih bagus dan seksi, wanita itu membersihkan noda di wajahnya dan bermake up layaknya wanita kelas atas.Dengan pulasan make up tebal dan lipstik merah menyalanya, wanita itu tersenyum tipis saat ingatannya kembali teringat pada aksi sandiwaranya saat dia berusaha menarik simpatik lelaki bernama Dandi di kantor polisi tadi.Berkat air mata palsu dan ketidak berdayaannya, Hanni berhasil membuat Dandi percaya dengan apa yang dia katakan, lalu membebaskannya dari tahanan dan tak sampai di situ, bahkan Dandi berjanji, akan segera menghubungi Hanni jika dirinya mendapat kabar mengenai keberadaan Venus saat ini.Malam itu, Hanni melajukan kendaraan mewah milik seorang lelaki paruh baya yang sudah berhasil dia tipu setelah dia memasang badan di hadapan lelaki bodoh haus belaian itu.Seperti halnya yang sudah dia lakukan di Swiss d