"Apa yang terjadi sayang? Kenapa kamu sampai dicampakkan oleh mereka?" tanya Bu Ranti kepada anak sulungnya itu. "Mereka bilang Eka hanya beban untuk mereka, Ma, dan Mas Fatih selingkuh dengan teman Eka." Eka menunduk menjawab pertanyaan sang Ibunda. "Mereka juga menghina Eka, kalau Eka ini gendut dan juga item. Bisanya cuma makan doang.""Padahal Eka gendut juga karena sedang menyusui Nayra yang sudah terbukti anak kandungnya."Eka terus saja terisak menceritakan kepedihan dirinya selama menjadi istri dari Fatih. "Bi, tolong bawa Nayra ke kamar ya. Ajak dia mainan." Pak Hendri memerintah Bu Marni. Bi Marni yang mengerti akan keadaan pun segera membawa Nayra ke kamar yang dulunya ditempati oleh anak majikannya itu. "Kurang ajar memang itu si Fatih!" Pak Hendri berang mendengar penuturan dari Eka. Ia menggebrak meja yang ada di depannya hingga minuman yang tersaji hampir saja tumpah. "Sabar Pa," ucap Bu Ranti menenangkan suaminya. "Ini semua salah Eka Ma, Pa. Coba saja kalau dul
"Awalnya sih aku kasihan, Bu, apalagi udah ada Nayra tapi kok dia tadi itu kurang ajar sih soalnya. Padahal kalau dia mau rela dimadu hidupnya akan enak. Eh malah sok keras. Yaudah deh aku talak aja sekalian habisnya kesel sih. Eh rapi apa Ibu tau dia pergi kemana?""Dia sih bilangnya mau pergi ke rumah orang tuanya.""Huh, dia kira akan diterima lagi apa sama orang tuanya? Dia kan udah dibuang sama keluarganya.""Ya kita lihat aja paling juga nanti dia bakal balik lagi ke sini.""Terus kalau dia balik ke sini lagi apa kita mau terima?""Terima saja asalkan dia mau beres-beres rumah dan melakukan semua tugas.""Hemm boleh juga tuh, Bu. Yaudah deh, Bu, aku mau tidur dulu. Soalnya capek, besok aku harus ke showroomnya Selena lagi.""Ya ya, istirahatlah. Ibu mau makan dulu." Bu Nuri pun melahap makanan yang dibawa oleh Fatih dengan lahapnya. ***Huek. Huek. Kinan yang sedang menyiapkan dagangannya dan sedang membuat bumbu mendadak mual saat ia membuka bumbu untuk adonan daging ayam ya
Setelah itu Andra dan Kinan menebus resep yang diberikan dokter. Sembari menunggu resepnya selesai Andra dan juga Kinan menunggu di kursi tunggu yang sudah disediakan. "Terimakasih Sayang, terimakasih kamu sudah kasih hadiah terindah untukku," ucap Andra mengusap lembut kepala Kinan yang menyandar di bahu Andra. Kinan yang masih merasakan lemas dan mual hanya bisa tersenyum dan mengangguk lemah menanggapi ucapan Andra. "Mulai sekarang kamu nggak usah capek-capek ya, biar aku saja yang jaga gerai. Kamu istirahat saja di rumah.""Tapi, Mas, nanti kalau kamu kewalahan gimana?""Nggak akan, Sayang, kalau perlu nanti Mas cari karyawan buat bantu-bantu."Saat mereka asyik berbincang tiba-tiba saja ponsel Kinan berdering. Ia lalu merogoh handphone nya yang berada di dalam tas. Melihat siapa yang menelponnya. "Siapa, Sayang?""Laras, Mas.""Coba angkat gih," titah Andra. "Halo, Laras?""Gerai nggak buka, Nan?""Aku lagi di rumah sakit nih, Ras," ucap Kinan menoleh ke arah sang suami. "K
Setelah Kinan selesai dengan mual-mualnya, Andra memapah Kinan menuju kamarnya. Kinan berbaring di kasur yang biasa ia dan Andra tidur. "Aku .… " Kinan menjeda ucapannya membuat sang kakak penasaran. "Kamu kenapa, Nan? Buruan napa nggak usah buat orang penasaran!" Akmal merengut karena ia tahu sedang digoda sang adik. "Aku … hamil Mas. Di sini ada keponakan kamu," ucap Kinan sembari mengelus-elus perutnya. "Iya kah? Wah, selamat ya, Nan. Sebentar lagi kamu akan jadi Ibu." Laras tersenyum bahagia mendengar calon adik iparnya itu tengah hamil. "Gimana kalau kita rayakan kebahagiaan ini? Kita makan-makan yuk. Katanya Mas Akmal sama Laras mau cari souvenir? Sekalian aja kita pergi makan-makan. Gimana?" ucap Andra dengan antusias. "Wah ide bagus itu, Mas, kebetulan aku lagi kepengen makan daging-daging gitu. Gimana kalau kita makan all you can eat?" ucap Kinan dengan mata berbinar membayangkan ia memakan daging. "Ya sudah yuk sekarang aja. Eh tapi kamu kuat kan jalannya? Mumpung pas
"Oh iya ya ampun sampe lupa tunggu sebentar ya biar Selena minta karyawan Selena buat pesankan dulu minumannya.""Sekalian cemilannya juga ya.""Baik, Bu." Bu Nuri pun duduk dengan wajah sumringah. Ia sudah membayangkan jika sebentar lagi akan menjadi orang kaya yang sesungguhnya. Nanti jika Fatih dan Selena sudah menikah maka Bu Nuri akan meminta untuk tinggal di rumah sang menantu atau kalau tidak minimal Selena mau membelikannya rumah. Yah, gak terlalu muluk-muluk karena tidak usah terlalu besar pun tidak masalah yang terpenting sertifikat itu atas namanya sendiri. Jadi dia tidak usah pusing-pusing memikirkan uang untuk membayar kontrakan setiap bulannya itu. "Ini, Bu, Mas, minuman dan cemilan nya. Jadi, ada hal penting apa sampai membuat Ibu harus ikut datang ke sini? Biasanya kan hanya Mas Fatih aja yang ke sini.""Jadi Ibu ke sini nemenin Fatih itu mau melamarkan kamu untuk dia."Mata Selena membulat karena tidak menyangka akan secepat itu. "Tapi, Bu, aku sudah pernah bicara s
Satu minggu berlalu dari kedatangan Eka di rumah kedua orang tuanya. Kini penampilan Eka sedikit berubah meski baru satu minggu dia tinggal bersama orang tuanya tapi sudah ada perubahan yang signifikan. Ini berkat Eka yang melakukan diet ketat dan juga perawatan ke klinik kecantikan ternama di kotanya juga memakai skincare rutin. Sehingga hanya dalam waktu satu minggu saja sudah ada perubahan. "Pagi, Mama, Pagi, Pa. Wah aromanya enak banget lagi sarapan apa nih?" Eka menyapa kedua orang tuanya yang sudah berada di meja makan dengan sarapan di piring mereka masing-masing. sedangkan Nayra masih tidur di kamarnya sendiri. Yah, semenjak tinggal di rumah orang tua Eka, Nayra memang diberikan kamar sendiri. Mereka menerapkan sleep trainer pada Nayra agar bocah tersebut bisa tidur sendiri tsnpa harus didampingi lagi oleh orang tuanya. Orang tua Eka juga menyewa seorang baby sitter untuk membantu menjaga Nayra di saat Eka dan Mamanya sibuk. Yah, kesibukan Eka sekarang selain memperbaiki di
"Kamu buat showroom juga di sebelah showroomnya dia dan kasih harga yang jauh lebih murah dari harga yang dia berikan. Dengan begitu para pelanggan di showroom dia akan beralih semua ke tempatmu. Dan lagi kamu bisa sekalian menunjukkan pada mereka kalau mereka telah salah menghinamu dan merendahkanmu. Gimana? Oke kan ide, Papa?""Hmmm, boleh juga tuh Pah. Kebetulan aku tau tepat di seberang jalan itu ada tempat kosong yang disewakan. Nah kebetulan banget kan kita bisa sewa di sana.""Wah kebetulan banget dong kalau gitu. Papa juga punya kenalan yang punya showroom. Nanti Papa coba tanya-tanya sama dia.""Duuuuh, Mama nggak sabar deh Pah melihat perempuan kegatelan itu bangkrut." Bu Ranti terlihat bersemangat untuk menghancurkan usaha yang dimiliki Selena. Bu Ranti amat geram dengan Selena, lantaran Selena membuat hancur rumah tangga anak kesayangannya itu. Eka sedari tadi hanya tersenyum melihat Pak Hendri dan Bu Ranti begitu semangat membantu dirinya bangkit kembali. "Oh iya, Sayan
Betapa bangganya Fatih menaiki mobil yang terkesan gagah dan mewah itu. Memanglah ia tak salah pilih pasangan kali ini. Masalah wajah yang tidak secantik Eka tak masalah baginya asalkan rekeningnya yang cantik. Belasan menit Fatih dan Selena berada di jalan raya sembari sesekali kedua sejoli itu bercanda dan menggenggam tangan saat mobil berhenti di lampu merah. Tidak membutuhkan waktu lama setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua puluh menit akhirnya Selena dan juga Fatih sampai di Mall yang mereka tuju. Mereka pun masuk ke dalam Mall sembari bergandengan tangan. Truk aja gandengan, masa mereka enggak? "Kita mau kemana dulu nih, Sayang?""Emm sepertinya kita ke butik dulu deh, Mas, buat beli baju, buat Ibu juga biar pas hari H tampil cantik.""Kamu memang calon menantu dan calon istri idaman. Aku gak salah telah memilihmu." Fatih menoel mesra dagu Selena. Keduanya tidak risih sama sekali melakukan hal itu meski di tempat umum yang banyak orang berlalu lalang. Fatih dan Selena
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUHari yang dinanti-nantikan oleh semua orang pun tiba. Kinan berkali-kali melihat jam, memastikan kapan waktu yang tepat baginya untuk menyuruh semua orang yang sedang sarapan itu untuk berkemas.Di sisi lain, dia tidak sabar untuk segera melihat orang-orang itu bergegas berangkat, tapi di sisi lainnya, Kinan tidak enak hati untuk membuat semuanya jadi tidak bisa menikmati makanannya.Andra yang peka terhadap air muka istrinya yang cemas itu pun menyudahi acara makannya dan mencuci kedua tangannya. "Sayang?" panggil pria tampan itu sambil meletakkan kedua tangannya di bahu Kinan dari belakang."Eh?!" respon Kinan terkejut. "Maaf udah ngagetin kamu, ya," ucap Andra. Kinan membalik badannya dan menggelengkan kepalanya seraya tersenyum. "Nggak apa-apa, kok," ucap perempuan itu lirih "Nggak apa-apa kok keliatan cemas gitu? Kenapa, Sayang?" tanya Andra dengan penuh kesabaran.Sebenarnya, dari gerak-gerik sang istri, Andra itu sudah tahu bahwa pasti Kinan seda
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUWajah Selena begitu geram. Digelandang masuk ke dalam mobil polisi bersama dengan dua orang yang membuatnya naik pitam itu rasanya seperti disuruh memakan makanan kotor yang ingin segera dimuntahkan keluar sampai habis.Sejak dikawal menuju ke mobil polisi, Selena terus memperhatikan dua mobil polisi yang berada di belakang.Dia melihat Fredy yang memasuki satu mobil polisi dan Jane memasuki satu mobil lainnya. Di dalam mobil, baik Jane maupun Fredy diapit oleh dua orang petugas kepolisian di kanan dan kiri mereka. "Masuk Nyonya! Kami tidak mau bertindak kasar pada anda. Jadi tolong bersikap kooperatif pada kami."Seorang anggota kepolisian yang berdiri di belakangnya dan sedang memperhatikannya dengan tatapan kesal tampak mulai kehilangan kesabarannya melihat Selena yang berdiri di depan pintu mobil sejak tadi sambil memperhatikan dua mobil polisi lainnya yang juga membawa dua orang yang telah menimbulkan keributan tadi, tanpa berniat untuk masuk ke dala
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUKeesokan harinya, Fatih berniat mengajak Andra untuk pergi ke showroomnya guna mewujudkan apa saja yang telah mereka bahas kemarin malam. Kebetulan dia juga sudah membuat janji dengan salah satu supplier truck yang menyediakan jasa modifikasi food truck.Eka yang mendengar obrolan keduanya pun segera berjalan menyambangi Fatih dan Andra untuk kemudian kembali mengutarakan keinginan yang tiba-tiba terlintas di pikiran."Boleh aku ikut membahasnya bersama dengan kalian?" tanya Eka sedikit basa-basi. Fatih dan Andra pun bersamaan menoleh akibat kedatangan Eka yang menurut mereka begitu tiba-tiba."Memang sudah seharusnya seperti itu, kan?" balas Fatih seraya tersenyum dan menggeleng pelan dengan pertanyaan aneh sang istri."Sepertinya nanti kami sangat butuh saran-saran lain darimu," jawab Andra yang juga tak luput dengan senyumannya."Aku juga mau ikut!" seru Kinan yang juga baru saja datang. Andra yang mendengar itu pun menaikkan sebelah alisnya sekilas."Ak
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUSepasang mata itu mulai menyipit, memandang ke arah sepasang pria yang begitu ia kenal dengan baik tengah berduaan.Kerutan pada kening Selena bahkan mulai bermunculan ...."F-fredi?? S-siapa yang duduk dengannya??"Seketika, rasa sesak di dadanya kian hebat, debaran jantungnya kini berdetak tak karuan, amarah yang kian mencuat bahkan tangan terkepal sempurna, mendapati sang pujaan hati tengah menjalin kasih dengan wanita lain.Betapa tidak? Fredi terlihat tengah asyik berduaan dengan sosok wanita berpenampilan hedon, beberapa perhiasan mahal menghiasi kedua pergelangan tangan, jari jemari, leher dan juga sepasang telinganya.Selena benar-benar dibuat geleng-geleng kepala melihat kemesraan yang terjadi saat ini."Ck! Sialan, bisa-bisanya dia melakukan ini padaku."Saat itu pula amarahnya mulai meledak! Tanpa berpikir panjang wanita itu lekas melangkahkan kaki menghampiri mera Fredy."Ah! Kamu bisa aja, Say.""Serius Jane, kamu benar-benar terlihat cantik se
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUSelena menghentakkan kakinya dengan perasaan kesal. Wajahnya tampak masam terlihat. Ia juga heran kenapa Fatih dan juga Eka tidak mau menggubrisnya lebih jauh. Karena sudah diabaikan begitu saja, Selena pun pada akhirnya memutuskan untuk pergi. Rasa kesal yang ia rasakan masih juga belum surut. Sepanjang jalan, ia terus mengomel tak jelas. Tentunya merutuk pasangan suami istri tersebut.Sejak perceraian itu, Selena sudah tak mau menganggap Eka sebagai teman lagi. Karena menurutnya, Eka adalah wanita perusak kebahagiaannya. Padahal jika ditelisik dari fakta, justru dialah wanita yang merebut kebahagiaan sahabatnya sendiri.“Kenapa sampai sekarang aku tidak bisa melupakan Fatih, ya? Padahal aku sudah dapat pengganti yang tampan seperti Fredy,” keluh Selena dengan suara lirih.Ya, begitulah Selena. Ia masih terkurung dengan dilemanya sendiri. Jika tidak berada di dekat Fatih, ia bisa meredam rasa cintanya. Namun, akan sangat berbeda bila jarak mereka dekat, S
"Kenapa kamu duduk di depanku dan bukannya di sampingku?" Kinan mengernyitkan dahi tak mengerti."Kalau aku duduk di sampingmu, kita memang bisa dekat dan mesra-mesraan. Tapi, kalau aku duduk di depanmu, aku bisa puas liatin kamu. Sambil makan liatin kamu pasti bikin aku makin berselera."Seketika rona merah menjalar di wajah Kinan. Meski telah lama bersama, tetapi mendapat rayuan dari sang Suami tetap saja membuatnya malu dan salah tingkah."Ah, kamu bisa aja, Mas."Andra tersenyum dan berkata, "Makasih ya, Sayang. Udah buat dan bawa bekal buat aku.""Iya, sama-sama. Dimakan dong.""Hm, ini nikmat banget, Sayang. Kamu emang paling jago masak. Rasa masakannya gak ada duanya dan paling enak di dunia ini."Mendapat pujian seperti itu lagi-lagi membuat Kinan merasa senang bercampur malu. Ia senang karena suaminya benar-benar telah berubah menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari sebelumnya."Bicara Mulu, nanti kamu keselek loh.""Ya gak dong, Sayang. Lagian aku kan cuma memuji istriku y
"Masih mau jadi saksi? Ibu liat sendiri kan kalau di sini tertulis nama saya," tunjuk Kinan ke arah tulisan namanya yang berada di bagian bawah tupertuper.Meski Bu Eli sudah berusaha menghentikan aksi Kinan itu, pada akhirnya gagal juga. Situasinya sedang tak berpihak kepada Bu Eli.Bu Ana–saudara Bu Eli dari kampung–terkejut dan sontak memandang Bu Eli, seolah-olah meminta penjelasan. Namun, Bu Eli hanya bisa menunduk dan diam seribu bahasa. Ia benar-benar sangat malu karena ketahuan tupertuper itu bukan miliknya."Kok, kamu gak bilang kalau itu bukan punyamu?!" bisik keluarga Bu Eli dengan penuh penekanan.Kinan cekikikan mendengar perkataan wanita tersebut. "Ya, gimana mau bilang, Bu. Wong tadi udah koar-koar kalau wadah mahal itu kepunyaan dia. Kalau dia jujur, mau taruh di mana mukanya."Kinan tampak tak peduli dengan raut wajah Bu Eli yang sudah berubah merah. Kesal karena Kinan begitu gamblang berbicara. Padahal tadi Bu Lei sudah berkoar-koar tentang betapa mahalnya wadah tem
Bukannya bersyukur mendapat makanan gratis, malah menggerutu tidak jelas. Bu Eli lantas berjalan menuju ke terasnya. Melihat kalau-kalau Kinan masih membagikan makanan dan tetangganya sudah sepi."Kalau masih ada sisa aku mau minta lagi ah."Bu Eli masih mengintip dari rumahnya. Namun, susunan box makanan sudah tidak ada, yang tersisa hanya Eka dan Kinan yang masih berada di teras rumahnya."Eh, masih ada kotak yang dipegang si Kinan dan iparnya. Samperin, ah." Bu Eli pun bergegas menuju ke rumah Kinan."Kinan!""Iya, kenapa, Bu Eli?""Acara bagi-bagi makanannya udah selesai?""Iya, emangnya kenapa, Bu?""Siap tahu makanannya masih sisa, kan kasian nanti bisa mubazir. Kalau makanannya sisa dan basi kan jatuhnya malah dosa bukannya dapat pahala. Seperti itu," tunjuk Bu Eli ke arah kotak yang dipegang Kinan."Wah, benar-benar gak tahu malu ya tetanggamu ini Kinan. Heh, Bu Eli! Kotak yang dipegang Kinan itu untuk makan siangnya. Malah mau minta juga. Tadi kan Bu Eli udah dapat.""Halah,
Hari itu Kinan mengadakan sedekah jumat seperti biasa. Makanan yang akan dibagikan sudah tersusun rapi di teras rumah agar lebih mudah dibagikan nanti. Ia tidak sibuk di dapur, karena yang akan dibagikan adalah makanan dari gerai."Semuanya sudah turun semua, Sayang," ucap Andra kepada Kinan setelah menurunkan kotak terakhir."Terima kasih, Sayang." Kinan tersenyum hangat ke arah sang Suami."Kita bagikan selepas Jumat atau sebelum?" Eka memastikan."Sebelum Jumat aja. Mbak jadi kan bantuin aku? Soalnya Mas Andra mau balik ke gerai lagi."Yah, Eka memang sengaja datang hari itu. Ia diminta tolong oleh Bu Nuri untuk mengantarkan rujak buatan ibu mertuanya itu untuk Kinan. Bu Nuri sengaja bikin karena Kinan sedang mengandung. Bahagia hati Kinan karena kini mertua dan iparnya bisa akur dengan dirinya. "Jadi dong."Setelah kepergian Andra kembali ke gerai, Kinan dan Eka kembali menghitung ulang jumlah makanan yang akan mereka bagikan. Totalnya ada seratus lima puluh box. Namun, ada yang