Satu minggu berlalu dari kedatangan Eka di rumah kedua orang tuanya. Kini penampilan Eka sedikit berubah meski baru satu minggu dia tinggal bersama orang tuanya tapi sudah ada perubahan yang signifikan. Ini berkat Eka yang melakukan diet ketat dan juga perawatan ke klinik kecantikan ternama di kotanya juga memakai skincare rutin. Sehingga hanya dalam waktu satu minggu saja sudah ada perubahan. "Pagi, Mama, Pagi, Pa. Wah aromanya enak banget lagi sarapan apa nih?" Eka menyapa kedua orang tuanya yang sudah berada di meja makan dengan sarapan di piring mereka masing-masing. sedangkan Nayra masih tidur di kamarnya sendiri. Yah, semenjak tinggal di rumah orang tua Eka, Nayra memang diberikan kamar sendiri. Mereka menerapkan sleep trainer pada Nayra agar bocah tersebut bisa tidur sendiri tsnpa harus didampingi lagi oleh orang tuanya. Orang tua Eka juga menyewa seorang baby sitter untuk membantu menjaga Nayra di saat Eka dan Mamanya sibuk. Yah, kesibukan Eka sekarang selain memperbaiki di
"Kamu buat showroom juga di sebelah showroomnya dia dan kasih harga yang jauh lebih murah dari harga yang dia berikan. Dengan begitu para pelanggan di showroom dia akan beralih semua ke tempatmu. Dan lagi kamu bisa sekalian menunjukkan pada mereka kalau mereka telah salah menghinamu dan merendahkanmu. Gimana? Oke kan ide, Papa?""Hmmm, boleh juga tuh Pah. Kebetulan aku tau tepat di seberang jalan itu ada tempat kosong yang disewakan. Nah kebetulan banget kan kita bisa sewa di sana.""Wah kebetulan banget dong kalau gitu. Papa juga punya kenalan yang punya showroom. Nanti Papa coba tanya-tanya sama dia.""Duuuuh, Mama nggak sabar deh Pah melihat perempuan kegatelan itu bangkrut." Bu Ranti terlihat bersemangat untuk menghancurkan usaha yang dimiliki Selena. Bu Ranti amat geram dengan Selena, lantaran Selena membuat hancur rumah tangga anak kesayangannya itu. Eka sedari tadi hanya tersenyum melihat Pak Hendri dan Bu Ranti begitu semangat membantu dirinya bangkit kembali. "Oh iya, Sayan
Betapa bangganya Fatih menaiki mobil yang terkesan gagah dan mewah itu. Memanglah ia tak salah pilih pasangan kali ini. Masalah wajah yang tidak secantik Eka tak masalah baginya asalkan rekeningnya yang cantik. Belasan menit Fatih dan Selena berada di jalan raya sembari sesekali kedua sejoli itu bercanda dan menggenggam tangan saat mobil berhenti di lampu merah. Tidak membutuhkan waktu lama setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua puluh menit akhirnya Selena dan juga Fatih sampai di Mall yang mereka tuju. Mereka pun masuk ke dalam Mall sembari bergandengan tangan. Truk aja gandengan, masa mereka enggak? "Kita mau kemana dulu nih, Sayang?""Emm sepertinya kita ke butik dulu deh, Mas, buat beli baju, buat Ibu juga biar pas hari H tampil cantik.""Kamu memang calon menantu dan calon istri idaman. Aku gak salah telah memilihmu." Fatih menoel mesra dagu Selena. Keduanya tidak risih sama sekali melakukan hal itu meski di tempat umum yang banyak orang berlalu lalang. Fatih dan Selena
Keduanya pun saling tertawa bahagia. Begitu juga dengan MUA yang sedang merias Laras itu. Serangkaian acara pada hari pernikahan Laras dan Akmal pun akhirnya berjalan dengan lancar. Baik Laras, Akmal, Kinan maupun Andra akhirnya bisa bernapas lega dengan resminya Laras dan Akmal sebagai sepasang suami dan istri. "Selamat ya, Mas, selamat ya, Ras. Akhirnya kalian sudah resmi." Andra menyalami Laras juga Akmal untuk memberikan selamat pada kedua sejoli itu. "Terimakasih ya, Ndra. Mas juga makasih kamu udah mau berubah untuk Kinan, adiknya, Mas.""Sama-sama, Mas, gimanapun juga aku udah sadar kalau aku ternyata cinta sama Kinan.""Cie-cie roman-romannya ada yang merah nih mukanya. Hahahaha." Laras tergelak karena melihat wajah Kinan yang memerah karena ucapan Andra. "Hust, kamu ini ketawanya jangan kenceng-kenceng. Tuh malu diliatin tamu undangan." Laras pun hanya tersenyum malu-malu ngeong karena memang benar ucapan pria yang baru saja menjadi suaminya itu. ***"Eka, kamu sudah sia
"Hahahaha bercanda aja, Sayang, gak usah manyun begitu. Urusan jodoh kita serahkan sama yang di atas saja ya, Nak. Ya Udah yuk kita berangkat keburu siang."Akhirnya Eka dan juga Bu Ranti bergegas untuk pergi ke pengadilan dan meninggalkan Nayra bersama baby sitter yang sudah disewa oleh Bu Ranti. ***"Sayang, aku gak nyangka deh, akhirnya kita besok susah sah menjadi suami istri. Ugh, aku gak sabar deh untuk segera hidup bersama-sama kamu," ucap Fatih sembari mendaratkan tubuhnya di atas sofa empuk yang ada di showroom Selena. Kedua manusia berbeda jenis itu baru saja pulang dari kegiatan mereka berbelanja kebutuhan menikah besok. Bahkan, di tangan Fatih tadi sudah begitu banyak barang belanjaan yang ia bawa. "Sama, Mas, aku juga gak nyangka besok akan melepas masa lajangku. Aku tuh seneng banget, banget, banget.""Emm jadi besok kita gak ada resepsi kah, Sayang?""Ada dong, tapi ya gak besar-besar. Gak masalah kan?""Sebenarnya gak ada resepsi juga ga masalah kok. Yang penting uda
"Jari dong, memangnya kamu gak mau balas dendam gitu? Ya bukan balas dendam yang gimana tapi biar mantan suami kamu itu merasa menyesal sudah menyia-nyiakan kamu dan anak kamu seperti itu. Sebenarnya memang gak baik ya dendam begitu hanya saja ini bagian dari pemberian pelajaran untuk mantan suami kamu dan selingkuhannya. Agar mereka tidak meremehkan orang lain seenak jidatnya sendiri." "Bener apa kata Papa kamu tuh, Ka. Setidaknya Kita gak ekstrim misalnya menyakiti fisik atau apalah. Kita hanya memberikan pelajaran agar mereka semua melek kalau kamu itu gak sembarangan," timpal Bu Ranti. "Yaudah deh, Eka mah nurut apa kata kalian saja. Anggap saja sebagai penebus semua kesalahan Eka di masa lalu sama kalian." Kedua orang tua Eka pun tersenyum karena sang anak sudah kembali menjadi penurut seperti sebelum ia bertemu dan menjalin hubungan dengan Fatih. "Yasudah sebaiknya sekarang kita tidur. Karena setelah ini kita harus menyiapkan tenaga sebab akan selali berurusan dengan mantan s
Fatih tidak segera menjawab, terlihat masih berpikir tentang perkataan Selena. Jika dia setuju, maka itu artinya sama dengan menumpang hidup enak saja dan tidak bisa menguasai harta Selena nanti."Gimana, Mas? Kalau kamu gak mau tanda tangan dan kita gak jadi nikah, gak apa-apa, kok. Tapi, aku minta Maaf, Mas Fatih harus kembalikan semua uang yang sudah aku keluarkan untuk kamu, Mas. Semuanya tanpa terkecuali, termasuk uang untuk bayar hutang ke debt Kolektor dulu," pungkas Selana tersenyum dengan santai.Fatih yang mendengar ucapan Selena hanya bisa menelan ludah dengan kasar. Semua yang dikatakan Selena memang benarnya dan fakta itu justru membuatnya semakin marah."Kalau kamu setuju, kamu dan ibumu bisa tinggal sama aku. Kita jalani usaha yang sudah aku rintis bersama. Tapi, kalau tidak ...." Selena sengaja menjeda perkataannya untuk melihat reaksi Fatih. "Kamu tahu kan apa yang akan terjadi?"Fatih tahu apa yang akan terjadi, dan karena hal itu ia justru semakin takut. Fatih tid
Sementara itu, selama perjalanan Fatih terlihat begitu lesu. Tidak tahu harus mengatakan apa kepada ibunya saat tiba di rumah nanti.Fatih pulang dengan langkah gontai karena dugaannya tentang Selena yang bisa ia manfaatkan nyatanya salah besar. Kini ia harus memutar otak ekstra kuat untuk menciptakan celah. Agar bisa menguasai harta Selena."Gimana persiapan buat nikahan besok, Fatih?" tanya Bu Nuri saat melihat anaknya sudah di depan rumah.Fatih sendiri tersentak mendengar pertanyaan ibunya. Tanpa sadar ia sudah tiba saja di depan rumahnya. Terlalu banyak berpikir membuatnya tidak menyadari hal itu."Semuanya baik-baik aja kok, Bu. Oke, gak ada masalah," jawab Fatih dengan senyum terpaksa.Sebenarnya ia tidak ingin berbohong kepada wanita yang telah melahirkannya itu, tetapi Fatih tidak punya pilihan lain. Fatih tidak mau berterus-terang karena takut ibunya akan shock mendengar kabar tidak enak yang dibawanya."Kok kamu lesu gitu sih, Fatih? Harusnya kamu semangat karena bahagia do