"Iya, Sayang, hati-hati ya." Selena mengulas senyuman tipisnya dan ia bergegas berangkat kembali ke showroomnya. Setelah memastikan kepergian Selena, Fatih benar-benar bisa bernapas lega. Hampir saja semuanya terbongkar, mulai sekarang Fatih harus lebih berhati-hati karena Selena ternyata tidak sebodoh yang dia kira. Yah, meskipun pada akhirnya nanti ia akan menceraikan Selena. Namun, saat ini belum lah waktunya sebab masih ada beberapa misi yang harus ia selesaikan terlebih dahulu. “Huft, hampir saja ketahuan, hah, kenapa dia pakai pulag segala sih. Aku pikir kalau aku gak masuk kerja dia makan siang di luar. Eh, tapi Ibu kemana ya? Kok dari tadi aku pulang gak liat ada Ibu?” Fatih bergumm. Ia pun menyusuri isi rumah istri barunya itu dan mencari sang ibu.Namun, ia tak mendapatinya. Sejenak Fatih berpikir hingga ia berspekulasi kalau bu Nuri pasti sedang main ke rumah tetangga untuk sekedar berkenalan atau bergosip. Yah, Fatih sangat hapal dengan kebiasaan ibunya itu. Kegiatannya
Memanglah meski sekaya apa pun kita tetap saja harus ramah dan sesekali kumpul sama tetangga. Karena kalau ada apa-apa tetap saja serangga yang terlebih dahulu menolong kan? "Wah, saya malah baru tau kalau dia begitu, Bu. Selama ini sih gak ada memperlihatkan hal kayak begitu. Soalnya saya sama Selena juga baru menikah, Bu." "Lagian kenapa kamu bisa nikah sama dia sih? Dia itu kan dulunya jelek banget tau. Heran aja sekarang bisa cantik begitu.""Halah cantik luar kalau dalamnya buluk juga buat aap." Fatih mendelikkan matanya pada Bu Nuri karena keceplosan membicarakan hal pribadi itu pada Bu Anbar. "Maksud Ibu gimana? Saya lihat itu Atun udah kinclong gitu lho.""Ya iya kinclong luarnya aja. Kalau dalamnya mah kayak bau ikan asin. Tuh tanya saja sama anak saya. Iya kan Fatih?""Bu? Udah ah, gak pantas membicarakan hal pribadi itu.""Biar aja sih. Biar orang juga tau ya meski kayaknya memang udah tau tabiatnya aja begitu kok. Lagian heran yah, orang kok yang dirawat luarnya doang
"Emang ada perjanjiannya, Bu?" tanya Bu Ambar yang membuat Bu Nuri dan Fatih saling pandang. Keduanya lantas menggeleng menjawab pertanyaan Bu Ambar. "Ya kalau gak ada perjanjiannya ngapain takut? Meski ada perjanjiannya juga kalau masalah hutang piutang tetap gak bisa diusut, Bu. Jadi, ngapain Ibu takut kalau dia nagih tinggal jawab aja kan Ibu gak pernah minta.""Eh, bener juga ya apa kata Bu Ambar. Wah kok saya malah baru tau.""Yah, Bu Nuri mah punya ponsel pintar digunakan sebagaimana mestinya dong. Kita kan bisa googling tuh di web untuk informasi yang kita butuhkan.""Apa, Bu? Guling? Guling web apa itu artinya?" Fatih menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gat mendengar jawaban sang Ibu yang terkesan kudet banget. "Astaga Bu Nuri. Bukan guling wrb tapi gugling web. Alias cari informasi di web gitu atau di mbah google. Di sana biasanya banyak informasi apa saja ada sesuai yang kita butuhkan. Saya yakin Mas Fatih pasti tau kan caranya? Nah itu kan bisa dipakai acuan. Saya yakin
TokTokTokPintu rumah kontrakan Kinan dan Andra terdengar diketuk. Kinan dan Andra yang baru saja pulang dari berjalan-jalan pagi karena kebetulan ada acara car free day di dekat rumah mereka membuat Kinan ingin jajan di sana mendadak menoleh ke arah pintu yang terdengar tadi. "Siapa ya, Mas?""Gak tau, Dek.""Yaudah biar aku buka aja, Mas. Kamu kalau mau mandi ya mandi aja gak apa-apa." Andra tersenyum sembari mengelus kepala Kinan. Kinan pun bergegas menuju ke pintu dan membukakannya. Dan ternyata yang datang je rumahnya adalah Bu Eli dengan membawa sebuah mangkuk di tangannya. "Eh, Bu Eli, ada apa ya?""Mbak Kinan ini tadi malam kan saya ada acara arisan keluarga di rumah saya. Nah kebetulan masih ada sisa, ini masih bagus juga sudah saya panaskan. Nih buat Mbak Kinan soalnya saya yakin pasti Mbak Kinan belum pernah makan makanan yang enak ini deh.""Oh terima kasih ya, Bu. Nanti mangkunya akan saya antarkan setelah saya cuci." Kinan mengirim mangkuk berisi sayur yang masih ter
Yah, maklum lah namanya juga orang miskin kan. Cuma penjual ayam geprek pinggiran aja. Paling juga berapa sih ya kan duitnya." Telinga Kinan mendengar ucapan Bu Eli pada teman-temannya itu. Ia merasa panas dan geram. Kinan pun bergegas mendekati dan ….Byur. Kinan menyiramkan kuah soto basi yang ada di dalam mangkok yang dikasih Bu Eli tadi setengah. Sedangkan yang setengahnya lagi sengaja ia sisihkan agar teman-temannya Bu Eli tahu kalau makanan yang ia kasih sudah tidak layak konsumsi. "Apa-apaan kamu Kinan! Dasar kurang ajar!" "Kenapa?! Gak terima! Siapa suruh kamu kasih aku makanan basi ha! Kamu pikir aku tong sampah apa?! Timbang kuah soto basi aja belagunya bukan main. Sok berkoar-koar yang paling dermawan. Cih!""Sialan kamu ya! Brengsek! Kamu memang tong sampah soalnya kamu itu miskin tau gak!""Mbak Kinan kenapa siram Bu Eli pakai itu? Seharusnya terima kasih dong kalau sudah dikasih makanan. Bu Eli itu kan orangnya dermawan jadi gak mungkinlah dia begitu.""Yakin? Kamu bu
"Kinan sialan! Awas aja kamu ya!" "Huh rasakan itu biar dia tau kalau aku si Kinan yang gak bisa dianggap remeh. Seenaknya saja ngasih-ngasih makanan bekas. Dikiranya aku ayam apa." Kinan berjalan pulang sembari bersungut-sungut. Namun, saat di jalan ia berpapasan dnegan Andra. "Lho, Mas, kamu mau kemana?""Lho, Dek? Udah selesai?" Dahi Kinan mengernyit mendapati ucapan Andra. "Apanya yang udah selesai sih, Mas? Aku nih nanya kamu kok malah balik tanya."Andra mnggaruk-garuk kepaalanya yang tidak gatal. "Emm anu, itu, aku kira kamu bakalan perang sama tetangga itu yang ngasih makanan tadi.""Ya emang, udah selesai tapi.""Kok cepet?""Apanya yang cepet sih, Mas? Emangnya kamu berharapnya aku gotok-gotokan sambil guling-gulingan di tanah apa?""Ya, ya bukan begitu, Dek tapi Mas khawatir aja gitu kalau kamu kenapa-napa kan kamu lagi hamil.""Kamu lihat sendiri kan aku gak kenapa-kenapa. Istrimu ini kan wonder woman." Andra mengacak rambut Kinan sembari tersneyim. "kamu itu memang i
"Huft, kalau begini lama-lama aku bisa bangkrut beneran ini." Selena memijit pelipisnya yang terasa berdenyut. Fatih yang melihat hal itu tentu saja segera melancarkan aksinya. Ia membuatkan teh hangat untuk Selena dan tentu saja tak lupa ia campuri juga dengan obat pencahar yang ia beli di toko obat dekat rumahnya tadi. "Semoga ini berhasil dan aku akan segera cerai dengan Selena dan rujuk kembali dengan Eka. Dengan begitu kehidupanku akan jauh lebih baik dari sekarang." Fatih berjalan mendekati di mana Selena duduk yang masih memijat pelipisnya. Fatih pun mendaratkan tubuhnya di sebelah Selena sembari menyodorkan segelas teh hangat itu pada istrinya. "Diminum dulu, Sayang. Kamu sepertinya sedang pusing. Ada apa?" Selena mneyodorkan ponsel yang ia miliki. Fatih menerimanya dan melihat ke layar ponsel itu yang ternyata sebuah data keuangan yang Selena masukkan ke dalam emailnya agar ia mudah mengeceknya kapan saja ia mau. "Ini laporan pendapatan showroom hari ini?""Iya, dan kamu
Brak! Fatih terkejut saat tiba-tiba mendengar suara pintu kamarnya seperti dibanting ia berjingkat dan terduduk dari posisi tidurnya. Lantas ia menoleh ke arah sang istri yang sudah tidak ada di tempat tidurnya. Rupanya Selena terburu-buru ke kamar mandi untuk menuntaskan hajatnya. Fatih menyeringai karena akhirnya rencananya membuat perut Selena mukes-miles pun berhasil. "Yes, aku berhasil setelah ini dia pasti lemas karena aku kasih obat pencaharnya lumayan banyak. Dengan begitu besok aku ke showroom sendirian." Tidak berselang lama Selena kembali ke kamarnya dengan berjalan gontai. Tubuhnya terasa sangat lemas. Serta perutnya yang terasa melilit. Bahkan keringat dingin juga membanjiri dahinya, wajahnya sedikit pucat. Sebenarnya ada rasa tidak tega dalam diri Fatih melihat sang istri yang kesakitan begitu tapi apa mau dikata demi melancarkan usahanya maka ia harus lah tega. Toh Selena juga seorang istri yang tega dengan suami dan mertuanya. Maka itu lah balasan yang setimpal. Begi
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUHari yang dinanti-nantikan oleh semua orang pun tiba. Kinan berkali-kali melihat jam, memastikan kapan waktu yang tepat baginya untuk menyuruh semua orang yang sedang sarapan itu untuk berkemas.Di sisi lain, dia tidak sabar untuk segera melihat orang-orang itu bergegas berangkat, tapi di sisi lainnya, Kinan tidak enak hati untuk membuat semuanya jadi tidak bisa menikmati makanannya.Andra yang peka terhadap air muka istrinya yang cemas itu pun menyudahi acara makannya dan mencuci kedua tangannya. "Sayang?" panggil pria tampan itu sambil meletakkan kedua tangannya di bahu Kinan dari belakang."Eh?!" respon Kinan terkejut. "Maaf udah ngagetin kamu, ya," ucap Andra. Kinan membalik badannya dan menggelengkan kepalanya seraya tersenyum. "Nggak apa-apa, kok," ucap perempuan itu lirih "Nggak apa-apa kok keliatan cemas gitu? Kenapa, Sayang?" tanya Andra dengan penuh kesabaran.Sebenarnya, dari gerak-gerik sang istri, Andra itu sudah tahu bahwa pasti Kinan seda
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUWajah Selena begitu geram. Digelandang masuk ke dalam mobil polisi bersama dengan dua orang yang membuatnya naik pitam itu rasanya seperti disuruh memakan makanan kotor yang ingin segera dimuntahkan keluar sampai habis.Sejak dikawal menuju ke mobil polisi, Selena terus memperhatikan dua mobil polisi yang berada di belakang.Dia melihat Fredy yang memasuki satu mobil polisi dan Jane memasuki satu mobil lainnya. Di dalam mobil, baik Jane maupun Fredy diapit oleh dua orang petugas kepolisian di kanan dan kiri mereka. "Masuk Nyonya! Kami tidak mau bertindak kasar pada anda. Jadi tolong bersikap kooperatif pada kami."Seorang anggota kepolisian yang berdiri di belakangnya dan sedang memperhatikannya dengan tatapan kesal tampak mulai kehilangan kesabarannya melihat Selena yang berdiri di depan pintu mobil sejak tadi sambil memperhatikan dua mobil polisi lainnya yang juga membawa dua orang yang telah menimbulkan keributan tadi, tanpa berniat untuk masuk ke dala
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUKeesokan harinya, Fatih berniat mengajak Andra untuk pergi ke showroomnya guna mewujudkan apa saja yang telah mereka bahas kemarin malam. Kebetulan dia juga sudah membuat janji dengan salah satu supplier truck yang menyediakan jasa modifikasi food truck.Eka yang mendengar obrolan keduanya pun segera berjalan menyambangi Fatih dan Andra untuk kemudian kembali mengutarakan keinginan yang tiba-tiba terlintas di pikiran."Boleh aku ikut membahasnya bersama dengan kalian?" tanya Eka sedikit basa-basi. Fatih dan Andra pun bersamaan menoleh akibat kedatangan Eka yang menurut mereka begitu tiba-tiba."Memang sudah seharusnya seperti itu, kan?" balas Fatih seraya tersenyum dan menggeleng pelan dengan pertanyaan aneh sang istri."Sepertinya nanti kami sangat butuh saran-saran lain darimu," jawab Andra yang juga tak luput dengan senyumannya."Aku juga mau ikut!" seru Kinan yang juga baru saja datang. Andra yang mendengar itu pun menaikkan sebelah alisnya sekilas."Ak
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUSepasang mata itu mulai menyipit, memandang ke arah sepasang pria yang begitu ia kenal dengan baik tengah berduaan.Kerutan pada kening Selena bahkan mulai bermunculan ...."F-fredi?? S-siapa yang duduk dengannya??"Seketika, rasa sesak di dadanya kian hebat, debaran jantungnya kini berdetak tak karuan, amarah yang kian mencuat bahkan tangan terkepal sempurna, mendapati sang pujaan hati tengah menjalin kasih dengan wanita lain.Betapa tidak? Fredi terlihat tengah asyik berduaan dengan sosok wanita berpenampilan hedon, beberapa perhiasan mahal menghiasi kedua pergelangan tangan, jari jemari, leher dan juga sepasang telinganya.Selena benar-benar dibuat geleng-geleng kepala melihat kemesraan yang terjadi saat ini."Ck! Sialan, bisa-bisanya dia melakukan ini padaku."Saat itu pula amarahnya mulai meledak! Tanpa berpikir panjang wanita itu lekas melangkahkan kaki menghampiri mera Fredy."Ah! Kamu bisa aja, Say.""Serius Jane, kamu benar-benar terlihat cantik se
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUSelena menghentakkan kakinya dengan perasaan kesal. Wajahnya tampak masam terlihat. Ia juga heran kenapa Fatih dan juga Eka tidak mau menggubrisnya lebih jauh. Karena sudah diabaikan begitu saja, Selena pun pada akhirnya memutuskan untuk pergi. Rasa kesal yang ia rasakan masih juga belum surut. Sepanjang jalan, ia terus mengomel tak jelas. Tentunya merutuk pasangan suami istri tersebut.Sejak perceraian itu, Selena sudah tak mau menganggap Eka sebagai teman lagi. Karena menurutnya, Eka adalah wanita perusak kebahagiaannya. Padahal jika ditelisik dari fakta, justru dialah wanita yang merebut kebahagiaan sahabatnya sendiri.“Kenapa sampai sekarang aku tidak bisa melupakan Fatih, ya? Padahal aku sudah dapat pengganti yang tampan seperti Fredy,” keluh Selena dengan suara lirih.Ya, begitulah Selena. Ia masih terkurung dengan dilemanya sendiri. Jika tidak berada di dekat Fatih, ia bisa meredam rasa cintanya. Namun, akan sangat berbeda bila jarak mereka dekat, S
"Kenapa kamu duduk di depanku dan bukannya di sampingku?" Kinan mengernyitkan dahi tak mengerti."Kalau aku duduk di sampingmu, kita memang bisa dekat dan mesra-mesraan. Tapi, kalau aku duduk di depanmu, aku bisa puas liatin kamu. Sambil makan liatin kamu pasti bikin aku makin berselera."Seketika rona merah menjalar di wajah Kinan. Meski telah lama bersama, tetapi mendapat rayuan dari sang Suami tetap saja membuatnya malu dan salah tingkah."Ah, kamu bisa aja, Mas."Andra tersenyum dan berkata, "Makasih ya, Sayang. Udah buat dan bawa bekal buat aku.""Iya, sama-sama. Dimakan dong.""Hm, ini nikmat banget, Sayang. Kamu emang paling jago masak. Rasa masakannya gak ada duanya dan paling enak di dunia ini."Mendapat pujian seperti itu lagi-lagi membuat Kinan merasa senang bercampur malu. Ia senang karena suaminya benar-benar telah berubah menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari sebelumnya."Bicara Mulu, nanti kamu keselek loh.""Ya gak dong, Sayang. Lagian aku kan cuma memuji istriku y
"Masih mau jadi saksi? Ibu liat sendiri kan kalau di sini tertulis nama saya," tunjuk Kinan ke arah tulisan namanya yang berada di bagian bawah tupertuper.Meski Bu Eli sudah berusaha menghentikan aksi Kinan itu, pada akhirnya gagal juga. Situasinya sedang tak berpihak kepada Bu Eli.Bu Ana–saudara Bu Eli dari kampung–terkejut dan sontak memandang Bu Eli, seolah-olah meminta penjelasan. Namun, Bu Eli hanya bisa menunduk dan diam seribu bahasa. Ia benar-benar sangat malu karena ketahuan tupertuper itu bukan miliknya."Kok, kamu gak bilang kalau itu bukan punyamu?!" bisik keluarga Bu Eli dengan penuh penekanan.Kinan cekikikan mendengar perkataan wanita tersebut. "Ya, gimana mau bilang, Bu. Wong tadi udah koar-koar kalau wadah mahal itu kepunyaan dia. Kalau dia jujur, mau taruh di mana mukanya."Kinan tampak tak peduli dengan raut wajah Bu Eli yang sudah berubah merah. Kesal karena Kinan begitu gamblang berbicara. Padahal tadi Bu Lei sudah berkoar-koar tentang betapa mahalnya wadah tem
Bukannya bersyukur mendapat makanan gratis, malah menggerutu tidak jelas. Bu Eli lantas berjalan menuju ke terasnya. Melihat kalau-kalau Kinan masih membagikan makanan dan tetangganya sudah sepi."Kalau masih ada sisa aku mau minta lagi ah."Bu Eli masih mengintip dari rumahnya. Namun, susunan box makanan sudah tidak ada, yang tersisa hanya Eka dan Kinan yang masih berada di teras rumahnya."Eh, masih ada kotak yang dipegang si Kinan dan iparnya. Samperin, ah." Bu Eli pun bergegas menuju ke rumah Kinan."Kinan!""Iya, kenapa, Bu Eli?""Acara bagi-bagi makanannya udah selesai?""Iya, emangnya kenapa, Bu?""Siap tahu makanannya masih sisa, kan kasian nanti bisa mubazir. Kalau makanannya sisa dan basi kan jatuhnya malah dosa bukannya dapat pahala. Seperti itu," tunjuk Bu Eli ke arah kotak yang dipegang Kinan."Wah, benar-benar gak tahu malu ya tetanggamu ini Kinan. Heh, Bu Eli! Kotak yang dipegang Kinan itu untuk makan siangnya. Malah mau minta juga. Tadi kan Bu Eli udah dapat.""Halah,
Hari itu Kinan mengadakan sedekah jumat seperti biasa. Makanan yang akan dibagikan sudah tersusun rapi di teras rumah agar lebih mudah dibagikan nanti. Ia tidak sibuk di dapur, karena yang akan dibagikan adalah makanan dari gerai."Semuanya sudah turun semua, Sayang," ucap Andra kepada Kinan setelah menurunkan kotak terakhir."Terima kasih, Sayang." Kinan tersenyum hangat ke arah sang Suami."Kita bagikan selepas Jumat atau sebelum?" Eka memastikan."Sebelum Jumat aja. Mbak jadi kan bantuin aku? Soalnya Mas Andra mau balik ke gerai lagi."Yah, Eka memang sengaja datang hari itu. Ia diminta tolong oleh Bu Nuri untuk mengantarkan rujak buatan ibu mertuanya itu untuk Kinan. Bu Nuri sengaja bikin karena Kinan sedang mengandung. Bahagia hati Kinan karena kini mertua dan iparnya bisa akur dengan dirinya. "Jadi dong."Setelah kepergian Andra kembali ke gerai, Kinan dan Eka kembali menghitung ulang jumlah makanan yang akan mereka bagikan. Totalnya ada seratus lima puluh box. Namun, ada yang