"Ya salah sendiri kan resiko ditanggung sendiri. Lagian apa sih yang Mas lihat dari Selena? Cantik juga cantikan Mbak Eka. Yah meski dulu dia gendut tapi nyatanya sekarang dia berubah menjadi sedikit lebih langsing. Makanya, Mas, kerja yang benar. Aki sendiri juga dulu pernah melakukan kesalahan tapi aku tidak sampai berkhianat pada Kinan. Harga diri laki-laki itu dengan bekerja. Dengan begitu kita tidak akan diremehkan istri. Apa lagi modelan istrinya seperti Selena. Padahal yang kulihat Eka itu cinta mati lhi sama Mas. Yah biar pun kalau dilihat dia modelannya kayak yang cuek dan seperti itu tapi pada kenyataannya dia setia kan sama Mas yang pengangguran." Meski apa yang diucapkan Andra bisa memicu pertengkaran tapi Fatih sadar kalau yang diucapkan adiknya itu memang kenyataan. Namun, untuk menanggapinya seolah-olah Fatih enggan. Dia hanya bisa tersenyum getir. "Eh betewe kamu ada apa nyari aku sama Ibu?" tanya Fatih berusaha mengalihkan pembicaraan. "Emm aku hanya rindu sama ka
"Mas Andra? Kamu kok tau rumahku? Kamu pasti ke sini karena kangen sama aku kan? Iya kan, Mas? Ah … aku ini memang ngangenin banget tau. Ya ampun kok sama sih aku juga merindukanmu tau, Mas." Selena gemas melihat kehadiran Andra di rumahnya terlebih lagi sudah lama sebenarnya dia merindukan pria tampan itu. Selena begitu terpana akan sosok Andra yang lebih ganteng dan gagah daripada Fatih. Ditambah lagi sekarang Andra jauh lebih mapan ketimbang Fatih. Siapa pun wanita pasti akan terpesona dengan pria seperti itu terlebih lagi jika mapan. Tidak ada wanita yang sejatinya ingin diajak hidup susah. Namun, satu kata yang membuatnya rela demikian yakni, cinta. Selena pun duduk di sebelah Andra dan bergelayut manja. Ia sama sekali tak melihat kehadiran Kinan. Andra yang risih dengan kehadiran Selena yang bergayut di tangannya pun menepis tubuhnya agar menjauh dari Andra. "Heh, ngapain sih kamu. Pergi sana, risih tau nggak!" Andra geli saat Selena berusaha menggoda dirinya. Akan tetapi, Sel
"Keterlaluan kamu Selena!" Fatih terlihat marah. Tepatnya marah yang dibuat-buat. Ia berakting sungguh-sungguh agar Selena percaya kalau Fatih benar-benar marah dan cemburu. "Mas sumpah, ini nggak seperti yang kamu lihat Mas."Selena menggelengkan kepala, ia mengelak apa yang sudah terlihat oleh Fatih. "Sudahlah Sel, aku sudah melihat semuanya kok. Kalau kamu udah nggak suka aku, kembalikan aku kepada Ibuku. Bukan dengan cara kamu menggoda adikku seperti itu. Kamu kan masih punya suami Sel, juga Andra masih mempunyai istri. Lihat lah, apa kau tak melihat Kinan di sebelah Andra?" Fatih pura-pura merajuk. "Mas jangan gitu dong Mas, aku bakal lakuin apa pun asal kamu nggak ninggalin aku Mas." Selena merayu Fatih agar Fatih tak meninggalkannya. "Benar seperti itu? Kamu akan lakukan apa pun biar aku gak marah?" Selena mengangguk dengan cepat. "Iya, Mas. Aku akan lakukan apa pun. Ya maaf kalau tsdi aku begitu aku cuma bercanda aja yah sekalian ngetes Mas Andra.""Maksudnya?" tanya Ki
"Mas, tumben Ibu baik sama Kinan? Biasanya mereka berantem kalau ketemu?" Selena mencolek pinggang Fatih mencari jawaban. "Ibu sudah sadar, Sel, tak selamanya Ibu akan hidup. Ibu cuma mau kumpul sama anak-anaknya." Fatih berbicara ngasal. Sungguh, Fatih saat ini muak dengan Selena. ***"Mas, ini gaji kamu ya. Tepat lima juta. Aku sudah memenuhi janjiku." Selena memberikan amplop berisi gaji milik Fatih. Yah, hari itu adalah hari gajian bagi parq karyawan Selena termasuk juga Fatih. Selena tersenyum-senyum, ia kira Fatih akan memberikan seutuhnya uang itu untuknya. Akan tetapi, ia salah besar. Uang itu akan Fatih bagi untuk Nayra dan juga Bu Nuri. "Ya, Sel, terimakasih." Fatih menerima uang pemberian Selena. Ia lekas menarik uang lembaran berwarna merah sebanyak lima belas lembar untuk nafkahnya terhadap Selena. Selena mengerutkan dahinya. Meskipun tanpa nafkah dari Fatih pun Selena bisa menafkahi dirinya sendiri, tetapi ia juga berharap nafkah dari Fatih untuk dirinya. Bukankah h
Saat Selena berhasil menutup pintu, Fatih mengintip sedikit dari ujung matanya. Rupanya Selena telah keluar dari kamar. Fatih melanjutkan memejamkan mata sampai mobil Selena benar-benar terdengar menjauh dari halaman rumah. "Loh, Sel, mana Fatih? Dia nggak ikut ke showroom?" tanya Bu Nuri yang juga berpura-pura. "Nggak Bu, Mas Fatih bilang kepalanya pusing. Ini aku mau bilang sama Ibu buatin bubur buat Mas Fatih. Aku harus segera ke showroom, Bu." Selena mengambil beberapa lembar potong roti tawar dan mengoleskan nya dengan selai coklat. "Iya, iya, nanti Ibu buatkan bubur buat Fatih. Kenapa lagi lah anak itu." Bu Nuri berdecak kebingungan mendengar Fatih sakit. Yap, cuma untuk mengelabui Selena biar ia semakin percaya jika Fatih benar-benar sakit. "Gak tau, Bu, coba saja kalau nanti gak sembuh Ibu belikan obat di apotik. Yaudah aku pergi dulu ya, Bu." Selena meninggalkan meja makan dan bergegas berangkat ke showroom. Tentu saja tanpa mencium takzim tangan Bu Nuri karena memang sej
Selena bergegas menuju Mall untuk memanjakan dirinya sejenak. Selena mengemudi dengan kecepatan sedang menuju Mall. Sepuluh menit berlalu, Selena akhirnya sampai. Ia bergegas masuk untuk melakukan reservasi untuk melakukan perawatan. Saat ia melewati arena bermain anak-anak. Ia tak sengaja melihat sosok yang sangat-sangat dikenalnya. "Mas Fatih? Ibu?" Ia memicingkan mata melihat dengan teliti apakah itu suami dan mertuanya atau bukan. "Iya itu Mas Fatih dan .…" Selena menjeda kalimatnya. Ia mengamati dengan siapa ia bermain. "Nayra? Ya itu Nayra. Nggak salah lagi itu memang Nayra. Kurang ajar kamu Mas. Ternyata kamu menipuku! Katanya sakit rupanya sakitmu marena untuk mengelabuiku!" Tangan Selena mengepal. Rahangnya mengeras. Yang semula ia ingin memanjakan tubuh, kini ia urungkan. Ia menghampiri Fatih yang sedang bermain dengan Nayra. "Mas Fatih!"Fatih menegang mendengar suara yang sangat ia kenal. "Selena?!" Fatih menoleh. Yap, benar itu Selena. Wajah Fatih memucat. Akhirny
Sementara itu Selena yang sudah menjauh dari Fatih dan Eka terus saja mengumpat. "Awas saja! Aku gak terima diperlakukan begini. Akan aku balas kalian semua yang sudah mempermalukanku begini!"Selena mengurungkan niatnya untuk memanjakan tubuhnya lantaran ia sudah terlanjur bad mood. Ia lebih memilih pulang ke rumah dari pada melampiaskan kekesalannya terhadap orang lain. Ia memacu kendaraan roda empatnya membelah jalanan yang sedang lengang itu. Ia memukul stir mobil dan meremasnya. "Aaaargh! Kurang ajar kamu Mas. Sudah mulai berani kamu ya menipuku!" Selena tak terima dengan perlakuan Fatih yang menipunya mentah-mentah. Begitu juga dengan Bu Nuri. Sudah jelas dia terang-terangan mendukung Fatih dan lebih memilih Eka. Hingga ia tiba di rumah dan membanting pintu melampiaskan kekesalannya. Selena masuk ke dalam kamar membuang semua barang yang ia lihat di depan mata. Kamarnya kini tak ubahnya mirip seperti kapal yang pecah terombang ambing oleh ombak yang sangat besar. Setelah kel
"Eka!" Selena memanggil Eka saat melihat sosok yang ia cari. Eka menoleh saat namanya dipanggil. "Oh, kamu, Sel. Ada apa? Mau order mobil juga?" Eka tersenyum sinis menaikkan sudut bibirnya. Ah, lebih tepatnya senyuman mengejek. Eka tau kalau Selena sedang kesal karena tokonya mulai sepi akibat dirinya yang sebetulnya memang merusak harga. Namun, Eka melakukan itu kan memang karena ingin membalas perbuatan Selena padanya. Eka ingin memberikan Selena efek jera tentwng bagaimana rasanya jika apa yang kita miliki direbut paksa oleh orang lain. "Cih, jangan harap ya dasar perempuan gatel. Sudah mulai terang-terangan menggoda Mas Fatih, sekarang kamu beraninya mengambil semua pelangganku. Aku ke sini mau kasih perhitungan sama kamu!" Selena meludah, hal itu membuat lantai showroom Eka sedikit basah akibat Selena. "Gatal kok teriak gatal, gak malu?"Eka tersenyum miring seolah-olah tengah mengejek sikap Selena yang terkesan kampungan itu. "Sialan kamu Eka! Bisa-bisanya kamu mengambil s