WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKU (Ketika aku pura-pura bangkrut) "Apa maksud kamu bicara begitu, Andra! Kamu menyuruh Mas Fatih selingkuh?" Eka sudah berdiri sembari berkacak pinggang. Napasnya naik turun karena terlampau emosi dengan ucapan Andra. "Lho kenapa marah? Kan Mbak mau hidup enak ya hampang tinggal aja mbak suruh lagi itu Mas Fatih menikah sama si Celemek. Simple kan?" "Cemek?" "Celemek jauh amat ke cemek. Cemek mah anak kambing, Mbak, memangnya Mbak mau maduan sama anak kambing?" Andra tersenyum mengejek ke arah Eka membuat wanita bertubuh tambun itu semakin mengeraskan rahangnya. "Kamu menghina ya? Gini-gini Masmu itu cinta sama Mbak! Jadi mana mungkin dia mau kasih Mbak madu." "Lho, kenapa enggak Mbak anggap saja itu madu Mbak penghasil uang untuk kalian? Secara kalian kan bersahabat baik kataya. Kirasa gak ada masalah kan kalau Mbak berbagi suami sama si Selena. Coba ditanya itu Mas Fatih mau gak sma si Cemek itu." "Ya jelas aja gak mau dia kan cintanya cuma sama M
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKU (Ketika aku pura-pura bangkrut) *** "Sayang, kamu lagi apa?" Tiba-tiba saja Kinan terpekik karena merasakan ada tangan yang melingkari pinggangnya. Ia yang sedang memotong wortel pun menoleh ke arah seseorang yang ternyata adalah Andra. "Mas, kamu apa-apaan sih? Lepas ih , risih aku tuh!" "Enggak, aku lagi pengen begini. Gak masalah kan? Kamu itu istriku jadi wajar kalau aku tuh mau peluk kamu seperti ini." Kinan mengernyitkan dahi, pasalnya tidak ada suara ketus dari Andra seperti biasanya. Suara Andra sangat lembut. Hal yang terbilang langka karena biasanya Andra akan bersuara lembut jika ingin meminta uang saja pada Kinan. "Kamu kenapa? Tumben baik? Kesambet jin tomang dari mana?" "Kamu tega bener ngatain suamimu ini ketempelan jin tomang. Aku tuh sadar kali, Yank." Kinan semakin mengerutkan dahinya, pasalnya hubungan ia dengan Andra tidak seharmonis dulu setelah ia tahu rencana busuk yang Andra dan keluarganya rancangkan. Kinan tetap berhati
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKU (ketika aku pura-pura bangkrut) Andra berdiri dari posisinya berlutut. Ia berniat membantu Kinan untuk memasak hari ini. Hal yang hampir tidak pernah ia lakukan saat sebelum Kinan berubah barbar seperti kemarin-kemarin. Keduanya kini saling bercanda dan tertawa bahagia seolah-olah mereka baru saja merasakan indahnya dunia seolah-olah hanya milik mereka berdua. Hingga sebuah suara membuat keduanya terkejut dan menghentikan pergerakan tubuh mereka. "Mas Andra! Apa yang kamu lakukan! Tega kamu sama aku, Mas!" "Andra! Kamu itu ngapain sih!" Suara Eka kali ini membuat Andra melotot ke arah keduanya. Siapa lagi kalau bukan Selana dan Eka. Yah, Selena niatnya tadi memang kembali berkunjung ke rumah kontrakn Bu Nuri karena kebetulan ia ingin membawakan tiga kotak kue brownies dengan harga mahal itu. Namun, sesampainya si Selena di rumah Bu Nuri ternyata Andra sudah tidak ada di rumah itu. Alhasil Eka menawarkan Selena untuk mengantarkannya ke rumah kontrakan A
"Kalau kalian keberatan, silakan keluar dari rumah saya!""Eh, hm ... enggak, Mbah. Baik, Mbah. Saya akan membayar sesuai dengan yang Mbah minta." "Bagus ...."Bu Nuri lantas mengambil sebuah amplop dari dalam tas miliknya. Setelahnya Bu Marni menghitung karena kebetulan uangnya berjumlah tujuh juta dan ia pun menyerahkan uang senilai 5 juta itu kepada dukunnya. "Bagus! Biarkan foto ini di sini Besok pagi, kalian bisa mendatangi rumah wanita itu dan memastikan kalau ilmu kiriman saya sudah bekerja dengan baik.""Ba–baik, Mbah.""Sekarang pulanglah dan datang kembali besok pagi di rumah mereka.""Memangnya mau apa besok datang ke rumah mereka, Mbah?"Brak! "Aduh biyung, bangun, bangun, mangan jangan asem karo tahu bunting." Bu Nuri mengusap dadanya karena terkejut dengan gebrakan tangan si Mbah dukun di atas meja. Sedangkan Eka duduknya bergeser ke belakang sang Ibu karena takut dengan si Mbah dukun itu. "Jangan banyak tanya! Kamu mau kalau kamu yang saya santet ha!" Si Mbah mengge
"Astaga kutil naga, kamu kenapa?!" "Bu bantuin dong ah! Kepala aku sakit nih!" Eka kembali memekik membuat sang Ibu mertua dengan cepat menolong Eka mengeluarkan kepalanya dari salam ember. "Astaga Eka ini embernya susah keluar itu kepala kamu kegedean!" "Aduh ini terus gimana dong, Bu! Masa iya aku harus begini sampai rumah sih?""Ya lagian kamu kepalanya gede banget udah kayak kepala sapi. Lagian malah bagus kan gak usah keluar tuh ember dari kepala anggap saja sebagai pengganti helm.""Ibu nih kalau ngomong suka ngawur deh. Ya kali helm diganti ember. Udah ah buruan ini lepasin.""Bang! Bantu napa! Ini embernya lepasin dari kepala menantu saya!" Kedua ojek yang salah satunya terjelungup dari motor tadi bergegas menghampiri Bu Nuri untuk menolong Eka. "Ini semua gara-gara kamu ngegas motor, Bang! Lihat nih kepalaku jadi masuk ember begini. Tanggung Jawab pokoknya!" "Ya maaf, Mbak, lha saya aja kaget tiba-tiba ada cicak nemplok di tangan. Nih badan saya juga sakit-sakit gara-gar
"Lah kan memang Bapak saya gila. Jadi wajar dong namanya aja orang gak waras. Lha situ yang katanya waras menapa malah dateng ke orang pintar? Kan hanya orang-orang bagi yang datengin orang pintar? Keliatan banget bego tapi gak mau dikata bego.""Sialan kamu ya! Aku doain satu keluargamu gila semuanya! Dasar keturunan gilaaaa!" Bu Nuri terpekik sembari meraung-raung. Uang lima juta kini hanya menjadi serpihan kecil tak berbentuk akibat dibuat mainan oleh si Mbah dukun. "Dasar sinting!" Pria si anak Mbah dukun tasi pun pergi begitu saja karena kesal akibat sumpah serapah yang Hu Nuri keluarkan. "Hu hu hu Eka ini gimana? Ung Ibu udah jadi serpihan kaya begini. Huwa huwa huwa huwa.""Bu udah dong, Bu, malu itu diliatin banyak orang. Yuk kita pulang. Bukankah biasanya itu uang bisa ya kalau ditukar ke bank dan dapat yang baru?" "Eh, masa iya?" Tangisan Bu Nuri terhenti seketika mendengar sang menantu mengatakan kalau uang itu bisa ditukar dengan yang baru di bank. "Ya, ya mungkin saja
WAJAH ASLI KELUARGA SAMIKU"Nurin, ini ada undangan pernikahan. Kamu datang ya," ucap Bagaskara pada Nuri sembari memberikan sebuah surat undangan berwarna kuning keemasan itu. "Undangan? Undangan apa ini, Bagas?" tanya Nuri sengan raut wajah keheranan. "Di situ kan ada namanyan kamu bisa baca kok." Nuri membuka surat undangan itu dengan tangan bergetar. Entah kenapa perasaan Nuri menjadi tidak enak. Ia menutup mulut dengan tangannya saat membaca kalimat demi kalimat serta nama kedua mempelai calon pengantin yang ada di undangan itu. Bagaskara Putra dengan Anita Widya. "K-kamu akan menikah dengan Anita, Bagas?""Yah, kamu benar. Aku harap kamu mulai sekarang berhenti untuk terus mengharapkanku. Karena aku dan Anita akan menikah.""Kenapa? Kenapa kamu tega sama aku, Bagas? Aku mencintaimu sejak lama. Sejak persahabatan kita baru saja tercipta.""Tapi Nuri. Bukankah sejak awal kita memang hanya bersahabat saja? Aku sejak awal memang tidak mencintaimu. Tidak pernah aku menganggapmu
"Aku pulang dulu, Bu, assalamualaikum." Andra mencium takzim tangan sang Ibu yang disusul Kinan di belakangnya meski pada akhirnya tangan Kinan ditepis oleh Bu Nuri. "Andra!" Andra dan Kinan menghentikan langkah mereka saat mendengar suara Bu Nuri menggema di rumah itu. Andra dan Kinan pun berbalik badan melihat ke arah sang Ibu."Sekali saja kau keluar dari rumah ini dalam kondisi menolak perintah Ibu maka akan Ibu pastikan kamu keluar dengan membawa beribu dosa di pundakmu! Nerakalah tempatmu kelak, Andra!" Kinan berniat ingin menjawab ucapan sang Ibu mertua tapi tangan Andra mencekalnya hingga ia kembali menutup mulutnya yang sudah membuka. "Maaf, Bu, bukan maksud Andra ingin durhaka sama Ibu. Tapi Andra juga punya kewajiban yaitu Kinan. Kinan adalah istri Andra yang harus Andra tanggung jawabi. Harap Ibu mengerti dengan keputusan Andra. Jika Andra menuruti kemauan Ibu dan menzalimi Kinan maka Andra juga akan mendapatkan dosa, Bu." "Dalil dari mana kamu bisa mengatakan itu?""L
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUHari yang dinanti-nantikan oleh semua orang pun tiba. Kinan berkali-kali melihat jam, memastikan kapan waktu yang tepat baginya untuk menyuruh semua orang yang sedang sarapan itu untuk berkemas.Di sisi lain, dia tidak sabar untuk segera melihat orang-orang itu bergegas berangkat, tapi di sisi lainnya, Kinan tidak enak hati untuk membuat semuanya jadi tidak bisa menikmati makanannya.Andra yang peka terhadap air muka istrinya yang cemas itu pun menyudahi acara makannya dan mencuci kedua tangannya. "Sayang?" panggil pria tampan itu sambil meletakkan kedua tangannya di bahu Kinan dari belakang."Eh?!" respon Kinan terkejut. "Maaf udah ngagetin kamu, ya," ucap Andra. Kinan membalik badannya dan menggelengkan kepalanya seraya tersenyum. "Nggak apa-apa, kok," ucap perempuan itu lirih "Nggak apa-apa kok keliatan cemas gitu? Kenapa, Sayang?" tanya Andra dengan penuh kesabaran.Sebenarnya, dari gerak-gerik sang istri, Andra itu sudah tahu bahwa pasti Kinan seda
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUWajah Selena begitu geram. Digelandang masuk ke dalam mobil polisi bersama dengan dua orang yang membuatnya naik pitam itu rasanya seperti disuruh memakan makanan kotor yang ingin segera dimuntahkan keluar sampai habis.Sejak dikawal menuju ke mobil polisi, Selena terus memperhatikan dua mobil polisi yang berada di belakang.Dia melihat Fredy yang memasuki satu mobil polisi dan Jane memasuki satu mobil lainnya. Di dalam mobil, baik Jane maupun Fredy diapit oleh dua orang petugas kepolisian di kanan dan kiri mereka. "Masuk Nyonya! Kami tidak mau bertindak kasar pada anda. Jadi tolong bersikap kooperatif pada kami."Seorang anggota kepolisian yang berdiri di belakangnya dan sedang memperhatikannya dengan tatapan kesal tampak mulai kehilangan kesabarannya melihat Selena yang berdiri di depan pintu mobil sejak tadi sambil memperhatikan dua mobil polisi lainnya yang juga membawa dua orang yang telah menimbulkan keributan tadi, tanpa berniat untuk masuk ke dala
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUKeesokan harinya, Fatih berniat mengajak Andra untuk pergi ke showroomnya guna mewujudkan apa saja yang telah mereka bahas kemarin malam. Kebetulan dia juga sudah membuat janji dengan salah satu supplier truck yang menyediakan jasa modifikasi food truck.Eka yang mendengar obrolan keduanya pun segera berjalan menyambangi Fatih dan Andra untuk kemudian kembali mengutarakan keinginan yang tiba-tiba terlintas di pikiran."Boleh aku ikut membahasnya bersama dengan kalian?" tanya Eka sedikit basa-basi. Fatih dan Andra pun bersamaan menoleh akibat kedatangan Eka yang menurut mereka begitu tiba-tiba."Memang sudah seharusnya seperti itu, kan?" balas Fatih seraya tersenyum dan menggeleng pelan dengan pertanyaan aneh sang istri."Sepertinya nanti kami sangat butuh saran-saran lain darimu," jawab Andra yang juga tak luput dengan senyumannya."Aku juga mau ikut!" seru Kinan yang juga baru saja datang. Andra yang mendengar itu pun menaikkan sebelah alisnya sekilas."Ak
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUSepasang mata itu mulai menyipit, memandang ke arah sepasang pria yang begitu ia kenal dengan baik tengah berduaan.Kerutan pada kening Selena bahkan mulai bermunculan ...."F-fredi?? S-siapa yang duduk dengannya??"Seketika, rasa sesak di dadanya kian hebat, debaran jantungnya kini berdetak tak karuan, amarah yang kian mencuat bahkan tangan terkepal sempurna, mendapati sang pujaan hati tengah menjalin kasih dengan wanita lain.Betapa tidak? Fredi terlihat tengah asyik berduaan dengan sosok wanita berpenampilan hedon, beberapa perhiasan mahal menghiasi kedua pergelangan tangan, jari jemari, leher dan juga sepasang telinganya.Selena benar-benar dibuat geleng-geleng kepala melihat kemesraan yang terjadi saat ini."Ck! Sialan, bisa-bisanya dia melakukan ini padaku."Saat itu pula amarahnya mulai meledak! Tanpa berpikir panjang wanita itu lekas melangkahkan kaki menghampiri mera Fredy."Ah! Kamu bisa aja, Say.""Serius Jane, kamu benar-benar terlihat cantik se
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUSelena menghentakkan kakinya dengan perasaan kesal. Wajahnya tampak masam terlihat. Ia juga heran kenapa Fatih dan juga Eka tidak mau menggubrisnya lebih jauh. Karena sudah diabaikan begitu saja, Selena pun pada akhirnya memutuskan untuk pergi. Rasa kesal yang ia rasakan masih juga belum surut. Sepanjang jalan, ia terus mengomel tak jelas. Tentunya merutuk pasangan suami istri tersebut.Sejak perceraian itu, Selena sudah tak mau menganggap Eka sebagai teman lagi. Karena menurutnya, Eka adalah wanita perusak kebahagiaannya. Padahal jika ditelisik dari fakta, justru dialah wanita yang merebut kebahagiaan sahabatnya sendiri.“Kenapa sampai sekarang aku tidak bisa melupakan Fatih, ya? Padahal aku sudah dapat pengganti yang tampan seperti Fredy,” keluh Selena dengan suara lirih.Ya, begitulah Selena. Ia masih terkurung dengan dilemanya sendiri. Jika tidak berada di dekat Fatih, ia bisa meredam rasa cintanya. Namun, akan sangat berbeda bila jarak mereka dekat, S
"Kenapa kamu duduk di depanku dan bukannya di sampingku?" Kinan mengernyitkan dahi tak mengerti."Kalau aku duduk di sampingmu, kita memang bisa dekat dan mesra-mesraan. Tapi, kalau aku duduk di depanmu, aku bisa puas liatin kamu. Sambil makan liatin kamu pasti bikin aku makin berselera."Seketika rona merah menjalar di wajah Kinan. Meski telah lama bersama, tetapi mendapat rayuan dari sang Suami tetap saja membuatnya malu dan salah tingkah."Ah, kamu bisa aja, Mas."Andra tersenyum dan berkata, "Makasih ya, Sayang. Udah buat dan bawa bekal buat aku.""Iya, sama-sama. Dimakan dong.""Hm, ini nikmat banget, Sayang. Kamu emang paling jago masak. Rasa masakannya gak ada duanya dan paling enak di dunia ini."Mendapat pujian seperti itu lagi-lagi membuat Kinan merasa senang bercampur malu. Ia senang karena suaminya benar-benar telah berubah menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari sebelumnya."Bicara Mulu, nanti kamu keselek loh.""Ya gak dong, Sayang. Lagian aku kan cuma memuji istriku y
"Masih mau jadi saksi? Ibu liat sendiri kan kalau di sini tertulis nama saya," tunjuk Kinan ke arah tulisan namanya yang berada di bagian bawah tupertuper.Meski Bu Eli sudah berusaha menghentikan aksi Kinan itu, pada akhirnya gagal juga. Situasinya sedang tak berpihak kepada Bu Eli.Bu Ana–saudara Bu Eli dari kampung–terkejut dan sontak memandang Bu Eli, seolah-olah meminta penjelasan. Namun, Bu Eli hanya bisa menunduk dan diam seribu bahasa. Ia benar-benar sangat malu karena ketahuan tupertuper itu bukan miliknya."Kok, kamu gak bilang kalau itu bukan punyamu?!" bisik keluarga Bu Eli dengan penuh penekanan.Kinan cekikikan mendengar perkataan wanita tersebut. "Ya, gimana mau bilang, Bu. Wong tadi udah koar-koar kalau wadah mahal itu kepunyaan dia. Kalau dia jujur, mau taruh di mana mukanya."Kinan tampak tak peduli dengan raut wajah Bu Eli yang sudah berubah merah. Kesal karena Kinan begitu gamblang berbicara. Padahal tadi Bu Lei sudah berkoar-koar tentang betapa mahalnya wadah tem
Bukannya bersyukur mendapat makanan gratis, malah menggerutu tidak jelas. Bu Eli lantas berjalan menuju ke terasnya. Melihat kalau-kalau Kinan masih membagikan makanan dan tetangganya sudah sepi."Kalau masih ada sisa aku mau minta lagi ah."Bu Eli masih mengintip dari rumahnya. Namun, susunan box makanan sudah tidak ada, yang tersisa hanya Eka dan Kinan yang masih berada di teras rumahnya."Eh, masih ada kotak yang dipegang si Kinan dan iparnya. Samperin, ah." Bu Eli pun bergegas menuju ke rumah Kinan."Kinan!""Iya, kenapa, Bu Eli?""Acara bagi-bagi makanannya udah selesai?""Iya, emangnya kenapa, Bu?""Siap tahu makanannya masih sisa, kan kasian nanti bisa mubazir. Kalau makanannya sisa dan basi kan jatuhnya malah dosa bukannya dapat pahala. Seperti itu," tunjuk Bu Eli ke arah kotak yang dipegang Kinan."Wah, benar-benar gak tahu malu ya tetanggamu ini Kinan. Heh, Bu Eli! Kotak yang dipegang Kinan itu untuk makan siangnya. Malah mau minta juga. Tadi kan Bu Eli udah dapat.""Halah,
Hari itu Kinan mengadakan sedekah jumat seperti biasa. Makanan yang akan dibagikan sudah tersusun rapi di teras rumah agar lebih mudah dibagikan nanti. Ia tidak sibuk di dapur, karena yang akan dibagikan adalah makanan dari gerai."Semuanya sudah turun semua, Sayang," ucap Andra kepada Kinan setelah menurunkan kotak terakhir."Terima kasih, Sayang." Kinan tersenyum hangat ke arah sang Suami."Kita bagikan selepas Jumat atau sebelum?" Eka memastikan."Sebelum Jumat aja. Mbak jadi kan bantuin aku? Soalnya Mas Andra mau balik ke gerai lagi."Yah, Eka memang sengaja datang hari itu. Ia diminta tolong oleh Bu Nuri untuk mengantarkan rujak buatan ibu mertuanya itu untuk Kinan. Bu Nuri sengaja bikin karena Kinan sedang mengandung. Bahagia hati Kinan karena kini mertua dan iparnya bisa akur dengan dirinya. "Jadi dong."Setelah kepergian Andra kembali ke gerai, Kinan dan Eka kembali menghitung ulang jumlah makanan yang akan mereka bagikan. Totalnya ada seratus lima puluh box. Namun, ada yang