"Aku pulang dulu, Bu, assalamualaikum." Andra mencium takzim tangan sang Ibu yang disusul Kinan di belakangnya meski pada akhirnya tangan Kinan ditepis oleh Bu Nuri. "Andra!" Andra dan Kinan menghentikan langkah mereka saat mendengar suara Bu Nuri menggema di rumah itu. Andra dan Kinan pun berbalik badan melihat ke arah sang Ibu."Sekali saja kau keluar dari rumah ini dalam kondisi menolak perintah Ibu maka akan Ibu pastikan kamu keluar dengan membawa beribu dosa di pundakmu! Nerakalah tempatmu kelak, Andra!" Kinan berniat ingin menjawab ucapan sang Ibu mertua tapi tangan Andra mencekalnya hingga ia kembali menutup mulutnya yang sudah membuka. "Maaf, Bu, bukan maksud Andra ingin durhaka sama Ibu. Tapi Andra juga punya kewajiban yaitu Kinan. Kinan adalah istri Andra yang harus Andra tanggung jawabi. Harap Ibu mengerti dengan keputusan Andra. Jika Andra menuruti kemauan Ibu dan menzalimi Kinan maka Andra juga akan mendapatkan dosa, Bu." "Dalil dari mana kamu bisa mengatakan itu?""L
"Ibu sampai nenukulimu, Mas? Alasannya apa?" "Aku sudah buat kesalahan. Waktu itu aku mengambil satu buah ayam goreng di meja dapur. Padahal Ibu sudah mengatakan kalau ayam goreng itu untuk Mas Fatih. Tapi waktu itu aku lapar karena sejak pagi aku hanya makan satu centong nasi putih dan dua biji tempe goreng. Tapi waktu itu Mas Fatih kasihan sama aku dia kasih ayam goreng punya dia untuk aku. Katanya dia udah makan ayam itu dua potong. Lalu ketahuan Ibu dan Ibu marah terus ngambil penebah kasur dan mukulin kakiku.""Hanya itu saja?""Sebenarnya banyak sih kekerasan yang Ibu lakukan sama aku. Ibu selalu mendoktrin aku agar aku selalu patuh padanya karena dia yang sudah merawatku dari kecil hingga besar. Padah kalau untuk jajan saja aku harus membantu tetangga yang berjualan kue untuk menjajakan kuenya di sekolahku. Dari situ lah aku bisa jajan dan itu juga nggak banyak paling gedenya hanya lima ribu saja.""Apakah ada alasan kenapa Ibu Membedakan perlakuan terhadap mu dengan Mas Fatih
"Lebay banget deh. Masa iya sampe segitunya.""Nah ini kamu kekurangannya nih. Suka gak percaya diri. Kamu kira dagangan kamu laris karena pake tuyul atau pesugihan? Dagangan kamu laris karena sambal buatanmu itu yang teope begete. Dah klop banget dicocol sama ayam krispinya. Aduh aku jadi ngiler. Udah mateng belum sih? Nih perut udah keroncongan tau.""Tinggal goreng aja nih, sambalnya udah jadi kok.""Yaudah buruan digoreng. Spesial buat aku.""Iya-iya bawel ih. Lagian salah siapa datangnya pas gerai belum buka. Kan ini masih siap-siap dulu.""Yeee biarin aja kenapa sih. Kan aku habis makan mau bantuin kami jualan. Bosan soalnya di rumah terus."Laras mengedipkan satu matanya pada Kinan. Kinan pun paham kalau maksud Laras adalah beberapa usaha resto dan gerai milik Kinan yang sebenarnya dalam kondisi aman terkendali. Itulah sebabnya Laras mendatangi gerai baru milik Kinan. Yah, selama Kinan mengaku bangkrut memang Laras sendiri yang mengawasi dan turun tangan memantau usaha Kinan y
"Yasudah kalau keputusanmu memang seperti itu. Aku akan tetap berada di dekatmu untuk membelamu." Andra mengelus lembut surai hitam milik Kinan dan hanya dijawab senyuman kecil oleh Kinan. Andra juga Laras menyetujui ucapan Kinan. Ia dan Laras akhirnya membantu Kinan membuka rolling door karena hari semakin siang dan sebentar lagi waktunya makan siang untuk para pekerja pabrik maupun mall. ***"Mas, Mas, kasihan banget deh itu nanti si Kinan sama Andra dipaksa bayar hutang-hutang kita. Hihihi.""Biarin aja! Salah siapa mereka melawan kita. Aplgi itu si Kinan yang songongnya bukan main. Terus mana si Andra ketularan songongnya Kinan lagi. Huh kesel deh.""Iyah, aku juga kesel banget deh, Mas, gara-gara si Kinan itu Andra malah gak jadi nikah sama Selena. Batal deh uang 350 juta kita dapatkan. Mana aku disuruh balikin uang sepuluh juta itu lagi." Eka mendengkus dan ia kembali menyesap teh di dalam gelas yang ada di dekatnya. "Ngapain dibalikin?" "Ya kan si Selena itu minta dibalikin
"Apa jangan-jangan si Andra dipelet sama Kinan ya makanya sekarang dia bisa nurur dan belain Kinan terus. Padahal sebelumnya kan si Andra selalu berada di kubu kita." Kali ini Eka menimpali. "Ya bisa jadi juga soalnya mendadak sih. Logika mah orang kalau mau berubah haluan ya pelan-pelan lha ini langsung aja." "Kayaknya kita harus kasih mereka pelajaran seh ini gara-gara mereka jadinya Mas Fatih kesakitan begini." "Ya haruslah, Dek, beri mereka pelajaran. Biar tau rasa mereka itu." "Tapi gimana ya, Mas, badan Kinan biar lebih kecil dari aku tapi tenaganya itu kayak kuda gede banget. Aku aja kewalahan sama dia." "Hemm sini deh aku punya ide." Bu Nuri dan Eka mendekatkan telinga mereka ke wajah Fatih. Fatih pun mengatakan rencana bagus yang menurutnya akan berhasil untuk membuat Kinan dan Andra mati kutu. *** "Mas tolong dong anterin pesanan ini ke meja yang ada di pojok situ ya." Kinan meminta Andra untuk mengantarkan pesanan pembeli yang minta untuk makan di tempat. Yah, ger
Buktikan kalau hutang itu memang benar aku yang melakukannya. Maka dengan lapang dada aku akan melunasinya. Apakah kalian punya bukti kalau hutang itu atas namaku atau nama suamiku?" Bungkam. Baik Eka maupun Bu Nuri tak ada yang membuka mulutnya atas pertanyaan Kinan barusan. Keduanya seolah-olah kehabisan kata dan mati kutu akibat ucapan Kinan. "Kenapa diam? Ayo jawab? Buktikan kalau memang apa yang kalian ucapkan itu adalah benar maka aku akan membayarnya dengan senang hati." Kinan menyeringai menatap kedua wanita bertubuh tambun itu. "Ya mana ada Ibu buktinya orang debt kolektornya hanya datang ke rumah sambil marah-marah. Cuma tadi mereka sodorkan sebuah catatan hutang atas namamu dengan nominal segitu. Lagian kamu memangnya ada duit segitu apa? Gaya banget pake sok bilang mau dibayar. " Bu Nuri mencebik menjawab ucapan Kinan. "Uang segitu mah kecil buatku, Bu, Ibu lihat sendiri kan kalau pelanggan gerai ayamku ramai banget? Uang segitu mah gak ada artinya buat aku.""Oh ya?
"Iya saking rata-ratanya aku sampai enek mau ngeliatnya. Biarpun Kinan cantiknya enggak di atas rata-rata rapi aku cinta dia. Sebaiknya kalian pulang saja, kalian sudah dengar kan Kinan tadi ngomong apa. Dan lagi aku gak akan ninggalin Kinan demi wanita yang Mbak jodohkan. Perempuan kayak alien kok mau Mbak jodohkan sama aku. Jangankan menikah sama dia untuk dekat-dekat saja aku ngeri. Hiii.""Hahahaha, dengar sendiri kan? Mas Andraku memilih aku yang cantiknya tidak di atas rata-rata. Lagian kenapa Mbak repot-repot mau jodohin Mas Andra sih! Coba aja Mbak jodohin Mas Fatih. Kan dia sama gantengnya juga secara mereka saudara kan. Nah nanti tinggal Mbak Eka yang menikmati uangnya. Kalau aku sama Mas Andra mah udah cukup hidup begini. Gak muluk-muluk mau yang wah yang penting gak punya hutang." Kinan tersenyum penuh arti. "Sudahlah, Bu, Mbak, sebaiknya kalian pergi kan sudah aku bilang jangan ganggu kita lagi.""Durhaka kamu, Ndra! Sama Ibumu sendiri kamu ngusir? Setidaknya kami dianta
"Bu, jangan-jangan …." Eka menjeda ucapannya. Ia saling pandang dengan Bu Nuri. Hingga sepersekian detik kemudian Eka langsung saja setengah berlari masuk ke dalam rumah. "Mas Fatih?! Heh kamu siapa!" pekik Eka saat tidak mendpati Fatih ada di sana melainkan seorang wanita berambut sebahu yang terlihat lurus duduk di sofa dan membelakangi pintu utama. "Lho, Eka? Ada apa kok teriak-teriak sih?!" Fatih yang entah dari mana datang tergopoh-gopoh menghampiri Eka yang sudah terlihat marah. Ia pun berjalan mendekati si perempuan yang masih duduk di tempatnya tanpa sekalipun menoleh ke arah Eka. "Heh perempuan sundal! Berani sekali kamu datang me rumah pria yang bersuami! Apa segitu gak lakunya kamu sampai-sampai suami orang pun kamu embat!" "Dek, Dek, please diam dulu. Akan aku jelaskan, ini gak seperti yang kamu bayangin, Dek. Please." Fatih mencoba meraih tubuh tambun Eka dan berniat menariknya ke dalam dekapannya. Namun, Eka menepis tangan itu dan ia kembali mendekati si perempuan t
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUHari yang dinanti-nantikan oleh semua orang pun tiba. Kinan berkali-kali melihat jam, memastikan kapan waktu yang tepat baginya untuk menyuruh semua orang yang sedang sarapan itu untuk berkemas.Di sisi lain, dia tidak sabar untuk segera melihat orang-orang itu bergegas berangkat, tapi di sisi lainnya, Kinan tidak enak hati untuk membuat semuanya jadi tidak bisa menikmati makanannya.Andra yang peka terhadap air muka istrinya yang cemas itu pun menyudahi acara makannya dan mencuci kedua tangannya. "Sayang?" panggil pria tampan itu sambil meletakkan kedua tangannya di bahu Kinan dari belakang."Eh?!" respon Kinan terkejut. "Maaf udah ngagetin kamu, ya," ucap Andra. Kinan membalik badannya dan menggelengkan kepalanya seraya tersenyum. "Nggak apa-apa, kok," ucap perempuan itu lirih "Nggak apa-apa kok keliatan cemas gitu? Kenapa, Sayang?" tanya Andra dengan penuh kesabaran.Sebenarnya, dari gerak-gerik sang istri, Andra itu sudah tahu bahwa pasti Kinan seda
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUWajah Selena begitu geram. Digelandang masuk ke dalam mobil polisi bersama dengan dua orang yang membuatnya naik pitam itu rasanya seperti disuruh memakan makanan kotor yang ingin segera dimuntahkan keluar sampai habis.Sejak dikawal menuju ke mobil polisi, Selena terus memperhatikan dua mobil polisi yang berada di belakang.Dia melihat Fredy yang memasuki satu mobil polisi dan Jane memasuki satu mobil lainnya. Di dalam mobil, baik Jane maupun Fredy diapit oleh dua orang petugas kepolisian di kanan dan kiri mereka. "Masuk Nyonya! Kami tidak mau bertindak kasar pada anda. Jadi tolong bersikap kooperatif pada kami."Seorang anggota kepolisian yang berdiri di belakangnya dan sedang memperhatikannya dengan tatapan kesal tampak mulai kehilangan kesabarannya melihat Selena yang berdiri di depan pintu mobil sejak tadi sambil memperhatikan dua mobil polisi lainnya yang juga membawa dua orang yang telah menimbulkan keributan tadi, tanpa berniat untuk masuk ke dala
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUKeesokan harinya, Fatih berniat mengajak Andra untuk pergi ke showroomnya guna mewujudkan apa saja yang telah mereka bahas kemarin malam. Kebetulan dia juga sudah membuat janji dengan salah satu supplier truck yang menyediakan jasa modifikasi food truck.Eka yang mendengar obrolan keduanya pun segera berjalan menyambangi Fatih dan Andra untuk kemudian kembali mengutarakan keinginan yang tiba-tiba terlintas di pikiran."Boleh aku ikut membahasnya bersama dengan kalian?" tanya Eka sedikit basa-basi. Fatih dan Andra pun bersamaan menoleh akibat kedatangan Eka yang menurut mereka begitu tiba-tiba."Memang sudah seharusnya seperti itu, kan?" balas Fatih seraya tersenyum dan menggeleng pelan dengan pertanyaan aneh sang istri."Sepertinya nanti kami sangat butuh saran-saran lain darimu," jawab Andra yang juga tak luput dengan senyumannya."Aku juga mau ikut!" seru Kinan yang juga baru saja datang. Andra yang mendengar itu pun menaikkan sebelah alisnya sekilas."Ak
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUSepasang mata itu mulai menyipit, memandang ke arah sepasang pria yang begitu ia kenal dengan baik tengah berduaan.Kerutan pada kening Selena bahkan mulai bermunculan ...."F-fredi?? S-siapa yang duduk dengannya??"Seketika, rasa sesak di dadanya kian hebat, debaran jantungnya kini berdetak tak karuan, amarah yang kian mencuat bahkan tangan terkepal sempurna, mendapati sang pujaan hati tengah menjalin kasih dengan wanita lain.Betapa tidak? Fredi terlihat tengah asyik berduaan dengan sosok wanita berpenampilan hedon, beberapa perhiasan mahal menghiasi kedua pergelangan tangan, jari jemari, leher dan juga sepasang telinganya.Selena benar-benar dibuat geleng-geleng kepala melihat kemesraan yang terjadi saat ini."Ck! Sialan, bisa-bisanya dia melakukan ini padaku."Saat itu pula amarahnya mulai meledak! Tanpa berpikir panjang wanita itu lekas melangkahkan kaki menghampiri mera Fredy."Ah! Kamu bisa aja, Say.""Serius Jane, kamu benar-benar terlihat cantik se
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUSelena menghentakkan kakinya dengan perasaan kesal. Wajahnya tampak masam terlihat. Ia juga heran kenapa Fatih dan juga Eka tidak mau menggubrisnya lebih jauh. Karena sudah diabaikan begitu saja, Selena pun pada akhirnya memutuskan untuk pergi. Rasa kesal yang ia rasakan masih juga belum surut. Sepanjang jalan, ia terus mengomel tak jelas. Tentunya merutuk pasangan suami istri tersebut.Sejak perceraian itu, Selena sudah tak mau menganggap Eka sebagai teman lagi. Karena menurutnya, Eka adalah wanita perusak kebahagiaannya. Padahal jika ditelisik dari fakta, justru dialah wanita yang merebut kebahagiaan sahabatnya sendiri.“Kenapa sampai sekarang aku tidak bisa melupakan Fatih, ya? Padahal aku sudah dapat pengganti yang tampan seperti Fredy,” keluh Selena dengan suara lirih.Ya, begitulah Selena. Ia masih terkurung dengan dilemanya sendiri. Jika tidak berada di dekat Fatih, ia bisa meredam rasa cintanya. Namun, akan sangat berbeda bila jarak mereka dekat, S
"Kenapa kamu duduk di depanku dan bukannya di sampingku?" Kinan mengernyitkan dahi tak mengerti."Kalau aku duduk di sampingmu, kita memang bisa dekat dan mesra-mesraan. Tapi, kalau aku duduk di depanmu, aku bisa puas liatin kamu. Sambil makan liatin kamu pasti bikin aku makin berselera."Seketika rona merah menjalar di wajah Kinan. Meski telah lama bersama, tetapi mendapat rayuan dari sang Suami tetap saja membuatnya malu dan salah tingkah."Ah, kamu bisa aja, Mas."Andra tersenyum dan berkata, "Makasih ya, Sayang. Udah buat dan bawa bekal buat aku.""Iya, sama-sama. Dimakan dong.""Hm, ini nikmat banget, Sayang. Kamu emang paling jago masak. Rasa masakannya gak ada duanya dan paling enak di dunia ini."Mendapat pujian seperti itu lagi-lagi membuat Kinan merasa senang bercampur malu. Ia senang karena suaminya benar-benar telah berubah menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari sebelumnya."Bicara Mulu, nanti kamu keselek loh.""Ya gak dong, Sayang. Lagian aku kan cuma memuji istriku y
"Masih mau jadi saksi? Ibu liat sendiri kan kalau di sini tertulis nama saya," tunjuk Kinan ke arah tulisan namanya yang berada di bagian bawah tupertuper.Meski Bu Eli sudah berusaha menghentikan aksi Kinan itu, pada akhirnya gagal juga. Situasinya sedang tak berpihak kepada Bu Eli.Bu Ana–saudara Bu Eli dari kampung–terkejut dan sontak memandang Bu Eli, seolah-olah meminta penjelasan. Namun, Bu Eli hanya bisa menunduk dan diam seribu bahasa. Ia benar-benar sangat malu karena ketahuan tupertuper itu bukan miliknya."Kok, kamu gak bilang kalau itu bukan punyamu?!" bisik keluarga Bu Eli dengan penuh penekanan.Kinan cekikikan mendengar perkataan wanita tersebut. "Ya, gimana mau bilang, Bu. Wong tadi udah koar-koar kalau wadah mahal itu kepunyaan dia. Kalau dia jujur, mau taruh di mana mukanya."Kinan tampak tak peduli dengan raut wajah Bu Eli yang sudah berubah merah. Kesal karena Kinan begitu gamblang berbicara. Padahal tadi Bu Lei sudah berkoar-koar tentang betapa mahalnya wadah tem
Bukannya bersyukur mendapat makanan gratis, malah menggerutu tidak jelas. Bu Eli lantas berjalan menuju ke terasnya. Melihat kalau-kalau Kinan masih membagikan makanan dan tetangganya sudah sepi."Kalau masih ada sisa aku mau minta lagi ah."Bu Eli masih mengintip dari rumahnya. Namun, susunan box makanan sudah tidak ada, yang tersisa hanya Eka dan Kinan yang masih berada di teras rumahnya."Eh, masih ada kotak yang dipegang si Kinan dan iparnya. Samperin, ah." Bu Eli pun bergegas menuju ke rumah Kinan."Kinan!""Iya, kenapa, Bu Eli?""Acara bagi-bagi makanannya udah selesai?""Iya, emangnya kenapa, Bu?""Siap tahu makanannya masih sisa, kan kasian nanti bisa mubazir. Kalau makanannya sisa dan basi kan jatuhnya malah dosa bukannya dapat pahala. Seperti itu," tunjuk Bu Eli ke arah kotak yang dipegang Kinan."Wah, benar-benar gak tahu malu ya tetanggamu ini Kinan. Heh, Bu Eli! Kotak yang dipegang Kinan itu untuk makan siangnya. Malah mau minta juga. Tadi kan Bu Eli udah dapat.""Halah,
Hari itu Kinan mengadakan sedekah jumat seperti biasa. Makanan yang akan dibagikan sudah tersusun rapi di teras rumah agar lebih mudah dibagikan nanti. Ia tidak sibuk di dapur, karena yang akan dibagikan adalah makanan dari gerai."Semuanya sudah turun semua, Sayang," ucap Andra kepada Kinan setelah menurunkan kotak terakhir."Terima kasih, Sayang." Kinan tersenyum hangat ke arah sang Suami."Kita bagikan selepas Jumat atau sebelum?" Eka memastikan."Sebelum Jumat aja. Mbak jadi kan bantuin aku? Soalnya Mas Andra mau balik ke gerai lagi."Yah, Eka memang sengaja datang hari itu. Ia diminta tolong oleh Bu Nuri untuk mengantarkan rujak buatan ibu mertuanya itu untuk Kinan. Bu Nuri sengaja bikin karena Kinan sedang mengandung. Bahagia hati Kinan karena kini mertua dan iparnya bisa akur dengan dirinya. "Jadi dong."Setelah kepergian Andra kembali ke gerai, Kinan dan Eka kembali menghitung ulang jumlah makanan yang akan mereka bagikan. Totalnya ada seratus lima puluh box. Namun, ada yang