Share

KENAPA JADI BEGINI?

Penulis: Hanin Humayrohumayro
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

ADNAN

Aku menyerah. Sepertinya memang tak ada lagi cara untuk menutupi masalah ini.. Aku harus menceritakan semua apapun resikonya.

“Ini pasti juga berkaitan dengan kepergian bi Enah dan suaminya. Mereka pasti bukan pulang kampung sementara, iya’kan? Jawab Adnan!” paksa mama dengan suara yang telah lebih meninggi dari sebelumnya. Sorot matanya pun makin menakutkan, persis seperti dulu saat aku memukul teman sekolah hingga masuk rumah sakit.

“Aku harus pergi kerja, Mah. Sore aku akan ceritakan semua, janji! Sekarang aku mau ganti baju, Mah, maaf!”

Mama mendengkus kasar, tapi ia tidak bisa mencegah anaknya ini untuk kerja. Akhirnya mama mengalah, ia pun melangkah menuju pintu.

“Mama tidak akan pulang sebelum kamu menceritakan apa yang terjadi!”

Selepas berkata begitu mama keluar kamar. Dari cara berjalannya yang menghentak, aku tahu wanita itu sangat emosi.

Aku duduk di tepi ranjang untuk meredakan sedikit ket
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • WAJAH ASLI ISTRI BARUKU    KAMU BODOH

    ADNANDi jam istirahat, sengaja aku mengajak Ela makan bersama di restoran yang dekat dengan kantor. Di sana kuutarakan semua hal yang terjadi.Tempatnya tak terlalu ramai pengunjung hingga lebih leluasa bicara hal pribadi. Jarak antaa satu meja dengan meja lain pun cukup aman dari adanya aktivitas menguping pembicaraan. Apalagi kami mengambil duduk paling pojok. “Mba Rida pergi ke mana, Mas? Bagaimana keadaan mereka sekarang? Aku khawatir banget loh ada apa-apa sama mereka!” ucap Ela dengan raut dipenuhi kecemasan. Wajah yang tadi ceria saat pertama melihatku, berubah suram. Ela tampak tulus mencemaskan keadaan Rida dan anak-anak. Sungguh, wanita luar biasa. Betapa besar jiwanya. Aku makin mengagumi sosok tulus di depan mata.“Aku juga tak tahu, kata bi Enah dia tak menceritakan ke mana akan pergi.”Ela menghela napas berat. Wajahnya terlihat makin diliputi kecemasan. Hal tersebut pastilah bukan rekayasa, tapi tulus

  • WAJAH ASLI ISTRI BARUKU    TAK MAU TAHU

    Mama terlalu mencintai Rida hingga ia amat terluka. Seakan keburukanku kepada Rida adalah keburukan pada dirinya.Lihatlah Adnan! Keputusanmu melepas Rida telah menyakiti banyak orang. Bahkan ibumu sendiri sangat terpukul, bagaimana dengan Rida sendiri, bisa jadi lebih dari ini.Mama masih menangis hingga bermenit-menit. Sementara aku hanya mampu mendengarkan tangisan tanpa punya nyali menyentuh untuk menenangkan.Itu adalah air mata kekecewaan yang teramat dalam. Mama bukan tipe wanita cengeng atau melankolis. Dia adalah perempuan tangguh yang sangat jarang menangis. Namun, kali ini hatinya terlalu dalam merasakan kesakitan.Entah setelah berapa menit, tangis mama akhirnya berhenti. Kemudian ia membisu. Hanya helaan berat dan sisa-sisa isakan yang terdengar.“Begitulah kalau kita tak bisa mengendalikan hawa napsu. Sebaik apapun istri di rumah, mata tetap akan tertuju pada wanita penggoda. Wanita yang bahkan tak pernah menyiapka

  • WAJAH ASLI ISTRI BARUKU    TERSINGKAPNYA TOPENG PERTAMA

    ELA“Wanita baik-baik tidak akan merebut suami orang. Apalagi sampai menghancurkan sebuah rumah tangga! Sesuatu yang kau dapat dengan cara curang takkan berkah!” serang wanita yang mengaku sebagai mama mas Adnan setelah membentak suamiku. Wajahnya memiliki kemiripan dengan mas Adnan pada area mata dan hidung. Dia mendekatiku dengan gaya tangan disedekapkan di dada. Nyata sekali kebencian di dirinya pada istri anaknya ini. Mendengar cercaan itu, emosiku naik. Rasanya ingin menjambak dan menamparnya berkali-kali. Namun, aku harus bisa mengendalikan diri saat ini. Di hadapan mereka wajib jadi pemeran tokoh teraniaya. Kalau perlu meratap dam mengiba. Mas Adnan juga kulihat sangat emosi. Pegangan tangannya menguat di jari ini. Pastilah, bagaimanapun juga aku adalah istri tercintanya. Menghinaku sama dengan menghinanya. Dan juga sepertinya sedih sebab pilihannya tak didukung.“Mah, kumohon jangan bicara begitu. Bagaimanapun Ela sek

  • WAJAH ASLI ISTRI BARUKU    MONSTER

    ELA Kudongakkan kepala dengan mata menantang padanya. Tak secuil pun aku takut, apalagi hormat pada wanita ini. Jangan salahkan jika aku berlaku kasar sekarang. Dalam kamus Ela tak ada yang namanya gentar pada manusia model apapun. Apalagi hanya seorang wanita tua yang harusnya sudah masuk liang lahat. “Aku tidak akan membiarkanmu merusak apa yang telah kuperjuangkan! Dengar wanita bodoh, kau tidak akan pernah menang melawan Ela!” serangku dengan gaya melecehkan. Mertuaku terkesiap mendengar kata-kata itu. Dipikir, mungkin aku akan terus bersikap sok baik. Tak perlu lagi bersandiwara di depannya sekarang. Toh, dia sudah mengetahui yang sebenarnya.Lebih baik membuat gertakan yang bisa menghentikan kelakuan kampungannya. Harus ada cara membuatnya tak bisa lagi menganggu rumah tanggaku. Itulah yang selalu kulakukan pada siapapun yang jadi penghalang. Tak boleh dibiarkan banyak tingkah. “Akhirnya kau memperlihatkan wujud asli. Ad

  • WAJAH ASLI ISTRI BARUKU    KEHIDUPAN BARU

    RIDA “Loh, Pah tumben belum rapi?” tanyaku pagi di mana mas Adnan ternyata tengah menyimpan rencana mengatakan hal yang tak pernah kusangka. Ia tak menjawab pertanyaanku, hanya memandangi dengan tatapan yang sulit di artikan. Lalu, mataku terbelalak saat tiba-tiba ia berlutut. “Aku minta maaf karena telah mengkhianati kesucian cinta kita, aku, aku telah menjalin hubungan dengan wanita lain, namanya Ela!” Mataku yang terbelalak, makin melebar. Mulutku juga ikut terbuka. Antara percaya dan tidak kurespon ucapannya. “Pah, jangan bercanda, ah. Atau Papa mau bikin kejutan spesial, nih! Bentar-bentar, sekarang hari apa, ya. Oalah, Ultah pernikahan bukan, hari lahir juga enggak, awal ketemuan, is bukan, ah!” Mas Adnan menunduk, ia lalu meletakkan dua tangan di atas lantai. Dalam posisi demikian ia pun bicara, “Hubungan kami sudah terjalin satu tahun. Dan, sekarang keluarga Ela mendesakku untuk menikah dengannya, kalau tidak hubungan kami harus be

  • WAJAH ASLI ISTRI BARUKU    PENGALIHAN RINDU

    Karena Azkia memiliki sifat tak mudah dekat dengan orang baru, ia malah memelukku erat. Aku merasa tak enak pada pria yang sudah berbaik hati mengambilkan bola.“Ayo, ambil bolanya dari om,” bisikku sambil mengelus rambut. Anak ini memang memiliki rasa malu tinggi. Meski sudah dimotivasi tetap saja ia tak mau.“Om kasih kakak saja, ya,” ucap pria berkaca mata itu setelah melihat Azkia tak kunjung menyambut bolanya.Ia lalu menyerahkan bola pada Azka. Setelah diterima pria yang mungkin seusia mas Adnan kembali bicara, “Nama Om Afgan, Siapa nama kakak?”“Azka, Om! Terima kasih bolanya,” jawab Azka. Anak tersebut sudah biasa mengucapkan kata terima kasih pada siapapun yang membantu. Aku memang menanamkan adab pergaulan sejak dini dengan harapan kelak akan menjadi anak yang berakhlak mulia. “Sama-sama, Sayang. Om pamit, ya. Nanti kita main bola mau?” Azka melirik ke arahku untuk minta persetujuan. Karena ia sangat berharap aku anggukan kepala.Senyum b

  • WAJAH ASLI ISTRI BARUKU    OM DATANG

    Hari minggu pagi aku mempersiapkan bekal untuk acara jalan-jalan. Hanya keliling kebun teh untuk menghibur hati buah hatiku. “Kakak, kakak! Jangan lupa bawa tasnya!” Aku memanggil Azka berulang-ulang. Namun, tetap tak ada sahutan. Biasanya anak itu akan langsung datang di panggilan pertama. Karena penasaran, aku hentikan kegiatan membereskan bekal. Aku keluar dapur dengan maksud mencari Azka. Karena belum ditemukan, aku pun keluar rumah. Dan, pantas saja Azka tak menjawab panggilanku. Rupanya om yang ditunggu ada di halaman. Saat melihat kedatanganku, lelaki itu menurunkan Azka dari gendongannya. Ia kemudian mengangguk sopan serta mengembangkan senyuman. Selanjutnya pria berkacamata itu melangkah ke arahku sambil menuntun Raka. Untuk meredakan kegugupan, aku berdeham pelan. “Maaf, tadi belum sempat mengucapkan salam. Saya langsung bermain dengan kakak Azka. Assalamualaikum, mama Azka!” “Oh, eh, assalamualaikum, Om Afgan!” Aku benar-b

  • WAJAH ASLI ISTRI BARUKU    LELAKI YANG DIKHIANATI

    LELAKI YANG DIKHIANATI AFGAN Azka dan Azkia membawaku pada kenangan masa lalu. Kenangan indah yang kini hanya ada dalam memori. Meski demikian, takkan pernah hilang ditelan waktu. Dua buah hatiku telah pergi akibat sebuah pengkhianatan. Pengkhianatan seseorang yang bergelar ibu. Sosok manusia yang harusnya menjadi tempat mereka bermanja, nyatanya hanya monster perampas kebahagiaan sekaligus nyawa. Canda tawa dan keriangan di wajah-wajah polos itu serupa magnet yang membuatku sanggup menyisihkan waktu untuk dapat menemuinya. Di tengah segala kesibukan, aku mengupayakan satu hari saja untuk datang.. Pada hatiku dan hati keduanya seperti ada ikatan. Itulah mungkin yang dinamakan pengalihan rindu. Dengan begitu aku tak perlu lagi tidur mendekap dua foto wajah permata hati. * “Darimana kau?” tanyaku pada wanita yang jalannya selalu membusungkan dada. Bahu terbuka yamg menampilkan kulit seputih pualam itu menjengkit. “Bukan urusanmu!” ejeknya.

Bab terbaru

  • WAJAH ASLI ISTRI BARUKU    ENDING

    RIDA“Ela selalu bilang takut tobatnya tak diterima. Ia selalu berkata dosanya sangat besar, ia ingin menebusnya meski harus bertaruh nyawa. Ela, Ela...” Akhirnya tangisan Jim pecah. Ia menutup wajah dengan satu tangan.. Aku yang menyaksikannya pun tak kuat menahan jatuhnya air mata. “Setahun aku mendampinginya dalam sakit. Kupenuhi pintanya agar mewujudkan ketenangan. Rupanya Ela lebih ingin pergi menghadap- Nya daripada tetap di sisiku. Katanya ia tak mau menyusahkanku, ia ingin pulang saja pada Allah. Dia juga sering menyuruhku menikah lagi dan menceraikannya. Aku, aku tak bisa. Ela adalah separuh jiwaku. Kalau dia pergi aku bagaimana?” Tangisanku kini telah bersuara. Aku tak menyangka seperti itu nasib mereka. Ela, kau telah menebus dosamu sungguh. Aku akan bersaksi di hadapan-Nya nanti bahwa kau telah berada di jalan-Nya. Setelah ini aku dan Jim terjebak dalam kebisuan. Hanya tangisan yang memenuhi gendang telinga. Sunyi... * Aku diizinkan masuk ke ruang rawat Ela. Hati in

  • WAJAH ASLI ISTRI BARUKU    MENUJU ENDING

    RIDA Awalnya aku tak percaya melihat perubahan penampilan Ela. Wanita itu menutup auratnya rapat, tak berhias seperti dahulu. Pancaran wajah tak menguarkan aura keangkuhan, malah bersinar dan makin menguatkan pesona keelokan parasnya. Aku kembali mencubit punggung tangan sebelah untuk memastikan bahwa yang terlihat bukan ilusi. Kenyataannya terasa sakit tangan yang dicubit. Artinya ini alam nyata bukanlah mimpi. Kekagetanku akan perubahan penampilan Ella ditambah dengan keterkejutan melihat sikapnya. Dia mengucapkan salam dengan santun dan penuh kelembutan. Sungguh jejaknya di masa lalu benar-benar telah tertutup oleh perubahan itu. Aku hanya bisa melafadzkan hamdalah tasbih dan tahlil ketika yakin bahwa Ela memang telah berubah. Tiada kata yang dapat melukis bahagia ini selain mengucap puja puji syukur ke hadirat Ilahi. Kuseka air mata yang tak bisa dicegah untuk jatuh. Kiranya melihat musuh tobat lebih membahagiakan daripada menyaksikan kehancurannya. Ela pun sama, pipinya tel

  • WAJAH ASLI ISTRI BARUKU    TERDALAM

    ELAAku menyerahkan pemesanan makanan pada Jim. Bingung juga harus memesan apa sebab yang ada dalam daftar menu serasa asing. Aneh memang sebab kata Jim dulu kami sering ke sini. Wah, dapat darimana uang untuk membayarnya. “Makanannya pasti mahal, apa kau punya uang untuk membayar harganya?” Aku ingin memastikan bahwa kami tidak akan malu pulang dari sini. Jadi perlu diselidiki soal keuangan yang ia miliki. “Insya Allah, ada. Aku juga akan membawamu ke hotel. Kita akan menginap di sana sampai kau ingat tujuan kita ke sini. Tadinya aku mau membawamu pulang, tapi dipikir lagi lebih baik dituntaskan sekarang!” Aku hanya bisa bengong mendengar penjelasannya. Selepas itu aku hanya perlu meyakini bahwa yang dikatakan Jim itu benaLalu, aku membayangkan seperti apa kamar sebuah hotel. Pastilah bagus sekali. Kasurnya empuk, ruangannya luas, dinding kokoh dan jendela besar. Mungkin! Aku jadi tak sabar ingin ke sana. Bukan apa-apa, penasaran saja. Benarkah kenyataannya sesuai hayalanku.

  • WAJAH ASLI ISTRI BARUKU    LUPA

    ELA Mataku terbuka saat aroma tajam menembus lubang hidung. Entah apa yang dioleskan di batang dan bawah hidung. Baunya tak menyenangkan. Meski sudah terbuka, aku belum otomatis menyadari ini sedang ada di mana? Maka dari itu kesibukan sekarang adalah menggerakkan bola mata ke kanan dan kiri. Karena tak juga menemukan jawaban, aku mencoba bangun. Ternyata untuk menggerakkan badan, tenaga ini sangatlah payah. Karena gagal, aku kembali rebahan. Mungkin butuh waktu beberapa saat lagi agar pulih. “Alhamdulilah kamu sudah sadar, Sayang!” Aku menoleh pada seseorang yang kini menghampiri. Jim ya dia Jim. Ya ampun kenapa harus ada jeda dulu baru mengingat. Hubunganku saat Ini dengannya apa? Mengapa dia mencium keningku? Oh, iya kami suami istri. Tapi, dari kapan kami menikah? Lalu, mas Adnan ke mana? Astagfirullah! Apa yang terjadi denganku? Mengapa tiba-tiba lupa ini dan itu? “Aku di mana?” tanyaku pada lelaki yang kini sedang mengelus pipi ini. “Kau tak ingat?” Jim malah balik ber

  • WAJAH ASLI ISTRI BARUKU    TAKUT

    ADNAN Hari ini waktu yang kugunakan untuk membersamai keluarga. Kesempatan libur tak kusia-siakan sebab memang jarang punya waktu untuk mereka. Azka dan Azkia bukan jadwal di sini. Kemarin mereka baru dipulangkan pada Rida. Kadang, tak rela harus berpisah sementara dengan mereka. Namun, mau bagaimana lagi, hanya itu jalan nyaman agar anak-anak tetap mendapat kasih sayang orang tua kandungnya. Kurasa Rida pun sama. Meski tak diperlihatkan, aku bisa menduga ia tak rela kalau mereka dijemput. Dia akan mencium dan memeluk anak kami kalau waktu berpisah lagi. Meski saat ini sudah tak ada air mata, tetap saja di hati muncul denyut nyeri. Anak korban perceraian tetap tak bisa sama dengan anak yang hidup dalam naungan keluarga utuh. Mereka harus mengikuti ritme hidup orang tua yang telah tak satu rumah. Tak akan juga menyaksikan ayah dan ibunya bersama seiring sejalan lagi. Padahal, mungkin sangat ingin anak-anak itu melihat kembali kebersamaan tersebut. “Tuan, Nyonya maaf menganggu, ada

  • WAJAH ASLI ISTRI BARUKU    BINTANG

    ADNAN“Ini adik kak Diva, kak Azkia dan ka Azka!” terangku saat ketiga bocah itu berkumpul mengelilingi adik bayinya. Mereka baru diijinkan menengok mama Lestari dan adik bayi. “Adik, adik?” celetuk Azkia. Mungkin dia bingung mengapa yang baru lahir pun di sebut adiknya. Selama ini yang Azkia tahu, adiknya adalah anak yang dilahirkan Rida. “Iya, dedek bayi ini adalah adik kak Azkia. Sama dengan adik Alfan” jawab Lestari. Setelah mengangguk, Azkia mulai memanggil bayi baru itu dengan kata Adik. Begitu juga Azka dan Diva. Mereka terlihat antusias mencandai adiknya. “Nah, sekarang adik bayi mau mimi dulu. Ayo kita bermain di luar!” Aku menggiring tiga bocah ini keluar untuk memberi kesempatan pada Lestari menidurkan putri kami. Bayi kecil itu baru berusia tujuh hari. Di ruang keluarga tak henti-hentinya tiga anak ini bertanya. Tentang bayi, tentang ingin mengajaknya bermain.. Bahkan Azkia ingin memberinya permen. Aku terangkan perlahan bahwa permen bukan makanan bayi. Kalau sampai

  • WAJAH ASLI ISTRI BARUKU    BENARKAH

    Kami sampai di pintu gerbang mansion milik Edward Douglas alias suami Cindy. Untuk tembus ke dalam, harus melewati satpam yang tampangnya cukup garang. Jim akhirnya mengatakan bahwa Cindy pasti mau menemuinya. Ia sedikit memaksa pada satpam agar menyampaikan hal tersebut pada majikannya. Setelah debat cukup alot, akhirnya satpam itu menyerah. Dia menyampaikan kepada majikan bahwa ada tamu yang ingin bertemu. Tak lupa juga menyebut namaku. Kami butuh waktu sekitar sepuluh menit untuk menunggu izin masuk ke rumah Cindy. Untunglah kami duduk di dalam mobil hingga bisa bertahan lama dalam penantian ini. Jika tidak, akan terkena sengatan mentari Jakarta yang pastilah membakar kulit. Aku dan Jim mengucapkan hamdalah ketika izin untuk masuk telah keluar. Mobil pun kembali dikemudikan oleh Jim untuk memasuki gerbang menuju pelataran.. Ternyata jarak antar gerbang dan pintu utama lumayan jauh. Kalau ditempuh jalan kaki bisa-bisa kelelahan. Luar biasa memang tempat tinggal Edward Douglas.

  • WAJAH ASLI ISTRI BARUKU    TERIMA KASIH

    “Jim, bolehkah aku minta bantuan?” “Apa, katakan saja!” “Aku ingin ke Jakarta.” Pria itu melepas pelukan, lantas mengubah posisi duduk. Ia kini menghadapkan badannya padaku. “Aku ingin menemui Rida, Adnan dan Cindy. Aku ingin minta maaf pada mereka. Bukankah kyai bilang dosa pada manusia akan diampuni Allah jika manusia itu mengampuninya.” Keputusanku untuk meminta maaf pada mereka sudah bulat. Ini adalah hasil perenungan panjang. Aku telah menang melawan ego yang selalu menghalangi atas nama harga diri. Aku tak pernah tahu kapan usia ini berakhir. Untuk itu harus segera menjalankan satu masalah yang belum terselesaikan, yaitu minta keikhlasan maaf dari orang-orang yang kusakiti. “Alhamdulillah, masya Allah. Inilah yang kutunggu, Ela. Kesediaanmu menyingkirkan ego. Besok kita minta izin kyai untuk pergi ke Jakarta. * “Pakailah kerudung dan gamis baru itu. Kita akan bertemu orang-orang baik. Anggap saja ini sebagai bentuk penghargaan pada manusia. Dan jangan sampai juga mereka

  • WAJAH ASLI ISTRI BARUKU    BANTU AKU

    “Sedang apa, Sayang?” Aku bosan mengapa lelaki itu selalu bertanya demikian. Aku sudah mengatakan bahwa sedang menimang bayi mungil ini. Apa tak melihatnya? Ah, kurasa dia sudah gila. “Sssst, bayi baru tidur, jangan berisik, nanti dia bangun!” Untunglah, lelaki ini tak bertanya lagi. Ia hanya menatapku lama. Aneh, mengapa selalu begitu. Bertanya terus diam kalau sudah dijawab. Ya, ya mungkin dia kurang waras. Kasihan sekali. “Ela, mandi, yuk. ‘Kan sebentar lagi ustazah datang!” Dasar tak waras, mengapa dia menyuruhku mandi. Aku sudah mandi dengan bayi tadi pagi. Sekarang ‘kan sudah malam. Aku menepis tangan yang ingin menyentuh tubuh ini. Dengar, ya aku ini wanita bersuami. Mengapa pegang-pegang sembarangan. Dan, dia terus memaksaku. Tanganya direkatkan pada tubuh. Aku tak mau, tak mau! “Aaaaaa!” Aku marah, aku ingin menghajar lelaki kurang ajar ini. Aku tidak terimaaa. Dan, aku pun lemas. Lalu jatuh. * “Ela, makan sedikit saja, nanti kita jalan-jalan, ayo!” Kekuatan cin

DMCA.com Protection Status