Share

Keputusan

Penulis: Pipit Aisyafa
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-09 23:20:35

"Ning Ria pingsan!" aku segera lari saat Bang Ridho membawanya masuk kedalam kamar.

"Cepat panggilkan dokter!" Bang Ridho memerintahku.

Segera kumeraih tas dan mengambil benda pipih. Kuhubungi Dokter Andrian yang memang prakterknya tak jauh dari hotel ini.

"Silahkan, Dok!" aku mempersilahkan Dokter Andrian masuk kekamar di mana Ning Ria direbahkan. Tak lama Umi Ning Ria keluar dengan sedikit isakan.

"Sabar, Umi. Ning Ria pasti baik-baik saja." aku berusaha menenangkannya.

"Harusnya aku tak paksakan dia, harusnya kuturuti permintaannya. Dari kemarin dia tak minum dan tak mau makan." Umi berkata dengan masih diiringi isakan.

"Kenapa, Umi? Dia meminta apa?" tanyaku penasaran. Seketika Umi menatapku, mungki dia tak sadar jika ia bercerita padaku. Pihak lelaki.

"Se-se-sebenarnya Ria mau pernikahannya dibatalkan."

Aku tak terlalu kaget mendengarnya, tapi tetap merasa kecewa dengan tingkah Ning Ria. Kenapa meminta dibatalkan saat semua sudah siap? Kalau tak ingin menikah dengan Bang Ridho
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • WA Untuk Simpanan Nyasar ke Istri   WA Ancaman

    "Bagaimana, Bu?" aku meminta pendapat dengan menutup speaker bawah Hpku agar Ibu Wiyanti tak mendengar. Ibu mengangguk tanda setuju sedangkan Bulik mengeleng dan Bude mengangguk. Setuju dengan Ibu."Ya sudah, Bu. Ainun sedang ada rejeki nanti Ainun tranfer ya!" ucapku menenangkan Bu Wiyanti--bekas Ibu Mertua."Benar, Nun. Maafkan Ibu Mertuamu ini yang masih merepotkan kamu yang sekarang bukan siapa-siapa." Ibu mendekat dan meminta HPku untuk mengobrol dengan Bu Wiyanti."Hallo, Bu Wiyanti. Gimana kabar Ibu?" tanya Ibuku.Aku tak terlalu mendengar jawaban dari Bu Wiyanti."Ya begitulah putriku, ia terlalu baik hati hingga bekas mertuanya saja ia masih peduli. Sayang anak ibu yang tak tau itu. Beruntung sebentar lagi dia akan ada yang meminang. Seratus kali lebih baik dari Wisnu." dengan tegas Ibu berkata, aku sendiri hanya melongo melihat tingkah ibu yang tak biasa."Ini!" Ibu memberikan HP kembali padaku, tentunya setelah di matikan.Aku yang tadinya akan naik, kini memilih kembali d

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-11
  • WA Untuk Simpanan Nyasar ke Istri   Bertemu Wisnu

    "Ya sudah, Nduk. Ayo lebih baik kamu kekamar dulu. Cuci muka dan kita obati," ajak Bude menuntunku kembali keatas. Aku tak memperdulikan lagi para tamu yang hadir bahkan Fahri sekalipun."Bagaimana ini, Bude. Aku tak mau pertunangan ini batal!""Siapa bilang batal, Nduk, hanya karena kamu alergi begini." Bude mengambil tissu basah dan memberikannya padaku."Lebih baik cepat hilangkan make-upmu itu!" Aku hanya mengangguk, rasa gatal pada wajahku tak kunjung berkurang, Ibu masuk kekamar dengan wajah panik."Gimana, Nduk. Udah agak mendingan?" tanya Bude kembali. Aku masih terus menghapus make-upku dengan susu pembersih."Mending, Bude. Aku cuci muka dulu. Ibu?""Kamu kenapa, Nun?" tanya Ibu terlihat panik."Ngga tahu, Bu. Tiba-tiba wajahku gatal!" Aku melewati Ibu dan pergi kekamar mandi. Mencuci wajahku hingga rasa gatal sedikit berkurang. Setelahnya aku keluar dengan handuk di leher. Entah sudah seperti apa penampilanku bahkan khimar yang kukenakan saja sudah entah dimana."Bagaimana

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-11
  • WA Untuk Simpanan Nyasar ke Istri   Menderita penyakit

    PoV WisnuSemenjak perceraianku dengan Ainun selesai, hidupku kini seperti berbalik 180 derajat. Kukira setelah memiliki rumah makan yang di Parahyangan kembali dan mobil yang biasa aku gunakan juga jumplah uang yang Ainun kasih. Mampu membuatku sukses dan lebih sukses dari manta istriku. Nyatanya tidak!Berbagai musibah aku terima, apalagi setelah Lastri tau jika aku juga pernah tidur dengan adiknya satu-satunya--Ayu."Mas Wisnu? Kok pulang kesini ngga ngasih kabar!" Lastri protes saat aku berkunjung tanpa telfon terlebih dahulu. Itu semua kulakukan karena kepalaku pusing, Ainun mulai menaruh curiga padaku."Iya, Dek Lastri. Mas kan kangen sama Istri cantikku ini!" rayuku padanya. Aku paling mampu merayu wanita.Dia cemberut, tak seperti biasanya ia akan dengan senang menyambutku, bahkan tak jarang ia akan langsung mengajakku ke kamar."Aku lagi datang bulan, Mas." Dia berkata sambil memonyongkan bibirnya.Aduh! Aku menepuk keningku sendiri, bisa pusing tujuh keliling kalau begini."

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-14
  • WA Untuk Simpanan Nyasar ke Istri   Misteri rumah tangga

    Apa! Mas Wisnu mengidap penyakit kel@min? Gonore atau kencing nanah. Suster tadi mengatakan hal itu padaku. Aku masih tak percaya, apa ini yang di sebut karma?Kasian juga, tapi ... Masa bodoh! Bukankan semua itu karena ulah dia sendiri. Sering bergonta ganti pasangan. Aku cukup bersyukur, tahu kelakuan suamiku itu lebih cepat. Coba kalau sudah kena penyakit seperti itu aku baru tahu? Yang ada aku ketularan lagi! Nauzubillahmindalik."Ibu Ainun!" panggil suster di Apotek."Iya." aku segera berdiri dan mengambilkan obat. Setelah kudapatkan obat berniat memasukan kedalam tas hingga tak fokus pada sekitarnya."Ainun!" panggilan yang sangat kukenal suaranya."Fahmi!" pekikku, "kamu kesini menyusulku?"Ia mengangguk, bagaimana dia bisa tahu aku, padahal aku mengenakan cadar."Kamu tahu dari siapa aku di sini?" "Ibumu yang bilang dan aku bergegas kesini untuk menjemputmu. Takut calon istriku kenapa-kenapa di jalan!""Ah! Apaan si. Kan aku sama sopir.""Memang ngga boleh aku jemput calon is

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-14
  • WA Untuk Simpanan Nyasar ke Istri   Saudara Wisnu

    Bang Ridho menjalani rumah tangga yang tak sehat, mungkin cinta Bang Ridho bertepuk sebelah tangan tapi, harusnya Bang Ridho sebagai laki-laki, pemimpin keluarga harus tegas. Bukan menuruti semua keinginan Ning Ria dengan merendahkan martabat sebagai seorang pemimpin. Sayang boleh, bodoh jangan. Besok aku akan ajak Bang Ridho untuk bertemu. Menasehatinya hingga dia tak terlalu di injak-injak.[Bang, besok bisa ketemu nggak?] Kukirim WA padanya. Masih centang dua berwarna abu-abu.Akhirnya aku putuskan saja untuk pulang, memberitahu ibu jika aku baik-baik saja tentang alergi yang aku derita. Juga sore ini aku mengantar beliau kerumah bekas mertuaku."Bu!" panggilku begitu tiba, ia yang tengah duduk dengan membaca al qur'an kecil menoleh."Sudah pulang, Nduk. Bagaimana?" tanya dia penasaran."Ngga papa, Bu. Ternyata salah satu make-up yang aku gunakan ternyata sudah kadaluarsa.""Kok bisa?"Aku ceritakan saja tentang foundation yang kutemukan dikolong ranjang. Ibu hanya mengangguk-angg

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-15
  • WA Untuk Simpanan Nyasar ke Istri   Kecelakaan kecil

    "AINUN!" Bang Ridho berkata membentak, baru kali ini aku melihat kemarahan Bang Ridho. Apa aku salah? Menasehatinya karena melihat rumah tangga mereka yang tak sehat."Lebih baik diam kalau tak tau apa-apa! Jangan ikut campur urusan rumah tanggaku tanpa kuminta. Mengerti!" Bang Ridho menatapku nyalang."Tapi, Bang!""Cukup! Aku tahu apa yang terbaik untuk diriku."Bang Ridho beranjak dari duduk, berniat untuk pergi meninggalkan tempat ini."Bang!" aku masih berusaha memanggil."Urusi saja bakal rumah tanggamu! Jangan ikut campur rumah tanggaku. Percayalah, semua rumah tangga memiliki kadar cobaan sendiri-sendiri. Kamu juga nanti saat dengan Fahri memiliki masalah tersendiri. Semoga kamu kuat!"Deg! Apa maksud dari Bang Ridho, apa Bang Ridho tahu sesuatu dan tak mau mengatakannya padaku.'Ya Allah, aku sudah lelah mengalami cobaan rumah tangga dengan Mas Wisnu. Kuharap badai dalam rumah tanggaku dengan Fahri tak sekencang dulu.' Aku menatap kepergian Bang Ridho. Apa aku memang salah?

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-15
  • WA Untuk Simpanan Nyasar ke Istri   Tamu Malam

    "I-itu kan wanita yang tadi kan, Pak?" aku meyakinkan diri bahwa wanita yang tengah berbincang dengan Fahri itu wanita yang pongah tadi."I-iya, Bu. Saya tak lupa wajah sombongnya." kali ini Pak Sopir berkata apa adanya. Memang terlihat jelas kesombongannya hanya dari wajahnya.Fahri mendekat kemobilku, aku segera membuka pintu. Tak enak jika harus Fahri yang membukakan, sangat terlihat jika aku begitu manja. Aku bukan Ning Ria."Ainun, ayo, Mbak Diva sudah menunggu!" aku melangkah ragu, menatap wanita yang tadi bertemu dijalan."Kamu kan wanita yang tadi!" tunjuk wanita sombong itu."Mbak Diva sudah bertemu dengan Ainun?" tanya Fahri heran.Aku melongo. Mbak Diva! Bagaimana mungkin wanita yang ugal-ugalan dan pongah itu ternyata Kakak Fahri? Duh ...."Iya, ini wanita yang tadi aku ceritakan sama kamu, Fah! Wanita yang jual mahal tapi nyatanya mau juga. Tak nyangka ternyata dia itu tunanganmu. Kamu nemu di mana?" Deg! Ada sebuah jarum menusuk hati ini, sakit walau sedikit.Fahri men

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-16
  • WA Untuk Simpanan Nyasar ke Istri   Selesai masa idah

    Hatiku masih deg-degan, takut ternyata orang jahat bagaimana?"Bang Ridho?" aku heran ketika yang datang ternyata Bang Ridho. Kuedarkan pandangan berharap ada sosok istrinya Ning Ria."Eee ... Ainun, a-apa istriku kesini?" terlihat raut wajah khawatir Bang Ridho.Ning Ria? Kesini? Apa mereka bertengkar hingga Ning Ria kabur dari rumah."Ning Ria? Tidak, Bang. Emang ada apa? Abang bertengkar dengannya."Expresi Bang Ridho aneh, dia terlihat enggan mengatakan. Mungkin takut aku akan kembali ikut campur."Jawab saja, Nun. Ria nggak kesini?" Aku mengeleng, "ngga ada yang kesini, Bang.""Ya sudah!" ia mengaruk kepalanya gusar. Ada masalah apa kiranya."Mungkin pulang kerumahnya kali, Bang!" akhirnya aku beranikan diri berkata."Ngga mungkin, dia ngga akan berani pulang kerumah sendiri, apalagi diantara kami tak ada pertengkaran."Aku makin heran, kalau tidak bertengkar bagaimana mungkin Ning Ria pergi dari rumah begitu saja."Ya sudah, Nun. Aku pulang dulu, siapa tahu kalau dia sudah pula

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-16

Bab terbaru

  • WA Untuk Simpanan Nyasar ke Istri   Keikhlasan (Tamat)

    "Bertahan ya ... Sebentar lagi kita sampai!" ucapku menenangkan. Sebenarnya aku sendiri panik setengah mati. Bagaimana tidak, melihat kondisi Ning Ria yang sudah tak karuan. Tiba di lobi rumah sakit, aku segera turun, berlari memanggil perawat untuk segera membawa tandu. "Tolong! Gawat darurat!" Aku berlari, seketika dengan sigap beberapa perawat datang menuju mobil. "Kamu harus kuat ya, Neng!" ucapku sambil terus berjalan mengimbangi roda. Bude hanya bisa menangis, melihat kondisi Ning Ria yang sudah setengah sadar. Perawat dengan sigap memanggil dokter untuk segera melakukan pemeriksaan. Aku langsung memeluk Bude, saat Ning Ria sudah memasuki IGD. "Tenang, Bude. Pasti semua baik-baik saja." Kuelus punggung Bude dan membawanya untuk duduk. Fahri terlihat tergesa berjalan menuju tempat kami. "A, sudah hubungi Kyai Salim?" tanyaku begitu ia tiba. "Udah, Dek. Mereka sedang menuju kesini." Aku bernafas lega, setidaknya dalam kondisi seperti ini keluarga tahu. Aku terus berdo'a u

  • WA Untuk Simpanan Nyasar ke Istri   Pendarahan

    "Ada apa, Dok?" aku bertanya sedikit panik melihat raut wajah dokter yang seperti nya memiliki masalah.Beliau menghela nafas panjang, aku yakin dia berat untuk menyampaikan."Begini, Bu, Pak. Menurut hasil Lap yang saya terima, jika maaf Sperm* Pak Fahri kurang sehat."Deg! Aku langsung berpaling kepada Fahri yang berada di sebelahku, pasti ia terpukul dengan penuturan dokter Rafli. Raut wajah Fahri terlihat sendu."I-itu artinya kalau saya mandul, Dok?" Fahri bersuara dengan bergetar.Kami tidak memvonis Pak Fahri mandul, cuma jika Pak Fahri ingin memiliki momongan. Sebaiknya Pak Fahri sering konsultasi dan menjalani pola hidup sehat. Agar keinginan itu dapat terwujud.***Fahri keluar dengan lemas. Bahkan ketika aku pegang tangannya ia tak merespon sama sekali. Pandangannya kosong dan entah apa yang sedang ia pikirkan."A ...."Dia masih diam saja, berjalan dengan lambat."Aa ngga papa kan?" Kugoyangkan sedikit tubuhnya."Astaghfirullah ... Maaf, Dek. Aa hampir putus asa menerima

  • WA Untuk Simpanan Nyasar ke Istri   Keterangan

    "Apa, Bude. Alhamdulilah ... Ya Allah, rahasia Allah memang tak terduga ya. Selamat ya, Bude. Semoga debay dan ibunya sehat sampai lahiran." Aku turut bahagia mendengar kabar tentang kehamilan Ning Ria. Pasti kini dia tengah bahagia, setelah merasa terpuruk atas meninggalnya Bang Ridho."Iya, Nun. Bude bersyukur banget, bude dapat penghibur untuk hidup Bude. Cuma kata dokter Ria kandungannya lemah dan harus di jaga sebaik mungkin. Kamu mau kan ikut menjaga?"Aku melonggo, tak maksud dengan apa yang di sampaikan oleh Bude Sri. Aku, ikut menjaga?"Maksud, Bude?""Maksud Bude, ingin agar kamu menemani dia saat cek up dan sebisa mungkin sering main kesini. Hibur dia agar tak terus merasa sedih."Ucapan Bude ada benarnya, memang jika kandungan lemah akan sangat rentan jika stres. Aku harus membantu Bude untuk merawat Ria sampai melahirkan, aku harus pastikan Bang Ridho junior lahir kedua ini dengan selamat. Aku berjanji padamu, Bang! "Baik, Bude. Nanti aku usahakan waktu yang banyak untuk

  • WA Untuk Simpanan Nyasar ke Istri   Penderita

    PoV Wisnu"Kamu kerja baru setengah bulan udah izin empat hari! Kamu pikir ini usaha milik nenek moyangmu?!" gentak Pak Suid pemilik cucian motor dimana tempatku bekerja. Ya ... Sejak setengah bulan yang lalu, aku bekerja sebagai buruh cuci motor. Terpaksa untuk menyambung hidup."Maaf, Pak. Saya sakit, ngga bisa di paksa kalau lagi kambuh," ucapku pelan berharap dia mengerti."Memangnya kamu sakit apa? Sakit maag!""Bu-bukan, Pak. Sa-saya sakit gonore,"jawabku pelan."Apa kamu kena gonore, kencing nanah, raja singa, aids." Dia menyebutkan macam-macam penyakit, padahal semua itu berbeda. Ah! Dia itu lebay sekali.Aku tertunduk, tak mau berdebat pada orang yang minim ilmu, yang mengira antara gonore dengan raja singa bahkan Aids itu sama."Mulai hari ini saya kamu pecat! Saya tak mau punya karyawan memiliki penyakit kelamin. Bisa-bisa nular lagi." Kata tajam pemilik usaha itu membuat nyeri ulu hati."Tapi, Pak! Penyakitmu tak menular jika hanya bersentuhan." Belaku berharap ia lebih ta

  • WA Untuk Simpanan Nyasar ke Istri   Takdir Allah

    PoV RiaMenjadi istri seorang bernama Ridho Herlambang. Ternyata begitu bahagia, walau telat karena keegoisanku. Kini aku sadari jika menjadi istri Mas Ridho, itu sebuah keberuntungan. Selain dia baik, pengertian, juga sangat penyayang. Aku merasa bak jadi seorang putri raja saat bersamanya, dia memanjakanku lebih dari Abah.Andai saja, aku sejak pertama tak menolaknya, berlaku menjadi istri sepenuhnya, mungkin aku tak akan merasa sebersalah ini. Bagaimana tidak, saat aku terpuruk dan di vonis menderita kista ovarium, dia yang belum menyentuh ku sama sekali masih saja menerima ku apa adanya. Bahkan jika aku tak dapat memiliki anak."Kan masih ada solusi, Dek. Hidup berumah tangga bukan melulu soal keturunan. Buktinya yang anaknya banyak saja bisa mereka bercerai. Aku tak memusingkan hal itu, kita bisa adopsi anak kan?" ucapnya kala aku masih ragu untuk kembali padanya."Tapi, Mas. Kamu anak satu-satunya. Pasti ibumu menginginkan penerus untuk usahamu dan pasti harus anak kandung. Buka

  • WA Untuk Simpanan Nyasar ke Istri   Kecelakaan tragis

    "Astaghfirullah, Pak. Kita kesana, ini yang kecelakaan mobilnya Bang Ridho." Aku panik ketika yakin jika mobil itu milik Bang Ridho, semoga saja bukan Bang Ridho yang bawa. Melihat dari kondisi mobilnya yang rusak parah pasti pengemudi nya juga tak kalah parah."Kita putar balik ya, Pak!""Iya, Bu. Sebentar di depan kan over boden jadi kita harus memutar agak jauh.""Iya, Pak. Tapi cepat ya!"Ya Allah, lindungilah orang-orang yang aku sayangi, keluargaku juga teman-temanku. Aku masih panik dan harap-harap cemas. Ya Allah .... Aku terus menyebut nama-nya.Ketika tiba di sana, ambulan sudah datang, masih banyak orang yang berkerumun. Aku langsung turun ketika Pak Sopir sudah memarkirkan mobilnya. Segera berlari menuju TKP. Tak kuhiraukan panggilan Pak Sopir yang mungkin khawatir karena aku lari."Pak! Bagaimana keadaannya?" tanyaku pada salah satu orang lewat yang sepertinya sudah melihat."Yang mobil pribadi, meninggal ditempat, Mbak. Karena tercepit setir dan kepalanya pecah."Astaghf

  • WA Untuk Simpanan Nyasar ke Istri   Solusi

    "Assalamualaikum, Dek." "Waalaikumsalam," jawabku dengan datar, namun tetap aku meraih tanganya untuk Salim takzim.Fahri menjatuhkan diri di sofa, sebenarnya aku ingin langsung berkata, tapi melihat raut wajahnya yang seolah lelah, aku urung melakukan. Takut membawa setan. Biarkan ia tenang terlebih dahulu.Aku mengambil segelas air putih untuknya."Minum, A."Ia meraih gelas yang kubawa dan meneguknya sampai habis. Tak lama kemudian ia bangkit dan mengatakan jika ia ingin mandi.Setelah isya lewat, baru Fahri kembali dari masjid Pesantren, aku yang siap untuk mengikuti semua dramanya sudah tak sabar menunggu."Uni, biasa ya!" Dari depan pintu kamar ia sedikit mengeraskan suara. "Apa, A? Mau ngopi ya. Biar aku bikinin, Uni sedang beres-beres di dapur Pesantren.""Tak usah, Dek! Nanti nunggu Uni saja!" Dia menghentikan langkahku yang akan menuju dapur."A ... Apa bedanya sih buatanku dengan Uni, apa buatanku kurang manis? Atau kemanisan. Katakan saja biar aku bisa introspeksi diri."

  • WA Untuk Simpanan Nyasar ke Istri   Terungkap semua

    "Dek!" Aku menghela nafas berlahan, agar embun di mataku segera sirna. Kubalikan badan setelah yakin jika aku kuat tanpa harus menangis."Terserah, Aa saja! Intinya aku tak mentolerir jika terbukti suamiku berkhianat!" Kuputuskan untuk melangkah pergi, tak kupedulikan Fahri yang masih memanggilku. Sungguh, aku merasa tak berdaya kali ini. Aku tak punya bukti perselingkuhan mereka, dengan siapa aku harus meminta tolong."Bang Ridho." Seketika aku terlintas ingat akan dia, dulu aku selalu membagi suka dukaku padanya, namun sekarang? Ah! Aku segan jika harus bercerita padanya. Sementara dia juga punya masalah yang kadarnya hampir sama.Ponselku berdering, nama Bang Ridho terpampang. Dia panjang umur, baru saja kuingat langsung menelfon."Assalamualaikum, Hallo, Bang.""Waalaikumsalam, ngapain, Nun? Kamu sibuk nggak?""Sibuk apaan, Bang. Biasa aja cuma jalan-jalan keliling pesantren tiap hari.""Hahaha ... Iya, ya. Sekarang kan anakmu ratusan, harus sering-sering bertemu agar hafal nama

  • WA Untuk Simpanan Nyasar ke Istri   Terlaksana

    PoV RidhoAku masih sangat berharap jika Ria tetap menjadi istriku. Tak peduli jika Ria tak mudah hamil, bukankah ada solusi lain! Hidup bukan hanya soal keturunan."Kamu itu, Dho! Masih saja mengharapkan perempuan yang kemungkinan susah hamil. Kaya kaga ada perempuan lain saja!" Cetus Mama yang tak pernah lelah mengomel hal yang sama.Aku memaklumi dan tak menjawab apapun. Karena bagiku itu sama saja akan menjadi Boomerang bagiku. Jadi aku memilih diam.Tiap pagi aku selalu chat Ria, sekedar menanyakan keadaannya. Sungguh, sebenarnya aku rindu, rindu senyumnya, rindu manjanya bahkan rindu saat ia selalu menyuruhku melakukan hal-hal yang lebih banyak di kerjakan perempuan, walau itu tugas seorang suami.Aku rindu! Pekikku sendiri."Mas, sudah makan?" Dari sebrang sana terdengar suara lembut istriku. Aku tergugup, ini kali pertama ia menanyakan hal yang sepele."Be-belum, Dek. Nanti saja!" Gagapku, tak menyangka jika Ria menelfon hanya sekedar untuk menanyakan itu."Makanlah, jangan sa

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status