Share

Saudara Wisnu

Penulis: Pipit Aisyafa
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-15 23:45:12

Bang Ridho menjalani rumah tangga yang tak sehat, mungkin cinta Bang Ridho bertepuk sebelah tangan tapi, harusnya Bang Ridho sebagai laki-laki, pemimpin keluarga harus tegas. Bukan menuruti semua keinginan Ning Ria dengan merendahkan martabat sebagai seorang pemimpin.

Sayang boleh, bodoh jangan. Besok aku akan ajak Bang Ridho untuk bertemu. Menasehatinya hingga dia tak terlalu di injak-injak.

[Bang, besok bisa ketemu nggak?] Kukirim WA padanya. Masih centang dua berwarna abu-abu.

Akhirnya aku putuskan saja untuk pulang, memberitahu ibu jika aku baik-baik saja tentang alergi yang aku derita. Juga sore ini aku mengantar beliau kerumah bekas mertuaku.

"Bu!" panggilku begitu tiba, ia yang tengah duduk dengan membaca al qur'an kecil menoleh.

"Sudah pulang, Nduk. Bagaimana?" tanya dia penasaran.

"Ngga papa, Bu. Ternyata salah satu make-up yang aku gunakan ternyata sudah kadaluarsa."

"Kok bisa?"

Aku ceritakan saja tentang foundation yang kutemukan dikolong ranjang. Ibu hanya mengangguk-angg
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • WA Untuk Simpanan Nyasar ke Istri   Kecelakaan kecil

    "AINUN!" Bang Ridho berkata membentak, baru kali ini aku melihat kemarahan Bang Ridho. Apa aku salah? Menasehatinya karena melihat rumah tangga mereka yang tak sehat."Lebih baik diam kalau tak tau apa-apa! Jangan ikut campur urusan rumah tanggaku tanpa kuminta. Mengerti!" Bang Ridho menatapku nyalang."Tapi, Bang!""Cukup! Aku tahu apa yang terbaik untuk diriku."Bang Ridho beranjak dari duduk, berniat untuk pergi meninggalkan tempat ini."Bang!" aku masih berusaha memanggil."Urusi saja bakal rumah tanggamu! Jangan ikut campur rumah tanggaku. Percayalah, semua rumah tangga memiliki kadar cobaan sendiri-sendiri. Kamu juga nanti saat dengan Fahri memiliki masalah tersendiri. Semoga kamu kuat!"Deg! Apa maksud dari Bang Ridho, apa Bang Ridho tahu sesuatu dan tak mau mengatakannya padaku.'Ya Allah, aku sudah lelah mengalami cobaan rumah tangga dengan Mas Wisnu. Kuharap badai dalam rumah tanggaku dengan Fahri tak sekencang dulu.' Aku menatap kepergian Bang Ridho. Apa aku memang salah?

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-15
  • WA Untuk Simpanan Nyasar ke Istri   Tamu Malam

    "I-itu kan wanita yang tadi kan, Pak?" aku meyakinkan diri bahwa wanita yang tengah berbincang dengan Fahri itu wanita yang pongah tadi."I-iya, Bu. Saya tak lupa wajah sombongnya." kali ini Pak Sopir berkata apa adanya. Memang terlihat jelas kesombongannya hanya dari wajahnya.Fahri mendekat kemobilku, aku segera membuka pintu. Tak enak jika harus Fahri yang membukakan, sangat terlihat jika aku begitu manja. Aku bukan Ning Ria."Ainun, ayo, Mbak Diva sudah menunggu!" aku melangkah ragu, menatap wanita yang tadi bertemu dijalan."Kamu kan wanita yang tadi!" tunjuk wanita sombong itu."Mbak Diva sudah bertemu dengan Ainun?" tanya Fahri heran.Aku melongo. Mbak Diva! Bagaimana mungkin wanita yang ugal-ugalan dan pongah itu ternyata Kakak Fahri? Duh ...."Iya, ini wanita yang tadi aku ceritakan sama kamu, Fah! Wanita yang jual mahal tapi nyatanya mau juga. Tak nyangka ternyata dia itu tunanganmu. Kamu nemu di mana?" Deg! Ada sebuah jarum menusuk hati ini, sakit walau sedikit.Fahri men

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-16
  • WA Untuk Simpanan Nyasar ke Istri   Selesai masa idah

    Hatiku masih deg-degan, takut ternyata orang jahat bagaimana?"Bang Ridho?" aku heran ketika yang datang ternyata Bang Ridho. Kuedarkan pandangan berharap ada sosok istrinya Ning Ria."Eee ... Ainun, a-apa istriku kesini?" terlihat raut wajah khawatir Bang Ridho.Ning Ria? Kesini? Apa mereka bertengkar hingga Ning Ria kabur dari rumah."Ning Ria? Tidak, Bang. Emang ada apa? Abang bertengkar dengannya."Expresi Bang Ridho aneh, dia terlihat enggan mengatakan. Mungkin takut aku akan kembali ikut campur."Jawab saja, Nun. Ria nggak kesini?" Aku mengeleng, "ngga ada yang kesini, Bang.""Ya sudah!" ia mengaruk kepalanya gusar. Ada masalah apa kiranya."Mungkin pulang kerumahnya kali, Bang!" akhirnya aku beranikan diri berkata."Ngga mungkin, dia ngga akan berani pulang kerumah sendiri, apalagi diantara kami tak ada pertengkaran."Aku makin heran, kalau tidak bertengkar bagaimana mungkin Ning Ria pergi dari rumah begitu saja."Ya sudah, Nun. Aku pulang dulu, siapa tahu kalau dia sudah pula

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-16
  • WA Untuk Simpanan Nyasar ke Istri   Fitting baju pengantin

    "Bude ...!" panggilku saat mengetahui Bude tengah melihat aksi konyolku. Aku menutup wajah karena malu."Masuk, Bude. Maaf, tadi ... tadi ...."Bude tersenyum, "Ngga papa, Nun. Bude ngertu kok perasaanmu.""Heee ... Iya, Bude.""Bude harap ini menjadi pernikahanmu yang terakhir. Belajarlah dari masa lalu ya, Nduk!"Aku mengangangguk, mengaminkan setiap do'a yang terucap dari mulut Bude."Bude sangat ingin melihat kamu bahagia, Kuharap Fahri bisa menjadi suami yang pengertian, perhatian, setia dan yang lebih penting mampu menerima Aira sebagai mana penganti ayahnya. Satu hal penting itu yang memang harus di pertimbangkan janda beranak ketika menikah lagi. Kamu bisa lihat sendiri diberita, bagaimana ayah tiri membunuh anak tiri atau bahkan menghamilinya. Maaf, bukan aku ragu pada Fahri, Nduk. Bude cuma sedang bercerita bahwa point penting janda ketika menikah itu sayang juga ke anak tiri, bukan hanya mencintai ibunya. Harus satu paket yang tak boleh terpisahkan."Setiap kata yang teruca

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-17
  • WA Untuk Simpanan Nyasar ke Istri   Pernikahan

    Terlihat Fahri begitu gugup ketika perempuan itu mendekat, ada raut tak enak padaku."Siska!" Akhirnya Fahri mengucapkan nama juga. Perempuan itu pasti bernama Siska."Iya, Fah. Gimana kabarmu, kenapa semenjak kejadian itu kamu menghilang. Kamu sudah sembuhkan dan apa ... Dia calon istrimu?" Perempuan bernama Siska itu melihat kearahku."Maaf ya, Sis. Aku masuk dulu." Entah kenapa kulihat wajah Fahri memerah bahkan terlihat begitu gugup. Ada apa diantara mereka. Sembuh dari apa?Fahri langsung masuk kedalam, kuikuti setelah sebelumnya berpamitan dengan perempuan itu. Bagaimana Fahri bisa kenal dengan yang aku yakini dia bukan perempuan baik-baik.Fahri menemui pemilik butik, yang sebelumnya telah terlebih dahulu membuat janji. Beberapa pertanyaan terlempar kearahku, bagaimana model baju yang aku inginkan warna serta ukuran. Fahri hanya diam saja dan sekali menimpali jika ia menyangkut dirinya.Aku cukup senang karena antara seleraku dan selera Fahri sedikit sama, jadi tak perlu repot-

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-17
  • WA Untuk Simpanan Nyasar ke Istri   Ria masuk rumah sakit

    Hah, Fahri sudah berbaring? Segera aku membuka pintu kamar mandi lebar. Walau dada ini deg-degan tapi aku berdosa jika membuat suamiku menunggu untuk melakukan haknya.Setelah menyisir rambut, aku beranjak naik keatas tempat tidur. Kupikir posisi Fahri yang menutup mata dengan lengan tangannya, dia sedang menungguku.Aku naik keatas tempat tidur, memposisikan di samping Fahri. Namun, saat aku akan mendekat pada tubuhnya, aku mendengar dengkuran halus dari mulutnya. Ah ... Fahri sudah tidur.Aku memaklumi, mungkin kelelahan hari ini yang membuat ia begini atau tadi aku yang mandi terlalu lama.Bodoh! Kutepuk keningku sendiri. Hanya karena gugup aku milih berlama-lama di kamar mandi. Kan jadi begini, kasian Fahri. Aku mengerucutkan bibir. Kemudian menarik selimut untuk ikut terlelap dalam mimpi."Dek, bangun!" Berlahan tubuhku digoyangkan secara halus. Aku menggeliat, siapa sii? Aku kan masih ngantuk."Bangun, Dek. Kita salat subuh!" Aku terperanjat dan baru ingat kalau aku sekarang ist

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-18
  • WA Untuk Simpanan Nyasar ke Istri   Penyesalan Ria

    PoV RiaHari ini rasanya aku mual sekali, tapi tetap kupaksakan untuk datang ke pernikahan Fahri dan Ainun. Walau aku akui sudut hati ini ada yang tak ikhlas. Namun, aku berusaha untuk tetap terlihat tersenyum. Rasa kesal dan dendam pada Mas Ridho yang menikahi ku secara tiba-tiba kini sedikit terkikis. Semua karena aku akui bahwa Mas Ridho sebenarnya laki-laki yang sangat baik.Walau Mas Ridho sudah melarang ku untuk tidak hadir dan beristirahat, tapi aku tak enak pada Fahri. Nanti aku di kira masih dengki padanya atas pernikahannya dengan Ainun. Terlebih Ainun, yang selalu menaruh curiga atas apa yang terjadi dalam rumah tanggaku."Kita ke Klinik ya?" Mas Ridho menawariku ketika turun dari podium pernikahan.Aku sempat mual-mual, bahkan Fahri dan Ainun mengira aku hamil. Mana mungkin aku hamil jika aku saja masih perawan. Lucu!Pernikahan sudah dua bulan tapi aku belum menyerahkan diri. Aku masih menolak jika suamiku mulai merayu. Beruntung dia cukup mengerti, tapi pengertiannya jus

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-18
  • WA Untuk Simpanan Nyasar ke Istri   Menunggu hasil

    Ria keterlaluan sekali, dia tak memenuhi hak Bang Ridho, memperlakukan bagai babu dan sekarang terungkap bahwa Bang Ridho belum mendapatkan haknya? Sungguh aku ikut emosi mendengarnya.Aku sebagai saudara tentu marah, karena merasa tak pantas Bang Ridho diperlakukan seperti ini! Setelah meluapkan amarah dan Kyai Salim datang bahkan mendengar, aku memilih mundur dan pergi dari ruang rawat inap."Ainun, apa yang terjadi?" tanya Bude Sri begitu aku keluar."A-anu, Bude ..." Aku bingung untuk berkata apa pada Bude, sungguh pasti dia kecewa atas semua ini jika tahu Ning Ria menantu satu-satunya ternyata berbuat tidak adil pada anaknya.Terlebih jika Bude tahu bahwa Ning Ria tak bisa hamil lantaran ada kista yang bersarang di rahim menantunya."Anu apa, Nun? Jawab yang jelas jangan buat Bude penasaran!""Iya, Bude. Ning Ria mengidap kista ovarium dan harus di operasi." Dengan hati-hati aku berucap."Astaghfirullah ... Bagaimana ini?" Bude mulai sesenggukan. Aku sangat tahu perasaan Bude."S

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-19

Bab terbaru

  • WA Untuk Simpanan Nyasar ke Istri   Keikhlasan (Tamat)

    "Bertahan ya ... Sebentar lagi kita sampai!" ucapku menenangkan. Sebenarnya aku sendiri panik setengah mati. Bagaimana tidak, melihat kondisi Ning Ria yang sudah tak karuan. Tiba di lobi rumah sakit, aku segera turun, berlari memanggil perawat untuk segera membawa tandu. "Tolong! Gawat darurat!" Aku berlari, seketika dengan sigap beberapa perawat datang menuju mobil. "Kamu harus kuat ya, Neng!" ucapku sambil terus berjalan mengimbangi roda. Bude hanya bisa menangis, melihat kondisi Ning Ria yang sudah setengah sadar. Perawat dengan sigap memanggil dokter untuk segera melakukan pemeriksaan. Aku langsung memeluk Bude, saat Ning Ria sudah memasuki IGD. "Tenang, Bude. Pasti semua baik-baik saja." Kuelus punggung Bude dan membawanya untuk duduk. Fahri terlihat tergesa berjalan menuju tempat kami. "A, sudah hubungi Kyai Salim?" tanyaku begitu ia tiba. "Udah, Dek. Mereka sedang menuju kesini." Aku bernafas lega, setidaknya dalam kondisi seperti ini keluarga tahu. Aku terus berdo'a u

  • WA Untuk Simpanan Nyasar ke Istri   Pendarahan

    "Ada apa, Dok?" aku bertanya sedikit panik melihat raut wajah dokter yang seperti nya memiliki masalah.Beliau menghela nafas panjang, aku yakin dia berat untuk menyampaikan."Begini, Bu, Pak. Menurut hasil Lap yang saya terima, jika maaf Sperm* Pak Fahri kurang sehat."Deg! Aku langsung berpaling kepada Fahri yang berada di sebelahku, pasti ia terpukul dengan penuturan dokter Rafli. Raut wajah Fahri terlihat sendu."I-itu artinya kalau saya mandul, Dok?" Fahri bersuara dengan bergetar.Kami tidak memvonis Pak Fahri mandul, cuma jika Pak Fahri ingin memiliki momongan. Sebaiknya Pak Fahri sering konsultasi dan menjalani pola hidup sehat. Agar keinginan itu dapat terwujud.***Fahri keluar dengan lemas. Bahkan ketika aku pegang tangannya ia tak merespon sama sekali. Pandangannya kosong dan entah apa yang sedang ia pikirkan."A ...."Dia masih diam saja, berjalan dengan lambat."Aa ngga papa kan?" Kugoyangkan sedikit tubuhnya."Astaghfirullah ... Maaf, Dek. Aa hampir putus asa menerima

  • WA Untuk Simpanan Nyasar ke Istri   Keterangan

    "Apa, Bude. Alhamdulilah ... Ya Allah, rahasia Allah memang tak terduga ya. Selamat ya, Bude. Semoga debay dan ibunya sehat sampai lahiran." Aku turut bahagia mendengar kabar tentang kehamilan Ning Ria. Pasti kini dia tengah bahagia, setelah merasa terpuruk atas meninggalnya Bang Ridho."Iya, Nun. Bude bersyukur banget, bude dapat penghibur untuk hidup Bude. Cuma kata dokter Ria kandungannya lemah dan harus di jaga sebaik mungkin. Kamu mau kan ikut menjaga?"Aku melonggo, tak maksud dengan apa yang di sampaikan oleh Bude Sri. Aku, ikut menjaga?"Maksud, Bude?""Maksud Bude, ingin agar kamu menemani dia saat cek up dan sebisa mungkin sering main kesini. Hibur dia agar tak terus merasa sedih."Ucapan Bude ada benarnya, memang jika kandungan lemah akan sangat rentan jika stres. Aku harus membantu Bude untuk merawat Ria sampai melahirkan, aku harus pastikan Bang Ridho junior lahir kedua ini dengan selamat. Aku berjanji padamu, Bang! "Baik, Bude. Nanti aku usahakan waktu yang banyak untuk

  • WA Untuk Simpanan Nyasar ke Istri   Penderita

    PoV Wisnu"Kamu kerja baru setengah bulan udah izin empat hari! Kamu pikir ini usaha milik nenek moyangmu?!" gentak Pak Suid pemilik cucian motor dimana tempatku bekerja. Ya ... Sejak setengah bulan yang lalu, aku bekerja sebagai buruh cuci motor. Terpaksa untuk menyambung hidup."Maaf, Pak. Saya sakit, ngga bisa di paksa kalau lagi kambuh," ucapku pelan berharap dia mengerti."Memangnya kamu sakit apa? Sakit maag!""Bu-bukan, Pak. Sa-saya sakit gonore,"jawabku pelan."Apa kamu kena gonore, kencing nanah, raja singa, aids." Dia menyebutkan macam-macam penyakit, padahal semua itu berbeda. Ah! Dia itu lebay sekali.Aku tertunduk, tak mau berdebat pada orang yang minim ilmu, yang mengira antara gonore dengan raja singa bahkan Aids itu sama."Mulai hari ini saya kamu pecat! Saya tak mau punya karyawan memiliki penyakit kelamin. Bisa-bisa nular lagi." Kata tajam pemilik usaha itu membuat nyeri ulu hati."Tapi, Pak! Penyakitmu tak menular jika hanya bersentuhan." Belaku berharap ia lebih ta

  • WA Untuk Simpanan Nyasar ke Istri   Takdir Allah

    PoV RiaMenjadi istri seorang bernama Ridho Herlambang. Ternyata begitu bahagia, walau telat karena keegoisanku. Kini aku sadari jika menjadi istri Mas Ridho, itu sebuah keberuntungan. Selain dia baik, pengertian, juga sangat penyayang. Aku merasa bak jadi seorang putri raja saat bersamanya, dia memanjakanku lebih dari Abah.Andai saja, aku sejak pertama tak menolaknya, berlaku menjadi istri sepenuhnya, mungkin aku tak akan merasa sebersalah ini. Bagaimana tidak, saat aku terpuruk dan di vonis menderita kista ovarium, dia yang belum menyentuh ku sama sekali masih saja menerima ku apa adanya. Bahkan jika aku tak dapat memiliki anak."Kan masih ada solusi, Dek. Hidup berumah tangga bukan melulu soal keturunan. Buktinya yang anaknya banyak saja bisa mereka bercerai. Aku tak memusingkan hal itu, kita bisa adopsi anak kan?" ucapnya kala aku masih ragu untuk kembali padanya."Tapi, Mas. Kamu anak satu-satunya. Pasti ibumu menginginkan penerus untuk usahamu dan pasti harus anak kandung. Buka

  • WA Untuk Simpanan Nyasar ke Istri   Kecelakaan tragis

    "Astaghfirullah, Pak. Kita kesana, ini yang kecelakaan mobilnya Bang Ridho." Aku panik ketika yakin jika mobil itu milik Bang Ridho, semoga saja bukan Bang Ridho yang bawa. Melihat dari kondisi mobilnya yang rusak parah pasti pengemudi nya juga tak kalah parah."Kita putar balik ya, Pak!""Iya, Bu. Sebentar di depan kan over boden jadi kita harus memutar agak jauh.""Iya, Pak. Tapi cepat ya!"Ya Allah, lindungilah orang-orang yang aku sayangi, keluargaku juga teman-temanku. Aku masih panik dan harap-harap cemas. Ya Allah .... Aku terus menyebut nama-nya.Ketika tiba di sana, ambulan sudah datang, masih banyak orang yang berkerumun. Aku langsung turun ketika Pak Sopir sudah memarkirkan mobilnya. Segera berlari menuju TKP. Tak kuhiraukan panggilan Pak Sopir yang mungkin khawatir karena aku lari."Pak! Bagaimana keadaannya?" tanyaku pada salah satu orang lewat yang sepertinya sudah melihat."Yang mobil pribadi, meninggal ditempat, Mbak. Karena tercepit setir dan kepalanya pecah."Astaghf

  • WA Untuk Simpanan Nyasar ke Istri   Solusi

    "Assalamualaikum, Dek." "Waalaikumsalam," jawabku dengan datar, namun tetap aku meraih tanganya untuk Salim takzim.Fahri menjatuhkan diri di sofa, sebenarnya aku ingin langsung berkata, tapi melihat raut wajahnya yang seolah lelah, aku urung melakukan. Takut membawa setan. Biarkan ia tenang terlebih dahulu.Aku mengambil segelas air putih untuknya."Minum, A."Ia meraih gelas yang kubawa dan meneguknya sampai habis. Tak lama kemudian ia bangkit dan mengatakan jika ia ingin mandi.Setelah isya lewat, baru Fahri kembali dari masjid Pesantren, aku yang siap untuk mengikuti semua dramanya sudah tak sabar menunggu."Uni, biasa ya!" Dari depan pintu kamar ia sedikit mengeraskan suara. "Apa, A? Mau ngopi ya. Biar aku bikinin, Uni sedang beres-beres di dapur Pesantren.""Tak usah, Dek! Nanti nunggu Uni saja!" Dia menghentikan langkahku yang akan menuju dapur."A ... Apa bedanya sih buatanku dengan Uni, apa buatanku kurang manis? Atau kemanisan. Katakan saja biar aku bisa introspeksi diri."

  • WA Untuk Simpanan Nyasar ke Istri   Terungkap semua

    "Dek!" Aku menghela nafas berlahan, agar embun di mataku segera sirna. Kubalikan badan setelah yakin jika aku kuat tanpa harus menangis."Terserah, Aa saja! Intinya aku tak mentolerir jika terbukti suamiku berkhianat!" Kuputuskan untuk melangkah pergi, tak kupedulikan Fahri yang masih memanggilku. Sungguh, aku merasa tak berdaya kali ini. Aku tak punya bukti perselingkuhan mereka, dengan siapa aku harus meminta tolong."Bang Ridho." Seketika aku terlintas ingat akan dia, dulu aku selalu membagi suka dukaku padanya, namun sekarang? Ah! Aku segan jika harus bercerita padanya. Sementara dia juga punya masalah yang kadarnya hampir sama.Ponselku berdering, nama Bang Ridho terpampang. Dia panjang umur, baru saja kuingat langsung menelfon."Assalamualaikum, Hallo, Bang.""Waalaikumsalam, ngapain, Nun? Kamu sibuk nggak?""Sibuk apaan, Bang. Biasa aja cuma jalan-jalan keliling pesantren tiap hari.""Hahaha ... Iya, ya. Sekarang kan anakmu ratusan, harus sering-sering bertemu agar hafal nama

  • WA Untuk Simpanan Nyasar ke Istri   Terlaksana

    PoV RidhoAku masih sangat berharap jika Ria tetap menjadi istriku. Tak peduli jika Ria tak mudah hamil, bukankah ada solusi lain! Hidup bukan hanya soal keturunan."Kamu itu, Dho! Masih saja mengharapkan perempuan yang kemungkinan susah hamil. Kaya kaga ada perempuan lain saja!" Cetus Mama yang tak pernah lelah mengomel hal yang sama.Aku memaklumi dan tak menjawab apapun. Karena bagiku itu sama saja akan menjadi Boomerang bagiku. Jadi aku memilih diam.Tiap pagi aku selalu chat Ria, sekedar menanyakan keadaannya. Sungguh, sebenarnya aku rindu, rindu senyumnya, rindu manjanya bahkan rindu saat ia selalu menyuruhku melakukan hal-hal yang lebih banyak di kerjakan perempuan, walau itu tugas seorang suami.Aku rindu! Pekikku sendiri."Mas, sudah makan?" Dari sebrang sana terdengar suara lembut istriku. Aku tergugup, ini kali pertama ia menanyakan hal yang sepele."Be-belum, Dek. Nanti saja!" Gagapku, tak menyangka jika Ria menelfon hanya sekedar untuk menanyakan itu."Makanlah, jangan sa

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status