Beranda / Romansa / Vonis mandul ditengah kehamilan istriku / Nisa itu hanya butuh perhatian!

Share

Nisa itu hanya butuh perhatian!

Penulis: Rhienz
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-12 23:52:25

"K-kita … kita sedang mencari kunci mobil yang jatuh, Nis! I-iya' kan, Del?" ucap Anton berbohong. Walaupun ia yakin Nisa tidak akan mempercayainya. Terlebih Nisa melihat apa yang ia dan Adel lakukan barusan.

Adel pun mengangguk mengiyakan. Gadis itu tidak bisa menyembunyikan perasaan senangnya karena bisa menikmati ciuman hangat dari pria yang dicintainya.

"Ayo cepat masuk, Mas! Udah malam ini, nanti kamu masuk angin kalau lama-lama diluar! Besok aja nyari kunci mobilnya," ucap Nisa. Ia menarik lengan Anton dan memaksanya masuk.

"Iya, Nis, sebentar. Ayo' Del, kita masuk!" ajak Anton pada Adelia. Mereka bertiga pun segera masuk ke dalam rumah.

Di meja sudah tersaji empat gelas teh hangat dan ubi rebus yang di

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Vonis mandul ditengah kehamilan istriku   Mau' kan, rujuk sama aku?

    Pagi hari Anton bangun lebih awal, setelah mandi ia pun segera keluar dari rumah menuju pekarangan depan untuk menelpon Ayahnya dan juga orang tua Adel. Tadi malam Anton memang sudah mengirim pesan singkat kepada mereka. Namun, belum afdol rasanya jika belum berbicara langsung dan mengabarkan jika mereka baik-baik saja.Selesai menelpon keluarganya, Anton pun lantas menelpon dokter Tiara untuk berkonsultasi mengenai kondisi Nisa yang belum sepenuhnya stabil.Ia menceritakan semuanya kepada dokter yang dulu merawat Nisa di rumah sakit jiwa itu.Dokter Tiara menyarankan agar Nisa mengikuti terapi. Namun, karena kondisi yang tidak memungkikan akhirnya dokter Tiara pun memberikan opsi kedua yaitu dengan memberinya obat agar Nisa lebih tenang.

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-13
  • Vonis mandul ditengah kehamilan istriku   Awas aja Lo! Gue bakal bikin perhitungan.

    "Udahlah, Nis, nggak usah ngebahas yang aneh-aneh!" jawab Anton bangkit dari duduknya. Ia tidak ingin melayani ucapan Nisa yang ngawur itu."Aneh-aneh gimana, sih' Mas? Permintaanku' kan, sudah jelas! Aku hanya ingin rujuk sama kamu, agar kita bisa kumpul lagi. Kita bisa merawat Fadlan dan Qila sama-sama,"Anton sama sekali tidak menghiraukan ocehan Nisa, ia pun memilih untuk mengajak kedua adik iparnya itu untuk pulang."Kalian berdua sudah puas, kan' mainnya? Kita pulang sekarang yuk?" ajak Anton, kemudian di iyakan oleh kedua adik iparnya itu."Ayo, Nis! Kita pulang!" ucap Anton berjalan lebih dulu menuju mobil. Nisa yang kesal karena ucapannya di acuhkan oleh Anton pun segera berlari mengejar mantan suaminya itu."Tungguin dong Mas! Aku jangan ditinggal!" ucapnya bergegas masuk ke dalam mobil dan duduk di samping kursi kemudi."Kamu ko buru-buru banget, sih' Mas? Baru juga jalan-jalan sebentar, udah ngajak pulang!" cetus Nisa kesal.

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-15
  • Vonis mandul ditengah kehamilan istriku   Lo itu intim banget sama dia!

    "Eh, eh, eh kenapa jadi kamu yang minum? Ini' kan buat Mas Anton!" tegur Nisa kesal. Matanya melotot, menatap gadis itu dengan sinis."Memangnya kenapa? Nggak boleh? Suka-suka gue dong! Lagian--salah lo sendiri, ngapain bawa minumnya cuma satu! Emang lo pikir yang haus cuma Anton doang? Gue juga haus tau!" jawab Adel dengan entengnya."Kalau kamu haus, bikin aja sendiri! Memangnya kamu ini ratu? Jadi tamu tidak tahu sopan santun! Main embat minuman orang aja! Dasar nggak punya etika!" sungut Nisa kesal."Lo tuh yang nggak punya etika! Udah tau gue tamu di rumah ini, bukannya diperlakukan dengan sopan' malah di maki-maki! Dasar perempuan nggak waras!""Apa kamu bilang? Saya perempuan nggak waras? Kamu' tuh yang nggak waras! Dasar pelakor, cewek murahan! Pergi kamu dari rumah ini!" Bentak Nisa geram. Ia hampir saja menjambak rambut Adel. Beruntung Anton dengan sigap menahannya."Udah! Udah! Hanya karena masalah sepele saja kalian jadi ribut! Udah cuk

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-17
  • Vonis mandul ditengah kehamilan istriku   Aduh, gimana ini?

    Sudah hampir lima jam, Anton dan Adel belum juga tiba karena terjebak kemacetan. Antrian cukup panjang di pintu toll membuat mereka harus menempuh perjalanan yang lebih lama dari biasanya.'kasihan Adel, dia pasti kelelahan,' gumam Anton dalam hati. Ia menatap Adel yang tertidur di mobil.Sudah hampir jam dua belas malam, itu artinya sudah lima jam mereka di perjalanan. Tidak mungkin jika Anton mengantar Adel pulang tengah malam seperti ini."Kita sudah sampai' belum?" tanya Adel terbangun dari tidurnya."Ini baru keluar dari toll, kalau masih ngantuk tidur aja!""Nggak, gue udah nggak ngantuk! Ko macet banget sih, memangnya ada apa? Ada kecelak

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-17
  • Vonis mandul ditengah kehamilan istriku   Ini calon menantu Ibu!

    "Ayo turun! Kita sudah sampai!" ucap Anton saat mobilnya berhenti di rumah minimalis itu.Ia bergegas keluar dari mobil kemudian menunggu Adel keluar."Del! Ayo turun! Buka pintunya!" ucap Anton mengetuk jendela mobilnya saat pintu Adel tidak bisa ditarik. Sepertinya gadis itu mengunci pintunya dari dalam."Del! Kamu kenapa' sih? Udah nyampe nih, ayo turun, jangan aneh-aneh deh. Saya lelah pengen istirahat,""Iya, tunggu bentar! Bawel banget sih, gue nyari sisir dulu! Lo liat' kan, rambut gue berantakan gini' udah kayak nenek lampir aja!" sahut Adel dari dalam mobil. Gadis itu tampak sibuk mengobrak-abrik tas nya.'Aduh, mana' sih, sisirnya? Perasaan biasanya ada di dalam tas deh, ko tiba-tiba nggak ada sih??' Gumam Adel dalam hati saat ia tidak menemukan sisir di dalam tas nya."Del, cepet! Udah nggak usah sisiran!""Gue malu ketemu sama Ibu lo, kalau rambut gue acak-acakan kayak gini! Lo punya sisir nggak? Gue minjem!" L

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-19
  • Vonis mandul ditengah kehamilan istriku   Lo aja kali yang ngarep tidur sama gue?

    "Ayo masuk! Kita ngobrolnya di dalam saja!" Ajak Bu Minah, Adel pun mengangguk mengiyakan."Nak Adel mau minum apa? Biar Ibu bikinin,""Tidak usah repot-repot, Bu! Tadi saya sudah minum di jalan,""Tidak apa, kan sekarang udah di rumah, jadi beda lagi minumnya! Nak Adel tunggu sebentar ya' Ibu ke dapur dulu," ucap Bu Minah. Ia tidak menghiraukan penolakan Adel. Bu Minah begitu antusias ingin membuat teh hangat untuk calon menantunya itu."Lho, ibu mana? Ko' kamu sendirian?" tanya Anton saat ia masuk ke dalam rumah dan melihat Adel duduk seorang diri di ruang tamu."Ibu ke dapur, maksa mau buatin minum. Padahal gue udah nolak, tapi Ibu Lo kekeh," sahut

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-19
  • Vonis mandul ditengah kehamilan istriku   Wanita itu pembawa sial!

    Pagi hari, aneka hidangan sudah tersaji di meja makan. Bu Minah sengaja membuat sarapan yang spesial untuk calon menantunya. Ia begitu semangat, sejak subuh dirinya sudah berkutat di dapur untuk mengolah bahan makanan yang ada di kulkasnya."Anton, kamu sudah bangun? Mau ibu bikinkan kopi?" tanya Bu Minah saat Anton keluar dari kamar Arjuna."Iya, Bu. Boleh," jawab Anton. Ia pun berjalan menuju meja makan."Ini semua Ibu yang masak?" tanya Anton menunjuk aneka menu di atas meja."Iya lah Anton, masa orang lain. Sudah sana cepat mandi, nanti kita sarapan bareng," sahut Bu Minah sebelum melenggang ke dapur."Ko banyak banget masak nya bu? Kita' ka

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-21
  • Vonis mandul ditengah kehamilan istriku   Sampai kapan pun Nisa adalah tanggung jawab saya!

    "Serius banget ngobrolnya? Lagi ngebahas apa?" tanya Anton berjalan menghampiri dua wanita yang tengah asik berbincang di atas sofa."Anton! Kamu bikin kaget aja!" ucap Bu Minah terkejut melihat kedatangan Anton yang tiba-tiba."Emang lagi ngobrolin apaan' sih, Bu? Sampai kaget gitu liat Anton datang? Apa jangan-jangan kalian berdua lagi gosipin Anton? Iya' kan, Bu? Ayo ngaku aja,""GR kamu, Ton! Orang Ibu dan Adel lagi ngebahas masakan Ibu barusan, bukan ngebahas kamu!" Sahut Bu Minah berbohong. Ia tidak ingin anaknya tahu jika dirinya menceritakan kejelekan Nisa pada Adel."Oh iya? Emang bener, Del' apa yang dikatakan ibu barusan? Kalau kalian berdua sedang membahas masakan Ibu?"

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-22

Bab terbaru

  • Vonis mandul ditengah kehamilan istriku   Terimakasih Para Reader

    Hallo semuanya 🥰🥰 Akhirnya setelah penantian dan proses yang cukup lama. Novel Vonis mandul ditengah kehamilan istriku atau disingkat menjadi (VMDKI) Ending juga 🥳🥳🥳Pertama-tama Saya mengucapkan terimakasih pada Tuhan Yang Maha Esa dan juga kepada Keluarga besar saya yang telah mendukung saya menjadi seorang Penulis. Dan yang paling spesial adalah terimakasih saya kepada seluruh pembaca setia novel VMDKI yang mengikuti novel ini dari awal terbit sampai tamat. 200 bab bukanlah jumlah yang sedikit, dan tentunya banyak diantara kalian semua yang sudah menghabiskan dana untuk membaca novel ini. Saya mohon maaf telah membuat kalian menghabiskan uang jajan atau bahkan uang dapur kalian untuk cerita ini. Semoga kalian bisa mendapat ganti yang berlipat ganda, semoga selalu di beri kesehatan, dan di lancarkan rezekinya. Mohon maaf jika masih banyak kekurangan dan Typo di dalam Novel ini. Jika berkenan yuk, baca juga novel ottor yang lainnya. *Yang suka dr

  • Vonis mandul ditengah kehamilan istriku   TAMAT

    ***Setelah pertemuan itu mereka tidak lagi bertemu sampai acara pernikahan tiba. Anton dan Adelia hanya berkomunikasi lewat telepon dan watsap. Hari terus berganti, kedua keluarga semakin sibuk mempersiapkan acara sakral itu. Mereka ingin acara itu menjadi pernikahan termewah di Jakarta. Malam ini kedua keluarga mengadakan pertemuan tertutup. Dua pasangan paruh baya itu mengadakan jamuan di sebuah restoran VVIP untuk membahas persiapan pesta yang akan digelar besok. Mereka ingin memastikan jika semua persiapan sudah seratus persen. "Syukurlah jika semuanya sudah siap, saya sangat lega mendengarnya! Ini adalah momen spesial untuk kami," ucap Tuan Romy lega. "Iya, Pak. Kami pun begitu, rasanya tidak sabar untuk menunggu hari esok," jawab Pak Tio. "Kalau begitu, kita akhiri saja pertemuan ini, sepertinya sudah malam juga, sudah waktunya kita istirahat agar besok pagi tidak terlambat," ucapnya. Mereka p

  • Vonis mandul ditengah kehamilan istriku   Di tahan dulu kangennya!

    ***Dengan wajah memerah, Anton keluar dari minimarket membawa bungkusan berwarna merah muda itu. "Sial! Gara-gara Adel, aku jadi di ketawain anak-anak ABG tadi, mana jadi bahan olok-olokkan mereka lagi," cetus Anton menutup pintu mobilnya dengan kesal."Lagian, ngapain juga tuh kasir banyak tanya, pake acara nawarin merek lain segala lagi, memang dia pikir' saya ngerti apa dengan merek-merek pembalut? Aneh-aneh aja tuh orang," Anton menyalakan mesin mobilnya dan pergi meninggalkan minimarket berlogo merah kuning itu.Sesampainya di rumah Adel, Anton pun langsung masuk ke dalam rumah yang tidak di kunci itu sesuai perintah Adel saat ia menelpon."Adel! Kamu dimana?""Gue di kamar! Lo sini aja! Gue nggak bisa turun nih," teriak Adel menyahut dari kejauhan."Jangan bercanda dong, Del! Di rumah kamu nggak ada siapa-siapa, ntar kalau tiba-tiba Papa dan Mama kamu datang dan melihat saya ada di k

  • Vonis mandul ditengah kehamilan istriku   Apa? beliin pembalut?

    🍀🍀🍀"Ibu langsung istirahat saja! Ibu pasti capek, kan? Barang-barangnya biar si Mbok dan Sulis yang urus!" ucap Anton saat mereka tiba di rumah sang Ayah. Wanita paruh baya itu pun mengangguk dan menuruti seruan anaknya. Sedangkan Anton segera masuk ke dalam kamarnya, ia pun merasa lelah setelah membantu memindahkan barang-barang ibunya.Kring! Kring! Ponsel Anton berdering, dengan cepat ia mengangkat panggilan masuk dari Lilis. "Halo, assalamualaikum' Mbak,""Waalaikumsalam, Mas. Maaf mengganggu, saya hanya ingin mengucapkan terimakasih atas paket yang dikirim mas Anton. Anak-anak senang sekali, Mas,""Syukurlah kalau paketnya sudah sampai, Mbak. Semoga Fadlan dan Aqila menyukainya," ucap Anton lega. Tiga hari lalu Anton mengirim perlengkapan sekolah untuk kedua adik iparnya itu. Mulai dari baju seragam, sepatu, tas dan perlengkapan lainnya. "Suka banget, Mas. Dari tadi mereka nggak sabar ingin bilang terima

  • Vonis mandul ditengah kehamilan istriku   Mengubur semua kenangan buruk kita

    🍀🍀🍀Satu minggu sebelum pernikahan Anton di gelar, Tuan Romy dan Bu Minah pun melangsungkan acara pernikahan mereka di kediaman Tuan Romy, acaranya berlangsung khidmat dan sederhana sesuai permintaan Bu Aminah. Hanya kerabat dan orang-orang terdekat mereka yang menghadiri acara tersebut. Bu Aminah tampak begitu cantik dengan balutan kebaya Jawa, begitupun dengan Tuan Romy, pria lima puluh dua tahun itu tampak gagah dengan busana adat dan juga blangkon khas Jawa yang ia kenakanan. Pasangan paruh baya itu pun duduk di depan penghulu. "Bagaimana Pak Romy, sudah siap?" tanya penghulu itu memastikan. Tuan Romy pun langsung mengangguk yakin. Anton dan kekasihnya duduk di sebelah mereka, menyaksikan betapa sakralnya ijab kabul yang diucapkan sang Ayah. Suasana hening sejenak saat Tuan Romy dengan lugas dan lancar mengucapkan ijab kabul dengan satu tarikan nafas."Bagaimana saksi? Sah?" tanya penghulu memastikan."Sah!"

  • Vonis mandul ditengah kehamilan istriku   Bu Minah dan Tuan Romy puber kedua

    ***Satu minggu setelah perdebatan itu, suasana kembali mencair. Bu Minah berusaha untuk menghilangkan kebenciannya kepada Jannah. Bagaimanapun anak itu memang tidak berdosa. Tidak mungkin ia harus menanggung beban atas perbuatan keji yang dilakukan kedua orang tuanya. Bu Minah berusaha meyakinkan dirinya, meski itu tidak semudah yang dipikirkan. Tapi ia yakin, lambat laun rasa sayang itu akan tumbuh dengan sendirinya. Kring! Kring! Dering ponselnya berbunyi. Nama Tuan Romy terpampang di layar. Dengan antusias Bu Minah segera menggeser tombol hijau dan berbicara dengan pria yang kini kembali mengisi kekosongan hatinya. "Halo, Mas. Sudah berangkat?" tanya Bu Minah saat seseorang memanggil namanya. "Sudah, Minah. Ini Mas sudah di jalan, sebentar lagi sampai. Kamu sudah siap' kan?" "Sudah, Mas. Saya tunggu di luar ya, biar kita langsung berangkat," Sahutnya sebelum memutus panggilan. Hari

  • Vonis mandul ditengah kehamilan istriku   Jannah tidak berdosa!

    Sore menjelang malam, mereka pun tiba di Jakarta. Setelah mengantar Adel sampai ke rumahnya, Anton pun bergegas pulang. Dan betapa terkejutnya ia saat melihat Bu Minah ada di rumah sang Ayah dan menyambut dirinya dengan wajah tak bersahabat."Ibu? Sejak kapan ibu disini?" tanya Anton meraih tangan ibunya dan menciumnya takzim."Kamu dari mana saja Anton? Kenapa nomormu tidak bisa dihubungi?" tanya Bu Minah menatap tajam Anak sulungnya itu. Melihat raut wajah ibunya yang kesal, Anton pun bingung harus menjawab apa. "Kenapa diam saja Anton? Kamu tidak dengar apa yang ibu tanyakan?! Kamu dari mana saja? Kenapa pergi tidak pamit sama ibu?""Maaf kan Anton, Bu. Anton … Anton ada urusan,""Urusan? Urusan apa? Mengurus wanita jalang itu maksudmu?! Jawab Anton! Benarkan apa yang ibu katakan?" Mendengar cercaran pertanyaan dari ibunya, Anton pun hanya bisa mengangguk mengiyakan. Ia tidak mungkin berdebat dengan sang ibu d

  • Vonis mandul ditengah kehamilan istriku   Korban seorang residivis

    Mereka bertiga pun akhirnya memutuskan untuk pulang, Anton dan Adel mengantar Lilis terlebih dahulu sebelum mereka berdua kembali ke Jakarta. "Terimakasih, ya' Mas Anton, maaf sudah terlalu banyak merepotkan," ucap Lilis saat mereka tiba di rumahnya. "Tidak apa, Mbak. Itu sudah menjadi tanggung jawab saya. Kalau begitu saya pamit dulu' ya, Mbak. Salam pada anak-anak," "Baik, Mas. Nanti saya sampaikan salam dari Mas Anton pada Qila dan Fadlan jika mereka sudah pulang dari sekolah. Mas Anton dan Mbak Adel hati-hati di jalan," sahut Lilis dan segera di anggukan oleh Anton maupun Adel. Dua sejoli itu pun akhirnya pergi meninggalkan kampung halaman Nisa.Tidak bisa dipungkiri, di kampung ini Anton sempat menjadi bagian dari keluarga besar Abah dan Emak. Kenangan masa lalu yang indah sempat terukir, walau hanya sesaat."Anton? Lo kenapa' sih? Ko malah ngelamun? Ayo jalan!" ucap Adel menegur kekasihnya yang masih dudu

  • Vonis mandul ditengah kehamilan istriku   "Maafkan aku, Nis!"

    "E-elo … nggak sedang bohongin gue kan?" tanya Adel terbata. Seketika ada perasaan bersalah karena telah menuduhnya yang tidak-tidak. "Untuk apa saya bohongin kamu, Del? Apa untungnya buat saya?" sahut Anton membuang nafas kasar. Ia tidak menyangka jika gadisnya itu bisa berpikiran buruk terhadapnya. "Lebih baik' sekarang kamu balik ke Jakarta! Kamu kesini diantar Pak Amin' kan? Biar saya bilang sama Pak Amin untuk bawa kamu pulang ke Jakarta," ucap Anton. Ia pun berjalan menuju mobil hendak menghampiri sang supir. Namun, seketika tangan Adel menghadangnya. "Gue nggak mau balik! Gue mau disini nemenin lo!" ujar Adel yakin."Tapi, Del! Disini saya repot dengan urusan Nisa. Saya tidak mungkin bisa jagain kamu! Dari pada nantinya kamu kesal, lebih baik kamu pulang. Jika urusan disini selesai, saya akan segera menyusul kamu ke Jakarta!" "Pokoknya gue nggak mau balik! Gue tidak akan kembali ke Jakarta tanpa lo! Gue mau nemenin lo sampai semua urusan

DMCA.com Protection Status