Home / Romansa / Vonis mandul ditengah kehamilan istriku / Asal kalian tau! Aku itu Mandul!!

Share

Asal kalian tau! Aku itu Mandul!!

Author: Rhienz
last update Last Updated: 2021-07-09 00:04:59

Sedangkan Bapak hanya berdiri mematung, wajahnya yang tadi merah penuh amarah, kini berubah menjadi pucat pasi. 

"Pak! Sejak kapan Bapak bisa berdiri? Ko Bapak gak pernah bilang sama Ibu, jika Bapak sudah kuat berdiri sendiri?" Ibu terus saja memberondong Bapak dengan pertanyaan. 

"Kenapa diam saja, Pak? Bapak gak bisa jawab? Atau Bapak mau berpura-pura lagi di depan kami?" sahut ku penuh emosi. Rasanya aku sudah tidak bisa membendung emosi ku yang sudah terlanjur meluap. 

"Maksud kamu apa, Anton? Siapa yang pura-pura?" tanya Ibu padaku. 

"Ibu tanya saja pada Bapak! Sejak kapan dia sudah bisa berjalan!

"Ba-bapak benar, sudah bisa jalan?" tanya Ibu yang masih bingung.

Bapak merunduk, wajah garangnya tak mampu menatap Ibu yang berdiri di sampingnya. Aku tahu betul, saat ini Bapak pasti sedang berpikir, bagaimana caranya agar Ibu bisa percaya padanya

Rhienz

Hallo terimakasih telah mampir ke cerbung OttoršŸ™šŸ™ jika berkenan jangan lupa kasih ulasan dan ratting yah. Selamat membaca MOHON MAAF YAH, JIKA MASIH BANYAK TYPO DALAM CERBUNG INI

| 4
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Ritta Halil
jijik bacanya ..bikin naik darah thor
goodnovel comment avatar
Nest Atmadja1704
bagian ini menghabiskan 17 koin tapi cerita nya pendek...
goodnovel comment avatar
Wahyu Wijayati
bikin emosi
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Vonis mandul ditengah kehamilan istrikuĀ Ā Ā Mataku membulat melihat Bapak disana

    Setelah ku angkat Ibu ke kasur, Ibu tak juga sadar. Aku benar-benar panik dan khawatir. Aku takut jika Ibu kenapa-kenapa. Akhirnya aku putuskan untuk membawa Ibu ke rumah sakit, aku dan Arjuna mengangkat Ibu ke dalam mobil, sedangkan Bapak, ia tetap tak bergeming. Mata hatinya seolah tertutup dengan keangkuhannya. Jika tidak memandang Ibu, ingin sekali ku maki pria paruh baya yang keras kepala ini."Jun! Kamu jagain Ibu di belakang! Biar Mas yang nyetir!" ucapku pada Arjuna yang juga nampak panik."Iya, Mas!" Jawabnya lalu masuk ke mobil, mendampingi Ibu yang tak sadarkan diri.Sedangkan Nisa, tanpa disuruh ia langsung masuk ke dalam mobil, dan duduk di kursi depan, tepat di samping ku. Wajahnya nampak khawatir, berkali-kali ia mengelus perutnya, dari raut wajahnya sepertinya ia mulai kram lagi.Ku lajukan mobil dengan kecepatan tinggi, aku tidak ingin terjadi apa-apa dengan Ibu. Berkali-kali aku menerobos lampu merah, dan itu membuat Ni

    Last Updated : 2021-07-09
  • Vonis mandul ditengah kehamilan istrikuĀ Ā Ā Jadi Budak Nafsu Bapak

    Mataku terus memperhatikan layar benda pipih ini, berharap menemukan kejelasan dari apa yang sedang Bapak lakukan di kamarku. Apa yang ia cari di tumpukan pakaian dalam milik Nisa? Kenapa Bapak bisa selancang itu masuk dan mengobrak Abrik lemari baju Nisa. Kulihat Bapak berhenti sejenak, mengambil ponsel di saku bajunya. Sepertinya ia menelpon seseorang, apakah dia menelpon Nisa? Tapi-Nisa kan sedang di ruang rawat bersama Ibu.Aku segera berlari, mengecek keberadaan Nisa. Benarkah dia masih bersama Ibu atau sudah pergi. Sesampainya di depan pintu kamar inap, aku langsung mendorong daun pintu, dan ternyata Nisa sudah tidak ada di kamar. Disini hanya ada Ibu yang ditemani Arjuna. Lantas kemana Nisa? Benarkah yang Bapak telpon tadi itu Nisa?"Jun! Nisa mana?" tanyaku pada Arjuna."Mbak Nisa ke toilet, Mas!" jawab Arjuna datar. Dengan cepat aku menyusul Nisa ke toilet. Aku harus pastikan apa yang sedang

    Last Updated : 2021-07-11
  • Vonis mandul ditengah kehamilan istrikuĀ Ā Ā Nisa! Teriakku Penuh Emosi

    Setelah berbicara dengan Nisa di parkiran, aku kembali ke ruang rawat inap. Menemui Ibu yang kini tergolek lemah diranjang. Sesampainya di kamar Ibu, kulihat ia sedang tertidur pulas. Arjuna bilang, Ibu baru saja diperiksa dan diberi obat oleh perawat. "Jun! Kalau kamu mau pulang, pulang saja! Besok kamu harus sekolah, kan?" ucapku pada Arjuna yang masih fokus dengan ponselnya. "Terus, Ibu gimana?" tanya Arjuna. Kali ini ia menghentikan aktivitas bermain ponselnya, lalu berbicara padaku dengan serius. "Biar, Mas yang jaga Ibu disini! Kamu pulang saja, jangan sampai besok telat masuk sekolah!" Bagaimanapun juga Arjuna tidak boleh bolos sekolah. "Baiklah kalau gitu, Mas! Aku pulang dulu! Biar Mbak Nisa pulang bareng aku saja!" ucapnya membuatku sedikit mengerutkan dahi. "Nisa tidak pulang! Malam ini dia nginep disini! Ikut menjaga Ibu!" "Loh! Tadi Mbak Nisa bilang, dia mau pulang!" ucap Arjuna

    Last Updated : 2021-07-14
  • Vonis mandul ditengah kehamilan istrikuĀ Ā Ā Ancaman Arjuna

    Nisa terkejut, mendengar suara teriakanku. Ku tarik tubuh pria paruh baya yang sedang asik menikmati permainan menjijikan itu."Bug!" Satu pukulan mendarat di wajahnya. Awalnya kukira pria paruh baya ini adalah Bapak. Tapi, ternyata bukan. Aku tidak mengenal pria asing ini. Ia tersungkur ke lantai setelah menerima bogem mentah dari tanganku.Nisa yang terkejut melihat kedatanganku yang tiba-tiba, langsung mengambil handuk kimono miliknya, dan dengan cepat ia pasangkan di tubuh polosnya."Plak!" Sebuah tamparan mendarat di pipinya."Dasar pelac*r! Wanita mur*han! Jadi begini kelakuanmu selama ini? Disaat aku tidak ada, ternyata kau bermain gila dengan pria asing di rumah ini!" Pekik ku kesal, aku benar-benar emosi. Bagaimana tidak, Nisa yang tengah hamil besar, malah bercinta dengan pria asing dirumah ini, padahal ia tahu betul bagaimana Kondisi kandungannya. Nisa menggeleng, ia masih tak pe

    Last Updated : 2021-07-14
  • Vonis mandul ditengah kehamilan istrikuĀ Ā Ā Jawaban Arjuna

    Aku dan Ibu segera menghampiri mereka."Apa maksud kamu, Jun?" tanyaku pada Arjuna. Arjuna dan Nisa tampak panik melihat kedatanganku dan ibu."Ma-Mas Anton! I-ibu! kalian berdua sudah pulang?" ucap Arjuna terbata. Wajahnya pucat, tingkahnya begitu kikuk, sepertinya ia benar-benar terkejut melihat kami."Mas mendengar apa yang kamu katakan barusan! Jadi, lebih baik kamu beri tahu kami, siapa Ayah dari anak yang dikandung Nisa!" tegasku menatap tajam Arjuna. Sedangkan Nisa, ia hanya mematung melihatku memaksa Arjuna untuk bicara."Ma-maaf, Mas! Aku cuma bercanda! Aku hanya… " Arjuna menggantung ucapannya."Hanya apa, Jun? Jelas-jelas Ibu dan Mas mu denger, apa yang kamu katakan barusan!" sambar Ibu dengan nafas tidak teratur."Mas! Kamu jangan salah paham, ini semua tidak seperti yang kamu bayangkan! Ta-tadi, Arjuna hanya memintaku untuk membuatkan mie instan! Dia tidak bicara apa-apa!" bela Nisa berbohong

    Last Updated : 2021-07-15
  • Vonis mandul ditengah kehamilan istrikuĀ Ā Ā Abah Terbujur Kaku

    Setelah kejadian tadi, aku memutuskan untuk menyendiri di kamar, bergegas aku masuk dan mengunci kamar dari dalam. Ku rebahkan tubuh ku di atas kasur, berusaha memejamkan mata. Aku ingin istirahat untuk melupakan masalah yang membelenggu hidupku ini.Lelah, itu yang aku rasakan saat ini. Diluar terdengar percakapan Ibu dan Bapak. Entah, apa yang mereka bicarakan. Sepertinya Bapak bicara dengan nada yang sangat tinggi dan menggebu-gebu. Rasa ngantuk membuatku tak ingin menghiraukan nya.Hampir saja mataku terpejam, suara ponselku berdering begitu nyaring di telinga. Dengan rasa lelah yang tak tertahan, terpaksa aku harus mengangkat panggilan yang masuk dari Bayu."Halo, Bro! Ada apa?" ucapku lesu."Halo, Ton! Lo dimana? Jam segini ko belum datang? Gak kerja lo?" tanya Bayu di seberang telpon."Gue izin bro! capek banget! Baru pulang dari rumah sakit. Ibu gue sakit, ini aja baru pulang kerumah!" sahutku

    Last Updated : 2021-07-15
  • Vonis mandul ditengah kehamilan istrikuĀ Ā Ā Aku akan melemparmu ke jalan!

    Nisa berdiri dan berlari menghampiri tubuh kaku Abah di atas brankar."Abah…." Teriak Nisa menangis histeris."Bah, ini Nisa sudah datang, Bah! Katanya Abah mau bertemu Nisa, ayo bangun Bah! Nisa sudah disini!" ucapnya histeris, berkali-kali Nisa mengguncang-guncang tubuh Abah."Nis! Yang sabar, Nak! Abah sudah tenang disana! Abah sudah tidak sesak lagi," ucap Emak parau. Ia mengusap kepala Nisa penuh haru.Suara tangis saling bersahutan, membuat suasana semakin menyayat hati. Aku tak menyangka akan secepat ini Abah pergi. Padahal kemarin saat aku berkunjung ke rumah Abah. Ia masih terlihat baik-baik saja, Abah masih bisa merespon ku. Ajal memang tidak bisa ditawar. Tuhan telah menentukan takdir hidup mati seseorang."Maaf, Bu! Bapak harus segera dipindahkan!" ucap salah satu perawat yang mendorong brankar.E

    Last Updated : 2021-07-16
  • Vonis mandul ditengah kehamilan istrikuĀ Ā Ā Berapa Tarifmu?

    Bapak membuang nafas kesal, kemudian bangkit dari duduknya. Namun, belum sempat Bapak keluar. Terdengar suara orang memberi salam."Assalamualaikum!" Suara salam dari seorang pria."Waalaikumsalam," Jawab kami bersamaan. Seorang pria muda masuk ke dalam rumah, seketika Nisa terkejut melihatnya, ia spontan mencengkram erat tanganku.Rambut pria ini terlihat berantakan, kemeja dan celana yang ia pakai juga terlihat basah, seperti terkena percikan air. Siapa pria ini?"Nis! Aku turut berduka cita, ya! Semoga Abah husnul khatimah, kamu yang sabar ya!" ucapnya pada Nisa.Kuperhatikan baik-baik wajahnya, sepertinya aku pernah melihat pria ini, tapi dimana? Sesaat aku teringat saat membetulkan ban mobil ku yang kempes di bengkel, saat itu pegawai bengkel menunjuk seorang pria yang ia sebut, mantan pacar Nisa! Sepertinya betul, pria ini adalah mantan pacar Nisa yang pernah dibahas oleh pegawai bengkel tempo hari.

    Last Updated : 2021-07-17

Latest chapter

  • Vonis mandul ditengah kehamilan istrikuĀ Ā Ā Terimakasih Para Reader

    Hallo semuanya šŸ„°šŸ„° Akhirnya setelah penantian dan proses yang cukup lama. Novel Vonis mandul ditengah kehamilan istriku atau disingkat menjadi (VMDKI) Ending juga šŸ„³šŸ„³šŸ„³Pertama-tama Saya mengucapkan terimakasih pada Tuhan Yang Maha Esa dan juga kepada Keluarga besar saya yang telah mendukung saya menjadi seorang Penulis. Dan yang paling spesial adalah terimakasih saya kepada seluruh pembaca setia novel VMDKI yang mengikuti novel ini dari awal terbit sampai tamat. 200 bab bukanlah jumlah yang sedikit, dan tentunya banyak diantara kalian semua yang sudah menghabiskan dana untuk membaca novel ini. Saya mohon maaf telah membuat kalian menghabiskan uang jajan atau bahkan uang dapur kalian untuk cerita ini. Semoga kalian bisa mendapat ganti yang berlipat ganda, semoga selalu di beri kesehatan, dan di lancarkan rezekinya. Mohon maaf jika masih banyak kekurangan dan Typo di dalam Novel ini. Jika berkenan yuk, baca juga novel ottor yang lainnya. *Yang suka dr

  • Vonis mandul ditengah kehamilan istrikuĀ Ā Ā TAMAT

    ***Setelah pertemuan itu mereka tidak lagi bertemu sampai acara pernikahan tiba. Anton dan Adelia hanya berkomunikasi lewat telepon dan watsap.Ā Hari terus berganti, kedua keluarga semakin sibuk mempersiapkan acara sakral itu. Mereka ingin acara itu menjadi pernikahan termewah di Jakarta.Ā Malam ini kedua keluarga mengadakan pertemuan tertutup. Dua pasangan paruh baya itu mengadakan jamuan di sebuah restoran VVIP untuk membahas persiapan pesta yang akan digelar besok. Mereka ingin memastikan jika semua persiapan sudah seratus persen.Ā "Syukurlah jika semuanya sudah siap, saya sangat lega mendengarnya! Ini adalah momen spesial untuk kami," ucap Tuan Romy lega.Ā "Iya, Pak. Kami pun begitu, rasanya tidak sabar untuk menunggu hari esok," jawab Pak Tio.Ā "Kalau begitu, kita akhiri saja pertemuan ini, sepertinya sudah malam juga, sudah waktunya kita istirahat agar besok pagi tidak terlambat," ucapnya. Mereka p

  • Vonis mandul ditengah kehamilan istrikuĀ Ā Ā Di tahan dulu kangennya!

    ***Dengan wajah memerah, Anton keluar dari minimarket membawa bungkusan berwarna merah muda itu.Ā "Sial! Gara-gara Adel, aku jadi di ketawain anak-anak ABG tadi, mana jadi bahan olok-olokkan mereka lagi," cetus Anton menutup pintu mobilnya dengan kesal."Lagian, ngapain juga tuh kasir banyak tanya, pake acara nawarin merek lain segala lagi, memang dia pikir' saya ngerti apa dengan merek-merek pembalut? Aneh-aneh aja tuh orang," Anton menyalakan mesin mobilnya dan pergi meninggalkan minimarket berlogo merah kuning itu.Sesampainya di rumah Adel, Anton pun langsung masuk ke dalam rumah yang tidak di kunci itu sesuai perintah Adel saat ia menelpon."Adel! Kamu dimana?""Gue di kamar! Lo sini aja! Gue nggak bisa turun nih," teriak Adel menyahut dari kejauhan."Jangan bercanda dong, Del! Di rumah kamu nggak ada siapa-siapa, ntar kalau tiba-tiba Papa dan Mama kamu datang dan melihat saya ada di k

  • Vonis mandul ditengah kehamilan istrikuĀ Ā Ā Apa? beliin pembalut?

    šŸ€šŸ€šŸ€"Ibu langsung istirahat saja! Ibu pasti capek, kan? Barang-barangnya biar si Mbok dan Sulis yang urus!" ucap Anton saat mereka tiba di rumah sang Ayah.Ā Wanita paruh baya itu pun mengangguk dan menuruti seruan anaknya. Sedangkan Anton segera masuk ke dalam kamarnya, ia pun merasa lelah setelah membantu memindahkan barang-barang ibunya.Kring! Kring!Ā Ponsel Anton berdering, dengan cepat ia mengangkat panggilan masuk dari Lilis.Ā "Halo, assalamualaikum' Mbak,""Waalaikumsalam, Mas. Maaf mengganggu, saya hanya ingin mengucapkan terimakasih atas paket yang dikirim mas Anton. Anak-anak senang sekali, Mas,""Syukurlah kalau paketnya sudah sampai, Mbak. Semoga Fadlan dan Aqila menyukainya," ucap Anton lega. Tiga hari lalu Anton mengirim perlengkapan sekolah untuk kedua adik iparnya itu. Mulai dari baju seragam, sepatu, tas dan perlengkapan lainnya.Ā "Suka banget, Mas. Dari tadi mereka nggak sabar ingin bilang terima

  • Vonis mandul ditengah kehamilan istrikuĀ Ā Ā Mengubur semua kenangan buruk kita

    šŸ€šŸ€šŸ€Satu minggu sebelum pernikahan Anton di gelar, Tuan Romy dan Bu Minah pun melangsungkan acara pernikahan mereka di kediaman Tuan Romy, acaranya berlangsung khidmat dan sederhana sesuai permintaan Bu Aminah. Hanya kerabat dan orang-orang terdekat mereka yang menghadiri acara tersebut.Ā Bu Aminah tampak begitu cantik dengan balutan kebaya Jawa, begitupun dengan Tuan Romy, pria lima puluh dua tahun itu tampak gagah dengan busana adat dan juga blangkon khas Jawa yang ia kenakanan.Ā Pasangan paruh baya itu pun duduk di depan penghulu.Ā "Bagaimana Pak Romy, sudah siap?" tanya penghulu itu memastikan. Tuan Romy pun langsung mengangguk yakin.Ā Anton dan kekasihnya duduk di sebelah mereka, menyaksikan betapa sakralnya ijab kabul yang diucapkan sang Ayah. Suasana hening sejenak saat Tuan Romy dengan lugas dan lancar mengucapkan ijab kabul dengan satu tarikan nafas."Bagaimana saksi? Sah?" tanya penghulu memastikan."Sah!"

  • Vonis mandul ditengah kehamilan istrikuĀ Ā Ā Bu Minah dan Tuan Romy puber kedua

    ***Satu minggu setelah perdebatan itu, suasana kembali mencair. Bu Minah berusaha untuk menghilangkan kebenciannya kepada Jannah. Bagaimanapun anak itu memang tidak berdosa. Tidak mungkin ia harus menanggung beban atas perbuatan keji yang dilakukan kedua orang tuanya.Ā Bu Minah berusaha meyakinkan dirinya, meski itu tidak semudah yang dipikirkan. Tapi ia yakin, lambat laun rasa sayang itu akan tumbuh dengan sendirinya.Ā Kring! Kring! Dering ponselnya berbunyi. Nama Tuan Romy terpampang di layar. Dengan antusias Bu Minah segera menggeser tombol hijau dan berbicara dengan pria yang kini kembali mengisi kekosongan hatinya.Ā "Halo, Mas. Sudah berangkat?" tanya Bu Minah saat seseorang memanggil namanya.Ā "Sudah, Minah. Ini Mas sudah di jalan, sebentar lagi sampai. Kamu sudah siap' kan?"Ā "Sudah, Mas. Saya tunggu di luar ya, biar kita langsung berangkat," Sahutnya sebelum memutus panggilan.Ā Hari

  • Vonis mandul ditengah kehamilan istrikuĀ Ā Ā Jannah tidak berdosa!

    Sore menjelang malam, mereka pun tiba di Jakarta. Setelah mengantar Adel sampai ke rumahnya, Anton pun bergegas pulang. Dan betapa terkejutnya ia saat melihat Bu Minah ada di rumah sang Ayah dan menyambut dirinya dengan wajah tak bersahabat."Ibu? Sejak kapan ibu disini?" tanya Anton meraih tangan ibunya dan menciumnya takzim."Kamu dari mana saja Anton? Kenapa nomormu tidak bisa dihubungi?" tanya Bu Minah menatap tajam Anak sulungnya itu. Melihat raut wajah ibunya yang kesal, Anton pun bingung harus menjawab apa.Ā "Kenapa diam saja Anton? Kamu tidak dengar apa yang ibu tanyakan?! Kamu dari mana saja? Kenapa pergi tidak pamit sama ibu?""Maaf kan Anton, Bu. Anton ā€¦ Anton ada urusan,""Urusan? Urusan apa? Mengurus wanita jalang itu maksudmu?! Jawab Anton! Benarkan apa yang ibu katakan?" Mendengar cercaran pertanyaan dari ibunya, Anton pun hanya bisa mengangguk mengiyakan. Ia tidak mungkin berdebat dengan sang ibu d

  • Vonis mandul ditengah kehamilan istrikuĀ Ā Ā Korban seorang residivis

    Mereka bertiga pun akhirnya memutuskan untuk pulang, Anton dan Adel mengantar Lilis terlebih dahulu sebelum mereka berdua kembali ke Jakarta.Ā "Terimakasih, ya' Mas Anton, maaf sudah terlalu banyak merepotkan," ucap Lilis saat mereka tiba di rumahnya.Ā "Tidak apa, Mbak. Itu sudah menjadi tanggung jawab saya. Kalau begitu saya pamit dulu' ya, Mbak. Salam pada anak-anak,"Ā "Baik, Mas. Nanti saya sampaikan salam dari Mas Anton pada Qila dan Fadlan jika mereka sudah pulang dari sekolah. Mas Anton dan Mbak Adel hati-hati di jalan," sahut Lilis dan segera di anggukan oleh Anton maupun Adel. Dua sejoli itu pun akhirnya pergi meninggalkan kampung halaman Nisa.Tidak bisa dipungkiri, di kampung ini Anton sempat menjadi bagian dari keluarga besar Abah dan Emak. Kenangan masa lalu yang indah sempat terukir, walau hanya sesaat."Anton? Lo kenapa' sih? Ko malah ngelamun? Ayo jalan!" ucap Adel menegur kekasihnya yang masih dudu

  • Vonis mandul ditengah kehamilan istrikuĀ Ā Ā "Maafkan aku, Nis!"

    "E-elo ā€¦ nggak sedang bohongin gue kan?" tanya Adel terbata. Seketika ada perasaan bersalah karena telah menuduhnya yang tidak-tidak. "Untuk apa saya bohongin kamu, Del? Apa untungnya buat saya?" sahut Anton membuang nafas kasar. Ia tidak menyangka jika gadisnya itu bisa berpikiran buruk terhadapnya. "Lebih baik' sekarang kamu balik ke Jakarta! Kamu kesini diantar Pak Amin' kan? Biar saya bilang sama Pak Amin untuk bawa kamu pulang ke Jakarta," ucap Anton. Ia pun berjalan menuju mobil hendak menghampiri sang supir. Namun, seketika tangan Adel menghadangnya. "Gue nggak mau balik! Gue mau disini nemenin lo!" ujar Adel yakin."Tapi, Del! Disini saya repot dengan urusan Nisa. Saya tidak mungkin bisa jagain kamu! Dari pada nantinya kamu kesal, lebih baik kamu pulang. Jika urusan disini selesai, saya akan segera menyusul kamu ke Jakarta!" "Pokoknya gue nggak mau balik! Gue tidak akan kembali ke Jakarta tanpa lo! Gue mau nemenin lo sampai semua urusan

DMCA.com Protection Status