Share

007 - Sebuah Nasihat Sederhana

Penulis: Rytíř
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-16 20:57:03

Victor mencoba mengabaikannya. Tapi setelah dia keluar, dia menahan pintu mobil untuk berbicara dengan Viona sejenak.

  

“Kalau bisa nanti pakai mobil biasa saja. Limousine hanya membuatku menjadi pusat perhatian. Jujur, aku sama sekali tidak nyaman dengan itu.”

  

“Lah, kenapa? Apakah bekerja terlalu lama sebagai pengantar pizza membuatmu tidak nyaman lagi menjadi orang kaya?” tanya Viona dengan sedikit senyum konyol.

  

“Bukan itu! Tapi, Limousine?” bantah Victor tampak tak terima. “Apa perlu menjemputku dengan limousine segala?”

  

“Kenapa tidak? Aku tahu kamu sedang ada urusan perceraian dengan si lampir itu,” jawab Viona berceletuk. “Aku justru menggunakan Limousine ini untuk pamer di depannya, karena aku tahu dia pasti mencampakkanmu dengan memandang rendah dirimu.”

  

“Terserah apapun itu!” Victor mengibaskan tangannya sambil memalingkan wajah. “Aku hanya tidak ingin pergi ke kantor dengan menggunakan Limousine ini lagi.”

  

“Kamu tidak perlu khawatir. Kami telah menyiapkan mobil lain untukmu di kantor,” terang Viona.

  

Victor memasang wajah lelahnya, merasa yakin bahwa itu masih mobil mewah tipe lainnya.

  

Viona pun berniat ikut keluar dari mobil itu, bergeser ke sisi yang sama ke tempat Victor berada saat ini. Tapi Victor mencegahnya, dan menyuruhnya tetap di dalam mobil. Victor langsung saja menutup pintu mobil dan menyuruh pengemudi untuk mengantar Viona ke kantor.

  

“Hey?” tanya Viona tak mengerti.

  

“Pergilah dulu. Aku akan menemuimu nanti di depan kantor,” ucap Victor sambil berjalan di trotoar.

  

Limousine itu terus berjalan dan Viona hanya bisa memegangi dahinya melihat kelakuan Victor. Setelah sampai di kantor Counterbrand, dia menunggu Victor di lobi.

  

Namun kemudian, ada seorang gadis petugas keamanan berkulit hitam, dengan rambut keriting berwajah manis berdiri di dekat jalan. Tiba-tiba saja gadis itu menahan Victor saat dia hendak masuk ke lobi.

  

Gadis keamanan ini tampak meragukan entah Victor akan punya urusan atau hubungan dengan siapa pun di perusahaan itu. Terlebih dengan penampilan Victor saat ini, gadis itu memperhatikan dari atas sampai ke bawah, jelas sekali kalau Victor terlihat seperti orang yang baru bangun tidur.

  

“Maaf, Tuan! Apa ada yang bisa aku bantu?” tanya gadis satpam tersebut.

  

“Ah, tidak usah. Saya yakin tidak membutuhkan bantuan Anda jika hanya untuk masuk ke kantor itu. Saya tahu ke mana saya harus pergi,” jawab Victor berlalu pergi.

  

“Dan kemana Anda akan pergi, Tuan?” Gadis itu kembali menahan tangan Victor, mencegahnya untuk masuk.

  

“Tentu saja untuk pergi bekerja!” Victor menjawab dengan wajah polos sambil mengarahkan telunjuknya ke arah lobi.

  

“Apa Anda seorang karyawan baru?” gadis itu bertanya lagi dengan wajah mengkerut.

  

“Ya, ini hari pertamaku bekerja untuk Counterbrand! Maaf, nona itu sedang menungguku,” jelas Victor sambil menunjuk ke arah Viona.

  

“Nona itu?” gumam si gadis satpam merasa bingung.

  

Gadis keamanan itu memperhatikan lobi hingga kemudian dia menyadari siapa si nona yang baru saja dibicarakan Victor.

  

“Dia? Kamu memberitahuku bahwa kamu punya urusan dengannya?” tanya gadis itu lagi nampak tak percaya.

  

“Ya! Permisi!” ucap Victor berlalu pergi dan segera menghampiri Viona.

  

Gadis keamanan itu hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan pelan. Tapi kemudian, dia mengalihkan perhatiannya ke keramain di pinggir jalan, kembali ke pekerjaannya menertibkan area di depan kantor itu dari para pejalan kaki. Dan memang, tempat itu agak ramai juga pada jam segitu.

  

Kemeja Victor kini agak basah di bagian dada karena keringat. Tidak mungkin dia ikut rapat dengan manajer lain dengan kondisi seperti itu.

  

Saat itulah ia meminta waktu sejenak untuk ke kamar kecil sebelum bergabung bersama Viona untuk pertemuan tersebut.

  

“Maaf, aku tidak akan lama,” ucap Victor bergegas ke kamar kecil.

  

“Aku akan menunggumu di atas. Cepatlah!” balas Viona sebelum berjalan menuju lift.

  

Victor menuju ke kamar kecil untuk merapikan dirinya di sana. Dia mencuci wajahnya, lalu menggunakan mesin hand dryer untuk mengeringkan tangannya.

  

Sesaat dia termenung memandangi hand dryer tersebut. Entah apa yang ada di pikirannya, tiba-tiba ia mengarahkan bajunya ke mesin tersebut, untuk mengeringkan bagian bajunya yang basah oleh keringat.

  

Zzzngggg!!!

  

Seorang karyawan masuk dan tampak sedikit terkejut. Dia kemudian tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya, dan diikuti dengan tawa kecil yang tertahan. Tapi Victor mengabaikannya, terus saja asyik dengan hand dryer tersebut.

  

Dan tentu saja pria itu kembali tertawa saat hendak keluar dari kamar kecil. Tapi kemudian, dia berhenti sejenak dan menatap Victor dengan senyuman lucu.

  

“Heh!!”

  

“Apa?” Victor bertanya.

  

“Tidak, tidak apa-apa. Aku pikir itu ide yang cukup bagus. Kalau aku nanti di kondisimu, mungkin aku akan melakukan hal yang sama,” ucap pria itu sambil tersenyum ramah sebelum pergi.

  

Victor hanya tertawa geli sambil menggelengkan kepalanya. Pikirnya dia bakalan adu debat juga dengan orang itu hanya karena urusan sepele.

  

Kebetulan, ada pegawai lain yang sudah ada di bagian toilet bahkan sebelum Victor masuk ke kamar kecil tersebut. Saat pria itu keluar dari toilet, dia menemukan Victor yang masih sibuk dengan hand dryer.

  

Karyawan itu juga memberikan reaksi yang lucu, menatap Victor dengan sedikit kerutan di wajahnya. Ketika Victor memalingkan wajahnya ke orang itu, pria itu tidak bisa menahan tawanya karena dia sangat mengenal wajah Victor.

  

“Hey! Bukankah kamu Victor? Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya pria yang berambut kuning, runcing berdiri bak jarum berjejer, dengan wajah tirus tampan, bersih dan resih, seperti kebanyakan pria kantoran.

  

“Oh, Oliver? Kamu kerja di sini juga?” balas Victor.

  

“Ya. Aku bekerja disini. Bagaimana denganmu?” tanya pria yang bernama Oliver tersebut. “Sejauh yang aku ingat, aku masih melihatmu di jalanan beberapa hari yang lalu, masih mengantarkan pesanan pizza orang. Apa mungkin kau sudah berhenti dan ingin melamar pekerjaan di sini?”

  

“Ya, aku akan segera bekerja di sini,” kata Victor.

  

“Benarkah itu?”

  

Victor tersenyum sambil menganggukkan kepala, sementara ia masih sibuk mengeringkan bajunya dengan pengering tangan.

  

Oliver mulai memperhatikan kondisi Victor yang saat ini masih berantakan. Ia mulai berpikir bahwa Victor mungkin diterima bekerja di perusahaan tersebut sebagai office boy.

  

Sontak, pria itu menggelengkan kepalanya dengan ekspresi meremehkan, sambil sibuk mencuci tangannya di depan sebuah cermin. Selesai dengan itu, dia kembali mendekati Victor lagi.

  

“Bolehkah aku menggunakannya sebentar?” dia bertanya, perihal hand dryer tersebut.

  

“Oh, tentu!” Victor menjauhkan diri.

  

Setelah itu, pria tersebut menggunakan mesin itu untuk mengeringkan tangannya. Namun tak lama kemudian, dia membiarkan Victor menggunakannya lagi.

  

Saat Victor menghadapkan kembali kemejanya ke mesin itu, pria bernama Oliver tersebut menyibukkan diri dengan menata rambutnya di depan cermin.

  

“Aku benar-benar tak habis pikir, bagaimana seorang mahasiswa berprestasi seperti dirimu bisa berakhir seperti ini,” ucapnya santai.

  

“Yah, begitulah hidup,” jawab Victor dengan datar, mencoba mengabaikan kekhawatiran pria itu.

  

Oliver malah tak bisa menahan tawanya. Dia berbalik, menepuk bahu Victor dari belakang, lalu mendekatkan wajahnya seolah ingin mengatakan sesuatu.

  

“Aku hanya ingin bilang, nilai sekolah dan semua prestasi itu tidak ada artinya ketika kau memasuki dunia kerja seperti di tempat ini. Yang terpenting adalah ide terobosan yang menjual dan mendatangkan keuntungan, serta solusi yang bisa menyelesaikan masalah.”

  

“Oh, benarkah?” balas Victor sengaja memasang wajah lugunya.

  

“Yah, aku pun ragu kamu akan membutuhkan nasihat sederhana ini saat kamu nanti bekerja di sini. Tapi yaa, siapa yang tahu, ya kan?” Oliver menutup nasihatnya dengan menepuk pundak Victor beberapa kali, berpikir seorang office boy tak akan membutuhkan nasihat tersebut.

  

Namun kemudian, dia menyadari punggung tangannya masih sedikit basah. Dengan entengnya, dia menggosokkannya ke kemeja Victor di bagian bahu beberapa kali. Dan Victor, dia hanya menatap tangan pria itu dengan ekspresi dingin dan datar.

Bab terkait

  • Victor William : Pewaris Tunggal Dari Sebuah Keluarga Mafia   008 - Kapten Amatir

    Tentu Oliver tahu kalau Victor pasti tak senang dengan itu. Tapi dia kemudian menepuk bahunya lagi dengan tersenyum enteng, sebelum benar-benar meninggalkan kamar kecil tersebut.“Sampai jumpa lagi,” ucapnya.“Tentu saja!” balas Victor dengan nada penuh percaya diri.Laki-laki itu kembali terkekeh mendapat balasan seperti itu dari Victor, merasa sangat puas karena berhasil mengejek dan merendahkannya.Dia bahkan mulai memikirkan ide untuk mengejek Victor lagi, nanti saat mereka bertemu lagi, karena dia yakin Victor bekerja di perusahaan itu hanya sebagai seorang office boy yang bisa dia suruh-suruh.Victor tidak begitu tersinggung dengan kata-kata nasihat dari Oliver, karena nasihatnya itu benar. Meski begitu, dia masih sedikit tersinggung dengan cara Oliver mengusapkan tangannya yang basah ke bahunya.Setelah ia selesai bermain-main dengan hand dryer itu, Victor segera menelpon Viona untuk menanyakan arah.[Naik saja lift dan pergi ke lantai paling atas]“Lantai paling atas?”[Ya, la

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-16
  • Victor William : Pewaris Tunggal Dari Sebuah Keluarga Mafia   009 - Meminta Saran

    Namun, ia langsung menahannya, karena takut akan pengaruh besar dari seorang Charles William.Meski begitu, tetap saja ia merasa kesal, karena merasa telah menyia-nyiakan waktunya di perusahaan itu selama 5 tahun ini.“Lima tahun! Kau menyia-nyiakan 5 tahunku dengan memberikan kapal ini kepada seorang kapten amatir yang bahkan…”“Berbicara dengan tema bajak laut sekarang, huh?” Viona memotong kata-katanya. “Jika Anda keberatan, Anda boleh meninggalkan kapal, Tuan Camilo. Dengan senang hati aku akan menyiapkan sekoci untuk membawamu ke pelabuhan terdekat.”Pria bernama Camilo itu kini menggerutu, berusaha menahan amarahnya. Pada akhirnya, dia pun pergi dengan kedua tangan terkepal.“Tidak perlu! Aku tahu ke mana harus pergi!”Setelah menunggu beberapa saat, Viona bertanya pada yang lain apakah masih ada yang ingin keluar dari ruang rapat. Ia bahkan memberikan peringatan kepada mereka yang memutuskan untuk tetap tinggal.“Charles tidak akan keberatan jika ada yang memilih untuk pergi. N

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-06
  • Victor William : Pewaris Tunggal Dari Sebuah Keluarga Mafia   010 - Ah, sial!

    Victor meninggalkan rapat. Tak satu pun dari para eksekutif tersebut yang menyuarakan keberatan mereka. Kecuali Viona yang langsung bergegas menyusul Victor ke ruangan sebelah.“Hei, Victor! Mau ke mana kau?”Victor menjawabnya sambil terus berjalan keluar ruangan dan menuju lift. “Maaf, aku punya masalah yang harus segera aku selesaikan. Jika tidak, Tuan Benigno akan marah kepadaku. Meskipun hanya pemilik toko pizza, ada yang bilang dia punya hubungan dengan mafia.”Namun kemudian, Victor berhenti sejenak setelah dia menyentuh tombol di lift, menyadari bahwa dia tidak punya cukup uang untuk membayar utangnya kepada Tuan Benigno.Dia memiliki dua rekening bank. Satu yang ia gunakan sejak kuliah, yaitu uang yang ia kumpulkan sendiri. Sedangkan rekening bank lainnya merupakan tabungan dari uang yang ia peroleh semata-mata dari ayahnya sejak kecil, William Charles, salah satu pengusaha terkaya di Amerika.Dia telah menyimpan begitu banyak uang karena jarang menggunakannya di masa lalu. N

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07
  • Victor William : Pewaris Tunggal Dari Sebuah Keluarga Mafia   011 - Tak Ada Yang Spesial Darinya

    Seringkali, orang baru menyadari betapa berharganya sesuatu setelah kehilangannya. Sama seperti Benigno yang kini mulai merasakan kehilangan pegawai andal seperti Victor.Terlepas dari seberapa sering dia memarahi Victor, kenyataan Victor telah bekerja untuknya selama lima tahun pastilah memiliki arti baginya.Sebenarnya dia sudah mendapatkan pengganti Victor. Namun hal itu membuatnya semakin sadar, betapa sulitnya mencari karyawan sebaik dan seloyal dirinya.Lagi pula, di mana lagi dia bisa menemukan seorang lulusan universitas ternama, yang mau bekerja untuknya begitu lama sebagai pengantar pizza.“Sudah kubilang! Anda akan merindukannya. Pria seperti dia sangat langka saat ini,” kata seorang pelayan, seorang gadis remaja cantik berwajah ceria dan polos berambut hitam tebal, sambil menggoda Tuan Benigno.“Diam kau! Kenapa kau tak keluar saja sana dan ajari si anak baru itu sesuatu,” bentak Benigno sambil berlalu pergi.Dia kembali ke kantornya, mengambil telepon, dan mencoba menghub

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07
  • Victor William : Pewaris Tunggal Dari Sebuah Keluarga Mafia   012 - Cincin Palsu Yang Terabaikan

    Sementara itu, Emma saat ini sedang dilema. Meski sudah bercerai dengan Victor, ia bahkan belum menjadi istri sah Lucas.Dan entah kenapa, Lucas tampak begitu enggan untuk membawanya tinggal di rumahnya bersama kedua orang tuanya. Bakan sejauh ini dia belum pernah mengenalkan Emma pada mereka.Dan dia juga tidak berniat mencarikan tempat tinggal baru untuk Emma. Sebaliknya, Lucas lebih memilih mencari bantuan, menyewa tukang kunci untuk membukakan pintu bagi Emma, ​​sehingga dia bisa kembali ke rumah tempat dia tinggal bersama Victor.“Anda yakin ini rumah Anda?” tukang kunci bertanya.“Kenapa kau tidak tanyakan saja pada tetangga wanita tua itu?” kata Emma.Tukang kunci melirik sekilas ke rumah sebelah, dan memang ada seorang nenek tua, Ny. Greta, yang sedang sibuk menyiram taman kecilnya.Mendapati wanita tua itu tidak terlalu mempedulikan mereka, tukang kunci yakin bahwa klien yang dia layani saat ini bukanlah pencuri. Lagi pula, dia hanya malas repot-repot memastikannya. Jadi, dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07
  • Victor William : Pewaris Tunggal Dari Sebuah Keluarga Mafia   013 - Istri Palsu

    Dia memungut dan memeriksanya, baik cincin maupun kotaknya. Mungkin dia bukanlah ahli dalam menilai suatu perhiasan. Tapi dia mulai ragu apakah itu benar-benar cincin palsu.Hanya setelah dia menemukan nama “Johnson’s Pleasantry” di bawah kotak, dia yakin bahwa cincin itu tidak mungkin barang palsu.Johnson's Pleasantry adalah toko perhiasan terkenal di kota, toko di mana Victor membeli barang tersebut. Toko ini sangat populer di kalangan pasangan calon suami-istri, terkenal dengan validitas dan reputasinya yang baik dalam menjual perhiasan khusus untuk pernikahan.“Tidak mungkin Johnson’s Pleasantry menjual cincin palsu kepada orang yang akan menikah,” gumamnya dengan mata terbelalak.Emma memakai kembali sepatunya, dan bergegas keluar rumah dengan membawa cincin itu. Dia mengunci pintu dan mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Lucas kembali.Menurutnya, lebih baik pergi bersama Lucas daripada memesan taksi dengan uangnya sendiri. Atau mungkin membantunya menjual cincin itu dengan h

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07
  • Victor William : Pewaris Tunggal Dari Sebuah Keluarga Mafia   014 - Hanya Seorang Driver

    Dia memang mengira permata dari Johnson’s Pleasantry akan berharga mahal. Tapi dia tidak pernah mengira harganya akan semahal itu. “Satu juta dolar?” gumamnya sambil memegang kepalanya dengan satu tangan, sementara tangan lainnya berusaha menjaga keseimbangan dengan mencari sesuatu untuk dipegang. “Jadi? Apakah itu cukup mengejutkan Anda, Nyonya? Saya turut berbahagia Anda punya suami yang baik seperti dia,” kata pemilik toko. “Tidak, ini terlalu banyak. Aku memang mengira cincin ini mahal, tapi 1 Juta dolar itu terlalu banyak,” ucap Emma. Hal ini menarik perhatian beberapa pelanggan yang kebetulan berada di sana. Tapi Emma tidak terlalu memperhatikannya. Ia masih tidak bisa membayangkan bagaimana Victor berhasil mengumpulkan uang sebanyak itu untuk membeli cincin tersebut. Saat itulah dia teringat tentang Victor yang memiliki dua rekening bank. Selama ini Victor hanya menggunakan salah satunya saja. Tapi Emma tidak pernah terlalu memperhatikan yang satunya lagi, karena dia yakin

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Victor William : Pewaris Tunggal Dari Sebuah Keluarga Mafia   015 - Jawab Panggilannya!

    Bukannya dia tidak bisa menjual cincin itu sama sekali. Hanya saja pemilik toko enggan untuk membeli kembali barang tersebut, karena dia agak ragu dengan sosok Emma. Dia takut akan risiko membeli barang curian.“Saya benar-benar minta maaf, Nyonya. Saya khawatir Anda masih perlu membicarakan hal ini dengan suami Anda lagi. Dia satu-satunya yang bisa menjual barang ini kepada kami. Tapi saya pikir, suami Anda pun akan memaksa Anda untuk menerima hadiah tersebut,” kata pemilik toko.Emma semakin tidak sabar, dan memaksakan diri agar pemilik toko membeli kembali cincin tersebut.“Tidak bisakah Anda membuat ulang dokumen appraisal itu? Saya bersedia menurunkan harga lebih banyak lagi untuk kompensasi atas proses apa pun yang baru saja Anda sampaikan kepada saya,” pintanya sedikit memaksa.Pemilik toko menyipitkan matanya dengan tatapan curiga. Kini ia memang mulai meragukan kesaksian Emma sebagai istri Victor, dan kecurigaannya bahwa cincin itu baru saja dicuri semakin kuat.“Maaf, Nyonya

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-09

Bab terbaru

  • Victor William : Pewaris Tunggal Dari Sebuah Keluarga Mafia   043 - Warisan Julian Bermer

    Semakin Victor menunjukkan wajah serba salahnya, pria itu semakin yakin bahwa Victor benar-benar seorang pencuri. Dalam benaknya, ketakutan Victor adalah ketakutan pencuri yang baru saja tertangkap.“Pencuri mana mau mengaku kalau dia adalah seorang pencuri?” kata seorang laki-laki dari kerumunan.“Logika macam apa itu?” bantah Victor pada orang yang baru saja menuduhnya. “Mereka yang bukan pencuri pun, tidak mau mengakui dirinya sebagai pencuri? Dasar bodoh!”“Kamu benar-benar pandai berkilah! Aku yakin kau pasti sudah berlatih berkilah setiap hari,” kata pria bernama Andrew itu sambil masih memegang kerah baju Victor.“Sudah kubilang, aku tidak mencoba mencuri tasnya!”“Oh, benar juga! Kenapa tak kau katakana saja itu pada polisi nanti. Tapi untuk saat ini, aku perlu…”Andrew menarik tangannya ke belakang, hendak melayangkan pukulan. Namun tiba-tiba seorang lelaki tua memukul punggung Andrew dengan tongkat.“Dia mengatakan yang sebenarnya! Kau dan gadismu itu perlu berterima kasih p

  • Victor William : Pewaris Tunggal Dari Sebuah Keluarga Mafia   042 - Aku Bukan Pencuri

    Hari Sabtu pun datang, sama seperti hari-hari Sabtu lainnya bagi sebagian orang. Tapi itu berbeda untuk Emma. Dia masih tertidur meski sudah lewat tengah hari.Dia masih mengenakan pakaian yang sama yang dia kenakan untuk bekerja tadi malam. Tempat tidurnya berantakan dengan salah satu sepatunya di atas bantal. Ada juga beberapa kaleng bir kosong di mana-mana.Sejak bekerja paruh waktu sebagai operator drive thru di “Peccato Legale”, bar milik pria bernama Robert itu, Emma harus bekerja lembur hingga lewat tengah malam.Meskipun dia kembali ke motel sebelum jam 3 pagi, dia baru tertidur sebelum fajar. Bahkan itu hanya setelah dia menghabiskan beberapa kaleng bir. Tapi sekarang, minuman keras itu masih mempermainkan pikirannya.Alkohol itu begitu efektif dalam menghentikan otaknya menghasilkan hormon kecemasan sejak tadi malam. Itu juga efektif membuatnya melupakan semua masalahnya.Namun, ketika efek minuman kerasnya mereda, kecemasannya justru meningkat. Sekarang dia mengalami sesuat

  • Victor William : Pewaris Tunggal Dari Sebuah Keluarga Mafia   041 - Apa Yang Seorang Pengacara Ketahui

    Jimmy menyajikan kopi untuk mereka. Setelah itu, dia sedikit menykamurkan bokongnya di atas meja, dan mulai berbicara untuk memancing perhatian mereka ke arahnya.“Aku tahu kamu adalah Viona Emery, wakil presiden di Counterbrand. Aku tidak akan menyembunyikan siapa diriku di depan orang sepertimu. Jadi, apakah kamu sudah selesai menghakimi diriku?” dia bertanya dengan percaya diri.Viona tersenyum dengan sedikit berceletuk. “Aku tidak datang ke sini untuk memintamu bekerja untukku, tapi hanya untuk menemani orang di sebelahku ini, pemimpin di perusahaan Counterbrand,” jelas Viona.“Eh?!” Jimmy menjawab dengan sedikit terkejut dan senyuman yang tidak pasti, tak menyangka bahwa klien barunya adalah seorang presiden sebuah perusahaan besar.Melihat betapa tenangnya Victor saat ini, Jimmy langsung mengubah sikapnya. Dia merapikan rambut dan pakaiannya sedikit, dan duduk di kursinya dengan memulai sikap profesionalnya.“Jimmy Farion siap melayani anda, menyelesaikan masalah tanpa masalah!

  • Victor William : Pewaris Tunggal Dari Sebuah Keluarga Mafia   040 - Jenderal Tanpa Prajurit

    Ia mulai ragu dengan niatnya untuk berbuat sesuatu di lelang tersebut. Sepertinya dia harus menerima tawaran apapun yang akan datang pada cincin yang akan dia jual.“Sudah, suruh mereka pergi,” kata Victor kepada Emma.Kedua orang itu pun pergi begitu saja bahkan sebelum Emma menyuruh mereka pergi.“Jadi, apa yang akan kau lakukan sekarang?” tanya Viona.“Kita bicarakan saja nanti. Kita temui saja pengacara itu dulu!” Jawab Victor sambil bangkit dari sofa dengan wajah lelah.Pada akhirnya, mereka meninggalkan rumah dengan Viona yang mengendarai Ferrari untuknya. Victor sama sekali tak membuat wajah tak bersemangatnya, tak menyembunyikan betapa kecewanya ia pada Viona.Meski begitu, dia tahu bahwa tak bisa juga menyalahkannya. Viona sudah mengatakan bahwa dia tidak akan mengasuhnya lagi. Bagaimana pun, tentu dia menyadari bahwa sebagian besar masalah ini disebabkan oleh kesalahannya sendiri, perselisihan pribadinya dengan Emma.Tapi tetap saja…“Bagaimana kamu bisa kepikiran menggunaka

  • Victor William : Pewaris Tunggal Dari Sebuah Keluarga Mafia   039 - Jangan Khawatir Bos

    Victor berdiri di sana sambil memalingkan wajahnya, terlihat sangat sulit menerima apa yang disampaikan Viona kepadanya.Seperti kekhawatiran Viona sebelumnya, jelas perkataannya telah melukai harga diri Victor karena kebaikannya dianggap kenaifan.Victor memang tidak pernah menerima setiap kali ayahnya mengatakan bahwa kebaikannya itu adalah sebuah kesalahan. Dia merasa nyaman dengan dirinya, tapi ayahnya melihatnya sebagai sebuah kelemahan dalam dunia bisnis.Viona tidak mengatakan sepatah kata pun setelah itu dan membiarkannya. Dia duduk di sofa dan menyalakan TV. Tidak ada yang ingin dia tonton, hanya berusaha mengalihkan perhatiannya dari Victor, sambil membiarkan Victor tenggelam dalam pikirannya.Tanpa memberikan jawaban pada Viona, Victor langsung memesan taksi, berniat keluar rumah tersebut dan pulang ke rumahnya sendiri. Tapi tiba-tiba, Viona memanggilnya dari ruang tamu dan bergegas menghampirinya.“Apa lagi?” Victor bertanya.“Aku sudah bertanya sebelumnya. Apakah kamu jad

  • Victor William : Pewaris Tunggal Dari Sebuah Keluarga Mafia   038 - Membuang Kenaifan

    Dia memang tidak tahu apa-apa tentang identitas asli Victor, selain apa yang dia ketahui tentang dirinya sebagai pengantar pizza.Motif awalnya memberi tahu orang-orang ini tentang Victor hanyalah agar mereka merampok Victor, atau mungkin membuatnya ketakutan setengah mati dengan kemunculan mereka. Dia hanya ingin mengerjai Victor untuk membalaskan kekesalannya, tak lebih.“Tolong, kasihani aku! Niatku hanya ingin memberi pelajaran pada bocah itu, dan membiarkan anak buahmu bersenang-senang dengan apa pun yang ingin mereka lakukan padanya,” pinta Benigno sambil menangis lirih.Marco menjadi semakin tidak sabaran, dan kemudian mengokang pistolnya, seolah-olah akan menembak mati pria gendut itu. Namun salah satu temannya segera menghentikannya dengan dingin.“Tunggu sebentar, Marco!” kata pria itu sebelum menepuk bahu Marco dua kali. “Ikutlah denganku sebentar!”Marco mengikuti pria itu ke ruangan lain, masih di dalam toko pizza. Dilihat dari tingkah laku Marco saat ini, sepertinya pria

  • Victor William : Pewaris Tunggal Dari Sebuah Keluarga Mafia   037 - Siapa Dia?

    Alih-alih masuk ke dalam mobil, Victor malah membuang muka, terlihat enggan mengendarai mobil itu. Lagi pula ia masih belum paham dengan apa yang dikatakan Viona kepadanya bahwa mobil itu adalah miliknya. Namun kemudian, Martin menghampirinya, mencoba mengenali Viona yang ada di dalam mobil. Tentu saja Martin tahu tentang Viona meski tak begitu dekat dengannya. Sebenarnya Martin adalah salah satu orang yang ingin direkrut Viona untuk menggantikan beberapa pejabat yang keluar dari Counterbrand beberapa waktu yang lalu. “Hey, apakah itu bosmu?” tanya Martin berbisik dari belakang telinga Victor. Victor berbalik, dan terlihat agak bingung dengan pertanyaan Martin. “Wanita di dalam mobil itu! Apakah itu bosmu?” Martin mengulangi pertanyaannya. “Dia?! Oh benar. Dia adalah Viona Emery. Bos baruku di Counterbrand,” jawab Victor. Martin agak enggan menyapa Viona, karena Viona memasang wajah dingin di dalam mobil, berlagak seolah tak mengenalinya. Lagipula ia sudah menolak tawaran Viona

  • Victor William : Pewaris Tunggal Dari Sebuah Keluarga Mafia   036 - Ini Juga Milikmu

    Namun pria bernama Marco itu masih belum mempercayainya. “Tidak mungkin dia hanya seorang sopir. Entah kita harus mengetahui siapa dia, atau tentang orang yang menyerangmu sebelumnya, kita tidak akan pergi dari sini sebelum memastikan itu.”“Kau serius? Bagaimana jika kita tidak bisa mendapatkan apa pun? Apa kita akan selamanya di sini!”Dan tiba-tiba...Crash!!“Kampret!”Kaca spion bagian kanan baru saja terkena sesuatu.Ketiga orang itu langsung menunduk menutupi kepala mereka karena keterkejutan itu. Tidak jelas apa penyebabnya, tapi mereka khawtir saat ini ada orang yang baru saja menembak mereka dari suatu tempat.“Apa itu tadi?” tanya Chappy berbisik dengan wajah pucatnya.Marco mengambil resiko untuk mencari tahu, mencoba menguntit sekelilingnya. Tapi dia tidak menemukan apa pun.Lagi pula, dia hanya mengintip dengan mengangkat kepalanya sedikit saja, tidak ingin kepalanya menjadi sasaran peluru.“Apa kau melihat sesuatu?” tanya Bob.Tapi Marco tidak memberikan jawaban. Dia me

  • Victor William : Pewaris Tunggal Dari Sebuah Keluarga Mafia   035 - Hanya Seorang Supir

    Hal itu membuat Emma begitu ketakutan. Memang, dia mencoba melakukan sesuatu pada gadis itu. Tapi dia tidak pernah menyangka akan menjadi seserius ini. Dia menjadi panik karena semua mata tertuju padanya.“Emma, ada apa ini?” tanya Robert, pemilik bar. “Apa kamu benar-benar melakukan sesuatu terhadap pelanggan kita?”Untungnya, salah satu teman gadis itu datang. Dia menghentikannya, mencegahnya menelepon polisi.“Hei, tenanglah! Mereka bilang Anne memiliki alergi terhadap sesuatu pada makanannya. Kita tidak bisa begitu saja menyalahkan mereka tanpa mengetahui apa pun tentang alergi Anne.”Mendengar perkataan itu, sang pemilik bar yakin bahwa itu bukan kesalahan Emma, ​​karena dia hanya seorang operator, sedangkan makanannya disajikan oleh karyawan lain di dapur.“Emma, apa yang gadis itu pesan?” tanya Robert.“Taco, yang super pedas,” jawab Emma dengan penuh rasa bersalah.Pemilik bar tidak menganggap ada yang aneh dengan pesanan tersebut, karena tidak jarang ada orang yang meminta ta

DMCA.com Protection Status