Beranda / Fantasi / VAMPIRES UNITED / 29. Tears for No Fear

Share

29. Tears for No Fear

Penulis: Joko D Mukti
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-12 21:44:33

“Kemana orang-orang yang kalian sekap semalam?” hardik Svida galak, matanya melirik ke bawah lantai dan menemukan pedang samurai pendeknya tergelatak tepat di bawah meja dekat pintu. Masalahnya di ambang pintu itu vampir laki-laki itu berdiri menghadangnya dengan seringai mengejek yang merendahkannya.

Vampir perempuan itu menunjuk ke sudut lain di balik meja. Svida melihat setumpukan tubuh yang berdarah-darah di sana. Svida menduga mereka sudah tewas dan mungkin akan berubah menjadi vampir seperti pemangsa mereka.

“Aku mengenal seorang vampir yang tidak memangsa manusia secara sembarangan seperti kalian,” sergah Svida, dan ujung matanya menemukan celuritnya tergeletak di lantai persis di depannya—jika ia menggeser jauh meja yang terbalik di depannya. Dengan perlahan ia melangkahi meja itu dan kakinya telah menginjak ujung celuritnya.

Vampir lelaki itu melihatnya, dan seringai di wajahnya menunjukkan ia tak keberatan Svida mengin

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • VAMPIRES UNITED   30. Weird and Weirder

    Rumah Rastri tampak lebih sepi dan tua dari yang diingat Sam kemarin-kemarin. Ada kesan rumah itu sedang mengalami proses keruntuhan yang lambat namun pasti. Akan tetapi Sam yakin itu semua hanya perasaannya belaka, setelah ia melewati gang-gang kecil naik-turun yang dipenuhi rumah-rumah yang indah dan kokoh di bawah tadi. Angin kering dan guguran daun-daun di halaman yang kosong itu, serta kesunyian yang mengelilingi rumah itu, mungkin yang membuat kesan tua dan rapuh rumah itu makin kuat. Akan tetapi melihat ketebalan tembok rumah utama, Sam tahu ia salah telah meremehkan rumah tua itu. Sam tak mendapati siapapun di ruang depan. Pintu depannya dibiarkan terbuka, pintu dalam yang terbuat dari teralis besi tebal juga tak terkunci, dan debu-debu halaman belum disapu dari lantai teras. Ketika memasuki rumah, kesunyian makin menyergapnya. Dan Sam menyadari kesan tua rumah itu disebabkan tak adanya bau kehidupan di sana. Piring-piring dan gelas kotor be

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-15
  • VAMPIRES UNITED   31 Terlalu Banyak Vampir

    Orang-orang memandang nyaris tak percaya pada mata mereka sendiri ketika Svida keluar dari pintu gudang pabrik itu. Ada percikan darah di sekujur tubuh Svida. Kulitnya yang mulus tampak lebam dan banyak luka tergores. Sebagian jins yang dikenakannya basah oleh darah, menempel ketat di pahanya. T-shirt yang dikenakannya tak lagi berbentuk, sangat kusut dengan noda darah bercampur debu.Namun yang membuat orang-orang kehilangan kata-kata adalah raut muka Svida yang merupakan perpaduan antara kepucatan dan kekejaman. Dengan heran mereka melihat wajah cantik itu bersaput dingin-beku kebrutalan yang belum seluruhnya luruh. Dan mata yang menyorot itu—merah, keras dan tajam—seakan mata yang telah melihat sesuatu yang belum pernah dilihat oleh siapapun di situ. Mata liar yang sorotnya dipertajam oleh pengalaman kegilaan dan petualangan yang tak pernah bisa dibayangkan.Bukan kali itu saja Papi melihat sorot mata Svida yang aneh. Jika melihat

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-23
  • VAMPIRES UNITED   32. Kasus Vampir Yg Lain

    Minggu yang gerah berlalu. Angin terasa makin kering ketika matahari mencapai puncaknya di tengah hari. Sam menatap bayangan pepohonan makin menipis dan debu beterbangan ketika angin menghempas di sela-sela semak. Di tengah ruang yang porak poranda itu, Sam berusaha memejamkan matanya. Namun cahaya dari luar mengusiknya.Dalam perasaannya bising lalu-lintas di balik bukit itu terdengar keras di telinganya. Kemana Rastri dan orang-orang pergi? Mengapa mereka meninggalkan rumah terbuka seolah-olah mereka pergi tergesa-gesa? Dengan malas Sam bangkit dan menutup tirai-tirai di sekitarnya. Ia kembali telentang di sofa tua di ruang tengah dengan desah letih, dan mulutnya komat-kamit seakan menghitung mundur dari seratus ke satu. Sebuah bayangan dari pintu membuatnya terbangun. Dalam kebingungannya Sam perlahan menyadari orang yang menatapnya di ambang pintu itu adalah Jani. Dengan refleks Sam meloncat dari sofa, akan tetapi entah bagaimana

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-23
  • VAMPIRES UNITED   33. Paranoia Sonia

    Terkurung di kamarnya, Sonia seharian berusaha menentramkan dirinya yang terguncang. Kamarnya menjadi terasa sangat pengap, namun sebaliknya ia menemukan sedikit ketentraman yang aneh, yang hilang-timbul seirama gundah gelisah hatinya yang tak kunjung henti. Hentikan. Hentikan. Hentikan, pleaaaaase. Batinnya berteriak kalang-kabut. Namun perasaannya sama sekali tak mampu dikendalikannya. Akal sehatnya hanya mampu menatap dengan memelas bagaimana hati dan perasaannya menggelinding bagai bola bowling, menjauh dan menabrak semua bangunan ketenangan yang sia-sia dibangunnya di dalam jiwa.Sonia merasa luluh lantak. Ia merasa telah retak dan akan pecah dalam kegilaan yang disulut ketakutan.Dan kengerian. Kengerian yang tak berujung.Bagaimana Svida mampu mencapai keberaniannya yang demikian solid membatu dan menghadapi para vampir dengan gagah berani, sementara Sonia ha

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-26
  • VAMPIRES UNITED   34. Mystery Guest

    Senja di luar diawali dengan kesunyian yang mencurigakan. Semua penghuni alam semesta seolah ditenung menjadi batu dan kini hanya tinggal angin yang bertiup dalam bisikan-bisikan yang bergaung dalam sepi. Sonia belum sembuh dari rasa dingin yang menjalar di hatinya.Dan setelah mandi dan mengguyur tubuhnya dengan air dingin, rasa dingin itu malah menggila membuat seluruh dirinya makin menggigil gemetar. Dalam dinginnya, ia merasakan demam yang membuat kepalanya panas. Dan menatap kedua tangannya yang pucat dan kisut karena kedinginan, Sonia membayangkan bentuk hatinya sendiri yang kurang lebih sama.Barangkali gue mau mati, batin Sonia kecut.Mungkin lebih baik gue mati.Mengapa senja hari ini terlihat begitu beda? Firasat buruknya menguat di dada. Dan ia jadi mengingat senja hari dua tahun lalu saat nenek yang disayanginya menjelang ajal. Senja yang sama.Langit merah. Sunyi di luar. Daun

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-26
  • VAMPIRES UNITED   35. Teror Cinta

    “Lepaskan!” Lelaki itu hanya tertawa kecil, melihat tingkah Sonia yang kalang-kabut. Para gadis hanya menyaksikan mereka dengan wajah seperti orang terhipnotis. Napas Sonia terengah-engah ketika berhasil melepaskan diri. Kedua kakinya terasa lemas seperti bubur. Sebaliknya jiwanya yang lesu seperti bangkit mengingatkan Sonia atas bahaya mengancam: lelaki itu.Sonia mundur beberapa langkah. Punggungnya menemukan dinding dingin. Tangga ke atas hanya beberapa langkah. Tetapi Sonia menyadari lelaki itu sangat sigap—dan nekat. Mengapa para gadis itu hanya diam melihat ia diperlakukan tidak semestinya?Pada saat itulah ponselnya berbunyi. Sonia mendongak menatap lelaki yang berkacak pinggang, berdiri di hadapannya.“Terima aja teleponmu. Kamu pikir aku akan melarangmu menerimanya? Seperti kataku, aku hanya mau berkenalan,” ujar lelaki itu. “Namaku

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-26
  • VAMPIRES UNITED   36. Sam!

    “Apakah para vampir telah lupa akan keinginan bebas untuk memilih, yang merupakan hak setiap orang?” Ardian tersentak. Lalu dibutakan oleh kegusaran yang mendadak meluap ke kepalanya, ia melemparkan Sonia ke samping. Dan ia berbalik menghadap seseorang yang telah berani-beraninya menganggu. Di depannya seorang lelaki sedang duduk di sandaran sofa. Sementara para gadis bertebaran di sekitar situ—wajah-wajah bersimbah airmata yang ditutupi rambut panjang—dengan ekspresi yang sulit digambarkan. Yang membuat Ardian gusar: ia benar-benar tak menyadari kehadiran lelaki itu sampai lelaki itu menegurnya. Dan ketenangan yang dimilikinya terasa sangat mengganggu, karena mengusik seluruh kendali yang dimilikinya atas situasi di tempat ini. Dan lelaki yang baru datang itu sama sekali tak terganggu oleh pemandangan seorang perempuan sekarat yang bergelimang darah di lantai. “Kau tahu akibat mengusik seo

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-05
  • VAMPIRES UNITED   37. Aksi Sang Pembasmi

    Sonia berhasil lebih cepat mencapai kamarnya dan meskipun dengan kegugupan memuncak ia berhasil mengunci pintunya. Tetapi tubuhnya terlonjak kaget saat gebrakan kuat di pintu membuat seluruh kamar bergetar hebat. Apa yang harus dilakukannya sekarang? Mampukah Sam mengatasi dua orang vampir sekaligus? Mengapa ia lari membiarkan Sam sendirian melawan vampir-vampir ganas itu? Tapi apa yang bisa ia lakukan? Brak! Gedoran lagi di pintu. Sonia mendadak merasa yakin vampir itu akan menghancurkan pintunya dalam dobrakan keempat. “Sonia. Bukakan, Sonia,” bujuk Ardian. “Aku tidak berniat jahat. Aku bertamu baik-baik, bukan?” “Pergi, vampir busuk!” “Aku telah memintamu dengan sopan. Akhirnya kau harus tahu, kau tak mungkin meremehkan seorang vampir. Apapun alasanmu. Aku datang dengan niat baik, tanpa kekasaran. Makanya aku heran dengan sikapmu yang terlalu berlebihan.” “Ber

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-05

Bab terbaru

  • VAMPIRES UNITED   50. Permintaan Sam

    Sonia bangun terkejut. Sedetik dua detik ia meraup kesadarannya kembali dengan menghela napas panjang. Dan tahulah ia suara apa yang ia dengar dalam ketidaksadarannya sebelumnya. Pintu ruang kesehatan telah terbuka dan angin panas yang menerobos dari luar mengibas-kibaskannya, membentur dinding, dan menjatuhkan benda-benda. Rastri tidak ada lagi di sebelahnya.Sonia menyentuh pipinya. Basah. Jadi ia benar-benar menangis seperti dalam mimpinya. Mimpi yang aneh dan ganjil di siang hari. Apa yang ditangisinya? Dalam mimpinya? Ah, ya. Ia bermimpi Sam mendatanginya. Semuanya gelap. Ia merasa tersesat. Ia gembira Sam dating. Namun Sam sama sekali tak menyapa. Ia hanya lewat dan pergi. Dan ia menangis. Karena entah kenapa ia merasa begitu sendirian dan terasing. Mendadak semua masalah dan kesulitannya hadir kembali di benak Sonia. Gadis itu tersenyum masam, dan menapakkan kakinya yang telanjang ke lantai. Son

  • VAMPIRES UNITED   49. Perbincangan Letih

    Rastri dan Sonia terpaksa harus tiduran di ruang kesehatan kantor setelah menyelesaikan tugas harian mereka. Matahari sudah terasa panas pada jam 10.30 saat itu. Pendingin ruangan hanya mampu memberikan kesejukan yang membuat kulit mereka terasa kering dan sangat tidak nyaman, karena keletihan yang mereka derita seakan tersekap di dalam tubuh dan tak mau keluar. Kini mulai terasa betapa letih dan pedih mata mereka, akan tetapi berkebalikan dengan keinginan hati mereka kedua pasang mata mereka tak juga mau dipejamkan. Dalam desahan ke sekian akhirnya Sonia menyadari keluhan tak akan menghilangkan keletihan yang menguasai sekujur tubuhnya. Kepalanya terasa melayang, seakan tak mau berkoordinasi dengan bagian tubuh lainnya. Ia berusaha memejam. Namun suara-suara kesibukan di luar tak juga mampu ia kesampingkan. Napasnya terasa berat, dan gendang telinganya berdenging dan terasa seakan sebuah benda padat menggumpal di sana.Sonia terlentang dan mengatur napasnya

  • VAMPIRES UNITED   48. Undangan Pembasmi

    Tak ada siapa-siapa di ruang belakang yang porak poranda. Separuh pintu gudang tergeletak dengan palang-palang yang terpelanting beberapa meter. Mereka segera membuka dua pintu keluar dan empat jendela kecil di bagian belakang rumah. Cahaya yang memasuki ruang di situ belum sepenuhnya berhasil menerangi setiap sudut rumah, namun mereka mampu melihat ceceran debu-debu vampir dari ujung ke ujung. Tak ada barang yang masih tetap tinggal di tempatnya. Semua terserak, setengah terbakar, setengah hancur atau seluruhnya, menjauh dari tempatnya semula, seolah telah terjadi gempa hebat di tempat itu. Ada kelegaan dan kecemasan sekaligus saat Rastri mengetahui tak ada Sam di situ. Rastri mengerling ke arah Sonia. Yang dipandang menunduk. Ketika menyadari ia sedang berdiri di atas debu vampir, Sonia menjauh dengan langkah hati-hati. Svida menyentuh hampir semua benda dan permukaan tembok dengan ujung celuritnya seakan dengan perbuatannya itu

  • VAMPIRES UNITED   47. Senyap Setelah Pertempuran

    Ketika Svida tiba vampir-vampir telah pergi. Svida menggedor pintu depan sebelum dibukakan, dan mereka semua terheran-heran menyaksikan tak ada vampir yang menghadang. Tak ada vampir yang tersisa. Sonia bersama Rastri mengawasi sekitar rumah dan cahaya terang dari sebelah timur menyadarkan mereka semua.Fajar menyingsing Itulah kenapa.Svida menyisir setiap sudut dan menjelajahi setiap titik di seputar rumah Rastri. Lalu dengan ketelitian yang mengagumkan mereka menyibak setiap semak dan memeriksa setiap celah. Nihil. Matahari mulai muncul ketika Sonia berkacak pinggang dengan celurit masih tergenggam di tangan kanannya. Ini semua keajaiban. Mereka semua selamat. Semalaman mereka begitu sibuk bertempur sehingga tak menyadari waktu berjalan. Dan kini hari hampir pagi. Mereka diselamatkan oleh matahari. Mereka mengitari rumah dan mendapati ceceran debu-debu di sana

  • VAMPIRES UNITED   46. Hidup dan Mati

    Sonia mendengar kebisingan memuncak dengan suara pintu hancur di belakang rumah. Isak tangisnya berhenti. Dengan air mata masih bercucuran, ia fokus kepada suara-suara pertempuran di lorong di bagian belakang rumah. Pintu gudang itu telah terjeblak terbuka, desisnya. Dan suara ketika para vampir membanjir masuk nyaris seperti suara ribuan kelelawar menyerbu. Tapi mereka tak mampu menyerbu langsung semuanya, mereka dibatasi oleh sempitnya lorong, sehinggga meskipun yang Sam hadapi puluhan vampir, bahkan mungkin lebih, akan tetapi mereka hanya mampu menyerang satu demi satu. Rastri menyadari hal ini, sehingga senyumnya makin lebar. Bangsat itu tidak sekedar nekat ternyata, batin Rastri. Lalu terdengar pertempuran. Begitu cepat dan tergesa. Ada jeritan kesakitan bersahutan.Letupan-letupan cepat yang susul-menyusul dengan suara benda-benda berat berjatuhan dan hancur.Hara tersentak ketika suara bising da

  • VAMPIRES UNITED   45. Menyongsong Maut

    Sam melangkah keluar kamar Jani, kini celurit dan pedang samurai pendek berada di kedua tangannya. Raut wajahnya tak menunjukkan ekspresi apa-apa, hanya matanya menatap liar. Hara bersama anak buahnya menunggu, ketika melihat Sam tampak akan mengatakan sesuatu. Akan tetapi Sam hanya menoleh dan menatap Rastri dan Sonia, kemudian dengan langkah tergesa ia menuju ruang depan dan saat itulah kaca-kaca jendela di sana—prang!—hancur oleh hantaman para vampir yang meringis ganas dari luar. Sam menatap wajah-wajah liar yang melongok ke dalam dari balik teralis baja yang menutupi ambang jendela. “Rastri, berapa lama kira-kira kita akan mampu bertahan dengan teralis dan pintu yang ada?” “Teralis itu cukup kuat, kukira. Dan pintunya cukup tebal untuk bertahan sampai pagi. Apalagi dengan palang besi berlapis yang kami pasang. Yang aku khawatirkan, bangunan belakang lebih lemah daripada bangunan utama. Tidak seperti gudang di belakang, y

  • VAMPIRES UNITED   44. Don't Die

    Hara dan anak buahnya menghambur dari rumah utama di depan, menghampiri Sam.Langkah tergesa mereka merandek saat melihat siapa yang berada di belakang Sam. Sesaat mereka tertegun, mata mereka mendadak melebar saat otak mereka yang bebal mulai menuang kesadaran dalam hati mereka, bahwa Janilah yang berdiri tegap mengawasi mereka dengan tatapan yang meremehkan. Tatapan Hara beralih dari Jani ke Sam, lalu kembali ke arah Jani. Berbulan-bulan mereka menjaga perempuan vampir ini dengan sangat hati-hati dan seksama, dengan peluh dan darah; dan saat ini Sam hanya menyeretnya seolah-olah Jani cuma seekor kambing imut jinak? Sialan kunyuk satu ini! Maki Hara dalam hati. Hara menentramkan debar dadanya, dan mundur beberapa langkah untuk memberi Sam ruang. Anak buahnya bahkan sudah ngacir mundur menjauh, mengingat mereka pasti akan bersentuhan kulit dengan perempuan vampir itu jika mereka nekat berada di ruang sempit lorong, yang

  • VAMPIRES UNITED   43. Tawaran Kehampaan

    “Bagaimana kau tahu apa yang kuinginkan, Jani?” tanya Sam sambil lalu.Tatapan Sam berputar mengawasi setiap titik di dalam gudang, lalu berhenti di lubang di atas atap bagai mata raksasa yang mengintip masuk. Jani melirik kaki Sam melangkahi garis pembatas di lantai. Sekarang ia bisa mencapainya. Atau mungkin mencekiknya? Merangkulnya? Memagutnya? Dan Sam tersenyum mengetahui Jani mengetahui itu. “Dan lelaki mana yang tidak memikirkan apa yang sedang kaupikirkan sekarang ini terhadapku?” ejek Jani. Kedua tangan Jani turun, melepaskan cekalannya pada selimut, sehingga selimut itu melorot, tertahan sebelah bahunya, melambai nyaris jatuh. “Itu pikiran khas vampir. Selalu melakukan apa yang diinginkan nafsumu. Dan saat itu dibiasakan, pikiranmu menjadi nafsumu,” tukas Sam. Ia berhenti tepat di hadapan Jani. Gadis itu nyaris setinggi Sam, berarti ia lebih tinggi dari kakaknya, Rastri. Kulitnya juga lebih tera

  • VAMPIRES UNITED   42. Hadiah Kemenangan

    “Kau tak benar-benar memercayai kata-kata Jani, kan, Sam?” tanya Rastri.Ia mengejar Sam keluar dan berkali-kali mengulangi pertanyaan itu sehingga terdengar konyol. “Kau tidak tahu, Rastri. Vampir selalu melakukan apa yang dikatakannya. Bisa karena kesombongan dan keangkuhannya. Bisa juga karena ia ingin memerdayaimu. Tapi lihat saja, mulai sekarang, ia akan sedikit patuh kepadaku.” “Tapi kau tak akan melakukan seperti apa yang dijanjikannya, kan?” “Itu terserah dia. Tapi seperti kataku, vampir selalu memegang janjinya.” “Sam, kau bercanda!” “Tak perlu khawatir, Rastri. Adikmu tak akan hamil. Vampir tak bisa hamil dan beranak semudah manusia.” “Kau brengsek, bejat! Aku tak bercanda, Sam!” “Siapa bilang aku bercanda?” “Sam, dengar, kau brengsek, jahanam sialan! Aku akan membunuhmu jika kau bermain-main dengan adikku! Aku akan membunuhmu!” &

DMCA.com Protection Status