“Bentar lagi juga kamu akan tahu,” balas Derick sambil berjalan menghampiri wanita tercinta. Baru juga Derick menutup mulut. Tiba-tiba pria tersebut dapat panggilan telepati dari Vino. “Derick! Lu apain anak kesayangan Tuan Ferdinan?” Derick seketika itu tidak dapat menahan rasa geli. Pria berkulit eksotis tersebut langsung tertawa terbahak-bahak. Tentu saja perilaku aneh kekasihnya tersebut membuat Sandra menatap tajam ke arahnya. “Apa yang lucu?” tanya Sandra.Wanita berambut lebat tersebut menatap Derick dengan raut wajah heran. Rupanya, rasa penasaran Sandra tidak perlu menunggu lama. Terdengar suara ketukan di pintu. Derick berbisik kepada Sandra. "Buruan masuk kamar!"Wanita ini pun buru-buru masuk kamar. Oleh karena Sandra tidak ingin melewatkan peristiwa apa pun, ia pun menempelkan telinga di daun pintu.Setelah, Derick merasa Sandra telah aman, ia pun buru-buru membuka pintu. Betapa kaget pria berkulit macho tersebut saat melihat salah satu pria yang menjadi tamunya."Wow,
"Salut untuk kalian. Terima kasih telah mengatasi tanpa masalah," ucap Vino sambil menatap keduanya dengan perasaan bangga."Kami mohon diri," ucap Tuan Ferdinan. Kedua pria tersebut langsung lenyap."Kenapa mereka enggak lewat pintu?" tanya Sandra heran."Ya, karena telah merasa kita telah berteman. Jadi gak perlu pake jaim-jaim segala," jawab Derick. Pasangan ini pun tertawa terbahak-bahak setelahnya.Mereka tidak menyadari, ada sosok berbulu lebat mengintai dari luar kaca jendela balkon. Kedua mata makhluk tersebut membara. Tangannya mencakar-cakar berusaha membuka pintu dan kaca balkon. Sandra yang melihatnya dan langsung kaget sambil menutup mulut."Itu Alexander, Sayang," jelas Derick sambil merangkul Sandra."Oh my God! Kok bisa?"tanya Sandra seraya mendekat ke arah kaca jendela untuk mengamati makhluk serupa monyet tersebut."Dia kena bubuk dalam guci. Efeknya bisa selesai saat dia mati. Jika tubuhnya sudah jadi vampir seutuhnya, masih ada kesempatan buat dirinya kembali ke w
Sudah barang tentu menarik perhatian semua makhluk yang punya mata. Vino yang paling paham tentang ini seketika tersenyum sembari meneteskan air mata. Pria berwajah pucat tersebut mendongak melihat cahaya yang semburat menyelimuti benda-benda angkasa."Akhirnya darah suci mendapatkan jodohnya. Aku adalah pria pengecut yang tidak pantas mendapatkannya," ucap Vino lirih sambil mengusap buliran bening yang sempat menetes.Di tangannya kini sedang tergenggam kitab biru yang segera dikembalikan ke pemiliknya. Sandra berhak menentukan pilihan tanpa terhalang oleh pria tak setia seperti dirinya. Vino menyesali perbuatannya yang sempat menyakiti dua wanita.Pria berwajah pucat tersebut berdiri di pucuk tertinggi pohon cemara di antara rimbun daun-daun. Ia menunggu prosesi penyatuan cahaya selesai. Sudah saatnya bagi Vino untuk memberi salam perpisahan sekaligus ucapan untuk kebahagiaan pasangan tersebut. Sudah seharusnya, Vino cukup tahu diri, pada saat Derick telah berulang kali ikut memban
Pekikan dan teriakan kesakitan si pria muda membahana dalam ruangan. Senyum Tuan Ferdinan semakin lebar melihat progres yang berjalan sesuai keinginannya. Sebentar lagi, dirinya dan Alexander bisa melanjutkan rencana yang tertunda.Mereka akan melumpuhkan kekuatan Vino yang timpang, sejak terpisah dengan Sandra. Tuan Ferdinan masih merasa permata pelacak tertanan dalam tubuh Derick, sehingga dirinya dan sang anak bisa menguasai bangsa serigala lewat Derick."Kita akan kuasai seluruh dunia siluman, Nak," kata Tuan Ferdinan lalu tertawa terbahak-bahak.Pria tua ini lupa bahwa Sandra telah menguasai sebagian ilmu dalam kitab biru sejak wanita tersebut dinikahi oleh Vino. Darah suci yang mengalir dalam tubuhnya, begitu cerdas menyerap segala ilmu di sekitar. Bahkan ilmu dari buku kuning pun telah terserap sebagian ke dalam otak Sandra.Kini, setelah meneteskan sedikit darah suci pada luka di lengan Derick, ilmu yang dimiliki pria tersebut sebagian telah tersalur ke tubuh Sandra. Kekuatan
"Ini, …” kata Sandra sambil mengusap punggung Derick.“Apa?” sahut Derick seraya menatap Sandra yang sudah terengah keenakan saat jari-jarinya menyusup ke lembah kenikmatan milik Sandra.“Jangan berhenti, Sayang!” erang Sandra sambil memelototi Derick dengan mata penuh ancaman. Ia tidak bisa menahan diri untuk mendesah dan menikmati sentuhan Derick yang membuat gairahnya kembali tersulut.Derick terkekeh geli melihat mata Sandra yang memelototinya. “Kau yang memintanya?” tanya Derick ingin memastikan.“Yah, iya! Kumohon jangan berhenti,” sahut Sandra tidak malu-malu mengakuinya. Hasratnya benar-benar membara dan mendesah agar Derick bisa memberikan kenikmatan seperti yang sebelumnya.“Aku tidak akan berhenti sebelum kau terpuaskan,” kata Derick segera menurunkan kain segetiga berenda milik Sandra.Sandra mengerang tidak sabaran saat Derick menurunkannya lalu mulai memanjakannya di bawah sana. Ia menjerit menyerukan kenikmatan yang mendalam saat lidah dan mulut Derick mencumbu milikny
"Sangat!" sahut Sandra dengan jujur. "Ini benar-benar sangat nikmat,"' ungkap Sandra lagi sambil tertawa menikmati sensasi yang begitu dahsyat melandanya sampai akhirnya perlahan mulai turun.“Kau menyukainya, Sayang?” tanya Derick sambil tersenyum senang melihat ekspresi Sandra yang begitu berseri-seri.“Sangat! Ini sangat luar biasa!” jawab Sandra sambil menggelinjang lagi karena Derick telah melancarkan aksinya kembali. Sandra sedang menyelami kenikmatan kedua yang menderanya saat ini. Bagaimana mungkin? tanya Sandra dalam hati.Wanita ini merasa bingung. Bahkan Derick belum menyatukan diri dengannya, dirinya sudah bisa merasakan klimaks yang begitu menggetarkan seluruh jiwanya seperti saat ini. Otak Sandra berpikir keras sambil menatap dan mengelus wajah Derick.Samuel tersenyum nakal lalu tangannya mulai turun dan mengusap-usap puncak bukit kembar Sandra.“Uh, geli!” pekik Sandra dengan bergidik. Sementara dari mulutnya terdengar suara desahan.“Pertama geli memang geli. Nikmati
"Terima kasih, Bro. Masih bisa selamatkan kitab. Tuan Ferdinand mempersiapkan Alex untuk menguasai dunia kita," ucap Derick sambil menyalami Vino."Bukan itu saja. Tuan Ferdinand ingin menguasai dunia manusia dengan cara memperdayaiku. Dia telah bikin ramuan yang akan membuat aku bisa dikendalikan," urai Sandra."Kamu tahu dari mana, Sayang?" tanya Derick dengan ekspresi terkejut. Ekspresi serupa pun jelas terlihat di wajah Vino. Pria ini memandangi wajah Sandra dengan perasaan iba. Sandra tersenyum melihat reaksi kedua pria.Wanita berambut lebat ini dengan tersenyum menjawab," Aku bisa melihat dan mandengar yang tidak bisa kalian lakukan."Baik Derick maupun Vino hanya bisa tersenyum . Ya, memang benar yang diucapkan oleh Sandra. Wanita pemilik darah suci ini telah memiliki kekuatan lebih tinggi dari bangsa siluman manapun. Hanya satu yang tidak bisa dia lakukan, ialah tidak bisa hidup abadi seperti bangsa siluman. Sandra harus mau kehilangan separuh darah suci dalam tubuh untuk men
"Tuan Ferdinan pasti tak menyangka seperti ini," balas Sandra sembari mengusap luka dan seketika menutup sempurna, tak berbekas."Lagian, kenapa enggak kamu hancurkan dari dalam? Darah kamu lebih kuat dari larva, Sayang.""Aku bisa hancurkan dari dalam. Tapi makhluk kecil tadi membawa sinyal dari pelaku. Begitu aku hancurkan, sinyal itu akan menyerang balik para pelaku. Aku masih ingin main-main dengan salah satu pelaku," ungkap Sandra sambil tersenyum.Ekor mata wanita tersebut melihat ada pria berkacamata melihat ke arah mereka. Sandra begitu tahu cara untuk mencari kesenangan. Ia yang kini lebih paham akan sebuah ketulusan sudah memutuskan dengan siapa akan menjalankani hidup dalam keabadian. Wanita ini membuka bekas luka kembali lalu berucap,"Bang, ada beberapa larva masih tersembunyi dalam aliran darahku."Tentu saja, ucapan Sandra seketika membuat panik Derick. "Sini, biar Abang bersihkan."Sandra sengaja membuka akses telepati yang sengaja dipasang Vino untuk menyadap pembicar
Bernard tersenyum mengetahui kekasihnya telah siuman. "Sabar, Sayang. Sesampai tempat kamu, aku akan pasang infus."Lift dalam keadaan sepi. Hanya mereka bertiga sampai pintu terbuka di lantai tempat mama Sandra dengan yang lain menunggu. Carol berjalan mendahului dengan senyum penuh arti. Wajah Bernard basah oleh peluh dan itu telah membasahi pakaian formal yang masih dipakainya.Begitu sampai depan pintu, Carol segera menekan bel. Pintu terbuka dan tampak beberapa wajah yang cemas akan keadaan Sandra. Tentu saja, Bernard kaget dengan semua ini."Bagaimana bisa kalian ada di sini?"tanya pria bermata biru tersebut. "Maaf, Nyonya. Sandra mabuk berat hingga pingsan.""Saya tahu, kamu adalah dokter. Segera obati anak saya!"pinta Ny.Anggara yang langsung berjalan ke arah kamar Sandra. Wanita ini membuka pintunya.Bernard membopong masuk tubuh Sandra. Kemudian merebahkan Sandra di pembaringan. Dia segera memasang infus dan menaruh kantongnya dengan mencantolkan pada sebuah hiasan di dindin
"Besok pagi kami akan ke keluarga kamu. Kami akan persiapkan semua. Kakek dan Nenek sudah ngotot ingin buru-buru menimang cucu," jelas James yang mematik sikap usil Bernard."Wah, kita harus buru-buru nikah biar bisa bikin cucu yang lucu buat Kakek dan Nenek," celetuk Bernad yang menghasilkan sebuah cubitan di punggung tangan. "Aduh, Sayang. Bilang aja mau buruan ada yang temani tidur tiap malam. Saya siap, Nona.""Apaan, sih!" Sandra cemberut padahal dalam hati senangPesta ini memang diadakan untuk memperkenalkan Sandra kepada seluruh anggota keluarga besar Bernard. Sayang Axel dan Jeanne tidak bisa pulang untuk menghadiri pesta. Namun, keduanya sangat antusias saat diajak video call oleh Bernard bersama Sandra.Malam ini Sandra telah minum champagne berlebihan. Wanita ini tidak pernah minum wine apalagi champagne. Ya, sejak diketahui Sandra memiliki darah suci, orang tuanya telah mewanti-wanti padanya untuk tidak memakan maupun meminum hasil olahan fermentasi.Kini, Bernard yang ke
"Coba aku rasakan." Bernard mengambil obat dari plastik lalu mengulum dan mencium bibir Sandra sekaligus menyalurkan obat tersebut. Keempat asisten rumah tangga segera memalingkan wajah karena malu melihat adegan mesra sejoli. "Minumnya." Bernard menyodorkan gelas ke mulut Sandra. Wanita ini segera meminumnya sampai habis."Benar-benar pasangan serasi. Semoga Tuan Muda dan Nona segera menikah," ucap ART senior.Sejoli tersenyum ke arah para ART. Akhirnya mereka mulai bersiap merias Sandra dan Bernard yang sadar diri segera mendekat ke arah Sandra. "Aku tunggu di bawah, Sayang. Jangan lama-lama! Aku gak bisa menaha rindu terlalu lama.""Gombal, ih!" Sandra manyun ke arah Bernard dan langsung dikecup bibirnya. Setelah itu, Bernard langsung kabur.Perilaku pasangan ini membuat keempat ART ikut gemas dibuatnya. Dalam waktu satu jam lebih Sandra dirias oleh keempat wanita kepercayaan. Kini, Sandra tampil begitu memesona apalagi rasa bahagianya telah mengaktifkan molekul-molekul dalam dara
Hatinya yang terluka perlahan dapat obat penawar dari pria asing di sebuah restoran. Sandra tidak akan pernah menyesali itu. Pria ini benar-benar serius ingin mempersuntingnya. Bukan sekadar kata-kata manis yang terucap dari bibir Derick dan bukan pula pernikahan di atas pengkhianatan Vino terhadap Grace."Aku kunci sebentar pintunya, Sayang," bisik Bernard sambil melepas pelukan. Sandra baru tersadar, mereka telah berada di atas ranjang. Cumbuan keduanya telah membuat melayang. Sandra tersenyum memandangi tubuh Bernard yang berjalan ke arah pintu. Pria berbadan atletis yang telah lama didambanya. Pria yang sesuai dengan ekspektasi Sandra. Lebih dari Raditya, Vino maupun si eksotis Derick.Bernard mengunci pintu lalu ia segera menghampiri Sandra. Pria itu memainkan jari jemarinya pada lekuk tubuh Sandra yang menggiurkan."Bens, aku bertanggung jawab atas drama yang terjadi," bisik Sandra yang semakin membuat Bernard semakin bergairah.Sandra berdiri di depan si pria indo ini. Ia mena
Tiba-tiba Sandra dikejutkan oleh kehadiran beberapa wanita bercode dress ala asisten rumah tangga Telenovela. Bernard lalu mendekati Sandra dan berbisik, "Sampai jumpa di pesta dansa, Sayang."Pria berparas blasteran ini mengecup pipi Sandra sekilas lalu pergi entah ke mana. Sandra memegang pipi bekas kecupan Bernard. Kurang ajar, rutuk Sandra dalam hati. Padahal dalam hatinya berbunga-bunga.Sandra diarahkan ke sebuh kamar oleh salah satu ART yang berwajah lebih dewasa dari yang lain. Sepertinya, dia adalah senior dari para ART. Sebuah ruangan yang sangat luas. Ada sebuah pembaringan besar berkasur tebal. Matanya memidai sekeliling ruangan. Seluruh dinding berwarna keemasan dengan kaca jendela lebar yang mampu membingkai langit dengan segala isinya.Lampu gantung besar tepat berada di atas pembaringan. Tak jauh dari pembaringan ada meja rias satu set. Berjarak sekitar satu meter berdiri lemari kayu jati berdampingan dengan etalase baju dan sepatu. Dalam etalase baju terdapat berbagai
"Pak, tolong, dong! Jangan dihukum kayak gini. Please," ucap Sandra mirip anak kecil merengek.“Ya. Ada yang mau saya omongin lebih banyak. Duduk!"“Nanti saya telat masuk.”“Saya bilangin staf promo kalau kamu ada urusan sama saya.”Sandra terpaksa menurut daripada dalam masalah. Wanita berambut lebat ini sadar bahwa Bernard sedang menatapnya dengan sinis.“Kenapa?” tanya Sandra malas. Padahal dalam hatinya ingin sekali mempergunakan kekuatan supranatural. Ia pun teringat akan nasihat mamanya agar berperilaku layaknya manusia. Sandra hanya ingin hidup dengan damai dan itu bisa didapatkan saat dirinya kembali menjadi manusia seutuhnya.“Kamu gak bisa kabur lagi, wanita licik.”***Dari awal pertemuan tidak sengaja mereka, Bernard ikut andil membuat skenario di mana mereka bertemu saat liburan. Hal itu sesuai dengan penjelasan Bernard kepada keluarganya.Sandra kini kembali ke ruang promo dan iklan dengan tubuh yang lemah, letih dan juga lesu. Macam orang kurang gizi. Begitu selesai k
Penjelasan dokter Ariel sampai membuat teman-temannya berbisik. “Nama akhirnya Luciano, kayaknya dia penerus direktur yang sekarang, ya?”“Kayaknya iya deh, masih pemilik rumah sakit ini.”Namun, dari pembicaraan mereka yang Sandra takutkan adalah ... Itu orang yang sama. Begitu Sandra menoleh ke belakang dan melihat kedatangan si Wakil Direktur. Saat itulah Sandra merasa dunianya seketika berputar bagai gangsing.Wanita muda ini buru-buru menoleh ke arah lain, hingga Bernard melewati. Saat pria tersebut memberi kata sambutan, Sandra segera menunduk. Ia berpura-pura membaca proposal yang akan tim lakukan.“Lu biasa bagian apa?"tanya wanita sebelah Sandra.Product placement," balas Sandra singkat."Meliputi apa saja?"tanya yang lain. Sandra merasa terganggu dengan dua orang ini yang terus-menerus tanya berbagai hal. Mereka seperti sengaja menguji kemampuannya.Masa, iya. Sudah kerja tahunan di bidang advertiser, masih tidak ngerti apa itu product placement, omel Sandra dalam hati. Namu
“Jangan kabur lu! Kita harus menikah dan lu harus punya anak agar bisa sembuh dari penyakit langka."“Iih, lepas gak? Gue mau ke kamar mandi. Kebelet."“Tanggung jawab!"“Sinting!"seru Sandra mencoba melepaskan diri. “Lepas, gak?”“Kalau kamu gak mau, kita balik lagi ke dalam dan kamu jelaskan semuanya.”“Iih, tunggu!” Sandra panic ketika Bernard menariknya berjalan. Namun, tenaga pria itu lebih besar, mustahil untuk dilawan. “Iya, iyaaa! Gue tanggung jawab! Izinin dulu gue ke kamar mandi, please! Gue janji akan tanggung jawab," ucap Sandra dengan raut wajah memelas.Tidak sia-sia Sandra untuk mengeluarkan bakat aktingnya. Akhirnya, Bernard menghentikan langkah. “Ada yang perlu gue ingin bicarakan sama lu. Penting! Kita ke apartemen gue.”“Gue mau ke kamar mandi di sini dulu. Gak kuat, pengen pup." Sandra berkata sembari menahan bagian pantat. "Atau lu lebih suka, gue buang kotoran dimari? Oke, fine!"Bernard seketika melepaskan cengkramannya. “Gue ikut sama lu.”“Terserah!" Sandra pu
Satu-satunya yang terpikirkan di kepala Sandra adalah ...."Hhhggg ....” Wanita berambut lebat tersebut memegang dadanya lalu berakting sesak. “Sa-Saya ma-mau ke to-toilet.”“Bernard antar dia! Kayak sesak gitu. Kalo perlu antar ke dokter,” ucap Cecilia khawatir.“Gak papa, Tante. Saya ke kamar mandi dulu ….” Sandra buru-buru berdiri lalu melangkah sambil menunduk tanpa mengetahui kalau ada dua pria sedang menggotong meja.BRUKK! “Aaaah!” Sandra jatuh lalu tiba-tiba pandangan matanya gelap. Wanita ini pun tak sadarkan diri.“Ya ampun, Nak!”pekik Cecelia terkejut.“Bens, buruan bawa ke rumah sakit”perintah James sambil mengulurkan kunci mobil.Dengan berat hati Bernard membopong tubuh Sandra. Tampak ada benjolan di bagian kening wanita berambut lebat tersebut. Wajah cantiknya pucat pasi seperti kapas. Timbul rasa empati dalam hati pria berpredikat es batu ini. Sementara itu, Bernard tidak menyadari bahwa Cecilia mengikuti dengan setengah berlari. Bernard dengan napas tersengal-sengal,