Share

Sosok Asing.

Penulis: KhunDK
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-29 11:45:30

Rumah Sakit.

19.45 WIB.

Anindita Putri Amara Febiola merasa jenuh berbaring sendirian di kamar tanpa ditemani sang ibu yang sedang pergi membeli makanan. Iris matanya terus menatap langit-langit kamar disusul menghembuskan napas tatkala membayangkan Owen. Namun, bola matanya beralih ke arah pintu kamar yang terbuka karena melihat seorang pria berjalan masuk. Ia memandang heran orang itu, pasalnya tidak mengenal pria berbadan besar yang memiliki muka garang, juga tidak mungkin jika orang tersebut teman ibunya.

"Maaf, cari siapa ya?" tanyanya ramah. Namun, pertanyaan darinya hanya mendapat balasan sorot mata tajam. Pria itu tetap bungkam sambil berjalan mendekat.

Amara menjadi takut, curiga jika pria tersebut memiliki niat buruk. Dia kemudian meminta pria itu untuk berhenti mendekat, tetapi permintaan darinya tak dihiraukan, pria itu terus mendekat sambil memancarkan tatapan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Unperfect Story   Kecewa.

    Owen bingung akan penuturan Alyssa yang ingin investasi uang, sebab usahanya hanyalah jual-beli barang-barang online yang menggunakan aplikasi sosial media. Ia pun ingin memastikan kalau temannya sedang tidak bergurau. "Apa kamu yakin?"Alyssa menganggukkan kepala dengan mantap, lalu berkata. "Jadi ... nanti aku akan memberikan uang padamu untuk membeli beberapa barang dan menyewa tempat.""Menyewa tempat?" tanya Owen sambil mengerutkan kening."Iya," balas gadis itu."Untuk apa sampai menyewa tempat?" Ia kian bingung pada pemikiran temannya, tapi sejujurnya tertarik akan penawaran tersebut."Jadi nanti kita bisa sewa tempat untuk melebarkan usaha. Meskipun berbisnis secara online, tetapi harus tetap memiliki kantor," terang Alyssa.Owen kagum dengan pola pikir temannya sekaligus merasa insecure, sebab Alyysa pernah bercerita tentang kuliah di lu

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-04
  • Unperfect Story   Owen Alfiansyah Fazhaira.

    Anak laki-laki berusia tiga belas tahun duduk manis di teras rumah sambil melihat lalu-lalang kendaraan yang melintas di jalan depan rumahnya. Ia melamun tentang cara menghasilkan uang yang akan dipakai untuk membayar biaya administrasi sekolah. Namun, suara jeritan perempuan dari dalam rumah membuyarkan lamunannya, segera berdiri dan masuk tergesa-gesa ke dalam rumah."Ada apa Ibu?" tanyanya saat sudah ada di dalam rumah, akan tetapi, pertanyaan darinya tidak mendapatkan jawaban karena ibunya sedang menahan sakit atas siksaan dari ayah tiri Owen.Owen marah menyaksikan ibunya sedang dipukuli, lantas mendekat cepat dan menghentikan tindakan kekerasan dalam rumah tangga. "Ayah ... jangan sakiti Ibu!" rengeknya sembari memegang tangan pria itu."Lepaksan!" hardik Banu sambil melotot tajam. Pria yang sedang mabuk itu kemudian mendorong tubuh anaknya hingga terjatuh.Bruukk!

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-06
  • Unperfect Story   Owen & Alyssa.

    Amara mengembuskan napas panjang tatkala masih tidak dapat menelepon Owen, bahkan chat darinya yang sejak tadi pagi tidak dibaca, padahal temannya itu sedang online. Ia berpikir jika laki-laki tersebut tengah sibuk sehingga tidak dapat membalas pesan dan menerima panggilan, tetapi, juga merasa kalau Owen sengaja menghindar. Lalu, meletakkan handphone dan memilih fokus pada layar televisi yang sedang menampilkan kartun dari Negara Malaysia."Permisi ....""Assalamualaikum ...."Tok.Tok.Tok.Sebuah suara salam serta bunyi ketukan pada pintu rumah mengalihkan fokusnya dari layar televisi. Amara mencoba berdiri dan melangkah ke pintu. Namun, sang bunda lebih dulu keluar kamar dan berjalan melewati dirinya. "Kamu duduk saja, biar Bunda yang buka!" titah Susi Astuti. Setela

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-08
  • Unperfect Story   Owen & Amara.

    23.40 WIB. Amara berbaring di tempat tidur sambil terus memandangi layar handphone, menunggu serta berharap menerima pesan balasan dari Owen. Namun, dia mulai dilanda gelisah, sebab temannya terus menolak panggilan dan sama tidak membalas pesan. "Aku salah apa ya?" pikir gadis berusia dua puluh tahun. Lalu, menghela napas sembari menatap sedih smartphone, sekali lagi berusaha menghubungi Owen lewat panggilan suara, tapi hasilnya tetap sama.Amara membanting benda pipih itu ke kasur seraya menghela napas panjang saat panggilan telepon darinya kembali ditolak. Ia mendesah sedih sambil menyibak rambut ke belakang, kemudian, tangannya kembali meraih handphone dan mengetik pesan dengan penuh emosi. Selepas itu, menekan layar untuk mengirim pesan ke nomor Owen. Gadis yang memiliki senyum manis itu menguap, mulai didera kantuk karena dirundung rasa bosan, sorot matanya seolah tak berk

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-23
  • Unperfect Story   Kabar Buruk.

    00.00 WIB. Suasana tenang Rumah Sakit seketika berubah ramai tatkala menerima kedatangan pasien korban kecelakaan lalu lintas. Orang yang pingsan tersebut segera dilarikan ke unit gawat darurat guna mendapatkan pertolongan pertama. Dokter dan suster yang setengah mengantuk ketika jaga malam dengan sigap segera melaksanakan tugasnya. Ia meminta seorang perawat untuk mengambil obat dan memerintah dua perawat lain agar membersihkan luka pasien yang masih berdarah, lalu dengan cepat kedua tangannya membalut perban pada beberapa bagian tubuh pasien."Arrghh ...." Owen mengerang dan membuka mata saat pengobatan sedang berlangsung. Melihat orang-orang yang berpakaian serba putih sedang merawat luka-lukanya. Ia hendak bertanya, tetapi suaranya tertahan di tenggorokan. "Dok," lirihnya dengan sisa kekuatan yang ada pada tubuh.Pria yang memakai kacamata itu memandang sekilas sambil tersenyum kecil. Tangan kanannya

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-25
  • Unperfect Story   Rumah Sakit 2.

    Owen membuka mata dan melihat Alyysa tertidur di sampingnya dalam posisi duduk,tangan kanannya lalu bergerak menyentuh kepala gadis itu sambil berkata pelan. "Alyssa." Membuat si pemilik nama terkejut sekaligus terbangun, kemudian segera melayangkan pertanyaan dengan nada panik."Owen, bagian mana yang sakit? Aku panggil Dokter sekarang!""Jangan," lirih pemuda itu, "aku baik-baik saja." Ia berbohong, padahal merasakan sakit pada kaki kiri juga tulang rusuk sebelah kanan. Saat memandang paras Alyssa, melihat kedua mata temannya itu bengkak seperti habis menangis. Owen menghela napas panjang, lalu meminta temannya kembali duduk."Alyssa, duduklah."Gadis berwajah cantik itu menurut, kembali duduk tenang sembari menatap sedih. Bibirnya menyimpulkan senyum manis sebelum bertanya tentang kronologis kecelakaan. Sedangkan Owen membuang napas panjang serta memejamkan mata mencoba mengingat kecelakaan yang dialami

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-29
  • Unperfect Story   Teman.

    "Amara!" panggil Alyssa sembari berjalan menghampiri. Sedangkan si empu nama berhenti melangkah seraya menoleh ke belakang. "Ada apa?" tanyanya.Gadis berambut sebahu itu tersenyum sejenak sambil memandang lekat-lekat wajah temannya. "Bisa kita bicara sebentar?" terang Alyssa. Diikuti gerakan kepala menoleh ke kanan juga kiri, memastikan tidak ada yang menguping pembicaraan.Amara mengerutkan kening sambil menatap bingung, merasa ada hal penting yang ingin dibicarakan temannya. "Ada apa?" sahut perempuan berambut panjang."Bisa kita bicara di tempat lain," imbuh Alyssa. Lalu, mengajak pergi ke tempat yang nyaman untuk mengobrol. Amara setuju dengan ajakan Alyssa, kemudian melangkah bersama menuju kantin rumah sakit.***Walau sedikit merasa bersalah karena membuat dua teman gadisnya marah, tapi pemuda itu merasa nyaman juga damai. Jujur, dia tertekan dengan kehadiran Amara

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-02
  • Unperfect Story   Nadia & Owen.

    Nicholas Right Kiehl duduk di ruang kerja dengan resah sesudah mendengar hal buruk yang menimpa teman dari putrinya. Ayah satu orang anak itu takut kalau nanti Alyssa akan menuduh dirinya yang melakukan hal tersebut. Ia lalu mengembuskan napas secara berat, diiringi iris mata menatap bingkai foto keluarga yang ada di atas meja. "Sekarang, apa yang harus aku lakukan, Sayang?" Nicholas bermonolog dalam hati seraya berharap mendapat jawaban dari masalah yang akan datang, apalagi takut jika putri semata wayangnya akan terseret arus permasalahan berbahaya. Sekali lagi dirinya membuang napas berat, kemudian berteriak memanggil satu anak buahnya yang ada di luar ruangan. "Bambang!" Tanpa menunggu lama si empu nama berjalan masuk dengan tergesa-gesa serta mimik wajah ketakutan. "I ... iyyaaa, Bos," jawabnya gugup. "Cari tahu penyebab kecelakaan yang dialami Owen!" tegas pria yang tengah duduk gelisah. "Aku tidak ingin

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-05

Bab terbaru

  • Unperfect Story   Siasat.

    Bintang mengamuk ketika berada di rumah, melempar dan menghancurkan segala benda yang ada di ruang tamu. Pikiran pemuda itu tengah kacau, pasalnya semua rencana yang tersusun rapi kini berubah berantakan. "Biadab! Bajingan! Brengsek!' Dia terus mengumpat sambil menghancurkan ruang tamu. Selanjutnya, terduduk lemas seraya tangan meremas kepala, saat itulah bibirnya menyeringai lebar tatkala muncul ide di benaknya. "Benar ...," gumam Bintang, "aku harus membunuh orang itu agar berhasil mendapatkan Amara kembali." Disusul mengeluarkan handphone serta menelepon seseorang."Halo ....""Iya, ini siapa?""Gak perlu basa-basi, gue ada kerjaan buat lu," terang Bintang."Baik, bisa bertemu di mana untuk kesepakatan kontrak?""Besok malam di Diskotek Cemara."****13.10 WIB.

  • Unperfect Story   Deklarasi.

    22.45 WIB. Bambang duduk di pinggir jalan sambil merokok juga melepas penat bersama tiga rekannya. Pria berusia empat puluh empat tahun itu sedang dirundung bingung akibat gagal melaksanakan tugas dari Nicholas. Dia menghisap rokok dengan penuh khidmat, lalu mengembuskan asapnya sembari berharap mendapat pencerahan."Ketua," lirih salah satu rekan Bambang yang membuka suara. Si empu nama melirik ke sumber suara seraya bertanya. "Ada apa?""Apa orang-orang yang kita cari melarikan diri ke luar kota, ya?" sambung orang itu."Benar, mereka menghilang tanpa jejak sama sekali," tambah pria lainnya. Sedangkan Bambang hanya duduk merenung dengan merokok serta mendengarkan setiap pendapat dari rekan kerjanya. Ia tidak bisa membantah pendapat mereka, pasalnya hal tersebut mungkin benar, akan tetapi, dirinya memiliki pemikiran tersendiri."Ini sangat aneh dan tidak wajar."

  • Unperfect Story   Situasi Aneh 2.

    Raut muka Bintang dipenuhi keterkejutan diikuti iris mata melebar saat melihat kehadiran Nadia di depan rumah Owen. Laki-laki yang sedang berada di dalam mobil itu penasaran dengan kedatangan calon tunangannya. "Untuk apa Nadia ke sana?" tanyanya dalam hati. Ia lalu berusaha menghubungi lagi anak buahnya, tetapi hasilnya masih seperti sebelumnya.****Di dalam rumah, suasana menjadi sangat canggung, khususnya bagi Owen yang bingung menghadapi kedua tamunya. Di depannya, sudah tersedia dua makanan yang dibawa oleh Alyssa juga Amara, tapi, dirinya bingung harus mencicipi yang mana terlebih dulu. Pemuda berparas tampan itu mendesah kecil sambil memandang kedua tamunya secara bergantian."Ayo makan!" suruh Alyssa serta Amara secara serempak. Dua gadis berparas cantik itu bertukar pandang, sebelum kembali beralih menatap Owen.Di sisi lain, Owen menelan paksa ludahnya, merasa takut dan

  • Unperfect Story   Situasi Aneh.

    Bunyi ketukan pintu dari luar ruangan membuat Nicholas yang tengah sibuk bekerja secara terpaksa menatap ke asal suara. "Masuk," titahnya, diikuti pintu terbuka dan pria bernama Bambang melangkah ke dalam ruangan. "Siang, Bos," sapa lelaki bertubuh tegap juga kekar."Gimana hasil penyelidikan?" Nicholas segera bertanya ke inti masalah tanpa ingin berbasa-basi.Pria yang berdiri itu sedikit mengembuskan napas, diikuti perubahan raut muka yang terlihat kecewa. "Maaf, Bos," tuturnya, kemudian memberikan alasan. "Saya dan teman-teman sudah mencari orang-orang itu, tapi, kami sama sekali tidak menemukan jejak mereka. Seolah orang-orang tersebut tidak pernah ada.""Maksudmu?" Nicholas bertanya dengan satu alis terangkat naik. Ia bingung akan penjelasan dari anak buahnya."Kami sudah memeriksa CCTV di sekitar lokasi kecelakaan, anehnya, tidak ada satu pun CCTV yang merekam kejadian," tambah Bambang.

  • Unperfect Story   Para Gadis.

    21.30 WIB.Danu Prasetyo bergegas masuk ke dalam mobil dan melenggang pergi menuju ke suatu tempat. Lelaki berumur dua puluh lima tahun itu memacu mobilnya dengan kecepatan normal, pasalnya sedang tidak terburu-buru untuk sampai ke tempat tujuan. Dua puluh menit berselang, dirinya sudah berada di Diskotik Purnama, lantas selepas memarkir mobil, segera berjalan masuk ke dalam diskotik untuk bertemu seseorang. Ia mengedarkan pandangan, lalu mengulas senyum saat melihat seorang gadis sedang melambaikan tangan padanya, kemudian melangkah menuju ke tempat gadis itu berada."Hai," sapa Danu pada perempuan yang sedang duduk sambil meminum alkohol serta menikmati alunan musik."Duduklah," pintanya.Danu kemudian duduk, kepalanya bergerak ke kiri juga kanan sesuai alunan musik yang sedang bergema keras. Ia memanggil pelayan untuk memesan alkohol dan beberapa makanan ringan, sesudah itu mulai mengaj

  • Unperfect Story   Season 3: Perasaan.

    Amara duduk santai di ruang tamu, melepas lelah setelah hampir dua jam bersih-bersih rumah. Ia yang hari ini masih shift siang memilih menghabiskan waktu pagi dengan merapikan beberapa bagian sudut rumahnya yang terlihat kotor. Gadis itu tiba-tiba mengabaikan acara pada televisi saat mengingat pembicaraan dengan Alyssa tempo hari, jujur, dia tidak tahu maksud kawan barunya dengan berkata seperti itu, tetapi hal tersebut membuatnya resah."Aku menyukai Owen." Kalimat dari Alyssa itu seperti terukir pada benak Amara.Huft ....Gadis yang memilki senyum manis itu mengembuskan napas dan mencoba membuang pikiran tersebut, walau begitu, di lubuk hatinya terdapat ketakutan kalau Owen akan lebih memilih Alyssa dibanding dirinya. Tiba-tiba terdengar bunyi bel pada pintu rumah yang membuatnya tersadar dari lamunan, Amara segera beranjak dari bangku serta berjalan ke arah pintu."Pagi, Amar

  • Unperfect Story   Nadia & Owen.

    Nicholas Right Kiehl duduk di ruang kerja dengan resah sesudah mendengar hal buruk yang menimpa teman dari putrinya. Ayah satu orang anak itu takut kalau nanti Alyssa akan menuduh dirinya yang melakukan hal tersebut. Ia lalu mengembuskan napas secara berat, diiringi iris mata menatap bingkai foto keluarga yang ada di atas meja. "Sekarang, apa yang harus aku lakukan, Sayang?" Nicholas bermonolog dalam hati seraya berharap mendapat jawaban dari masalah yang akan datang, apalagi takut jika putri semata wayangnya akan terseret arus permasalahan berbahaya. Sekali lagi dirinya membuang napas berat, kemudian berteriak memanggil satu anak buahnya yang ada di luar ruangan. "Bambang!" Tanpa menunggu lama si empu nama berjalan masuk dengan tergesa-gesa serta mimik wajah ketakutan. "I ... iyyaaa, Bos," jawabnya gugup. "Cari tahu penyebab kecelakaan yang dialami Owen!" tegas pria yang tengah duduk gelisah. "Aku tidak ingin

  • Unperfect Story   Teman.

    "Amara!" panggil Alyssa sembari berjalan menghampiri. Sedangkan si empu nama berhenti melangkah seraya menoleh ke belakang. "Ada apa?" tanyanya.Gadis berambut sebahu itu tersenyum sejenak sambil memandang lekat-lekat wajah temannya. "Bisa kita bicara sebentar?" terang Alyssa. Diikuti gerakan kepala menoleh ke kanan juga kiri, memastikan tidak ada yang menguping pembicaraan.Amara mengerutkan kening sambil menatap bingung, merasa ada hal penting yang ingin dibicarakan temannya. "Ada apa?" sahut perempuan berambut panjang."Bisa kita bicara di tempat lain," imbuh Alyssa. Lalu, mengajak pergi ke tempat yang nyaman untuk mengobrol. Amara setuju dengan ajakan Alyssa, kemudian melangkah bersama menuju kantin rumah sakit.***Walau sedikit merasa bersalah karena membuat dua teman gadisnya marah, tapi pemuda itu merasa nyaman juga damai. Jujur, dia tertekan dengan kehadiran Amara

  • Unperfect Story   Rumah Sakit 2.

    Owen membuka mata dan melihat Alyysa tertidur di sampingnya dalam posisi duduk,tangan kanannya lalu bergerak menyentuh kepala gadis itu sambil berkata pelan. "Alyssa." Membuat si pemilik nama terkejut sekaligus terbangun, kemudian segera melayangkan pertanyaan dengan nada panik."Owen, bagian mana yang sakit? Aku panggil Dokter sekarang!""Jangan," lirih pemuda itu, "aku baik-baik saja." Ia berbohong, padahal merasakan sakit pada kaki kiri juga tulang rusuk sebelah kanan. Saat memandang paras Alyssa, melihat kedua mata temannya itu bengkak seperti habis menangis. Owen menghela napas panjang, lalu meminta temannya kembali duduk."Alyssa, duduklah."Gadis berwajah cantik itu menurut, kembali duduk tenang sembari menatap sedih. Bibirnya menyimpulkan senyum manis sebelum bertanya tentang kronologis kecelakaan. Sedangkan Owen membuang napas panjang serta memejamkan mata mencoba mengingat kecelakaan yang dialami

DMCA.com Protection Status