Ayah Anna hanya terdiam, ia bingung saat memutuskan apakah ia akan memberitahukan hal yang telah dirinya rahasiakan selama ini dari anak-anaknya atau tidak.
Namun sepertinya hal ini tidak dapat ditutupi lebih lama lagi, sudah saatnya Anna, putri sulungnya itu mengetahui apa yang terjadi padanya dahulu.
Ayah Anna segera berjalan dengan tertatih-tatih karena umurnya yang sudah tua menuju salah satu ruangan lalu kembali keluar sambil membawa sebuah kotak tua kecil yang terlihat tak pernah tersentuh selama bertahun-tahun lamanya, bahkan pegangan kotak itu terlihat sudah berkarat jika dilihat dari kejauhan.
Melihat hal itu, Anna segera duduk dan yakin jika akhirnya sang Ayah akan menceritakan semua rahasia mengenai saham itu.
"Apa itu?" tanya Anna ingin tau.
"Bukti-bukti dari hal yang ingin kau ketahui ada di sini..." ujar Ayah Anna, kali ini dengan nada yang lebih tenang dari sebelumnya, sepertinya sudah tak ada lagi cara untuk menutupi seluruh ra
“Baiklah…sekarang aku sudah mengerti semuanya…” ujar Anna pada Ayahnya.Sementara itu Michael di tempat lain melihat Victoria seperti biasanya, sebenarnya ia merasa cukup sedih hari ini karena ia tau Anna tak akan ada di sekitarnya, entah mengapa gadis itu hari-hari ini selalu menjadi tonggak perasaan semangatnya selama berada di rumah sakit.Saat kembali menatap Victoria ia kembali teringat kejadian tadi malam, bisa-bisanya ia tidak ingat akan kejadian tersebut untuk sesaat dan malah terpikirkan oleh Anna.Michael sadar perkataannya semalam sungguh memalukan, bisa-bisanya ia berkata seperti itu saat sedang tertidur ditambah ada Victoria di hadapannya, Michael pun hendak memberitahu Victoria jika semalam ia hanya melantur dan perkataan itu tak ditunjukkan untuk siapapun, Michael berniat beralasan jika kata-kata itu berasa dari dialog film yang pernah ia tonton sebelumnya“Ahhh mana mungkin Victoria percaya denga
Anna yang baru saja pamit dengan keluarganya untuk kembali ke Jakarta, kini nterlihat sedang melepas rindu dengan Ibu, Ayah dan juga Adiknya. 'Kamu baik-baik ya Ann di sana..." ujar Ibu Anna menasehati putri sulungnya itu. "Iyaaa Bu tenang saja..." ujar Anna sambil tersenyum. "Kamu jaga diri baik-baik di sana, jangan lupa akan kata-kata Ayah terhadap Nicholas dan juga keluarganya," ujar Ayah Anna dengan suara yang tidak terlalu keras, agar Jevon tidak mendengarnya. Anna mengangguk mengerti, meskipun dalam lubuk hatinya ia masih merasa tak enak hati jika harus terus-terusan mencurigai Brandon dan juga keluarganya. "Kalian semua baik-baik ya di sini, pasti saat libur nanti aku akan pulang," ujar Anna setelah ia habis memeluk Adik laki-lakinya. Kini Anna sadar, Ayahnya bukanlah sosok yang berhak ia salahkan atas seluruh kemerosotan ekonomi yng dialami oleh keluarganya, melainkan berkat Ayahnyalah Ibu Anna dapat melahirkan dengan fasilitas
Dalam hatinya ia terus bertanya-tanya, mengapa seseorang seperti dirinya harus menghabiskan air matanya yang berharga hanya untuk laki-laki bernama Brandon, Anna benar-benar tidak memahami perasaannya sendiri. “Tidak Ann! Kau harus kuat, lihatlah ke depan, banyak peluang besar yang menantimu di sana, jangan biarkan permasalahan sepele seperti ini akan menghambat semuanya…cepat atau lambat kau pasti bisa menemukan cara lain untuk merebut kembali saham milik Ayah dari perusahaan milik keluarga Brandon,” pikir Anna. Malam harinya, terlihat kini Calista, Ibu Brandon sedang menghabiskan waktunya untuk bersantai melakukan refleksi dengan putrinya, Victoria Yoan Patra di rooftop megah rumah mereka. “Hadeuh…Ibu benar-benar tak habis pikir dengan keluarga Pak Surya, bisa-bisanya mereka mau melakukan perjodohan tanpa mengetahui jika putri mereka sudah memiliki kekasih,” ketus Ibu Brandon mengomel-mengomel layaknya Ibu-Ib
“Dari mana saja kamu?” tanya Nicholas pada istrinya itu.“Seperti biasa, hanya sekedar melakukan girls talk dengan Victoria,” ujar Calista sambil menata alat makeupnya yang berada dj atas meja rias.“Brandon aku dengar-dengar sudah dekat dengan seseorang yang baru ya?” tanya Nicholas dengan santainya, ia sudah jelas-jelas tadi mendengar sedikit dari perxakapan istri juga putrinya.“B-Bagaimana kau tau mengenai hal itu?” tanya Calista, tangannya seketika terhenti lalu kembali seperti semula merapihkan alat riasnya.“Aku tidak sengaja mendengar percakapan kalian…” ujar Nicholas singkat.“Iya kau benar,—“ seketika Calista terdiam, ia mendadak teringat perkataan Victoria putrinya yang memberitahunya untuk tak berbicara mengenai hal itu pada orang lain.Betapa leganya Calista karena sang suami tak bertanya lebih lanjut mengenai sosok yang sedang dekat dengan Bran
Dua hal yang tidak ia ketahui adalah ternyata mobil Brandon sejak beberapa menit yang lalu telah terparkir di seberang jalan, juga ada orang-orang yang sudah siap sedia bersembunyi di dekat area kos-kosan untuk menangkap Anna.Brandon dari jauh merasa keheranan, untuk apa Michael dan Anna pulang berduaan malam-malam begini, ia sungguh ingin tau jawabannya, sehingga ia memutuskan untuk turun dari mobil untuk menemui Anna, ia benar-benar masih tidak menyerah untuk membuat Ann kembali percaya padanya.Sementara itu Anna yang sedang berusaha membuka gerbang kos-kosannya tiba-tiba terkejut ada tiga orang yang seketika berusaha menutup wajahnya dengan kain, namun untungnya Anna segera terkejut, menoleh dan berteriak.“Lepaskan dia! Apa yang kalian lakukan padanya?!” bentak Brandon, raut wajahnya seketika panik karena salah seorang dari mereka mengeluarkan sebuah pisau untuk menyerang Brandon, sementara dua orang lainnya menahan tangan Anna agar gadis itu t
“Terima kasih Ann…” ujar Brandon sambil menatap Anna yang sedang sibuk dengan kasur lipat dan akhirnya gadis itu berdiri.“Seharusnya aku yang berterima kasih padamu…” ujar Anna sambil berjalan ke arah jendela kamarnya, dari raut wajahnya ia terlihat sangat khawatir, khawatir jika orang-orang asing tadi akan kembali.Melihat hal itu Brandon segera berusaha menenangkan Anna dengan kata-katanya, “Tenang, aku jamin orang-orang itu tak akan kembali,”Seketika Anna menoleh.“Heuh…aku benar-benar tak habis pikir hal seperti itu akan terjadi, apa coba yang mereka inginksn dari gadis biasa sepertiku?” tanya Anna kebingungan.“E-Entah mengapa aku curiga jika ada seseorang di balik ini semua…”“M-Maksudmu? Ada orang di luar sana yang menyuruh mereka melakukan itu?”“Iya, karena jika kulihat dari gerak gerik mereka, mereka tak ada keinginan
“H-Hey Ann, mengapa kau semakin menangis?” tanya Brandon sambil mengelap air mata pada pipi Anna. “A-Aku hanya menyesali perbuatanku terhadapmu, itu saja…” ujar Anna sambil berusaha menenangkan dirinya. “Tidak kau tak peelu menyesali apapun, semuanya berjalan dengan baik, jika aku menemukan kabar mengenai sertifikat itu, aku akan segera memberitahukannya padamu, aku janji,” ujar Brandon sambil tersenyum. “Berhenti,” ketus Anna yang membuat Brandon sehingga kembali memasang wajah datar dan kebingungan. Lalu gadis itu segera kembali mengobati luka Brandon, seketika Brandon menyadari alasan Anna membuatnya berhenti tersenyum. “Kemungkinan besar lukanya besok sudah sembuh,” ujar Anna. “Aku harap tidak,” “Mengapa begitu?” “Agar aku bisa kembali ke sini,” “Bukannya rumah sakit terletak lebih dekat dengan perusahaanmu,” “Tidak, bagiku perjalanan ke sini jauh lebih cepat dibandingkan perjalanan ke mana pun," ujar Brando
Usai pekerjaan sore itu, Brandon bergegas pergi dengan Jarvis menuju titik lokasi di mana kemungkinan Flora, sekretaris lama Nicholas tinggal. Hanya itulah satu-satunya kesempatan mereka untuk menggali informasi, Brandon tahu betul sikap Ayahnya, jika upayanya ini tidak berhasil maka ia akan segera membicarakan langsung mengenai ini empat mata dengan sang Ayah. "Jarvis, apa mungkin ada orang lain yang tau mengenai hal ini selain kita berdua dan Anna sendiri?" tanya Brandon yang sedang duduk menatapi jalanan sambil sesekali menatap layar handphonenya yang menunjukkan percakapannya dengan Anna, terlihat pria itu sungguh berusaha menanyai kabar Anna setiap jamnya. "Hmmm, sepertinya tidak ada Pak, karena saya sendiri tak pernah membicarakan hal ini selain dengan Bapak sendiri," balas Jarvis. "Memangnya ada apa ya Pak?" tanya Jarvis lagi. "Jadi baru saja kemarin ada orang yang berusaha mencelakai Anna, mereka berjumlah tiga orang dengan memakai pakaian ser