Share

Part 34

Penulis: Azuretanaya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Rasa gelisah benar-benar membuat Helena tidak berkonsentrasi dalam melakukan pekerjaannya. Beberapa kali ia dipergoki melamun oleh rekan kerja maupun pengunjung yang ingin membayar biaya perawatan. Bahkan, saat Maria datang sebelum jam istirahat siang seperti biasanya pun tidak disadari oleh Helena. Kini bukan hanya perasaan gelisah yang mendera Helena, melainkan detak jantungnya juga ikut menjadi tidak beraturan. Ia benar-benar tidak mengetahui dari mana sumber kegelisahan yang kini menderanya berasal. Agar dirinya tidak semakin kacau sehingga membuat pekerjaannya bertambah berantakan, berulang kali ia menanamkan dalam benaknya bahwa yang kini dirasakannya hanyalah suatu kegelisahaan biasa. Ia juga menekankan pada dirinya sendiri bahwa semuanya akan baik-baik saja.

“Kamu sakit, Len? Wajahmu sedikit pucat,” tegur Maria saat memerhatikan gelagat tak biasa Helena. Beberapa pegawainya juga mengatakan jika hari ini Helena kurang berkonsentrasi dan dipergoki lebih banyak melamun.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Unexpected   Part 35

    Di dalam ruangan yang sangat tidak asing bagi Helena, dua jelmaan iblis berparas tampan tengah menatapnya penuh amarah. Tentu saja Helena sangat mengenal ruangan di mana dirinya kini berada, sebab cukup lama ia pernah menjadikan tempat ini untuk menampung keluarganya.Di dalam ruangan ini pula bibi dan adiknya merasa aman berlindung sekaligus berteduh dari teriknya matahari serta dinginnya angin malam. Namun, kehangatan yang dulu dirasakannya sangat berbeda dengan sekarang. Kini aura yang menyapanya ketika menginjakkan kaki di dalam ruangan tersebut sangatlah mengerikan. Bahkan, dinginnya suhu pendingin ruangan seakan mengalahkan tatapan dua orang yang kini terlihat seperti menyidangnya, layaknya tersangka kriminal.“Apa mau kalian?” tanya Helena tanpa basa-basi.Walau tubuhnya mulai panas dingin karena tatapan dua orang laki-laki di depannya, tapi Helena tetap memperlihatkan sikap tenangnya. Jantungnya berdetak lebih cepat dibandingkan saat pagi tadi. Bohong naman

  • Unexpected   Part 36

    Helena meminta kepada Sonya agar ia diizinkan menginap di rumah sahabatnya tersebut, mengingat kondisinya saat ini sangat tidak layak untuk dipandang. Penampilannya kini sungguh mengerikan. Helena tidak ingin Bi Mira dan Mayra terkejut melihat keadaannya jika ia tetap pulang ke rumahnya sendiri. Ia juga tidak mau membuat kedua orang tersebut khawatir dan banyak bertanya tentang yang menimpa dirinya saat ini.Walau tadi Felix menyetubuhinya secara kasar dan brutal, tapi Helena menolak saat Sonya ingin membawanya ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan. Helena mengatakan kepada Sonya bahwa ia hanya perlu beristirahat dan mengobati luka memar di kedua sudut bibirnya serta mengompres wajahnya yang membengkak. Helena berusaha terlihat baik-baik saja, walau rahangnya selalu terasa ngilu setiap kali ia membuka mulut. Tentu saja penyebabnya tidak lain karena tamparan bertubi-tubi yang diterimanya dari Felix dan cengkeraman kuat tangan Hans.Selama perjalanan menuju rumah Sony

  • Unexpected   Part 37

    Di saat pikirannya dipenuhi oleh sosok Helena, tiba-tiba Felix mendapat telepon dari orang tuanya dan memintanya untuk segera pulang karena Lisa mengalami kecelakaan. Karena sekretarisnya tidak bisa diandalkan, jadi Felix meminta bantuan kepada Wisnu untuk meng-handle urusan kantor selama ia berada ke Australia.Walau tidak menghirup udara di negara yang sama dengan Helena, Felix tetap saja kesulitan mengalihkan pikirannya dari sosok wanita tersebut. Setelah memastikan keadaan Lisa baik-baik saja, Felix memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Felix berada di Australia hanya tiga hari, sebab ia tidak bisa meninggalkan pekerjaannya terlalu lama dan membuat tanggung jawab Wisnu semakin banyak.Sejak tiba di Indonesia hingga saat ini, Felix telah menenggelamkan diri pada pekerjaannya agar pikirannya terhadap Helena bisa teralih. Sejak perbuatan bejatnya kepada Helena, ia menjadi kesulitan memejamkan mata setiap malam tiba. Rintihan dan isak tangis Helena hingga kini masih bet

  • Unexpected   Part 38

    Setelah berpikir panjang, akhirnya Helena menerima tawaran yang diberikan oleh Maria. Wanita baik hati tersebut memintanya untuk mengikuti pelatihan keterampilan yang diselenggarakannya, agar kelak bisa mendirikan salon sendiri. Apalagi ia juga diberikan harga spesial atas pelatihan yang akan diikutinya tersebut dari Maria. Ia tidak ingin membuang kesempatan yang nantinya bisa menjadi penunjang masa depannya tersebut. Terlebih pelatihan tersebut hanya memakan waktu selama satu bulan.Kini sudah sebulan Helena mengikuti pelatihan yang diadakan di Jimbaran, Bali. Karena lokasi pelatihannya berada di luar kota, jadi Helena pun harus menginap. Guna menghemat biaya hidup selama berada di Bali, Helena memutuskan untuk tinggal di sebuah indekos yang sudah memiliki fasilitas lengkap dan dengan harga terjangkau.Untung saja kehamilan Helena tidak membuatnya kesulitan dalam beraktivitas. Bahkan, ia tidak mengalami morning sickness seperti yang biasa menimpa para ibu hamil di trime

  • Unexpected   Part 39

    Setelah Diandra berangkat ke rumah temannya, Helena masuk ke kamarnya untuk beristirahat. Berhubung kehamilannya masih dirahasiakan, Helena pun terpaksa menyeduh susu khusus untuk ibu hamil di dalam kamarnya sendiri.Usai meneguk habis susunya, Helena menyandarkan punggungnya pada headboard. Dengan penuh kelembutan Helena mengusap perut yang di dalamnya terdapat nyawa lain sedang tumbuh. Ia sangat berharap janin di rahimnya terus berkembang, hingga nanti tiba waktunya untuk dilahirkan dengan selamat.“Tetaplah sehat, Nak,” ucap Helena yang tersenyum tulus. “Jika waktunya sudah tepat, Mama pasti akan memberitahukan tentang keberadaanmu kepada yang lainnya, agar kamu juga mendapat cinta dan kasih sayang dari mereka,” imbuhnya.Karena belum mengantuk, Helena memutuskan untuk membaca majalah tentang kehamilan yang dibelinya sewaktu berada di Bali. “Nanti perutku pasti sebesar ini juga,” ucapnya terkekeh geli. Ia kembali mengusap perutnya sendiri saat melihat gambar seo

  • Unexpected   Part 40

    Diam-diam Helena memerhatikan Diandra yang terlihat tidak berselera menyantap makanan di piringnya. Sejak usai menghadiri acara perpisahan temannya satu setengah bulan lalu, sikap Diandra sedikit berubah.Awalnya Helena menganggap perubahan Diandra wajar, mengingat cerita sahabatnya dulu yang juga mempunyai keinginan melanjutkan pendidikan di Paris, tapi dilarang keras oleh orang tuanya. Namun, hingga kini sikap Diandra yang dulu belum juga kembali. Bahkan, belakangan ini sahabatnya tersebut lebih sering menghabiskan waktunya menyendiri di dalam kamarnya daripada bercengkerama bersamanya atau dengan yang lainnya seperti dulu. Helena dan yang lainnya juga sering memergoki Diandra melamun di teras belakang. Raga Diandra memang terlihat berada di rumah, tapi tidak dengan jiwanya. Jiwa sahabatnya tersebut seolah sedang berkelana entah ke mana.“Kamu sakit, Dee?” Helena bertanya saat Diandra tidak berselera dan hanya mengaduk makanan di piringnya. “Wajahmu pucat,” imbuhnya.

  • Unexpected   Part 41

    Helena merasa sangat bahagia ketika mengetahui janin di dalam perutnya sehat dan baik-baik saja. Seperti ucapannya kemarin malam, sebelum jam makan siang tiba ia mengajak Diandra ke rumah sakit untuk sama-sama memeriksakan kandungan masing-masing. Raut wajah murung Diandra kini berubah setelah mengetahui keadaan mahluk kecil di dalam rahimnya yang juga tumbuh sehat dan baik-baik saja. Helena ikut senang saat melihat wajah Diandra perlahan kembali berbinar. Bahkan, bibirnya pun kini sudah mampu membentuk senyuman tipis.“Sebelum pulang, kita makan siang dulu ya, Dee,” ajak Helena saat mereka berjalan menuju parkiran mobil.Diandra mengangguk. “Kebetulan juga perutku sudah lapar,” ucapnya sebelum memasuki mobil.“Ngomong-ngomong, kamu ingin menikmati makanan apa?” Helena bertanya setelah duduk di belakang kemudi mobilnya.Diandra menjawab sambil mulai memasang seatbelt, “Apa saja boleh, kecuali seafood.”“Selain udang, kamu alergi juga sama kepiting, lobs

  • Unexpected   Part 42

    Tadi pagi Helena berangkat bekerja dengan mengendarai sepeda motornya sendiri. Helena sengaja melarang Diandra yang tadi bersikeras ingin mengantarnya ke salon, mengingat sahabatnya tersebut masih kurang enak badan karena banyak pikiran. Apalagi kemarin malam, Diandra bergadang menyelesaikan desain pesanan butik milik Mbak Santhi. Dengan tegas Helena menyarankan kepada Diandra untuk beristirahat agar kondisi kesehatannya cepat membaik dan pulih, terlebih kini sahabatnya tersebut juga sedang berbadan dua.Dua hari setelah pertemuan mereka dengan Allona yang tanpa disengaja di restoran, wanita paruh baya tersebut menyambangi rumah Helena untuk menemui Diandra. Tidak hanya itu, pemilik butik ternama tersebut rela memohon dan hampir berlutut di kaki Diandra agar sang sahabat bersedia menikah dengan putranya. Beberapa hari lalu Diandra dihubungi oleh ayahnya dan diminta pulang karena Hans serta keluarganya sudah ada di rumahnya. Kehamilan yang diungkapkan Diandra di hadapan orang

Bab terbaru

  • Unexpected   Extra Part 4 - Finished

    Pendingin yang menyala seolah tidak berfungsi karena tubuh dua orang di dalam kamar tetap basah oleh keringat. Sejak dibangun, kamarnya memang dirancang kedap suara agar aktivitas di dalamnya tidak terdengar dari luar. Felix masih bergerak aktif dalam meraih pelepasannya yang terakhir di malam ini, mengingat ia sudah berhasil membuat Helena mengerang nikmat sejak beberapa jam lalu. Dengan sekali sentakan kuat, cairan hangatnya kembali menyirami rahim Helena. Bersamaan dengan itu, Helena pun kembali berhasil mendapatkan pelepasannya yang entah sudah berapa kali. Ia berharap aktivitas panasnya bersama sang istri saat ini kembali berhasil memberikan seorang adik untuk Liam selain Evelyn, apalagi putrinya tersebut sudah berusia dua tahun.Felix menoleh ke arah Helena saat mereka berusaha menormalkan deru napasnya yang terengah-engah di puncak aktivitas panasnya. “Lagi?” tanyanya iseng.“Jika besok aku tidak bisa berjalan gara-gara meladenimu, kamu yang ha

  • Unexpected   Extra Part 3

    Felix dan Helena sangat antusias menyambut kelahiran bayi mereka yang diprediksikan tiga minggu lagi. Berbagai macam keperluan untuk bayi pun sudah mereka siapkan bersama, malah Felix yang lebih bersemangat mengajak Helena berbelanja. Berhubung mereka belum mengetahui jenis kelamin bayinya, keduanya sepakat membeli segala keperluan yang berwarna netral agar bisa digunakan untuk anak laki-laki ataupun perempuan. Sebenarnya bukan karena sang bayi yang masih ingin menyembunyikan jenis kelaminnya dari orang tuanya, hanya saja mereka sengaja tidak menanyakannya kepada dokter. Asalkan anak mereka sehat dan nantinya lahir normal serta tanpa kekurangan apa pun, keduanya tidak terlalu mempermasalahkan jenis kelaminnya. Apalagi Felix sudah menyiapkan dua buah nama untuk anaknya tersebut.Berhubung rumah masa depannya bersama keluarga kecilnya sudah selesai dibangun, Felix dan Helena pun mengadakan syukuran sederhana. Untuk memeriahkan acaranya, mereka mengundang keluarga

  • Unexpected   Extra Part 2

    Kerutan menghiasi kening Felix saat mendapati Helena melamun di atas ranjang setelah ia keluar dari kamar mandi. Sejak dalam perjalanan pulang tadi, Felix merasa Helena menjadi lebih pendiam. Awalnya ia menduga jika istrinya tersebut kelelahan karena ikut melayani para konsumen yang mendatangi salonnya. Namun setelah melihat sikap Helena kini, sepertinya dugaannya tersebut keliru.Felix bergegas menaiki ranjang, kemudian dengan cepat mengecup pipi Helena agar istrinya tersebut tersadar dari lamunannya. Tindakannya berhasil. Helena menoleh ke arahnya, sehingga kini mereka saling berhadapan.“Sedang memikirkan apa, hm? Dari tadi aku perhatikan kamu melamun,” Felix bertanya sambil mengusap pipi sekaligus menyelami sorot mata Helena.Helena tersenyum tipis sambil menikmati usapan lembut pada pipinya. “Tunggu sebentar ya,” pintanya sebelum menuruni ranjang. Setelah kakinya menyentuh lantai, ia berjalan

  • Unexpected   Extra Part 1

    Walau Helena sudah resmi berstatus sebagai istrinya sejak tiga bulan lalu dan semua kebutuhan finansialnya kini telah menjadi tanggung jawabnya, tapi Felix tidak pernah melarang wanita tersebut untuk bekerja. Bukannya Felix keberatan atau tidak sanggup membiayai pengeluaran Helena, melainkan karena ia tahu bahwa istrinya tersebut mempunyai jiwa pekerja keras dan tidak suka berpangku tangan. Meski demikian, Felix tetap mengingatkan Helena agar tidak terlalu lelah dengan kegiatannya, mengingat saat ini mereka sedang merencanakan memiliki momongan. Felix sangat bersyukur karena Helena menyetujui idenya yang tidak ingin menunda memiliki anak.Felix sempat kecewa karena sepulangnya mereka dari berbulan madu, Helena tidak menunjukkan tanda-tanda kehamilan. Bahkan, setelah mereka tiga bulan menikah, benihnya di dalam rahim sang istri belum juga berhasil tumbuh dan berkembang. Meski kecewa, tapi Felix selalu bersikap biasa saja di hadapan Helena. Ia tidak ingin membuat Helena merasa

  • Unexpected   Part 67 - The End

    Hari bersejarah dalam hidup Helena dan Felix akhirnya terlewati secara bertahap sekaligus lancar. Usai melakukan pemberkatan tadi pagi di gereja sekaligus mengikrarkan janji suci yang disaksikan oleh keluarga dan para sahabatnya, kini mereka sudah resmi menjadi pasangan suami istri. Acara tadi pagi diwarnai oleh tangis bahagia dan haru, mengingat yang mengantar Helena ke altar bukan ayahnya sendiri, melainkan Dennisꟷpapanya Diandra.Kini Helena mulai merasakan kakinya pegal karena ia berdiri terlalu lama, apalagi bobot tubuhnya ditopang oleh sepasanghigh heelsyang cukup tinggi. Walau tamu yang menghadiri acara resepsi pernikahannya cukup banyak, tapi ia tidak mengenal mereka semua karena orang-orang tersebut diundang oleh Felix dan mertuanya.Walau betisnya pegal dan mulai berdenyut nyeri, tapi Helena merasa lega karena pada akhirnya semua tahapan acara pernikahannya selesai tanpa hambatan apa pun. Kini ia dan Felix sudah berada di dalam kamar peng

  • Unexpected   Part 66

    Para karyawan di perusahaan Felix sangat terkejut sekaligus turut bahagia ketika mendapat undangan resepsi pernikahan dari sang atasan. Akan tetapi, keterkejutan kembali mereka rasakan saat melihat nama calon pengantin wanita yang akan bersanding nanti dengan sang atasan, terutama Wisnu. Laki-laki tersebut sangat tidak menyangka jika ternyata Felix akan menikah dengan salah satu rekan kerjanya dulu, yang juga merupakan mantan sekretaris sang atasan sendiri. Awalnya Wisnu menduga kedatangan Helena beberapa kali ke kantor Felix, karena wanita cantik tersebut masih menjalin hubungan baik dengan sang atasan, walau sudah tidak lagi menjadi bagian dari perusahaan. Walau kini Helena akan menjadi istri sang atasan, tapi Wisnu tetap bahagia mendengar kabar tentang pernikahan mereka dan pasti datang pada acara resepsi tersebut.Keterkejutan Wisnu tidak berpengaruh pada Shinta, sebab ia sudah mengetahuinya terlebih dulu. Sejak pertemuannya yang tanpa disengaja dengan Helen

  • Unexpected   Part 65

    Helena menutup mulutnya saat tiba-tiba Felix berlutut di depannya sambil mengulurkan kotak kecil yang berisi sebuah cincin berwarna putih. Ia tidak menyangka jika malam ini Felix kembali menyatakan niatnya dan memintanya untuk mendampingi hidupnya selama napasnya berembus. Ia tidak bisa menghalau matanya yang mulai memanas, hingga akhirnya meneteskan cairan bening. Perasaan haru pun kini sudah menyesaki rongga dadanya. Saat ini untuk kedua kalinya ia melihat Felix berlutut di hadapannya. Jika dulu Felix berlutut karena semua kesalahan yang telah diperbuatnya dan memohon diberi kesempatan, tapi kini laki-laki tersebut memintanya agar bersedia menjadi pendamping hidupnya.“Len, aku sadar jika diriku bukanlah laki-laki sempurna yang pernah kamu kenal atau inginkan menjadi pendampingmu, tapi perasaan dan cintaku sungguh tulus padamu. Aku berjanji padamu akan selalu belajar memantaskan diri selama bersanding denganmu. Aku sangat berharap kamu bersedia menerima

  • Unexpected   Part 64

    Hubungan Felix dengan Lisa sudah membaik dan kembali seperti semula. Itu pun atas campur tangan Helena dalam memberikan penjelasan kepada sang calon kakak ipar. Felix juga sudah memberhentikan Mariska dua minggu setelah Lisa mengetahui bahwa dirinya mempekerjakan perempuan tersebut. Selain tidak mau membuat Lisa semakin marah dan membencinya atas keberadaan Mariska di kantornya, alasan lain yang mendukungnya karena wanita tersebut kembali berulah sekaligus mengabaikan tegurannya. Mariska kembali menggunakan pakaian kekurangan bahan dan ketat saat menginjakkan kaki di kantornya, sehingga lekukan tubuhnya terpampang jelas. Tentu saja tindakan wanita tersebut menimbulkan banyak desas-desus dan spekulasi negatif di antara para karyawan lainnya. Awalnya Felix ingin memberhentikan Mariska secara terhormat, tapi berhubung tingkah dan tindakan wanita tersebut seperti itu, maka ia pun tanpa basa-basi langsung memecatnya. Selain untuk mematahkan desas-desus dan spekulasi negatif yang sudah te

  • Unexpected   Part 63

    Dengan tidak bersemangat Felix menyesap jus jeruk yang dibuatkan Helena untuknya. Kini ia sedang berada di teras belakang rumah Helena dan mendudukihammockmilik wanita tersebut. Ia sudah menuruti saran Helena yang dikirimkan melalui pesan singkat siang tadi, dengan pura-pura tidak mengetahui keberadaan Lisa. Namun, saat datang tadi, ia melihat Lisa sedang mengajari Mayra di ruang keluarga. Ia pun pura-pura memasang ekspresi wajah terkejut saat bertatapan dengan sang kakak. Setelah Lisa melihat kedatangannya, kakaknya tersebut langsung mengajak Mayra ke kamar untuk melanjutkan acara belajarnya.“Sudah makan?” tanya Helena sambil menatap Felix yang wajahnya sangat kusut. Penampilan laki-laki tersebut saat ini lusuh, sangat berbeda dari biasanya.Felix mengalihkan tatapannya ke arah Helena, kemudian menggeleng pelan. “Tidak ada nafsu makan,” jawabnya lesu. “Aku pusing, Len,” adunya sambil

DMCA.com Protection Status