Share

Part 37

Penulis: Azuretanaya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Di saat pikirannya dipenuhi oleh sosok Helena, tiba-tiba Felix mendapat telepon dari orang tuanya dan memintanya untuk segera pulang karena Lisa mengalami kecelakaan. Karena sekretarisnya tidak bisa diandalkan, jadi Felix meminta bantuan kepada Wisnu untuk meng-handle urusan kantor selama ia berada ke Australia.

Walau tidak menghirup udara di negara yang sama dengan Helena, Felix tetap saja kesulitan mengalihkan pikirannya dari sosok wanita tersebut. Setelah memastikan keadaan Lisa baik-baik saja, Felix memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Felix berada di Australia hanya tiga hari, sebab ia tidak bisa meninggalkan pekerjaannya terlalu lama dan membuat tanggung jawab Wisnu semakin banyak.

Sejak tiba di Indonesia hingga saat ini, Felix telah menenggelamkan diri pada pekerjaannya agar pikirannya terhadap Helena bisa teralih. Sejak perbuatan bejatnya kepada Helena, ia menjadi kesulitan memejamkan mata setiap malam tiba. Rintihan dan isak tangis Helena hingga kini masih bet

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Unexpected   Part 38

    Setelah berpikir panjang, akhirnya Helena menerima tawaran yang diberikan oleh Maria. Wanita baik hati tersebut memintanya untuk mengikuti pelatihan keterampilan yang diselenggarakannya, agar kelak bisa mendirikan salon sendiri. Apalagi ia juga diberikan harga spesial atas pelatihan yang akan diikutinya tersebut dari Maria. Ia tidak ingin membuang kesempatan yang nantinya bisa menjadi penunjang masa depannya tersebut. Terlebih pelatihan tersebut hanya memakan waktu selama satu bulan.Kini sudah sebulan Helena mengikuti pelatihan yang diadakan di Jimbaran, Bali. Karena lokasi pelatihannya berada di luar kota, jadi Helena pun harus menginap. Guna menghemat biaya hidup selama berada di Bali, Helena memutuskan untuk tinggal di sebuah indekos yang sudah memiliki fasilitas lengkap dan dengan harga terjangkau.Untung saja kehamilan Helena tidak membuatnya kesulitan dalam beraktivitas. Bahkan, ia tidak mengalami morning sickness seperti yang biasa menimpa para ibu hamil di trime

  • Unexpected   Part 39

    Setelah Diandra berangkat ke rumah temannya, Helena masuk ke kamarnya untuk beristirahat. Berhubung kehamilannya masih dirahasiakan, Helena pun terpaksa menyeduh susu khusus untuk ibu hamil di dalam kamarnya sendiri.Usai meneguk habis susunya, Helena menyandarkan punggungnya pada headboard. Dengan penuh kelembutan Helena mengusap perut yang di dalamnya terdapat nyawa lain sedang tumbuh. Ia sangat berharap janin di rahimnya terus berkembang, hingga nanti tiba waktunya untuk dilahirkan dengan selamat.“Tetaplah sehat, Nak,” ucap Helena yang tersenyum tulus. “Jika waktunya sudah tepat, Mama pasti akan memberitahukan tentang keberadaanmu kepada yang lainnya, agar kamu juga mendapat cinta dan kasih sayang dari mereka,” imbuhnya.Karena belum mengantuk, Helena memutuskan untuk membaca majalah tentang kehamilan yang dibelinya sewaktu berada di Bali. “Nanti perutku pasti sebesar ini juga,” ucapnya terkekeh geli. Ia kembali mengusap perutnya sendiri saat melihat gambar seo

  • Unexpected   Part 40

    Diam-diam Helena memerhatikan Diandra yang terlihat tidak berselera menyantap makanan di piringnya. Sejak usai menghadiri acara perpisahan temannya satu setengah bulan lalu, sikap Diandra sedikit berubah.Awalnya Helena menganggap perubahan Diandra wajar, mengingat cerita sahabatnya dulu yang juga mempunyai keinginan melanjutkan pendidikan di Paris, tapi dilarang keras oleh orang tuanya. Namun, hingga kini sikap Diandra yang dulu belum juga kembali. Bahkan, belakangan ini sahabatnya tersebut lebih sering menghabiskan waktunya menyendiri di dalam kamarnya daripada bercengkerama bersamanya atau dengan yang lainnya seperti dulu. Helena dan yang lainnya juga sering memergoki Diandra melamun di teras belakang. Raga Diandra memang terlihat berada di rumah, tapi tidak dengan jiwanya. Jiwa sahabatnya tersebut seolah sedang berkelana entah ke mana.“Kamu sakit, Dee?” Helena bertanya saat Diandra tidak berselera dan hanya mengaduk makanan di piringnya. “Wajahmu pucat,” imbuhnya.

  • Unexpected   Part 41

    Helena merasa sangat bahagia ketika mengetahui janin di dalam perutnya sehat dan baik-baik saja. Seperti ucapannya kemarin malam, sebelum jam makan siang tiba ia mengajak Diandra ke rumah sakit untuk sama-sama memeriksakan kandungan masing-masing. Raut wajah murung Diandra kini berubah setelah mengetahui keadaan mahluk kecil di dalam rahimnya yang juga tumbuh sehat dan baik-baik saja. Helena ikut senang saat melihat wajah Diandra perlahan kembali berbinar. Bahkan, bibirnya pun kini sudah mampu membentuk senyuman tipis.“Sebelum pulang, kita makan siang dulu ya, Dee,” ajak Helena saat mereka berjalan menuju parkiran mobil.Diandra mengangguk. “Kebetulan juga perutku sudah lapar,” ucapnya sebelum memasuki mobil.“Ngomong-ngomong, kamu ingin menikmati makanan apa?” Helena bertanya setelah duduk di belakang kemudi mobilnya.Diandra menjawab sambil mulai memasang seatbelt, “Apa saja boleh, kecuali seafood.”“Selain udang, kamu alergi juga sama kepiting, lobs

  • Unexpected   Part 42

    Tadi pagi Helena berangkat bekerja dengan mengendarai sepeda motornya sendiri. Helena sengaja melarang Diandra yang tadi bersikeras ingin mengantarnya ke salon, mengingat sahabatnya tersebut masih kurang enak badan karena banyak pikiran. Apalagi kemarin malam, Diandra bergadang menyelesaikan desain pesanan butik milik Mbak Santhi. Dengan tegas Helena menyarankan kepada Diandra untuk beristirahat agar kondisi kesehatannya cepat membaik dan pulih, terlebih kini sahabatnya tersebut juga sedang berbadan dua.Dua hari setelah pertemuan mereka dengan Allona yang tanpa disengaja di restoran, wanita paruh baya tersebut menyambangi rumah Helena untuk menemui Diandra. Tidak hanya itu, pemilik butik ternama tersebut rela memohon dan hampir berlutut di kaki Diandra agar sang sahabat bersedia menikah dengan putranya. Beberapa hari lalu Diandra dihubungi oleh ayahnya dan diminta pulang karena Hans serta keluarganya sudah ada di rumahnya. Kehamilan yang diungkapkan Diandra di hadapan orang

  • Unexpected   Part 43

    Usai dokter memeriksa dan mengatakan bahwa kondisinya baik-baik saja, Helena langsung diizinkan pulang. Sekuat mungkin Helena menahan air matanya saat memasuki pintu rumahnya. Bahkan, saat berbicara dengan Bi Mira yang sangat mencemaskankan keadaannya pun Helena hanya menyunggingkan senyum tipis sebagai tanggapannya. Setelah menjelaskan secara singkat mengenai kondisinya yang sengaja dikarangnya, Helena izin kepada Bi Mira untuk beristirahat. Helena juga telah meminta izin kepada Maria untuk absen bekerja selama dua hari, dengan alasan bahwa dirinya kemarin diserempet mobil sebelum tiba di rumah.“Mama tidak menyangka jika kebersamaan kita sangatlah singkat, Nak. Bahkan, Mama belum mengetahui jenis kelaminmu.” Helena yang kini sedang duduk bersandar pada kepala ranjang mengelus perutnya sambil menangis. Sesampainya di kamar, ia sudah tidak kuasa lagi menahan tangisnya, sehingga air matanya mengalir deras tanpa bisa dibendung dan membasahi pipinya yang masih

  • Unexpected   Part 44

    Perlahan tapi pasti, Helena sudah bisa kembali menjalani hidupnya dengan normal. Pertemuannya dengan Felix beberapa bulan lalu di kelab malam yang tanpa disengaja, ia anggap sebagai sebuah kebetulan semata. Kini Helena hanya fokus mengelola usahanya agar semakin banyak bisa menghasilkan uang untuk membiayai kebutuhan hidupnya bersama keluarganya. Sesekali ia menemani Sonya mengunjungi makam Wira untuk melepas rindu kepada salah satu orang terkasih mereka yang telah lebih dulu terbaring damai di peristirahatan terakhirnya.Walau sudah tidak tinggal serumah dengan Diandra, Helena selalu berusaha meluangkan waktunya untuk sahabatnya tersebut. Bahkan, Helena pernah sengaja menutup salonnya, karena ia mengantar sekaligus menemani Diandra berkunjung ke rumah neneknya beberapa bulan yang lalu. Apalagi Helena tahu jika saat ini Diandra tidak mempunyai siapa-siapa yang peduli padanya, selain ia dan Sonya. Seiring berjalannya waktu, perut sahabatnya tersebut pun kian membesar karena ja

  • Unexpected   Part 45

    Pemandangan langit hari ini tidak seperti malam-malam biasanya yang selalu dihiasi gemerlapnya cahaya bintang dan bulan. Hari ini langit malam terlihat sangat gelap, sehingga menciptakan kehampaan pada relung hatinya. Sambil mengisap rokok dan menikmati kepulan asapnya, Felix menatap nanar pemandangan malam dari balkon apartemennya. Percakapan antara Helena dan Diandra yang didengarnya saat makan siang tadi, kini terus saja terngiang jelas di telinganya. Bahkan, Felix kembali terenyak saat percakapan tersebut terulang jelas di benaknya tanpa diminta.“Rahasia apa yang Diandra maksud tentang pembuatan video penjebakan tersebut?” Felix bertanya pada dirinya sendiri. Pikirannya benar-benar terusik dengan perkataan Diandra tadi. “Apa yang sebenarnya terjadi selama perekaman video tersebut?” tanyanya kembali, sebab kini ia semakin digerogoti oleh rasa penasaran.Usai menghabiskan dua batang rokok, Felix meletakkan puntungn

Bab terbaru

  • Unexpected   Extra Part 4 - Finished

    Pendingin yang menyala seolah tidak berfungsi karena tubuh dua orang di dalam kamar tetap basah oleh keringat. Sejak dibangun, kamarnya memang dirancang kedap suara agar aktivitas di dalamnya tidak terdengar dari luar. Felix masih bergerak aktif dalam meraih pelepasannya yang terakhir di malam ini, mengingat ia sudah berhasil membuat Helena mengerang nikmat sejak beberapa jam lalu. Dengan sekali sentakan kuat, cairan hangatnya kembali menyirami rahim Helena. Bersamaan dengan itu, Helena pun kembali berhasil mendapatkan pelepasannya yang entah sudah berapa kali. Ia berharap aktivitas panasnya bersama sang istri saat ini kembali berhasil memberikan seorang adik untuk Liam selain Evelyn, apalagi putrinya tersebut sudah berusia dua tahun.Felix menoleh ke arah Helena saat mereka berusaha menormalkan deru napasnya yang terengah-engah di puncak aktivitas panasnya. “Lagi?” tanyanya iseng.“Jika besok aku tidak bisa berjalan gara-gara meladenimu, kamu yang ha

  • Unexpected   Extra Part 3

    Felix dan Helena sangat antusias menyambut kelahiran bayi mereka yang diprediksikan tiga minggu lagi. Berbagai macam keperluan untuk bayi pun sudah mereka siapkan bersama, malah Felix yang lebih bersemangat mengajak Helena berbelanja. Berhubung mereka belum mengetahui jenis kelamin bayinya, keduanya sepakat membeli segala keperluan yang berwarna netral agar bisa digunakan untuk anak laki-laki ataupun perempuan. Sebenarnya bukan karena sang bayi yang masih ingin menyembunyikan jenis kelaminnya dari orang tuanya, hanya saja mereka sengaja tidak menanyakannya kepada dokter. Asalkan anak mereka sehat dan nantinya lahir normal serta tanpa kekurangan apa pun, keduanya tidak terlalu mempermasalahkan jenis kelaminnya. Apalagi Felix sudah menyiapkan dua buah nama untuk anaknya tersebut.Berhubung rumah masa depannya bersama keluarga kecilnya sudah selesai dibangun, Felix dan Helena pun mengadakan syukuran sederhana. Untuk memeriahkan acaranya, mereka mengundang keluarga

  • Unexpected   Extra Part 2

    Kerutan menghiasi kening Felix saat mendapati Helena melamun di atas ranjang setelah ia keluar dari kamar mandi. Sejak dalam perjalanan pulang tadi, Felix merasa Helena menjadi lebih pendiam. Awalnya ia menduga jika istrinya tersebut kelelahan karena ikut melayani para konsumen yang mendatangi salonnya. Namun setelah melihat sikap Helena kini, sepertinya dugaannya tersebut keliru.Felix bergegas menaiki ranjang, kemudian dengan cepat mengecup pipi Helena agar istrinya tersebut tersadar dari lamunannya. Tindakannya berhasil. Helena menoleh ke arahnya, sehingga kini mereka saling berhadapan.“Sedang memikirkan apa, hm? Dari tadi aku perhatikan kamu melamun,” Felix bertanya sambil mengusap pipi sekaligus menyelami sorot mata Helena.Helena tersenyum tipis sambil menikmati usapan lembut pada pipinya. “Tunggu sebentar ya,” pintanya sebelum menuruni ranjang. Setelah kakinya menyentuh lantai, ia berjalan

  • Unexpected   Extra Part 1

    Walau Helena sudah resmi berstatus sebagai istrinya sejak tiga bulan lalu dan semua kebutuhan finansialnya kini telah menjadi tanggung jawabnya, tapi Felix tidak pernah melarang wanita tersebut untuk bekerja. Bukannya Felix keberatan atau tidak sanggup membiayai pengeluaran Helena, melainkan karena ia tahu bahwa istrinya tersebut mempunyai jiwa pekerja keras dan tidak suka berpangku tangan. Meski demikian, Felix tetap mengingatkan Helena agar tidak terlalu lelah dengan kegiatannya, mengingat saat ini mereka sedang merencanakan memiliki momongan. Felix sangat bersyukur karena Helena menyetujui idenya yang tidak ingin menunda memiliki anak.Felix sempat kecewa karena sepulangnya mereka dari berbulan madu, Helena tidak menunjukkan tanda-tanda kehamilan. Bahkan, setelah mereka tiga bulan menikah, benihnya di dalam rahim sang istri belum juga berhasil tumbuh dan berkembang. Meski kecewa, tapi Felix selalu bersikap biasa saja di hadapan Helena. Ia tidak ingin membuat Helena merasa

  • Unexpected   Part 67 - The End

    Hari bersejarah dalam hidup Helena dan Felix akhirnya terlewati secara bertahap sekaligus lancar. Usai melakukan pemberkatan tadi pagi di gereja sekaligus mengikrarkan janji suci yang disaksikan oleh keluarga dan para sahabatnya, kini mereka sudah resmi menjadi pasangan suami istri. Acara tadi pagi diwarnai oleh tangis bahagia dan haru, mengingat yang mengantar Helena ke altar bukan ayahnya sendiri, melainkan Dennisꟷpapanya Diandra.Kini Helena mulai merasakan kakinya pegal karena ia berdiri terlalu lama, apalagi bobot tubuhnya ditopang oleh sepasanghigh heelsyang cukup tinggi. Walau tamu yang menghadiri acara resepsi pernikahannya cukup banyak, tapi ia tidak mengenal mereka semua karena orang-orang tersebut diundang oleh Felix dan mertuanya.Walau betisnya pegal dan mulai berdenyut nyeri, tapi Helena merasa lega karena pada akhirnya semua tahapan acara pernikahannya selesai tanpa hambatan apa pun. Kini ia dan Felix sudah berada di dalam kamar peng

  • Unexpected   Part 66

    Para karyawan di perusahaan Felix sangat terkejut sekaligus turut bahagia ketika mendapat undangan resepsi pernikahan dari sang atasan. Akan tetapi, keterkejutan kembali mereka rasakan saat melihat nama calon pengantin wanita yang akan bersanding nanti dengan sang atasan, terutama Wisnu. Laki-laki tersebut sangat tidak menyangka jika ternyata Felix akan menikah dengan salah satu rekan kerjanya dulu, yang juga merupakan mantan sekretaris sang atasan sendiri. Awalnya Wisnu menduga kedatangan Helena beberapa kali ke kantor Felix, karena wanita cantik tersebut masih menjalin hubungan baik dengan sang atasan, walau sudah tidak lagi menjadi bagian dari perusahaan. Walau kini Helena akan menjadi istri sang atasan, tapi Wisnu tetap bahagia mendengar kabar tentang pernikahan mereka dan pasti datang pada acara resepsi tersebut.Keterkejutan Wisnu tidak berpengaruh pada Shinta, sebab ia sudah mengetahuinya terlebih dulu. Sejak pertemuannya yang tanpa disengaja dengan Helen

  • Unexpected   Part 65

    Helena menutup mulutnya saat tiba-tiba Felix berlutut di depannya sambil mengulurkan kotak kecil yang berisi sebuah cincin berwarna putih. Ia tidak menyangka jika malam ini Felix kembali menyatakan niatnya dan memintanya untuk mendampingi hidupnya selama napasnya berembus. Ia tidak bisa menghalau matanya yang mulai memanas, hingga akhirnya meneteskan cairan bening. Perasaan haru pun kini sudah menyesaki rongga dadanya. Saat ini untuk kedua kalinya ia melihat Felix berlutut di hadapannya. Jika dulu Felix berlutut karena semua kesalahan yang telah diperbuatnya dan memohon diberi kesempatan, tapi kini laki-laki tersebut memintanya agar bersedia menjadi pendamping hidupnya.“Len, aku sadar jika diriku bukanlah laki-laki sempurna yang pernah kamu kenal atau inginkan menjadi pendampingmu, tapi perasaan dan cintaku sungguh tulus padamu. Aku berjanji padamu akan selalu belajar memantaskan diri selama bersanding denganmu. Aku sangat berharap kamu bersedia menerima

  • Unexpected   Part 64

    Hubungan Felix dengan Lisa sudah membaik dan kembali seperti semula. Itu pun atas campur tangan Helena dalam memberikan penjelasan kepada sang calon kakak ipar. Felix juga sudah memberhentikan Mariska dua minggu setelah Lisa mengetahui bahwa dirinya mempekerjakan perempuan tersebut. Selain tidak mau membuat Lisa semakin marah dan membencinya atas keberadaan Mariska di kantornya, alasan lain yang mendukungnya karena wanita tersebut kembali berulah sekaligus mengabaikan tegurannya. Mariska kembali menggunakan pakaian kekurangan bahan dan ketat saat menginjakkan kaki di kantornya, sehingga lekukan tubuhnya terpampang jelas. Tentu saja tindakan wanita tersebut menimbulkan banyak desas-desus dan spekulasi negatif di antara para karyawan lainnya. Awalnya Felix ingin memberhentikan Mariska secara terhormat, tapi berhubung tingkah dan tindakan wanita tersebut seperti itu, maka ia pun tanpa basa-basi langsung memecatnya. Selain untuk mematahkan desas-desus dan spekulasi negatif yang sudah te

  • Unexpected   Part 63

    Dengan tidak bersemangat Felix menyesap jus jeruk yang dibuatkan Helena untuknya. Kini ia sedang berada di teras belakang rumah Helena dan mendudukihammockmilik wanita tersebut. Ia sudah menuruti saran Helena yang dikirimkan melalui pesan singkat siang tadi, dengan pura-pura tidak mengetahui keberadaan Lisa. Namun, saat datang tadi, ia melihat Lisa sedang mengajari Mayra di ruang keluarga. Ia pun pura-pura memasang ekspresi wajah terkejut saat bertatapan dengan sang kakak. Setelah Lisa melihat kedatangannya, kakaknya tersebut langsung mengajak Mayra ke kamar untuk melanjutkan acara belajarnya.“Sudah makan?” tanya Helena sambil menatap Felix yang wajahnya sangat kusut. Penampilan laki-laki tersebut saat ini lusuh, sangat berbeda dari biasanya.Felix mengalihkan tatapannya ke arah Helena, kemudian menggeleng pelan. “Tidak ada nafsu makan,” jawabnya lesu. “Aku pusing, Len,” adunya sambil

DMCA.com Protection Status