Home / Romansa / UNSPOKEN PAIN / Bagian 21 : Wanita Munafik!

Share

Bagian 21 : Wanita Munafik!

Author: Rose Marberry
last update Last Updated: 2021-04-15 16:08:24

Ilana duduk memeluk Barry, duduk di pangkuan laki-laki itu dan memeluknya. Entah kenapa hatinya makin jauh dari Harry. Dia seperti tidak membutuhkan laki-laki itu lagi. 

Hanya bisa menarik napas panjang dan menerawang jauh, berpikir kemana seharusnya dia melangkah tapi semesta tidak mendukungnya. 

Dia bersandar dengan nyaman di dada Barry, kadang dia tak ingin pulang. Dia ingin bersama laki-laki ini, tapi ada tembok besar yang menghalangi di sana dan tidak bisa dirobohkan. 

"Kamu mau makan nggak? Aku udah janji mau masak buat kamu kan?" Ilana mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Barry. Laki-laki ini benar. Ilana terlalu banyak berpikir sekarang, bukan dia mengkhawatirkan tentang perkataan orang lain padanya tapi bagaimana perasaan mengambang yang dia rasakan. Ilana dilanda keraguan. 

"Okay, masak sana." Ilana berdiri dari dada nyaman itu dan duduk dengan benar. Wanita itu meneliti keadaan sekeliling, jam seperti ini belum banyak pe

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Rizka Ahmed Syukri
makkkkk kasih cast mereka dunggg biar aku makin halu, makin ngerasa jadi perawan 😂🤣😂🤣
goodnovel comment avatar
Rizka Ahmed Syukri
Komenku sama terus? yap krn aku masih amat sgt pnasaran ama Barry,dia masih abu2,cinta beneran/hanya obsesi,misal bls dendam krn pake Alena buat mancing abangnya kemaren,atau karena Nana yang luar biasa jadi dia merasa tertantang duh mak cm novel2mu loh yg bikin aq ngerasa jd detektif 😂
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • UNSPOKEN PAIN   Bagian 22 : Tanggal Pernikahan!

    Ilana menutup matanya dan memegangi pipinya yang terasa begitu memanas. Seumur hidupnya dia tak pernah ditampar, biasanya dia yang berani melakukan hal itu, tapi saat dia merasakan hal itu dia hanya terdiam dan merasakan sakit hati yang luar biasa."Kamu!" Barry murka dan mendekati Alena yang menatap mereka penuh kebencian. Ilana menangkap tangan Barry dan menggeleng, Barry langsung beringsut mundur."Sebenarnya, aku nggak pernah berniat untuk dekat sama dia. Tapi kayaknya aku lebih pantas." ucap Ilana selangkah lebih maju mendekati Alena. Ilana tetaplah Ilana, dia tidak akan merasa bersalah atau terpojok dengan masalah apapun."Kau munafik!" Alena langsung menunjuk Ilana, wanita itu langsung menepis tangan Alena dan menatap Alena tajam."Oh yeah, aku dari dulu munafik. Memang bukan wanita baik-baik di mata orang. Dari dulu aku udah bobrok duluan, jadi apa yang kau harapkan berteman dengan ak

    Last Updated : 2021-04-21
  • UNSPOKEN PAIN   Bagian 23 : Dia Tidak Mencitaimu!

    Entah stress atau bagaimana, Ilana menghabiskan banyak kacang mete setoples dan rasanya tak puas sama sekali.Wanita itu masih mengunyah, duduk di sofa dan hanya ingin bermalas-malasan. Bahkan Ilana belum mandi, hanya memakai piyama kesayangannya duduk sambil nonton TV walau pikirannya sedang berada di luar rumah. Dia memikirkan banyak hal, tapi yang dia pikirkan bagaimana menghadapi pernikahan ini, jika dia masih dilanda keraguan tapi pernikahan itu semakin jelas di depan mata.Menarik napas panjang, Ilana menyesap minuman bersoda dan bersendawa dengan suara keras. Melati hanya melihat Ilana diam."Melati mau makan apa hari ini?" tanya Ilana sambil tangannya memasukan kacang mete satu genggam ke dalam mulutnya."Apa aja, Kak.""Nasi padang, enak." Melati hanya mengangguk.Ilana menunduk. Orang tuanya juga sudah tahu pernikahan ini. Bundanya sibuk

    Last Updated : 2021-04-24
  • UNSPOKEN PAIN   Bagian 24 : Kisah Kelam!

    Harry tak bisa berkutik ketika rahasia yang dia pegang sendirian dan hanya dia yang tahu bisa-bisanya tersebar sampai kesana."Kenapa? Heran?" tanya Barry menantang. Dia merasa seperti seorang pahlawan kesiangan yang datang menyelamatkan sang ratu yang hampir diterkam monster jahat.Laki-laki itu hanya berdiri."Kamu tak usah merasa bersalah, Nana. Karena Harry hanya jadikan kamu sebagai tameng. Dia kurung adiknya dalam rumah itu karena dia bebas pakai. Si bajingan ini perkosa adiknya saat masih SMP! Adora pernah keguguran, makanya dia pernah menunda kuliah satu tahun."Harry tahu, ketika hal ini terbongkar maka hubungan bersama Ilana selesai. Padahal dia ingin memperbaiki diri, tobat, punya istri dan Adora tetap sebagai adiknya. Sedari kecil, Harry yang merawat adiknya, tapi saat gadis itu remaja gejolak lain dalam dirinya timbul. Ada hasrat ingin melindungi Adora sekaligus m

    Last Updated : 2021-04-30
  • UNSPOKEN PAIN   Bagian 25 : Berteman Dekat Dengan Rasa Sakit!

    "Abang!" Seorang bocah berusia tujuh tahun memanggil Abangnya yang sedang bermain basket.Gadis itu baru saja diadopsi dari panti asuhan begitu juga dengan sang Abang yang diadopsi tiga tahun yang lalu. Mereka beruntung diadopsi oleh sebuah keluarga harmonis tapi sayang sang istri selalu keguguran saat hamil muda hingga 14 tahun pernikahan dan mereka memutuskan mengadopsi anak. Setelah melihat Abangnya yang pintar dan kesepian mereka mengadopsi lagi sang adik yang sudah lima bulan menempati rumah ini. Awalnya dia gadis pendiam, tapi melihat Abangnya mengayomi dan mengajarkan banyak hal si adik jadi dekat dengan Abangnya dan tak segan-segan untuk bermanja-manja dengan sang adik."Tepi sana! Nanti jidatnya kena bola, ngadu Mama. Nanti Abang tak boleh lagi main basket." usir sang Abang. Adora langsung manyun. Dia ingin main basket juga karena terlihat sangat seru walau tidak pernah melempar tepat di dalam ring seperti Abangnya yang

    Last Updated : 2021-05-03
  • UNSPOKEN PAIN   Bagian 26 : Test Pack

    Masa putih abu-abu merupakan masa paling indah di saat kamu merasakan bagaimana menjadi remaja seutuhnya dan rasa penasaran yang begitu tinggi untuk mengenal lawan jenis dan penasaran dengan semua hal baru.Adora memasuki masa SMA dengan perasaan hampa. Tidak ada euforia yang dia rasakan seperti teman sebayanya. Kebahagiaan itu telah direnggut habis, dia sangat membenci Harry karena laki-laki itu merebut semua kebahagiaan yang dia rasakan. Kotak bahagia dan kotak tertawa miliknya dicuri dan tidak akan bisa dikembalikan.Adora berdiri di lapangan melihat teman-temannya berinteraksi, menggosip banyak hal, kadang rasanya dia punya keberanian untuk menceritakan semua yang dia rasakan di rumah itu, tapi pita suaranya seolah putus dan mulutnya juga ikut dijahit jadi dia tak bisa mengadu, kecuali menerima semua itu dengan hati yang hancur!Perhatian Harry tidak lagi wajar, Adora risih, tapi dia tak berani melawan. J

    Last Updated : 2021-05-05
  • UNSPOKEN PAIN   Bagian 27 : Takdir Selucu Ini!

    Jika setan dan Harry berlomba dalam hal melakukan kejatahan, maka, setan juara dua.Setelah kebejatan yang dia lakukan pada Adora hingga menyerang jiwa gadis itu, dan berakhir hamil, sekarang Harry memaksa Adora agar mengugurkan anak itu. Harry ingin aborsi.Adora hanya menangis sepanjang perjalanan, tapi Harry tak peduli, laki-laki itu ingin melenyapkan bayi itu karena hubungan terlarang ini tak ada yang boleh tahu, terutama Adora masih sekolah.Diam-diam Harry jadi memikirkan cari pasangan, semua hanya dia jadikan kambing hitam, agar dia terlihat seperti laki-laki normal lainnya, walau wanita yang dia lihat hanya adiknya, bukan siapapun. Jikapun wanita itu masuk dalam hidupnya, dia akan jadi yang kedua setelah Adora. Dora adalah ratu yang bertakhta di sanubarinya, bersemayam indah di sana dan takkan tergantikan."Nggak mau!" Adora mencoba memohon, tapi sudah Harry ikat hingga gadis itu tak bisa melakukan apa-apa."Do

    Last Updated : 2021-05-09
  • UNSPOKEN PAIN   Bagian 28 : Harry, Monster Berupa!

    Harry sering memperhatikan perempuan ini. Dia cantik, terlihat mandiri, dan tegas.Dia suka melakukan semuanya sendirian kecuali beberapa kali duduk bersama Abangnya. Kenapa Harry tahu? Karena dia mencuri dengar, bagaimana percakapan mereka dan Harry tahu apa yang laki-laki itu rasakan. Wanita yang dia suka sakit, dan dia tidak berani mengungkapkan perasaannya.Harry kembali duduk di toko roti tersebut, dan memperhatikan orang-orang yang mulai berdatangan. Hari ini dia akan memberanikan diri untuk berkenalan secara langsung. Harry akan menjadikan perempuan itu sebagai tameng dari apa yang sebenarnya terjadi dalam hidupnya. Untuk sekarang, dia akan membangun image sebagai laki-laki paling sempurna di dunia, sebagai abang goals yang dinginkan semua perempuan di dunia ini. Abang yang selalu perhatian, Abang yang peduli.Perempuan itu datang. Harry suka melihat dia yang selalu pandai memakai pakaian yang terlihat begit

    Last Updated : 2021-05-14
  • UNSPOKEN PAIN   Bagian 29 : Peduli Berujung Sayang

    "Dia butuh teman. Bangun lagi kepercayaan diri yang dia punya, buat dia menjadi seorang gadis yang bisa melihat masa depan lebih baik, bukan orang yang gagal dalam kehidupan."ujar Dr. Ryan pada sahabatnya. Dia tahu, Barry adalah tipikal orang yang pandai mengambil hati orang.Mereka sering bertemu di cafe, karena Barry menjadi seorang barista dan juru masak, lama-lama berteman dekat dan tahu profesi Dr. Ryan.Barry menyanggupi hal itu, karena dia suka berteman dengan siapa saja dan memanjakan mereka dengan makanan dan minuman yang dia buat sendiri. Memanjakan lidah dan perut seseorang bisa membuat mereka terasa dekat dan punya ikatan batin yang kuat.Barry tahu jadwal konsul gadis itu. Dia tidak modus, semua karena murni agar gadis itu punya teman, kisah hidupnya yang kelam membuat semua orang bersimpati dan dia butuh teman segera untuk agar kembali ceria.Hari ini, Barry segaja membua

    Last Updated : 2021-05-17

Latest chapter

  • UNSPOKEN PAIN   LAST: STAY WITH YOU

    Layaknya sebuah keluarga bahagia, Ilana dan keluarga kecilnya akan melaksanakan kegiatan outdoor yang menyenangkan. Mereka berusaha untuk mengenalkan banyak hal pada putri mereka. Hari ini, akan diadakan camping di belakang rumah. Usia Elena sudah tiga tahun, sudah belajar banyak hal, dan mencoba-coba banyak hal, serta memiliki rasa penasaran yang begitu tinggi. Tapi, Ilana tahu putrinya cuek dan lebih suka melakukan banyak hal sendiri. "Elena, kita akan bercamping di belakang rumah. Apa yang perlu dibawa?" Elena menatap ibunya, tidak banyak bicara dan langsung menuju kamarnya, bocah itu membawa buku dongeng dengan campuran warna pink dan biru. "Bantuin Mami dan Daddy bawa barang ke belakang?" tawar Ilana, Elena mengangguk dan mencoba membantu barang-barang kecil yang sekiranya bisa dia bawa. Ilana dan Barry sudah merencanakan hal ini lama, jadi, mereka akan bersenang-senang. Di belakang rumah, sengaja dibuat bany

  • UNSPOKEN PAIN   Bagian 50: Rempongnya Punya Bayi

    Ilana melihat pantulannya di cermin, masih dengan perut yang belum kempes, dia mengangkat sedikit kaosnya dan mengelus-elus perutnya.Dia berbalik dan melihat sebuah kedamaian berada di depannya, Elena.Bayi berumur dua minggu, 13 hari lebih tepatnya.Hari ini, Ilana akan sibuk, karena pemotretan Baby Elena. Seperti orang tua kebanyakan, mereka ingin mengambil banyak moment-moment indah dan pertumbuhan putrinya.Dengan persiapan yang hampir rampung, mereka menyewa sang fotografer untuk datang ke rumah. Tak lupa, Ilene dengan segala kerempongan yang dia punya. Ilene juga akan melakukan pemotretan bayi kembarnya yang sudah berusia dua bulan, ibu-ibu rempong itu memotret bayinya setiap bulan, dengan kostum yang beda-beda."Jangan lupa bawa tisu, popok, baju-baju kalian. Jangan sampai, tiba di sini baru sibuk." Ilana langsung menelpon Ilene dan mengingatkan, dia tahu Ilene itu berisik, Ilana tak suka, jika Ilene bertamu ke

  • UNSPOKEN PAIN   Bagian 49: Barry, Suami yang Teraniaya

    Kebanyakan menonton film yang megah, modern, dan kehidupan yang dinamis, membuat Ilana selalu membayangkan Hawaii sebagai salah satu kota yang layak dikunjungi, dream country, yang wajib dikunjungi selama kamu hidup.Tapi, apa yang terpampang di depan matanya membuat dia terdiam dan bisa melihat dunia dalam pandangan yang lebih luas. Ilana berjalan pelan, sambil memperhatikan banyak homeless yang memeluk tubuhnya kepanasan atau kedinginan dengan perut kosong yang luar biasa.Dia melihat seorang wanita berusia sekitar 40 tahun sedang menikmati mie dengan lahap, dan Ilana bisa menduga, itu adalah salah hidangan terenak yang masuk dalam mulutnya.Ilana masih terdiam, ketika merasakan tubuhnya ditarik oleh Barry, karena mereka sedang melintasi zebra cross.Ilana menggengam tangan suaminya, niat awal bulan madu dan bersenang-senang, dan banyak hal yang dipaparkan di wajahnya, bahwa beginilah kehidupan yang sesungguhnya.Ilana

  • UNSPOKEN PAIN   Bagian 48: Ujian Cinta

    Kalau kamu mendengar kata Hawaii atau membaca kata Hawaii, apa yang pertama terlintas dipikiranmu? Pantai, pohon kelapa, ombaknya, masyarakatnya yang ramah, gunung berapi, atau hula-hula?Dalam benak Ilana, Hawaii itu sebuah pulau dengan banyak pantai cantik seperti kartun Moana. Dan benar adanya, walau mereka tetap disambut banyak gedung-gedung tinggi."Aku tahu ini sensitif, tapi, Ayah kamu ke mana?""Aku nggak yakin, pernah diceritakan, tapi, hanya sekilas. Banyak anak-anak kurang beruntung seperti aku yang tidak punya orang tua lengkap, Nana. Bahkan, aku kurang dekat sama ibu sendiri karena keadaan yang memaksa seperti itu."Ilana alihkan pandanganya keluar dari bus, dan merenungi kata-kata tadi. Barry benar, tidak semua anak-anak beruntung untuk punya keluarga utuh yang harmonis seperti keluarganya. Bahkan, ada anak yang punya keluarga utuh tapi mempunyai orang tua yang abusive.Dia mencoba mengingat-ingat masa ke

  • UNSPOKEN PAIN   Bagian 47: Honeymoon Rombongan

    "Hahaha. Malam pertama, tapi, udah unboxing duluan. Nggak seru ah!" Ilana harusnya tahu, dia mempunyai keluarga ember bocor. Dia memang tidak tersinggung, dan memang begitu faktanya. Tapi, mendengar ejekan itu, kenapa rasanya mengesalkan? Itu adalah ejekan Ilene padanya. Resmi satu minggu menikah dan dia pulang ke rumah tuanya, Ilana sedang mempersiapkan bulan madu ke Hawaii. Tempat tinggal Ibu Barry. Hari ini, mereka akan ada bakar-bakar. Bakar ikan, bakar ayam, bakar jagung, bakar sampah. Bundanya sedang sibuk, di saat para menantu lelaki sibuk membantu ibu mertua mereka yang cantik. Sebagai seorang koki handal, Barry sedang mengipas-ngipas makanan di atas tungku arang tersebut. Sebenarnya Ilene ingin membantu, tapi disuruh duduk oleh suami, dua ibu hamil itu tidak diizinkan untuk bekerja. Mereka hanya boleh mencicipi. "Ahhh! Bosan bangat hidupku, Tuhan!" Ilana dan Ilene sama-sama menoleh ke sumber suara

  • UNSPOKEN PAIN   Bagian 46: You Owe Me A Dance

    Pita pink dengan tatanan dekorasi meja bundar. Hiasan lentera kertas yang menggantung di atap tenda warna-warni.Sudah tidak ada konsep pernikahan, jika yang ditampilkan adalah seluruh konsep dipadu-padankan.Awalnya, Ilana tidak begitu antusias menyambut pernikahannya sendiri, tapi, dia tidak bisa bohong, jika, sekarang dia merasa gugup luar biasa.Venue yang mereka pilih adalah di halaman belakang, karena Ilana hanya ingin sederhana, walau sudah disulap bundanya menjadi lebih baik. Bahkan, Ilana sampai terdiam, bagaimana mungkin pernikahan yang dia impikan sederhana terjadi begitu mewah di matanya. Dia senang, dia punya keluarga yang luar biasa bisa diandalkan.Ilana menarik sedikit long laces veil yang panjang hingga bokongnya. Sedikit mahkota kecil mewah di atas kepalanya walau dia sudah protes karena kebanyakan aksesoris.Dia mematut dirinya di cermin sekitar tiga menit, melihat wajahnya yang berubah total dan jug

  • UNSPOKEN PAIN   Bagian 45: Harry Ibarat Novel

    "Menurut kamu, konsep foto prewedding gimana?"Ilana menatap Barry yang sedang mengupas mangga, turun dan mendekati laki-laki itu."Aku nggak punya bayangan. Sebenarnya aku gak terlalu mengkhayal hal seperti itu, yang penting cepat melewati hal itu, dan yang utama adalah kehidupan setelah menikah itu." Ilana mengambil satu potong satu mangga dan memasukan dalam mulutnya. Manis.Tak puas. Ilana mengambil lagi."Aku sebenarnya paham maksud kamu. Aku sebenarnya lagi tidak pernah banyak permintaan, Bar. Serius, cukup melewati hal ini."Barry hanya memandang wanita cantik di hadapannya."Okay-okay. Besok nikah aja lah, biar cepat.""Ye. Bukan begitu ibu pejabat, sebagai laki-laki aku merasa ingin memberi kamu yang terbaik. Kamu memang ingin sederhana, aku mau kamu mengenang ini sebagai kenangan yang takkan kamu lupakan karena ini seumur hidup, Nana." Ilana hanya mengangkat alisnya dan mengambil lagi poto

  • UNSPOKEN PAIN   Bagian 44 : Wedding Dress

    Telapak tangannya terasa hangat, dari cangkir kecil yang tengah mengeluarkan asap. Ilana menunduk, melihat minuman miliknya dan kembali meniup sedikit dan menyeruput minuman itu.Masih terlalu dini, untuk manusia seperti dirinya yang bangun di atas jam delapan pagi.Ilana mengintip, masih jam 6.30, dan Barry masih terlalu pagi, tapi, dia tidak bisa tidur dengan tenang, memikirkan nasibnya dan juga masa depan."Aku kira kamu kabur lagi. Bangun-bangun di sebelah udah dingin." Ilana memutar tubuhnya, mendapati Barry yang menguap, menggaruk kepalanya dan mengucek matanya sebentar.Ilana melihat ke atas meja makan, roti gosong yang dia buat. Entah kenapa, pagi-pagi dia sudah berinisiatif melakukan hal ini. Rasanya seperti kamu merasakan air asin berubah jadi sirup merah."Waoh. Apa ini? Apa aku sedang bermimpi berada dalam dunia para layang?" seru Barry norak, yang membuat Ilana berdecak sebal. Mau menolak atau keras sepert

  • UNSPOKEN PAIN   Bagian 43 : Garis Takdir

    "Bunda juga dulu nggak pande masak. Tapi, akhirnya bisa masak juga. Kamu juga bisa gitu, Nana. Memasak bersih-bersih itu basic skill semua gender, kenapa Bunda nggak nyuruh kalian masak? Karena, Bunda mau kalian sadar memasak dan mengurus rumah itu harus kesadaran kalian dan kalian harus bisa. Perempuan atau laki-laki harus bisa masak." Dengan gaya kedua tangan berlipat di dada, Ilana memperhatikan Bundanya memasak pisang goreng, dengan membolak-balik pisang di atas minyak panas. Dia suka menonton orang memasak, tapi, jangan menyuruh dirinya untuk memasak. Ilona mengambil piring dan juga tisu untuk alas agar pisang goreng tak terlalu banyak minyak. "Ini, isinya kolestrol jahat semua." Komentar Ilona ketika mencubit sedikit pisang goreng yang masih panas tersebut. "Hisang hoheng. Hasih hanas." Ilona meniru pembicaraan orang-orang ketika makan pisang goreng dalam keadaan panas. Ilana hanya menatap malas ke arah Bundanya.

DMCA.com Protection Status