KEPULANGAN RANIARania sudah diijinkan pulang, tubuhnya sudah sedikit segar, luka di kepalanya sudah mengering tapi masalah kemelut di hatinya belum selesai. Rania masih gundah dan terus memikirkannya.Ia masih berpikir keras akan kelanjutan rumah tangganya bersama Pak Yudha.Sampai dokter mengingatkan Rania untuk tidak terlalu memforsir dirinya. Agar asam lambungnya tidak naik, agar dirinya kembali membaik. Dokter menasehati Rania bahwa 90 persen rasa sakit yang diderita wanita itu karena pikirannya. Pikiran yang diajak beraktivitas berlebihan akan sangat melelahkan. Rania wajib berhenti melakukan itu. Begitu pesan dokter dan Rania hanya tersenyum kecut.Sore itu Rania mengajak pembantunya untuk pulang. Biaya rumah sakit sudah ia bayar semuanya tanpa meminta sepeserpun pada Pak Yudha."Apakah kita tidak mengabari bapak atau meminta Pak Sukri menjemput, Bu ?" tanya pembantunya pelan."Tidak usah, Bik. Kita pulang pakai taksi online saja."Rania m
MENCOBA MEMBUAT PERHITUNGANRania bangun dari tidurnya, ia menuju meja makan lalu mengambil jeruk manis yang sudah terhidang di meja makan, mengupasnya kemudian mengambil belahan demi belahan. Rania merasa sudah sedikit tenang."Bapak dimana, Bik" Tanya Rania saat ia mengetahui bibik melintas di tempat ia duduk."Ada di kamar tamu, Bu.""Kamu sudah mengantarkan kopi susu untuk Bapak ?" Tanya Rania lagi."Sudah Bu.""Terimakasih ya, Bik." Ucap Rania pada pembantunya yang luar biasa setia itu.Rania melanjutkan memakan jeruk manis tersebut sambil pikirannya terus menerawang membayangkan masa lalu dan memikirkan masa depannya.Ia telah menjadi istri Pak Yuda hari ini, akankah ia membiarkan rumah tangganya hancur lebur ?, namun bila ia bersikukuh mempertahankan rumah tangganya bagaimana dengan wanita itu ?, bagaimana dengan empatinya dan janjinya untuk tidak merebut suami siapapun ?.Apakah dengan mengembalikan Pak Yudha pada wanita itu mak
TENTANG MARINIMarini adalah wanita yang dinikahi Pak Yudha tanpa pernikahan yang resmi secara hukum negara.Marini dinikahi Pak Yudha dua tahun yang lalu saat istri Pak Yudha masih hidup.Marini dulu adalah mahasiswinya, hingga saat istri Pak Yudha meninggal, mestinya Marini mendapatkan tempat sebagai istri sah.Namun sayang, yang terjadi di luar dugaan. Rania muncul lagi di kampus.Pak Yudha mendengar kasus Pak Leo dengan Rania.Rania sebenarnya sudah lama mengenal Pak Yudha, bahkan lebih dahulu dari Marini itu sebabnya Pak Yudha merasa dekat dengan Rania. Secara kejiwaan Pak Yudha merasa ada sesuatu yang terhubung antara dirinya dengan Rania, semakin hari rasa nyaman itu makin tercipta hingga kemudian Pak Yudha mendapat tawaran dari Pak Leo.Pak Yudha mendapakan begiu banyak uang dari Pak Leo. Uang yang banyak juga janji bahwa Pak Leo akan mendukung penuh Pak Yudha menjadi dekan.Tawaran Pak Leo sangat menggiurkan. Pak Yudha menemui Marini dan
Ijinkan Rani bertemu Marini, Mas."Ujar Rania saat bersarapan pagi bersama Pak Yudha. Pak Yudha menatap makanannya dengan tatapan yang tidak bisa dimengerti."Untuk apa ?" Tanya Pak Yudha datar."Aku ingin semua selesai.""Selesai maksudnya ?" Pak Yudha bertanya lagi."Ya selesai.""Selesai maksudnya bagaimana ?""Urusan antara aku dan Marini.""Kita bisa menyelesaikannya berdua tanpa harus melibatkan Marini, Ran." Pak Yudha membuat pernyataan yang menjengkelkan."Kenapa Mas takut sekali bila aku bertemu dengan Marini ?, aku tidak akan bertengkar, aku hanya ingin meluruskan persoalan. Siapa tahu kami bisa berkolaborasi, menjadi madu yang baik."Rania bicara seolah tanpa luka."Ran, kalau kamu menginginkan kita bercerai aku akan mengurus semuanya tanpa merugikan kamu."Begitu ringan Pak Yudha bicara seolah tanpa rasa. Bahkan tanpa memandang ke arah Rania, tanpa sedikitpun ingin tahu bagaimana ekspresi Rania saat bicara tenta
KECEWA YANG BERULANGRania tersenyum mengenang kejadian berkeliling Banjarmasin dua hari yang lalu bersama Pak Yudha. Ia saaangat bahagia.Setiap kejadian yang terjadi bersama Pak Yudha adalah momen paling indah bagi Rania. Rania mencintai Pak Yudha dan cinta selalu mempunyai jalan keluar bagi setiap persoalan. Cinta selalu punya cara untuk memaafkan.Seperti itu juga cinta Rania terhadap Pak Yudha. Sebagai istri mestinya Rania marah-marah pada Pak Yudha suaminya yang telah mati-matian menyakitinya. Membohongi dirinya tentang keberadaan Marini. Membohongi dirinya perihal Pak Leo juga janji busuk mereka. Tapi, saat mengetahui bahwa Pak Yudha menyesali semuanya yang sudah ia buat maka secepat kilat Rania pun memberi maaf. Begitulah cinta.Hari ini Rania sibuk memasak di dapur. Ia sedang menyiapkan hidangan makan malam demi menyambut kedatangan suaminya.Hari ini Pak Yudha berulang tahun. Rania ingin membuat makan malam paling romantis untuk suaminya itu.
DI RUMAH MARINIPak Yudha telah usai melaksanakan kewajibannya bercinta dengan Marini.Ia menikmati sajian yang dihadiahkan oleh istrinya itu. Pelayanan Marini memang tidak selincah Rania dan kewanitaannya tidak selegit milik Rania.Tetapi Rasa rindu membuat Pak Yudha menikmati pelayanan wanita itu. Rindu yang sudah lama ia pendam.Ya, setiap lelaki selalu memiliki tempat sendiri untuk wanitanya. Semacam sekat dalam bilik cinta. Entah mengapa lelaki bisa melakukan hal itu, apa mungkin karena itulah lantas Tuhan mengijinkan poligami bagi lelaki.Entahlah.....M
Rania enggan beranjak dari tidurnya tapi keinginannya untuk ke kamar mandi begitu besar, itu sebabnya Rania bangun. Ia turun dari ranjang menuju kamar mandi yang berada dalam kamarnya.Sekeluar dari kamar mandi ia terkejut melihat pecahan kaca yang berserakan semalam sudah dibersihkan."Siapa yang semalam masuk ke kamar ini ?, kok aku nggak tahu ya ?"Rania berbicara dengan dirinya sendiri."Mungkin bibik," Rania bicara lagi. Ia tidak peduli dan kembali tidur.Adzan subuh sudah berkumandang namun karena Rania sedang menstruasi ia jadi enggan keluar kamar lagipula badannya masih terasa letih sekali akibat rasa kesal dan air mata semalam, Rania sama sekali tidak tahu kalau Pak Yudha suaminya sudah berada di rumahnya.Rania melanjutkan tidurnya.Di luar, Pak Yudha membersihkan ruang tamu, berjalan jalan di sekeliling taman sambil bersenandung kecil.Pak Yudha merasakan kedamaian saat ia haru
Rania mengikuti langkah Pak Yudha saat ia telah tiba disebuah butik terbaru di kota Banjarmasin ini.Banjarmasin, setiap sudut kotanya berisi kenangan, baik itu kenangan manis maupun kenangan pahit bagi Rania.Ada saja cerita yang melekat di sana, diantara jalanan beraspal, diantara tepian sungai, di menara pandang, di mall terbesar, di warung makan tepi jalan. Ada cerita yang menggantung di sana.Beruntung pemerintah Kota sekarang banyak merubah sekat-sekat yang ada demi perbaikan tata kota. Banjarmasin yang mulai indah kini menjadi jauh lebih indah.Meski jujur perubahan itu banyak mengurangi nilai kenangan masa lalu namun tak mengapa. Bukankah kenangan itu dinikmati dari rasanya bukan tentang bangunan nya."Ran..." Panggil Pak Yudha lembut.Mendengar panggilan itu Raniapun mendekat."Ada apa, Mas?""Sudah dapat pilihan gaunnya?" Tanya Pak Yudha."Belu
"Kamu mestinya harus bersyukur memiliki suami seperti Pak Yudha dia itu laki-laki yang baik, bahkan setelah istrinya meninggal dia masih mau menikahimu.Sebagai istri mestinya kamu harus lebih bisa menyayangi dan memanjakan suamimu.Jangan sampai dia marah lantas mentalak mu lagi, kamu harus bisa mengerti bagaimana caranya memperlakukan laki-laki dengan baik.Mama tahu kamu adalah anak perempuan yang paling disayang di rumah ini semua kebutuhan mu kami penuhi tapi tidak lantas hal itu membuat kamu menjadi besar kepala.Bagaimanapun juga saat ini kamu telah mempunyai suami meskipun jarak usia antara kamu dengan Pak Yudha sangatlah jauh tetapi kamu tidak bisa memanfaatkan hal itu semaumu sendiri."Mamah menasehati Marni. Mamah ingin Marni menjadi istri yang sempurna untuk Pak Yudha.Marni hanya mengangguk-anggukan kepala sambil memilin-milin rambut panjangnya dia sepertinya sedang memikirkan sesuatu.
Pak Yudha menyesali semua takdirnya. Dia merasa menjadi laki-laki paling bodoh di dunia. Andai saja dia . bersikap lebih tegas, pasti semuanya tidak akan seperti ini jadinya.Hari ini, Pak Yudha bukan hanya menyakiti Rania tapi dia juga sudah menyakiti Marni. Dia banyak menyakiti perempuan-perempuan yang sesungguhnya mencintainya.Rania melakukan segala kekasarannya itu karena cintanya kepada Pak Yudha. Dan Marni pun melakukan semua kegilaannya juga pasti didasari oleh cintanya kepada Pak Yudha.Andai mereka berdua tidak mempunyai rasa cinta mungkin akan sangat mudah bagi mereka melupakan jalan yang sudah menyakiti mereka.Tetapi mereka berada pada pusaran cinta. Cinta akhirnya membuat sebuah kebodohan bagi mereka. Cinta juga yang akhirnya menelanjangi diri mereka.Menunjukkan sebuah kekuatan, padahal aslinya mereka berada dalam kelemahan.Itu adalah hal yang saa
Rania mengetahui semua tipu muslihat yang dilakukan oleh Marni.Rania juga tahu bahwa saat ini Pak Yudha menyembunyikan semuanya.Meski begitu Rania tidak ingin bertanya kepada Pak Yudha perihal apapun.Meski dia tahu bahwa uang pak Yudha hampir habis karena tingkah laku Marni.Yang paling membuat jengkel adalah saat mengetahui bahwa ternyata Pak Yudha suami sah nya masih menyembunyikan semua keburukan yang dilakukan oleh Marni entah apa alasannya.Mungkin karena Pak Yudha tidak ingin Rania marah atau karena Pak Yudha enggan terlibat pada permasalahan yang jauh lebih besar atau mungkin karena Pak Yudha masih mencintai Marni sehingga dia tidak mau ada permasalahan yang menimpa Marni.Pagi itu saat sarapan pagi bersama di meja makan, Rania melihat wajah Pak Yudha sepertinya tidak tenang seperti ada sesuatu yang sedang dipikirkan. Rania menjadi bin
Hari berganti, bulan berjalan, Pak Yudha terus berada di dalam rumah Rania sebagai istrinya yang sah. Rania sangat menikmati keberadaan Pak Yudha. Dia sudah tidak memiliki kecurigaan lagi karena jelas Pak Yudha mengatakan bahwa antara Pak Yudha dengan Marni sudah bercerai.Meski kadang kekhawatiran itu muncul karena dipacu oleh ketakutan yang kadang datangnamun sebisa mungkin Rania menahan semuanya supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.Yang penting sekarang adalah kemauan dan kemampuan Rania untuk memperbaiki keadaan, untuk melayani dengan baik dan juga untuk membahagiakan Pak Yudha supaya hati laki-laki itu tidak pergi kemanapun.Bahasa yang lebih tepat adalah Rania berusaha untuk merawat Pak Yudha, merawat cintanya secara lahir maupun batin.Setidaknya itulah yang Rania rasakan saat ini meskipun beberapa hari belakangan Rania melihat ada sesuatu
Pagi ini Pak Yudha terbangun dari tidurnya. Sudah dari semalam dia tidur di rumah Rania, dia bahkan tidak menceritakan tentang perceraiannya dengan Marni.Pak Yudha masih belum siap mengatakan hal itu kepada Rania meskipun sejatinya hal itu adalah cerita yang mungkin paling ditunggu oleh Rania selama ini.Tidak pernah terbesit dalam hati Pak Yuda untuk menikahi Rania kemudian menceraikan Marni. Pernikahan dengan Rania ini awalnya adalah pernikahan main-main saja."Mas, sarapan yuk!! Sarapannya sudah siap, " kata Rania kepada Pak Yudha."Iya, sebentar lagi sayang, Mas mau mandi dulu ya."Rania kemudian mendekati Pak Yudha dengan gaun tidurnya yang sangat indah, rambutnya juga sudah disanggul rapi, pipinya bersemu merah lipstiknya pun menggoda ."Rania boleh ikutan mandi bareng Mas Yudha?".
Marni bukan perempuan biasa yang lantas kemudian dia mudah menyerah atas apa yang sudah dilakukan oleh Rania.Dia merasa sudah cukup lama mengalah, hari ini Marni tidak ingin lagi mengalah lagi, dia sudah lelah terus-menerus berada dalam posisi yang tidak nyaman itu sebabnya dia melakukan banyak kegiatan dengan menghabiskan uangnya berfoya-foya sesuai dengan keinginannya saja.Dulu sebelum Pak Yudha mengenal Rania Marni adalah satu-satunya perempuan yang dicintai bahkan lebih dicintai daripada istrinya sendiri.Tapi setelah mengenal Rania semua menjadi berubah, Pak Yudha menjadi tidak lagi sayang terhadap Marni bahkan janji untuk mengantarkan ke dokter pun Pak Yudha melupakannyaHati Marni menjadi terluka sakitnya terasa luar biasa bila dulu dia bersalah mengijinkan Pak Yudha menikah dengan Rania hanya demi uang yang bakal dia terima. Apakah kesalahan itu
Hari itu Rania bercanda ria dengan Pak Yudha. Pak Yudha tidak pernah tahu bahwa hari ini Rania sudah melakukan sesuatu yang diluar dugaannya dan ia sendiri tidak menyangka bahwa Rania bisa melakukan hal itu.Rania berulangkali menggoda Pak Yudha."Siapa suruh tidurnya kelamaan akhirnya kan nggak bisa ke kampus.""Kamu sih nggak dibangunkan.""Ih Rani, sudah bangunkan bolak-balik dan Mas cuma bilang Hhhhh. . . Iya, iya, nanti.""Sampai capek Rani dibuatnya." Rania menjelaskan."Oh jadi sekarang capek ya melayani aku.""Bukan begitu maksudnya." Rania merajuk seperti anak kecil tetapi hari ini dia bahagia karena Pak Yudha ada di sampingnya. Setidaknya dia berhasil mengalahkan Marni hari ini.Rania bukan tipe perempuan yang mau berbagi, jangankan terhadap Pak Yudha yang luar biasa, dulu semasa menjadi istri Pak Leo pun Rania tidak ingin berbagi, lelah rasanya harus berbagi cinta.Karena, ini hati bukan
Rania baru saja masuk kedalam rumahnya. Ia telah berjalan-jalan berkeliling hari ini. Karena rasa sakitnya terhadap Pak Yudha suaminya itu ternyata benar-benar membuat ia kecewa.Rania langsung masuk kamar, membersihkan tubuhnya kemudian pergi tidur.Ia tidak ingin terus-menerus bergelut dalam permasalahan yang tidak pasti dan sampai hari ini dia tidak menemukan bagaimana caranya agar dia bisa terbebas dari permasalahan bersama Pak Yudha.Rania kemudian melanjutkan tidurnya membiarkan tubuhnya tenang berada di dalam awang-awang.Hingga kemudian alarm ponselnya berbunyi ia meraih ponsel itu dan kemudian mematikannya dengan jemari tangan kanannya lalu ia tidur lagi. Lima menit kemudian ponsel itu berbunyi lagi. Rania kemudian mengubah posisinya dari tidur menjadi duduk dan meraih ponsel itu lagi, sudah pukul tiga dini hari. Sebentar lagi waktunya subuhAda sebelas panggilan tak terjawab dari Pak Yudha.Rania lupa, tad
Rania meninggalkan Pak Yudha dengan Marni yang menatap dirinya penuh tanda tanya.Rania mencoba menyingkirkan rasa sakitnya, bagaimanapun juga ia merasa tidak nyaman saat ini, tetapi ia tetap harus tegar.Di dalam pikirannya saat ini bagaimana caranya membalas dendam agar Pak Yudha cemburu.Tidak elit rasanya kalau membiarkan dirinya cemburu sendirian.Wow Rania cemburuSemudah itukah membuat Rania cemburu hanya karena Pak Yudha sedang berjalan bersisian dengan Marmi. Tidakkah Rania melihat perbedaan antara dirinya dengan Marni dan laki-laki waras pasti akan berpikir seribu kali untuk meninggalkan Rania."Halo Rania apa kabar ?""Oh Profesor Malik kabar baik, kabar Profesor bagaimana ?""Luar biasa baik dan sepertinya akan semakin baik setelah saya menjumpaimu.""Ah Profesor bisa aja, bercandanya jangan kelewatan.""Beneran, siapa yang tidak bahagia ketemu dengan kamu, sep