Share

07 - Godaan

Penulis: Di_evil
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Menunggu adalah hal paling tidak menyenangkan bagi Sarla. Terlebih, tanpa kepastian yang jelas atas keputusan sudah dibuatnya. 

Rasa mual pada sosok pria menyebalkan nan sombong, Wilzton, tak terbendung sejak mereka terakhir berbicara tadi di dalam. Debat tentu mewarnai.

Dirinya diusir paksa dari ruangan tidur pria itu. Tak ada pilihan selain menanti Wilzton keluar. Dan, ia sudah berdiri di depan pintu hampir setengah jam. 

Kedua kakinya mendapatkan efek, pegal-pegal. Ia harus segera beristirahat untuk memulihkan tenaga dan pikiran yang masih senantiasa terkuras.

Rasa kantuk juga menyerang karena waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Namun, tidak bisa pergi ke kamarnya. Ia membutuhkan jawaban yang lebih pasti lagi. 

Benar, kesepakatan secara tertulis agar semua jelas dan juga memiliki dasar hukum. Jika terjadi masalah yang tak diduga-duga, ia bisa menuntut. 

Wilzton Davis tipikal pria yang misterius. Ia tidak bisa merasakan keamanan dekat dengan pria itu. Selalu diterapkan kewaspadaan. Tak akan pernah bisa memercayai Wilzton.

Pria itu juga menyalakan sinyal bahaya di dalam dirinya. Godaan yang terlalu kentara diberikan oleh Wilzton kepadanya.

Terutama mengajak ia untuk tidur bersama. Tidak akan pernah terjadi. Meskipun nanti di dalam kontrak dipersyaratkan, ia punya hak menolak. Tak akan bisa tunduk begitu saja.

"Apa kegiatan dia di dalam sampai belum keluar juga? Menyebalkan." Sarla menggerutu kesal.

"Jangan-jangan dia sudah tidur. Cih." Sarla kian jengkel akan kemungkinan yang muncul di kepala.

Jelas akan kian jengkel jika memang benar apa di pikirannya sampai menjadi kenyataan. Tentu saja ia akan melakukan sebuah tindakan. 

Ide pun bisa dengan cepat tercipta. Ingin segera ditunjukkan. Namun, logika masih melarang. Diputuskan untuk menunggu beberapa menit lagi keluarnya Wilzton Devins. Punggung disenderkan di depan pintu.

Pikiran kembali bak benang kusut. Memang belum didapatkan jalan keluar yang pasti atas masalah tengah dihadapinya.

Walaupun, sudah disepakati dengan Wilzton sebuah perjanjian. Namun, bayang kecemasan menghantuinya. Firasat juga tak kian bagus. Dilema juga menghinggapi dirinya.

Terutama, tentang persyaratan bercinta yang sudah sempat disinggung oleh pria itu. Jika sampai benar ada di dalam kesepakatan ditulis nantinya. 

Tidak akan pernah bisa diterima. Sungguh konyol serta memberatkan dirinya. Perlawanan sudah pasti ia akan berikan agar bisa membatalkan semua.

"Astagaaa!" Sarla berseru cukup kencang dengan keterkejutan yang begitu besar. Keseimbangan dari tubuhnya pun mengalami goyah seketika.

Hendak jatuh ke belakang, menyentuh lantai yang dingin. Tak dapat dilakukannya antisipasi. Sudah memasrahkan jika harus terjadi. 

Kedua matanya pun dipejamkan. Beberapa detik lagi, pantat sudah akan mendarat dengan keras. Ia hanya berharap tak akan menimbulkan sakit ataupun kebas parah.

"Tolong janganlah memelukku terlalu erat, Miss Sarla. Kau membuatku tidak bisa bernapas."

Sarla langsung membuka lebar-lebar kedua kelopak mata. Pusat pandangan pun terarah tepat ke wajah Wilzton. Seringaian diperlihatkan pria itu memuakannya. 

Dan, ketika sadar akan apa yang Wilzton sampaikan. Sarla pun mengalihkan perhatian ke tangan kanan dan juga kirinya yang melingkari tubuh kekar pria itu.

Sungguh tidak disangka-sangka. Lalu secara cepat dilepaskan. Dilanjut berjalan menjauh. Walau, masih saling berdiri berhadap-hadapan.

"Aku tidak pernah bermaksud memelukmu. Jangan pernah terlalu percaya diri jika aku ingin dengan sengaja melakukannya." Sarla membalas dengan nada suara yang datar.

"Kau sudah menuliskan kesepakatan?" Sarla mengajukan pertanyaan sembari melihat ke arah tangan kanan Wilzton yang memegang beberapa lembar dokumen.

"Tentu saja sudah selesai. Kau harus menandatangani sekarang."

Sarla tidak memberikan jawaban apa-apa, mulutnya dibungkam. Sedangkan, diambilnya secara cepat perjanjian tertulis tersebut. 

Dibaca halaman demi halaman dengan teliti dan serius. Tidak ingin sampai ada yang terlewatkan barang satu pun poin yang diajukan kepadanya. 

Mencari juga jika ada kejanggalan dan merugikan bagi dirinya nanti. Namun, belum ditemukannya.

"Apa sesuatu mengganggumu?"

Wilzton melebarkan seringaian, ketika Sarla sudah menatap ke arah matanya. "Katakan saja apa yang membuat kau terganggu. Tapi, aku sudah membuat syarat tidak memberatkanmu."

"Kenapa kau tidak menuliskan tentang syarat bercinta? Atau aku tidak melihat?"

"Rasanya sudah semua aku baca. Dan, aku belum menemukannya. Apa yang kau rencanakan, Mr. Wilzton?"

Ledakan tawa keras dilakukan Wilzton sebagai bentuk reaksinya atas pertanyaan konyol dari Sarla. 

Lalu, dengan cepat ditariknya pinggang wanita itu sehingga begitu mendekat ke arahnya. 

Wajah pun dimajukan. "Rencanaku? Membuat kau memohon agar aku bercinta bersamamu."

"Aku memang sengaja tidak menuliskannya karena aku yakin bisa membuatmu memintaku untuk mencicipi setiap jengkal tubuhmu dan memberi kepuasan."

.............


Komen (1)
goodnovel comment avatar
Vivi Noviyanti
semangaaaaaattttt up nyaa😊
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • UNCONTROL CEO DESIRE (INDONESIA)   8 - Taktik Nakal

    Wilzton merasakan kesunyian cukup mencekam, saat masuk ke dalam kamar tidur Sarla. Sedangkan, suasana juga gelap. Tanpa ada nyala lampu yang menerangi.Namun demikian, ia masih tak menemukan kendala berjalan ke ranjang tidur wanita itu dengan langkah santai saja. Seringaian dibentuknya pada wajah. Tatapan lurus ke depan."Miss Sarla!" Wilzton berseru kencang, sengaja.Salah satu sudut bibir semakin dinaikkan. Ia sudah berdiri di samping tempat tidur yang digunakan oleh Sarla.Arah pandang pun telah terpusat penuh ke sosok wanita itu. Tak ada tanda-tanda respons dari Sarla. Walau, volume suaranya terbilang keras. Ia begitu yakin sudah didengar. Tak mungkin tidak."Aku kira kau tidak akan malas lagi. Ternyata, masih saja kau lakukan kebiasaanmu. Cepat bangun! Kau tidak boleh menjadi pemalas."Telinga Sarla langsung memanas karena seruan begitu kencang nan penuh sindiran diucap oleh seseorang.Sangat dikenalinya dengar benar pemilik

  • UNCONTROL CEO DESIRE (INDONESIA)   9 - Calon Istri

    Sarla membutuhkan waktu selama lebih dari satu jam untuk menyelesaikan dua pancakes berukuran sedang untuk menu sarapan dirinya dan Wilzton.Ditambah dengan dua gelas jus strawberri yang diminta secara khusus oleh pria itu kepadanya tadi.Semua sudah terhidang di meja makan berbentuk bulat yang cukup besar. Tak ada makanan lainnya tersaji.Dan secara tiba-tiba saja, Sarla mengingat momen sarapan di rumah bersama ayah, ibu, serta sang kakak dengan menu beragam dibuatkan oleh para pelayan. Semua sangat enak, ia rindu.Penyesalan pun juga menyelimutinya atas sikap dan gaya hidup glamour selama ini sudah dijalani. Namun, tak akan berlaku permohonan maaf dari dirinya.Dan, tetap harus menjalani hukuman sebagaimana mestinya yang sudah ditetapkan oleh ayah dan sang ibu. Entah sampai kapan, tak ada kejelasan yang diberitahukan Wilzton.Pria itu masih ingin menunjukkan kemisteriusan pada dirinya. Ia enggan untuk lebih terpancing lagi.Ta

  • UNCONTROL CEO DESIRE (INDONESIA)   10 - Cincin Pengikat

    "Kenapa sangat sulit?" gerutu Sarla dalam intonasi yang rendah saja, namun sarat akan penekanan."Kenapa aku tidak bisa menemukan pemecahan? Aku yang bodoh atau bagaimana? Ya ampun!"Sarla memukul kepalanya. "Ayo, berpikir."Sementara, kedua matanya terpusat memandang ke arah tablet dan juga laptop terletak di atas meja. Lebih tepat pada pekerjaan menghitung gambar hotel yang tengah dilakukan.Belum selesai dirinya kerjakan semua. Baru setengah lebih saja berhasil dituntaskan dengan hasil yang tidak diyakini benar."Kenapa dia harus memberikanku pekerjaan yang sulit?""Apakah mau membuatku terlihat semakin bodoh saja, ya? Cih, dia pembullying sejati."Kepala sudah pusing bukan main. Tentu efeknya harus demikian karena kebingungan yang sedang melandanya pun begitu besar. Perlu beristirahat sejenak.Namun, tidak mungkin bisa dilakukan. Ia harus segera menyelesaikan pekerjaan diberikan oleh Wilzton Davis.Waktu

  • UNCONTROL CEO DESIRE (INDONESIA)   11 - Efek Mabuk

    Wilzton masih tidak menyangka jika Sarla akan mampu menghabiskan dua botol wine hanya dalam waktu dua jam saja. Di matanya, wanita itu seperti tidak kuat mengonsumsi minuman beralkohol dengan jumlah yang banyak, paling hanya akan beberapa gelas saja.Ternyata, dugaan meleset. Namun memang tak semua. Ya, kecuali ketahanan Sarla terhadap efek wine yang diminum.Wanita itu mabuk berat dan kehilangan kesadaran, tidak sampai pingsan atau tertidur memang. Tetapi, diajak berkomunikasi mulai sulit."Miss Sarla, apa kau masih terjaga?" tanyanya basa-basi, sebagai pembuktian.Ya, ingin melihat reaksi dari Sarla akan sesuai akan prediksi ataukah tidak. Jika bisa memberi balasan yang tepat, maka kesadaran wanita itu masih bisa bekerja.Tidak perlu repot-repot melibatkan diri untuk mengurus Sarla, dalam artian mengantar ke kamar tidur."Miss Sarla, kau baik-baik saja bukan?" tanyanya ulang, suara lebih dikeraskan.

  • UNCONTROL CEO DESIRE (INDONESIA)   12 - Godaan Sensual (Mature Content)

    Sarla sudah merasakan pusing yang teramat pada bagian kepala sejak beberapa menit pasca bangun dari tidurnya.Namun, ia tak bisa membuka kedua kelopak mata yang rasanya begitulah berat. Dipilih untuk tak berusaha lebih keras. Akan sia-sia saja.Sarla pun sudah tahu penyebab dari rasa pusing hebat yang menyerangnya. Ya, karena mabuk.Jika tak salah ingat, ia menghabiskan lima gelas lebih yang berukuran besar. Tidak mengherankan dirinya seperti ini.Namun, tak akan ada penyesalan. Meski juga masalah menimpanya harus tetap dijalankan hingga akhir. Kenyataan yang enggan diingatnya.Hanya akan menimbulkan rasa bersalah dan sesal di dalam dirinya. Teringat pula dengan ayah serta sang ibu.Kerinduan semakin besar. Masih tak ada komunikasi bisa dilakukan, walau lewat telepon. Entah sampai kapan waktunya menghubungi."Siapa yang memelukku?" Sarla pun melontarkan kalimat tanya dengan nada yang begitu terkejut. Bahkan, me

  • UNCONTROL CEO DESIRE (INDONESIA)   13 - Perkara Baru

    "Jadi, Wilzton sedang tidak ada di kantor? Dia libur atau hanya datang terlambat?"Christoper menaikkan kedua ujung bibirnya secara bersamaan, saat menyaksikan Varoline Roberts yang tertawa. Ia senang melihat ekspresi sekretaris dari sang sahabat, Wilzton Davis.Varoline pun kian memesona di matanya. Kekaguman bertambah. Ia harus mengakui juga ketertarikannya semakin kuat pada Varoline. Ya, sebagai pria dewasa."Maaf, aku tertawa. Maaf juga jika terlihat tidak sopan sikapku ini, Mr. Parker."Christoper ikut tergelak. Tangan kanan dikibaskan dengan gerakan ringan. "Tidak masalah. Kau bebas tertawa tentang apa pun kau inginkan," jawabnya dalam nada menggoda."Kau membalas seperti ini, seolah menegaskan aku tidak punya kesopanan. Tapi tadi kau juga salah, ucapanmu meragukan apa yang aku sampaikan. Kau membalas dengan nada ejekan."Christoper masih tertawa. "Begitulah. Baiklah. Apa kau mau memaafkanku?" tanyanya dalam nada serius. Sudah di

  • UNCONTROL CEO DESIRE (INDONESIA)   14 - Mantan Kekasih

    Wilzton tidak bisa menolak ajakan Varoline Roberts untuk makan siang bersama di restoran yang telah cukup sering mereka berdua kunjungi, walaupun jam sudah menunjukkan pukul tiga sore.Lagi pula, ia sedang tidak merasa lapar sama sekali. Namun, masih dihargainya Varoline. Akhirnya ajakan wanita itu diterima. Tentu, dengan rasa curiga muncul.Meski demikian, Wilzton memutuskan untuk tidak bertanya lebih dulu. Mengikuti saja permainan yang disiapkan Varoline.Maksudnya adalah serangkaian pertanyaan akan diajukan oleh wanita itu kepada dirinya. Sudah siap untuk dijawab semuanya tanpa terkecuali. Ia sudah terbiasa untuk bersikap jujur."Jadi, kau tetap tidak mau memberitahuku? Sampai kapan kau akan merahasiakan semua? Ah, tidak seru. Aku tidak suka cara mainmu."Wilzton mengerutkan keningnya. "Apa maksudmu? Aku sungguh tidak paham apa ucapanmu, Kak," jawabnya dengan jujur. Sesuai dengan isi pikirannya sekarang."Kau senang sekali bermain r

  • UNCONTROL CEO DESIRE (INDONESIA)   15 - Rasa yang Aneh

    Wilzton merasakan konsentrasi bekerja sudah menurun sejak selesai pertemuannya dengan Gerret. Ia ingin segera kembali ke rumah, hendak melihat Sarla. Entah mengapa timbul rasa rindu yang besar kepada wanita itu.Namun, harus ditahan niatan tersebut karena sejumlah dokumen harus diperiksa. Memakan waktu hingga pukul sepuluh malam, baru semuanya bisa dituntaskan. Setelah selesai, ia bergegas meninggalkan kantor ke mansion.Tak dibutuhkan waktu tempuh yang lama. Dan, ketika sudah sampai, tempat yang dituju adalah lantai tiga, di mana kamar tidur ditempati oleh Sarla berada. Ingin ditemuinya wanita itu. Dorongan sangat kuat untuk berjumpa langsung."Aku pikir kau tidak akan kembali, Mr. Davis."Wilzton menghentikan kaki-kaki panjangnya berjalan karena mendengar lontaran pertanyaan dari Sarla. Ia kenal betul jenis suara wanita itu, tidak akan salah menebak.Segera diedarkan pandangan guna menemukan keberadaan Sarla. Tak memakan waktu lama, kurang dari s

Bab terbaru

  • UNCONTROL CEO DESIRE (INDONESIA)   25 - Godaan Saudara Wilzton

    "Aku kira kau akan menginap di sana."Sarla langsung berhenti mengunyah kentang di dalam mulut. Hanya sesaat, ketika menggelengkan kepala guna menjawab pertanyaan kakaknya.Sarla pun kembali memasukkan sepotong tomat, tentu selepas menelan kentang. Diperhatikan lekat sosok Christoper. Senyum kakaknya tampak aneh."Apa yang kau pikirkan?" Sarla bertanya curiga."Tentang kemalanganmu, Adikku. Kau pasti merasa kecewa karena tidak bisa bercinta dengan Wilzton."Sarla langsung mendelikkan mata. Menunjukkan bahwa jawaban sang kakak sudah membuatnya jadi begitu terkejut. Memang, tak disangka-sangka.Reaksi yang diberikan sudah pasti menyebabkan tawa sang kakak keluar. Jelas, ia semakin jengkel. Harus diakui Christoper mudah mencandainya."Aku masih tidak percaya adikku ini sekarang tidak anak kecil lagi. Tapi, wanita dewasa yang sudah bisa bercinta. Padahal, dulu kau itu cengeng."Sarla menambah delikan mata. "Kau juga sering bercinta

  • UNCONTROL CEO DESIRE (INDONESIA)   24 - Tangisan Rindu Sarla

    Waktu berjalan cepat karena Sarla mengisi harinya dengan kesibukan bekerja. Tak terasa sudah dua minggu, sejak ia kembali ke New York.Sarla menempati lagi mansion miliknya yang telah ditinggali selama enam tahun belakangan ini. Tak jauh dari kediaman orangtua dan kedua kakaknya.Sarla lebih banyak berada di kantor, datang pukul delapan. Dan, baru pulang lewat dari jam sepuluh. Pernah juga hingga dini hari, satu minggu lalu.Bukan diakibatkan karena pekerjaan benar-benar banyak atau menumpuk. Hanya saja, memanglah dengan sengaja membuatnya dirinya sibuk.Bertujuan agar tidak terus memikirkan hal lain kurang penting yang dapat menyebabkan timbul perasaan gundah, menyerang kenyamanan.Tentu sangat berkaitan dengan hatinya. Ya, lebih tepat sosok Wilzton. Selalu dapat diingatnya pria itu. Terus muncul begitu saja di dalam benaknya.Sudah berupaya untuk tak memikirkan apa pun yang ada hubungan akan Wilzton. Namun, ia gagal melakukannya. Kenangan

  • UNCONTROL CEO DESIRE (INDONESIA)   23 - Kesempatan Mantan Kekasih

    Ayah dan juga ibunya sudah berangkat ke bandara, pukul tiga pagi untuk penerbangan ke Swedia. Akan di sana selama hampir tiga minggu kedepan.Sarla sudah tentu kecewa karena kebersamaan dengan orangtuanya kurang dari 24 jam. Masih tersisa rasa rindu besar pada ayah dan sang ibu.Namun, Sarla memilih mengalah. Ia bukanlah lagi anak kecil. Sudah mendekat ke usia tiga puluhan sebentar lagi. Jadi, harus diutamakan kedewasaan dalam bersikap ataupun berpikir untuk segala hal.Lagi pula, ia telah berjanji akan berubah menjadi sosok wanita yang lebih baik dan berprestasi dalam dunia bisnis. Dengan tekad kuat diwujudkan."Sarla …,"Suara berat yang memanggilnya sangat dikenali dengan betul. Maka, langsung saja bangun dari sofa dan berlari ke arah kakaknya, Charlem.Memeluk dengan erat, saat sudah berada di depan saudara sulungnya itu. Tawa keluar. "Aku rindu.""Aku juga sama. Kau baik-baik saja?"Sarla mengangguk sekali. La

  • UNCONTROL CEO DESIRE (INDONESIA)   22 - Peninggalan Wilzton

    Sarla sadar semangatnya hari ini begitu besar. Ia mempelajari semua buku dan file-file yang diberi oleh Wilzton sebelum pergi dari rumah.Sarla pun merasa bangga sekaligus takjub dengan kemampuannya sendiri karena hampir keseluruhan bahan materi. Banyak ilmu baru didapatkan.Bahkan, ketika masih di universitas, rasanya tidak kompleks dan juga lengkap seperti yang sedang dipelajari, kini. Atau mungkin dirinya tak terlalu bisa menyerap semua pembelajaran dari para dosen.Sarla percaya diri bahwa akan bisa pebisnis yang lebih cakap serta juga cerdik nantinya. Ia ingin ikut mengembangkan beberapa perusahaan ayahnya bersama dengan Christoper dan Charlem.Memang, pengalamannya masih kalah dibanding kedua kakak laki-lakinya. Namun, Sarla yakin akan bisa memanfatkan kesempatan dan peluang.“Selain tampan, dia benar-benar cerdas.”Sarla langsung menutup mulutnya yang baru saja selesai melontarkan pujian untuk Wilzton. Tak disebabkan karen

  • UNCONTROL CEO DESIRE (INDONESIA)   21 - Pengurangan Hukuman Sarla

    Wilzton segera meluncur ke kantor, selepas dikabari oleh sekretaris barunya tentang kedatangan Badav Parker. Ya benar, orangtua Sarla. Sekaligus juga mitra bisnis ayahnya.Sudah, tiga tahun belakangan ini, Wilzton mengambil alih tugas sang ayah meladeni para rekanan dan perusahaan. Kedua kakaknya tentu turut andil. Mereka saling membantu.Hanya saja, kunjungan Badav Parker hari ini terasa cukup berbeda. Tidak akan menyangkut soal kerja sama. Pasti punya kaitan dengan Sarla. Wilzton yakin tebakannya benar.Bukan jadi masalah jika memang tak salah. Ia sudah siap melaporkan perkembangan dan perubahan yang ditunjukkan oleh Sarla. Kecuali, fakta tentang mereka sudah bercinta.“Hai, Nak.”

  • UNCONTROL CEO DESIRE (INDONESIA)   20 - Kian Panas Gairah (Mature Content)

    Sarla sudah bangun sejak pukul enam. Tidurnya tak dapat nyenyak. Bukan karena pikiran disita oleh banyak hal, tetapi disebabkan keberadaan Wilzton.Mereka masih tidur bersama di kasur yang sama, walau percintaan telah selesai sejak tengah malam. Wilzton bahkan terus memeluk dengan erat. Pria itu sudah lama jatuh ke alam mimpi.Wajar jika Sarla merasa begitu gugup dan tak bisa larut dalam tidur yang lelap. Terlebih, mereka telah melewatkan malam panas nan membara.Rasa lelah serta kantuk pun dengan mudahnya hilang oleh kegugupan. Degupan jantung semakin mengalami peningkatan dalam dekapan Wilzton.Dan, tak muncul niatan untuk melepas pelukan pria itu. Karena, begitu hangat. Meskipun, tidak akan terlalu baik bagi ketenangan irama jantungnya.Sarla belum bisa memahami betul bagaimana rasa yang sesungguhnya ia punya untuk Wilzton. Cinta atau sekadar kekaguman dengan tingkat tinggi?Pria itu pantas untuk diidolakan. Kelebihan Wilzton banyak. Mula

  • UNCONTROL CEO DESIRE (INDONESIA)   19 - Bercinta (Mature Content)

    Wilzton sudah meningkatkan suhu mesin pendingin ruangan di kamar tidurnya ini, namun ia tetap saja merasa gerah. Ingin melepas kaus dikenakan.Sebenarnya tidak keluar banyak keringat. Karena memang belum memasuki musim panas yang terasa menyengat. Justru baru awal bulan Maret.Apa yang sedang Wilzton rasakan murni reaksi tubuhnya sebagai pria dewasa oleh rangsangan. Tentu berefek pula pada gairahnya yang bangkit.Pikiran juga semakin tidak dapat dikontrol. Dalam artian menghindari hal-hal yang bersifat sensual. Justru muncul fantasi-fantasi semakin nakal.Sosok Sarla tanpa mengenakan sehelai benang pun menjadi tokoh utama di dalam imajinasinya. Sebab, wanita itulah yang sudah membuat dirinya jadi berhasrat. Menginginkan percintaan panas.Pengekangan hawa nafsu selama beberapa tahun agar tak memiliki hubungan sebatas di ranjang saja bersama wanita, bukan perkara yang mudah untuk Wilzton kendalikan. Tetapi, sejauh ia telah berhasil.Mung

  • UNCONTROL CEO DESIRE (INDONESIA)   18 - Nafsu Bergelora (Mature Content)

    Sarla merasakan pergantian waktu begitu lama dari siang hingga malam. Perasaan tidak tenang pun masih mengganggu dirinya.Tak ingin melakukan apa-apa, hanya diam saja di dalam kamar. Tugasnya dalam mempejari dokumen-dokumen bisnis tidak dilanjutkan. Konsentrasinya sungguh lenyap.Memang kedatangan Gerret sangat memberi pengaruh kepadanya. Walau, mereka hanya berjumpa sebentar saja. Tetapi, tetap saja kata-kata pria itu membekas untuknya. Selalu dipikirkan. Walau, logika terus menolak menerima.Terlepas bagaimana sifat negatif Gerret yang dulu sudah memicu berakhirnya jalinan asmara di antara mereka. Masih tetap ada rasa percaya yang tersisa pada pria itu. Tak akan mungkin sang mantan kekasih mengutarakan hal yang bohong.Bodohnya, ia tidak terlalu senang saat Gerret berjanji akan segera menolongnya lepas dari Wilzton.Rasa antusias pada dirinya sudah tentu wajib tercipta karena akan dapat pulang. Bertemu dengan ayah dan ibunya yang sudah dirindukan

  • UNCONTROL CEO DESIRE (INDONESIA)   17 - Kedatangan Mantan Kekasih

    Sarla hanya berganti pakaian, tak menggunakan lotion pada tubuhnya. Ia benar-benar segera bergegas menuju ke lantai teratas mansion Wilzton. Ya, ke kamar tidur utama.Tujuannya tentu ingin menemui pria itu. Menanyakan soal sebuah kartu debit milik Wilzton yang ditemukan di atas mejanya tadi. Harus dikonfirmasi alasan pria itu menaruh benda tersebut di kamarnya. Tak ingin salah persepsi.Pesan apa pun tidak ditinggalkan oleh Wilzton. Semakin menguatkan rasa bingung dirinya saja. Enggan untuk menarik kesimpulan tanpa mendapatkan penejelasan dari pria itu.Tentu, ia berharap bahwa Wilzton sedang tidak berniat mengerjainya. Mengingat, hubungan di antara mereka berdua baru membaik.Sepertinya tak mungkin pria itu ingin bersikap jahil menggunakan iming-iming uang. Wilzton cukup dewasa."Apa dia sudah berangkat?" Sarla bergumam ragu. Lalu, kepalanya digelengkan. "Dia bilang pergi pukul sepuluh."Setelah menyelesaikan monolog singkatnya, ketukan pad

DMCA.com Protection Status