"Kamu tidak mau menyingkirkan dari tubuh yang memang bagus ini?" tanya Jose pada wanita yang masih berada dalam dekapannya. Dia tidak akan memaksakan Victoria untuk menerimanya, kesabaran Jose terlalu luas untuk ini."Eh, maaf Jose, tadi aku tiba-tiba ke peluk sama kamu," ucap Victoria canggung.Jose menjauh sedikit darinya, namun tawanya terdengar di tempat itu, dia tidak percaya bisa melihat wajah merah jambu milik Baby Victor yang malu-malu saat ingin bersentuhan bibir, beruntungnya dia melepaskan, kalau tidak, Jose akan selamanya melakukan itu."Jose! Kamu sedang tertawa karena apa? Ayo katakan?!"Victoria mendekati Jose dengan membawa bola basket, akan tetapi Jose justru kebalikan tubuhnya masih tertawa begitu dirinya sudah di ganggu wanita ini."Astaga, ayo katakan sama aku, tidakkah kamu melihat ke arah sini? Kita bisa bicara, kenapa kamu tertawa? Ada yang salah dengan aku?"Jose menoleh ke arah Victoria dengan mudah, namun tangannya ada di kedua pipi wanita itu."Pipi kamu mer
Gana berdiri di depan pintu yang terbuka lebar, dengan berhasil masuk begitu saja melihat Marcho yang ada di dalam ruangan.Dokter dan perawat lain menyingkir ketika Gana masuk, membiarkannya melihat anaknya sendiri, satu hal lagi, karena rasa takut mereka terhadap ekspresi Gana."Lebih menyeramkan dari tatapan iblis, padahal pakai kaca mata," bisik perawat.Mereka pergi dan meninggalkan ruangan itu, membuat Gana berubah ekspresi lagi, karena anaknya masih terbaring lemah."Marcho, jangan tinggalkan Papa Gana, hanya kamu cahaya buat Papa, kita akan berkumpul lagi dengan Mama kedua, dia tidak boleh direbut pria brengsek, kita akan mendapatkannya, kamu harus sembuh."Gana mengecup dahi anak itu, membiarkan anaknya beristirahat kembali. Emosinya mereda setelah mengetahui Marcho selamat, walaupun ini hanya operasi sementara dan hanya bisa dilanjutkan dengan operasi transplantasi ginjal yang cocok, namun setidaknya akan menunda kematian yang di perkirakan oleh pihak rumah sakit.Sekarang g
"Katakan sekali lagi yang tadi kamu katakan tentang siapa aku Gana? Aku ingin mendengarkan, walaupun tidak akan mengubah apa pun itu, kamu akan tetap menerima hukuman dari pemukulan Jose, tidakkah kamu bisa meredam emosi setelah leher kamu patah menjadi dua dari dalam? Aku bisa melakukannya, bahkan saat otakmu keluar dengan paksa, aku pun bisa mengambilnya, tinggal kamu pilih yang mana?" tanya Victoria memberikan pilihan.Gana merinding, aura gelapnya hilang seketika ada Victoria mendekatinya, bahkan aura istrinya terlihat lebih gelap daripada iblis."Astaga, mereka akan saling membunuh, aku harus mencegahnya," ucap Jose tidak mau terjadi hal-hal semacam itu.Namun bukan Victoria tidak akan melakukan sesuatu saat dirinya sudah berubah menjadi monster wanita, dia kembali ingin bertanya pada orang yang sudah mengontrol emosi ini."Katakan apa jawaban kamu, Gana? Cepat bilang sekarang!" Paksa Victoria sudah melingkari leher Gana dengan tangannya.Belum sempat Gana menjawab, ternyata Jose
"Eh, aku baru mengingat semua itu, aku akan berangkat dulu," kata Victoria panik.Berdiri loncat-loncat di atas tempat tidur, dia ingin pergi ke kamar mandi, akan tetapi baru menyadari kalau tempat tidurnya bukan miliknya, melainkan tempat tidur Gana.Gana terkekeh kecil, ternyata masih ada manusia seperti Victoria masih panik, padahal mau berangkat jam berapa pun, tidak akan bermasalah untuk istri Gana."Dasar Victoria, ada saja tingkahnya," ucapnya menarik dasinya ke atas.Entah sejak kapan Gana tersenyum di dalam rumah, itu membuat pada pelayan kebingungan dan merasakan keanehan pada bosnya ini."Ada apa? Apa ada yang aneh?" Katakan sekarang!"Gana ingin mendengarkan semua yang orang lain pikirkan tentang dirinya di dalam rumah ini."Bos, biasanya tidak pernah senyum, tapi semenjak menikah dengan Nyonya Victoria, senyumannya luar biasa," jawab salah satu dari pelayannya.Pria itu merasakan kalau perubahannya memang karena tingkah laku Victoria yang masih belum mengenal siapa latar
Victoria mengambil bunga lily itu, memang itu bunga kesukaannya saat ada di New York, terlebih Jose termasuk seseorang yang baik sejak dirinya berada di dalam kampus ini."Jose, terima kasih," ucapnya tersipu malu.Jose berdiri pelan-pelan masih di depan wanita yang sangat dirinya kagumi ini, ternyata memang hatinya sudah mantap mencintai Victoria."Sama-sama Baby Victor, kamu memang pantas mendapatkan ini, kalau begitu, apa kamu mau berlatih dengan aku di sini, di depan semua orang, walaupun pelatih dari kampus sudah pergi, aku belum mengetes kemampuan kamu," tantangnya lagi.Senyum Victoria terbit, tentu tantangan paling disukainya, tidak mungkin menolak apa yangs udah menjadi keahliannya."Kalau kamu tidak takut kalah dengan aku, kita main sekarang, bukankah kemampuan aku sudah bertambah dan menjadi pemain inti," angkuh Victoria persis sifat Gana.Jose senang bisa melihat senyuman Baby Victor, dia sangat menyukainya, bahkan saat ini menjadi orang pertama yang dikagumi Victoria yang
"Apa yang terjadi dengan kamu Jose, aku tidak bisa menerima ponsel baru lagi dari kamu, itu berlebihan."Dia menolak ponsel yang dibawakan anak buah Jose yang masuk ke dalam kantin ketika mereka sudah memesan makanan."Ambil saja, kamu jangan bilang sama suamimu dulu, ponsel itu penting jika kamu membutuhkan sesuatu di jalan, kita tidak pernah tau kondisi kita akan baik-baik terus atau ada masalah, jadi kamu harus menerimanya," balas Jose tidak mau ditolak.Victoria menghela nafas panjang tanda dirinya kalah, memang Jose sudah berniat baik dengannya, tidak mungkin kalau dia menolaknya."Baiklah, aku terima, Jose Piter sangat baik, pantas kalau kamu menjadi sebesar ini," balas Victoria mengambil kotak ponsel yang ada di depan meja."Sama-sama Baby, kalau kamu membutuhkan sesuatu, kamu harus selalu bilang sama aku, tanpa kata sibuk, aku akan datang untuk kamu."Victoria menganggukkan kepala, dia memang menyukai pria yang perhatian padanya, apalagi Gana selama ini selalu mementingkan pek
"Berhenti di sini!"Taksi berhenti tepat di depan rumah atlet yang terkenal itu, dia melihat jika Jose baru masuk ke dalam rumah dengan wajah yang sangat bahagia."Kurang ajar! Kenapa dia terus tertawa di saat aku seperti ini, apa dia merasa menang mendapatkan Victoria? Tidak bisa dibiarkan!"Gana berjalan dengan langkah yang cepat ke dalam halaman rumah Jose yang penjagaannya cukup ketat, namun tenaganya mampu mengalahkan mereka, giliran Jose untuk menerima apa yang sudah menjadikan Victoria marah pada dirinya."Kamu tidak merasa salah? Apa tawamu justru sedang menertawakan seseorang Jose?" tanya Gana tepat berada di belakang pria itu.Jose tersenyum membalikkan tubuhnya, berapa dirinya sedang kedatangan tamu tidak diundang."Astaga, kamu datang ke rumah dengan mudah, bagaimana penjagaan aku masih kurang? Huft padahal itu sudah yang paling hebat, tapi ternyata kamu lebih hebat, terus terang saja mau kamu apa?"Jose tidak takut dengan kehadiran Gana yang berwajah marah ini, dia justru
Jose: "Kamu di sana saja, aku akan datang."Victoria: "Jangan Jose, aku mau sendiri dulu, kamu di rumah saja istirahat, besok pagi aku akan ceritakan di kampus."Jose: "Baiklah."Victoria menutup ponselnya dan meletakkan di tempat tersembunyi. Dia masih ingin sendiri dulu saat ini, mungkin lebih baik jika dirinya memang beristirahat dan merenungkan semua pernikahannya.Tertidur dalam posisi duduk di depan pintu kamar, wanita itu berjalan ke arah pintu yang mulai terbuka, pada saat itu masih memakai pakaian seragam sekolah dengan rambut pendeknya, dia membawa bola basket dengan tas ransel masuk ke dalam rumah."Kak Marcella? Ternyata ini rumahnya? Besar sekali? Apa betul ini rumah kakak?"Victoria kagum dengan rumah kediaman kakaknya ini, dia memutarkan tubuh untuk melihat apa yang bisa dilihatnya dari rumah itu, banyak sekali benda-benda besar dan tangga yang cukup tinggi untuk ke bagian atas, dengan foto-foto di bawah tangga tembok terlihat sangat banyak tentang mereka berdua, Marcel
"Ok! Aku akan pergi karena Victoria tidak boleh menganggap aku arogan atas pancingan suaminya sendiri!"Jose dengan terpaksa pergi, dia tidak mungkin meneruskan apa yang diinginkan Gana untuk bisa berkelahi dengannya. Gana masih ada di parkiran, sekilas sudah melihat mobil Jose berlalu cukup jauh, dan dia mulai melihat ke atas gedung lantai dua yang dia rasa itu adalah tempat kamar hotel Victoria. "Aku harus kembali, Victoria tidak boleh mengetahui ini, justru aku tidak akan bisa membiarkan Victoria melihat Jose lebih dari aku, dia adalah istriku satu-satunya."Gana masuk ke dalam hotel kembali, hari ini sudah berlalu begitu cepat, hingga pada hari berikutnya telah tiba, Victoria ada pertandingan yang menentukan masa depan yang selalu dia impikan selama ini. Marcho dan Gana ada di kursi penonton, bahkan Jose yang tidak kalah melihat Victoria di kursi VIP, apalagi Jose termasuk orang penting juga di dalam kampus. "Saatnya kamu bisa membuktikan semua impian kamu, Victoria. Hanya dir
Victoria mencari di mana dirinya bisa mendapatkan taksi, dan terlihat jika ada mobil yang sudah berhenti di sampingnya. "Masuklah, Baby. Kamu tidak akan bisa mengejar Gana selama menolak tawaran aku," ucap Jose yang sudah ada di dalam mobilnya itu. "Jose, Aku masuk! Tolong agar aku bisa mengejarnya.""Baiklah Baby, kamu tidak akan kehilangan dia selama yang mengendarai mobil itu aku," jawab Jose. Wajah Jose tersembunyi, menunduk sedih ketika Victoria sudah berada di dalam mobilnya, wanita yang ada di sampingnya itu bukan untuk dirinya, melainkan sedang meminta bantuannya agar bisa mengejar pria yang menjadi saingannya sendiri. "Demi cinta yang aku miliki, sungguh aku rela wanita idamanku bersama pria yang sangat dia cintai, padahal aku sendiri merasakan sakit yang luar biasa, dan aku sulit melepaskan bayang Victoria dalam pikiran ini, tapi yang aku lihat, dia sama sekali tidak mau menganggap aku lebih dari seorang idola, aku akan berusaha mengembalikan senyumnya, senyum yang terpa
Selama pelarian Victoria, dia tidak menemukan tempat yang nyaman untuknya merasakan tenang. "Astaga, harus pergi ke mana aku ini? Di sini sudah tempat yang paling mahal, yang dari Gana cukup untuk membayar hotel berbintang lima."Victoria berdiri di depan jendela yang tembus dengan pemandangan pantai. Dua hari Victoria tidak ada kabar berita, sampai pada sore hari ketika Victoria mencoba untuk keluar dari kamar. "Selamat sore, Victoria?"Dua orang berbadan besar membawa wanita itu pergi, dengan berontak Victoria mencoba untuk melepaskan apa yang mencengkram dirinya, tetapi tidak bisa. Di depan pria yang keluar dari mobil, ternyata itu adalah. "Jose, kamu bisa tau aku di sini?"Pria itu menghampiri Victoria dengan senyuman dan memeluk erat tanpa jarak. "Baby, kamu jangan pergi lagi, sungguh aku tidak bisa jauh dari kamu, dua hari ini membuat aku mempercepat penyembuhan diriku sendiri, dan sekarang kamu bisa lihat, aku sudah bisa berdiri dan berjalan."Victoria sudah melihat dengan
Victoria tidak bisa menolaknya, dia memegang ujung kursi roda bagian atas dengan kedua tangannya, tentu untuk membantu Jose masuk. "Kita masuk, aku ada kelas.""Baby, kamu terlihat tidak senang, apa aku mengganggu waktu kamu?" Tanya Jose mencoba mencari tahu apa yang dirasakan wanita idamannya itu. "Tidak, aku hanya lelah menghadapi Gana, itu saja," balas Victoria. "Memang suami kamu itu berbuat apa sama kamu?"Jose memegang tangan Victoria, dia menariknya sampai Victoria berpindah ada di depannya. "Katakan sama aku, Baby.""Kamu tau sifat dan sikap Gana kan, jadi aku hanya lelah, jadi kita langsung masuk saja, tidak perlu membahas ini lagi," jawab Victoria sedikit menghindari pertanyaan tadi. Jose tidak yakin kalau itu jawabannya, dia masih ingin mengetahuinya tanpa mendapatkan jawaban ulang dari Victoria. "Apa aku harus bertanya sama Gana saja? Pastinya dia sudah membuat wanitaku kesal, aku harus membuat perhitungan," katanya dalam hati. Jose mengetik sesuatu di ponselnya, di
"Aku memiliki istri, kenapa tidak kamu yang menyiapkan makanan untuk aku?""Apa? Jadi kamu mau aku siapkan makanan?"Victoria kembali bertanya, hal ini membuat dirinya heran dengan sikap suaminya. "Apa aku kurang jelas bicara sama kamu?Gana hanya ingin memperlihatkan dirinya yang tidak mau terbagi, mungkin dengan cara demikian bisa menjauhkan Victoria dengan Jose. "Jelas, tapi tidak salah? Padahal kamu bilang aku ini bukan pelayan dan mereka akan menjadi orang pertama yang kamu panggil, bukan aku."Gana menarik tangan Victoria ke arah dapur, dia tidak mau berbicara panjang lebar di saat perutnya lapar. "Siapkan sekarang! Aku tunggu kamu di sini," kata Gana memerintah istrinya. Victoria bingung, dia harus masak apa untuk suaminya ini. "Ada apa?" Tanyanya lagi. "Mau makan apa?""Apa saja, yang paling penting, kamu jangan masak masakan gosong," jawab Gana. "Eh, aku serius tanya sama kamu."Gana tidak berbicara lagi, dia melihat Victoria dengan tatapan sinis, itu artinya Victoria h
"Aku minta maaf karena Gana sudah membuat kamu hampir menelan obat tidur, semoga kamu tidak membenci dia, aku akan keluar kamar, bila kamu membutuhkan aku, panggil saja."Victoria tidak nyaman berada di dalam kamar berdua dengan Jose, dengan rasa bersalah atas perbuatan Gana, dia sekarang ingin menebusnya. "Lebih baik aku buatkan Jose susu hangat agar dia bisa tertidur dengan cepat."Langkahnya menuju dapur, Gana masuk ke dalam kamar Jose. "Jadi ini yang kamu mau?" Tanya Gana pada Jose yang sudah ada di atas tempat tidur. "Apa? Kedatangan kamu terlalu mendadak untuk aku, kita bisa bicara dulu sampai Baby Victor datang."Jose tidak takut sama sekali pada Gana, dia mau Victoria melihat apa yang dilakukan Gana padanya. "Tidak perlu membawa Victoria dalam masalah kita, aku mau kamu pergi dari rumah ini, kamu tau, atlet terkenal itu sudah harus dalam pengawasan negara, dan sudah di sediakan semua fasilitasnya, apa kamu tidak mau pergi dan tidur di rumahmu itu?"Jose tersenyum sinis pad
"Jose! Menjauh dari aku sekarang," kata Victoria. Jose tidak mau, pria itu masih menikmati wajah cantik Victoria yang sangat dekat, hatinya tenang begitu membelai rambut orang yang dia cintai. "Baby, kamu tau kan aku sakit, kenapa tidak kamu yang menjauh? Apa kamu sebenarnya mau dekat-dekat dengan aku. Iya, kan?"Jose sedikit menggoda wanita yang ada di depannya, ternyata Victoria sampai salah tingkah, ada nada marah yang keluar dari mulut Victoria, cukup pedas untuk di dengarkan. "Sembarangan. Jangan merasa diri kamu berhak atas aku seutuhnya ya, Jose! Kamu harus ingat, aku istri orang, tentu aku akan menjauh."Victoria turun dari sana, dia pergi dengan wajahnya yang merah, senyum Jose terlihat di sana, dia menyukai Victoria yang bersikap demikian. "Manis sekali, aku suka Baby. Beruntungnya aku hari ini."Jose ingin memejamkan mata, pria itu memang harus istirahat. Namun, tenggorokannya sangat kering, tangannya meraba ke atas meja di samping tempat tidur, ada satu gelas yang suda
Ketika masuk ke dalam kamar, mereka melihat anaknya yang sedang tertidur lelap, nampak sekali wajah Marcho tersenyum, entah dari mana asal senyuman anak kecil yang bisa merasakan kedua orang tuanya tengah berdamai saat ini. Mungkin malam ini menjadi momen Victoria bisa merasakan kebahagiaan bersama dengan keluarga kecilnya, tetapi tidak setelah ada seseorang yang mengetuk pintu. "Eh, siapa yang datang malam-malam seperti ini?" Mata Gana langsung melirik gorden jendela, sepertinya dia tahu siapa orangnya. "Aku juga tidak tau, kita perlu keluar untuk mengecek sendiri," balas Victoria memundurkan langkahnya dari kamar Marcho. Gana mengikuti Victoria, lelaki itu hanya perlu berjalan di samping istrinya yang sedang mencemaskan keberadaannya di sini. Ketika itu, pintu dibuka lebar, ada seseorang yang duduk di kursi roda dengan balutan perban. "Baby, kamu harus pergi dari sini, bukankah kamu memiliki hutang untuk merawat aku?" Jose yang datang dengan penuh harapan membawa wanitanya per
"Selamat pagi, Baby?"Jose menyapa Victoria yang baru terbangun perlahan, wanita itu tidak bisa bergerak karena ada dalam dekapan Jose. Matanya melebar dan ingin bergerak, "Jose, apa yang kamu lakukan?"Victoria ingin melepaskan diri, tetapi pria itu tidak mau. "Jangan bergerak, nanti kamu melukai luka aku, apa kamu mau aku kesakitan?""Astaga, tapi ini modus Jose.""Sedikit, penyembuhan yang paling ampuh, kamu jangan menolak dong, kita kan hanya pelukan saja, apa kamu tidak mau?"Victoria merasa dirinya tidak nyaman, tetapi Jose sudah diluar batas. "Jose, lepaskan aku."Victoria ingin tetap dilepaskan walaupun Jose merajuk atas lukanya. "Apa kamu tidak mau? Serius Baby? Tidak bisakah kamu membuat diri ini bahagia?""Jose, nanti ada suster atau dokter yang masuk, kamu jangan seperti ini.""Tidak apa, aku perlu seperti ini karena ingin terbiasa dengan kamu, apa kamu mau sarapan?""Bagaimana bisa? Kamu selalu memeluk aku, susah juga aku untuk bangun."Victoria terperangkap di sana,