Share

Peristiwa

Penulis: Muhammad Yunus
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-06 13:34:53

Siapa yang menabur angin akan menuai badai. Siapa yang menabur akan menuai. Siapapun yang mematahkan hati seseorang akan merasakan sakit yang sama.

Kalimat diatas sangat tepat untuk mewakili keadaan seseorang saat ini. Siapa yang akan menyangka jika sebuah kepura-puraan berujung petaka. Arjuna tengah duduk dengan wajah yang tenggelam di telapak tangannya. Kejadian hari ini membuat Arjuna mengalami gejolak batin yang sangat luar biasa.

Tidak berselang lama setelah pria itu meninggalkan lapas, dia kembali dihubungi pihak kepolisian dan mengabarkan bahwa Winda terpeleset di kamar mandi hingga mengalami pendarahan dan sekarang berada di sebuah rumah sakit.

Parahnya Winda sudah tak sadarkan diri saat dibawa ke rumah sakit, dan saat ini perempuan itu masih dalam ruang tindakan.

Setia menunggu dengan ketidak pastian, Arjuna menghubungi mama dan keluarga Winda, Arjuna benar-benar takut terjadi apa-apa pada calon anaknya.

"Siapa yang bertanggung jawab atas pasien?" seorang dokter kel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar    Dia yang di rindukan.

    "Ngak, ini nggak mungkin!!" Winda histeris begitu tau anaknya meninggal. Arjuna berusaha menenangkan akan tetapi sia-sia wanita itu semakin berteriak. Winda yang sudah tersadar merasakan rasa kebas di perutnya, begitu syok saat dia meraba perut yang awalnya besar jadi rata. Kabar duka langsung di dengar, anak yang di kandungnya meninggal dalam kandungan, di duga akibat benturan keras ketika dia terjatuh di kamar mandi. "Ini semua gara-gara mantan istri kamu, dia yang buat aku kayak gini!!" Tangan Winda di cekal oleh Arjuna, berusaha menggapai sang istri agar tenang. "Sayang kamu jangan kayak gini ya, tenang." hibur Arjuna. "Bagaimana aku bisa senang Mas? Kamu dan Mama sangat menginginkan anak itu dan kini Nimas telah membunuhnya!" bentak Winda. "Ini nggak ada hubungannya dengan Nimas, kamu terpeleset dan jatuh, itu yang membuat anak kita nggak ada, Winda." Arjuna berusaha mengontrol suaranya. Sejujurnya Arjuna nggak menyangka Winda akan menyalahkan Nimas. "Sudah Winda, ka

  • Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar    Diantara dua pria

    "Nimas?" telapak hangat Bisma menyentuh pundak perempuan itu hingga tersadar."Sepertinya hari ini akan tetap cerah sampai sore nanti." Bisma menatap pada gumulan awan putih yang berarak pelan setelah sampai di dekat pintu mobil. Dua hari sebelumnya, langit Jakarta memang selalu me-muram selepas diguyur hujan semalaman. Siang ini, matahari kembali menyewakan sinarnya yang terik.Nimas mengikuti arah mata Bisma yang memandang pada gumulan awan di atas sana. Gumulan awan itu seolah seperti kapas putih yang bertumpuk-tumpuk. Warnanya kontras dengan rona langit yang berwarna biru laut.Sepasang pria dan wanita berusia sebaya itu tengelam dengan pikiran masing-masing. Sebelum akhirnya keduanya sama-sama bersuara."Kita mau kemana?" tanya itu bersamaan ketika keduanya sudah memasuki mobil.Kekehan kecil bersaut di dalam mobil, padahal sebelumnya mereka begitu akrab, tapi karena melibatkan hati, akhirnya ada sekat tak kasat mata yang membuat satu sama lain seperti menjaga jarak."Aku serius

  • Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar    Galau

    Yudhistira tersenyum kikuk saat lima pasang mata menatapnya. Masih dengan pakaian formal yang sejak pagi pria itu kenakan saat ia nekat menyusul Nimas di rumah Bisma.Pria itu agaknya sedikit kesal dengan Bisma karena pemuda itu tidak memberi tahu jika mereka tidak sendirian di sana. Tapi sudah terlanjur dan Yudhistira tak mungkin mundur pamit pulang."Abang bisa tidur di kamar bawah sama aku, nanti?" kata Bisma saat mereka bingung dengan kehadiran Yudhistira. Akhirnya Bisma mengenalkan Yudhistira pada Bu Yuri dan keluarganya jika dia adalah Kaka lelakinya.Di rumah ini ada 4 kamar, dua diantaranya ada di bawah. Awalnya cuma satu, tapi Bisma sudah rubah ruang bacanya menjadi tempat tidur untuk dia sewaktu bermalam di sini. Selama ada Nimas, banyak yang sudah Bisma rombak tempat tinggal sementaranya.Saat ini satu kamar di tempati oleh Nimas, kamar tamu di pakai anak dan menantu Bu Yuri, sebab karena dua hari ini rumah Bu Yuri sedang di renovasi beliau juga ikut tinggal di sini, menepa

  • Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar    Rencana untuk pergi

    "Aku udah duga, kamu pasti juga nggak bisa tidur." laki-laki itu buru-buru memungut puntung rokok miliknya yang tadi terjatuh.Alih-alih canggung Nimas justru nyengir kuda. "Kamu sendiri kenapa nggak bisa tidur?" Nimas merapatkan pintu kamar dan beralih mendekati Bisma. Secara otomatis Bisma menjauhkan tangannya yang memegang sebatang nikotin yang baru ia nikmati."Lagi banyak pikiran aja. Kamu sendiri kenapa? Apa lagi pengen makan sesuatu?" Bisma melangkah ke arah sofa mematikan rokoknya di asbak yang berada di atas meja.Nimas tersenyum, kepalanya menggeleng kecil, seakan memberi tahu tidak ada yang sedang ia inginkan."Pak Yudhistira sudah tidur?""Ya, nyenyak sekali." kekeh Bisma."Bagaimana pekerjaan mu? Rencananya kapan mau cuti melahirkan?"Mendengar ucapan Bisma Nimas menghela napas panjang. Waktu begitu cepat berlalu, rasanya baru kemarin dia tahu kalau dirinya hamil dan kini kurang dari tiga bulan dia sudah akan melahirkan."Pekerjaanku lancar, Pak Yudhistira atasan yang sa

  • Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar    Nimas pergi

    Rencana pergi dari ibu kota sudah Nimas pikirkan matang-matang. Minggu depan perempuan itu akan segera mengajukan cuti melahirkan. Tidak terasa waktu cepat berlalu dan kini Nimas tengah menikmati detik-detik terakhir dia berada di kota tempat terlewatinya banyak momen yang akan menjadi kenangan nantinya.Seperti biasa akhir pekan di luangkan Nimas untuk berjalan santai, jika biasanya ada Bisma yang menemani, kali ini pemuda itu absen, karena ada tugas dari komandan kepolisian.Taman kota semakin ramai pengunjung di sore hari, Nimas yang tengah mencari tempat duduk di tabrak seseorang dari belakang."Eh, maaf mba, saya nggak sengaja." suara itu. Nimas mengenalnya.Jantung Nimas berhenti berdetak tepat di detik ke tiga. Mimpi buruk yang ingin di hindari seolah akan menyapa di menit selanjutnya.Aliran darah berdesir dengan kuat. Kala mata mereka bertemu."Nimas?" Perempuan yang di sebut namanya itu terpaku ketika sepasang tangan sudah memegang dua pundaknya. "Bagaimana kabarmu, hmm?" N

  • Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar    Hidup baru

    Hidup di desa padat penduduk membuat Nimas tidak kesepian, apalagi di tempat Nimas tinggal orang-orang nya begitu ramah, sebagian besar dari mereka masih mengingat Nimas, dia yang dulu pergi dari kampung halaman setelah dipersunting oleh Arjuna.Nimas sangat bersyukur, tidak seperti cerita kebanyakan. Hidup jadi janda dicemooh, Nimas justru sebaliknya. Banyak yang menyayanginya, mereka turut prihatin dengan nasib yang menimpanya.Kini sudah dua bulan lebih Nimas tinggal dimana jauh dari jangkauan orang-orang yang berhubungan dengan Arjuna.Sejak pagi Nimas sudah merasakan mulas pada perutnya, seorang tetangga yang bernama Bu Surti menasehati Nimas agar segera ke klinik. Wanita itu bahkan meminta anaknya yang masih SMA untuk membolos saja demi mengantarkan tetangganya itu ke sebuah klinik bersalin yang berada tak jauh dari tempat tinggal mereka."Ayo Nimas pergi sama Bayu. Nanti biar ibu nyusul bawa perlengkapanmu." bujuk Bu Surti kesekian kalinya. Mendapat perhatian yang sedemikian

  • Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar    3 tahun kemudian

    3 tahun kemudian.Pagi-pagi sekali Nimas sudah sibuk berkutat di dapur untuk menyiapkan sarapan. Wanita yang bertubuh langsing itu menggelung rambutnya asal dan mulai menggoreng beberapa potong nugget dan ayam. Tangannya terlihat begitu lihai bermain dengan apa yang dikerjakan, tapi memang itu faktanya, kegiatan sehari-hari tidak jauh dari dapur. Selain untuk memasak untuk dia dan putrinya, Nimas juga membuka usaha catering makanan sehat untuk anak sekolah di lingkungannya.Semenjak menjadi ibu, Nimas memang tidak ingin kerja di luar rumah meninggalkan putri semata wayangnya, ia memilih bekerja dari rumah dan pilihannya jatuh pada catering untuk anak sekolah dari TK, SD, dan SMP."Mama?" aktivitas Nimas seketika terhenti kala suara gadis kecil terdengar dan membuatnya menoleh ke belakang.Senyuman manis seketika tersungging di wajahnya ketika mendapati putri kecilnya sudah bangun dan berjalan menghampiri sembari mengusap matanya."Mama mau mam mam." gumam kecil itu menggelitik hati Ni

  • Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar    Bisma

    "Ma, Bisma katanya datang hari ini, mama kok malah kesini?" Sengaja Arjuna berkata seperti itu, agara mamanya tidak mendesak mereka untuk mengatakan apa yang terjadi, Arjuna belum siap melihat raut kecewa Rubiah jika mamanya tahu keinginan untuk memiliki cucu kembali pupus. Mendengar penuturan Arjuna. Mata Rubiah mengerjab. Sudah setahun putranya tidak pulang dan sekarang si bungsu akan beneran pulang. Tanpa menghiraukan sembab di mata menantunya, Rubiah gegas memutar rumit untuk pergi dari sana. Wanita paruh baya itu sudah sangat merindukan Bisma. Dan benar saja, tiba di halaman rumah yang belum ada setengah jam ia tinggalkan. Sosok pemuda berbadan tegap itu sudah berdiri di depan pintu rumah. Kulitnya terlihat lebih gelap dengan rambut panjang yang kini sudah di pangkas tapi. "Bisma..." Rubiah memeluk putranya dengan penuh kerinduan, segera menarik tangan pemuda itu untuk memasuki rumah. Ternyata putranya masih sama, tidak ada yang berubah dari putra keduanya selain pangkat

Bab terbaru

  • Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar    Diantara mereka

    Pukul 9:30 Arjuna sudah berada di depan rumah Nimas. Kebetulan hari libur Nimas tidak terlalu sibuk. Tadi pagi usai berbincang dengan Bu Surti Nimas segera bergegas mandi dan mengurus Vanilla.Karena jika menurut pesan yang dia terima sebentar lagi Bisma akan datang untuk menagih jawaban atas lamarannya minggu lalu.Siapa sangka yang lebih dulu datang adalah Arjuna. Bagaimana bisa Nimas melupakan jika pria itupun tengah berada disekitarnya.Dengan langkah ragu Nimas membuka pintu. Kedua orang tersebut tersenyum manis menatap Vanilla yang sudah tampil begitu menggemaskan."Hari ini boleh aku bawa Vanilla untuk jalan-jalan tidak?" Arjuna meminta izin kepada Nimas. Arjuna merasa tidak leluasa jika berada di rumah Nimas. Dia ingin lebih mengenal Vanilla.Nimas dilema. Dia tidak ingin melarang, Namun, dia khawatir dengan Vanilla. Selama ini dia tidak pernah membiarkan Vanilla pergi tanpa dirinya."Vanilla mau pergi sama Ayah? Kita pergi beli mainan yang banyak!" Arjuna berusaha membujuk V

  • Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar    Berdamai

    "Ini Ayah!" tunjuk Arjuna pada dirinya sendiri.Nimas mencoba membujuk Vanilla, dan memberinya pengertian. Perlahan gadis kecil itu mulai percaya, membuat Arjuna langsung tersenyum dengan perasaan membuncah.Nimas mendekatkan Vanilla pada Arjuna. Detik berikutnya Arjuna langsung menarik tubuh gemoy Vanilla ke dalam dekapannya. Memeluk erat gadis kecil tersebut seraya menciumi pipi Vanilla, menumpahkan kerinduan yang selama ini terpendam."Yayah?""Iya, ini Ayah!"Vanilla beralih menatap wanita yang sejak tadi berdiri di belakang Arjuna dengan tatapan asing. Iya, Vanilla dibuat bingung dengan kehadiran mereka berdua yang terkesan tiba-tiba."Ini Nenek! Vanilla ingin peluk Nenek juga?"Vanilla menggelengkan kepalanya dan berhasil menghilangkan gurat kebahagiaan di wajah Rubiah."Mau Mama." ujar gadis tiga tahunan itu dan segera berlari kearah Nimas."Vanilla waktunya untuk tidur, makanya agak sensitif." Nimas mengelus rambut putrinya yang bergelombang."Boleh aku ikut menidurkan Vanilla

  • Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar    Bertemu mantan

    "Jangan terburu-buru, saya tidak memaksamu untuk menjawabnya sekarang." Yudhistira menenangkan Nimas.Bukan soal paksaan, tapi ini perihal hati. Antara kebahagiaan dan masa depan.Menerima lamaran Bisma. Nimas rasa dia akan bahagia, karena pemuda itu memiliki sebagian hatinya. Akan tetapi Nimas harus siap ditinggal-tinggal. Waktu kebersamaan jelas tak seperti pasangan pada umumnya. Apakah dia sanggup?Menerima lamaran Yudhistira. Nimas rasa dia akan hidup berkecukupan. Cukup harta, cukup waktu, cukup segalanya. Yudhistira juga pasti menerima Vanilla, pria itu penyayang. Tapi Nimas ragu, karena hatinya memilih Bisma. Walaupun dia percaya ungkapan cinta datang karena terbiasa itu mungkin saja terjadi, Namun, apakah dia akan mengorbankan perasaannya untuk jaminan hidup?Beruntung kehadiran Bu Surti membuat obrolan mereka berganti topik. Ternyata Yudhistira memiliki kesamaan dengan Bisma. Sama-sama pintar mengambil hati Vanilla.Lihat saja saat ini putri kecil Nimas sudah berani duduk di

  • Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar    Darah daging

    Winda menatap suaminya yang tengah memakan sarapannya dengan pandangan mengarah pada layar handphone. Sesekali terdengar suara decakan keluar dari mulutnya dan membuat Winda hanya bisa diam tanpa berniat untuk menanyakan apa yang terjadi.Hampir 4 tahun tinggal bersama membuatnya begitu hafal apa saja kebiasaan pria itu. Winda sudah tahu kebiasaan Arjuna. Kesukaannya, apa yang tidak disukainya, alergi apa. Semua tentang Arjuna nyaris dia ketahui semuanya.Sebenarnya Winda ingin membicarakan satu hal yang penting pada suaminya itu, tapi melihat Arjuna yang sudah bad mood di pagi hari, membuatnya mengurungkan niat tersebut. Lain kali saja sepertinya."Aku ingin bicara sesuatu." ujar Arjuna ketika istrinya ikut duduk di sampingnya."Sudah beberapa kali aku mengirim pesan pada Nimas, tapi tak juga kunjung mendapatkan balasan. Di telpon juga tidak diangkat."Dia baru tahu jika arjuna memiliki nomor Nimas bahkan sampai berniat menghubungi wanita itu. Sebelumnya pria itu tidak pernah mengat

  • Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar    Seseorang dari masa lalu

    Di hari minggu, biasanya Nimas akan mengajak Vanilla bermain di taman komplek yang letaknya tak jauh dari rumahnya, agar Vanilla bisa bermain bersama teman sebayanya. Berhubung hari ini mereka bangun terlambat, Vanilla hanya bermain di teras rumah ditemani secangkir coklat hangat dan potongan kue brownies. Melihat Bu Surti yang tengah sibuk dengan kebun mininya.Hingga sebuah mobil HRV hitam yang baru saja datang dan berhenti di depan pagar rumah, menarik perhatian Vanilla. Bu Surti lantas menghentikan kegiatan menyiram cabai dan daun bawang saat seorang pria paruh baya keluar dari sana, di susul oleh pria bertubuh jangkung yang tersenyum ramah ke arah wanita paruh baya itu."Pagi, Bu. Benar ini tempat tinggalnya Nimas?"Bu Surti lantas mematikan keran dan beranjak untuk membuka pagar."Iya, benar. Masnya ini siapa, ya? Apa mau pesan catering?"Pria tersebut semakin melebarkan senyumannya ketika Bu Surti menatapnya dengan bingung. "Saya Yudhistira, Bu. Saudara dari mantan suami Nimas t

  • Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar    Sebuah pesan

    Jemari menguntai aksara tentang mereka yang sedang mabuk dalam kesakitan dan memilih bertahan.Kehadiran seseorang diantara keduanya sama sekali tidak diinginkan, tapi dia tumbuh dengan cepat ingin mengumpulkan pecahan cermin yang pernah menjadi bukti keindahan cinta masa lalu dari salah satu di antara mereka.Mereka pernah saling mencintai, ada satu alasan yang membuat mereka menoleh bersamaan, tidak bisa diabaikan apalagi dibuang karena ini menyangkut darah.Arjuna sadar cepat atau lambat dia harus tetap menemui Nimas. Bukan karena karma yang membayangi hidupnya saat ini. Tapi karena ikatan darah daging yang mengharuskannya bertanggung jawab.Winda menatap nanar suaminya yang sejak tadi tenggelam dalam dunianya sendiri. Sejak pulang dari rumah sakit Winda merasakan perubahan yang signifikan pada suaminya.Arjuna kerap kali kepergok melamun, Setiap di tegur pria itu selalu beralasan sedang memikirkan pekerjaan.Tidak hanya Arjuna, Winda juga menyadari perubahan yang terjadi pada mert

  • Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar    Arjuna dan penyesalan nya

    Arjuna termenung di ruang kerja dengan kedua tangan saling bertaut. Pandangannya menatap lurus ke depan salat tengah memikirkan banyak hal dalam kepala.Setelah kejadian hari itu, Arjuna merasa ketenangannya tiba-tiba terusik. Dia tidak pernah merasakan lagi apa itu tidur nyenyak, makan enak ataupun hari yang bahagia. Setiap harinya, ia akan disibukkan oleh segudang kesibukan di kantor, dan malam harinya dia tidak bisa beristirahat. Otaknya seolah menolak untuk diajak istirahat se lelah apapun fisiknya.Hal tersebut mulai merubahnya perlahan, entah itu dari fisik yang tidak setegap dulu dan dia juga mulai kecanduan nikotin. Setiap hari pasti dia akan menghisap rokok karena hanya itu satu-satunya yang membuatnya merasa jauh lebih baik.Arjuna menyudahi renungannya, kakinya mulai melangkah ke arah kamarnya selama ini. Menatap sosok wanita yang tengah berbaring di atas ranjang seraya tertidur lalap setelah meminum obatnya.Sama halnya dulu mantan istrinya. Winda terlihat begitu menderita

  • Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar    Kembali ke ibu kota.

    "Menikahlah denganku, aku adalah wali nikah Vanilla yang sah." deru nafas Bisma memburu seperti lagu yang siap membawa Nimas melayang."Stop, Bisma!""Aku nggak bisa menahan perasaanku malam ini, Nimas." sahut Bisma tenang."Pak Bisma dini hari begini, masih sempat saja anda yaa?""Wah Ibu Nimas meragukan saya?"Bisma tertawa. "Aku benar-benar merindukanmu." ujar Bisma dengan suara lembut di akhir tawanya.Kali ini Nimas terdiam. Jika sebelumnya bisa saja Nimas mengira itu hanya candaan atau basa-basi Bisma semata, tapi dengan tindakannya malam ini yang berani mencuri kecupan di pipinya ini sudah membuktikan keseriusan pemuda itu dalam ucapannya."Kamu sadar nggak, seberapa dalam kamu menyakitiku saat memilih pergi, Nimas?"Astaga Bisma, kenapa dia malam ini? Nimas menjadi sangat gugup."Nggak sanggup ku ungkapkan seberapa sakit hati ini, jika saja kamu memilih pria lain yang lebih dariku rasanya lebih baik, dari pada kamu pergi tanpa bisa kulihat sedikitpun."Bisma terdiam, kedua m

  • Turun Ranjang: Dikhianati Suami, Dimanjakan Adik Ipar    Hubungan sedarah

    "Aku capek. Aku capek karena terus berakhir sama. Aku benar-benar capek, Mas. Aku mau nyerah!" Arjuna merenggangkan pelukan mereka, menangkup kedua pipi Winda yang berurai air mata.Setelah melakukan kurete, kini Winda sedang beristirahat di kamarnya ditemani Arjuna yang sengaja hari ini tidak berangkat ke kantor. Untuk kegagalan kali ini mereka belum berani untuk memberitahukan kepada Rubiah. Takut wanita paruh baya itu kecewa dan berkata yang tidak-tidak."Dengerin aku. Selagi dokter masih bilang kita punya harapan, itu tandanya masih ada kesempatan lagi buat kita. Oke? Jangan nyerah, semua usaha kita pasti akan menunjukkan hasilnya nanti." Winda terisak, kedua matanya terpejam erat dan kedua tangannya memegang kedua lengan Arjuna."Aku takut kamu ninggalin aku, Mas. Aku sulit kasih kamu seorang anak dan aku mulai cemas, kalau kamu jenuh sama aku. Aku takut kamu capek dengan semua ini. Aku benar-benar takut jika suatu hari nanti ibumu memintamu menikah lagi seperti saat dulu Nimas t

DMCA.com Protection Status