Share

Makan malam - 3

Author: Rossie
last update Last Updated: 2022-04-12 00:01:58

Sesuai janjiku dengan Permana tadi pagi, akhirnya malam ini aku ada di salah satu Restaurant Perancis yang paling fenomenal di Jakarta. Agak jauh sebenarnya dari tempatku tinggal, tapi sekali-sekali tidak masalah kupikir.

Aku sudah membayangkan akan pesan escargot yang rasanya tidak pernah failed buatku. Sopir sudah menjemputnya karena tadi aku meminta sekretarisku untuk buatkan janji dengan Permana kita ketemu di lokasi sekitar jam 7 malam.

Untung aku duluan sampai jadi aku bisa mengatur posisi duduk duluan yang strategis bisa melihat ke seluruh sudut di ruangan restaurant ini.

Akhirnya jam 7 tepat, permana masuk ke restaurant. Malam ini dia kelihatan tampan sekali dengan kemeja warna white off lengan panjang yang dilipat sampai ke sikunya serta celana warna khaki dan sepatu hitam. Dia sekarang, mengingatkan aku dengan beberapa saat yang lalu di Dubai. Tidak..tidak.. fokus, aku kesini untuk makan kemudian pulang dengan kenyang dan sampai di apartemen aku akan berendam dengan air berisi aromatheraphy yang aku beli kemarin di toko kecantikan paling besar dekat rumahku. Kuambil gelas wineku dan menyeruput sedikit.

"Halo, selamat malam.. kamu cantik banget malam ini."

Pelayan menatik kursi mempersilahkan Permana duduk. Tercium aroma parfumnya yang keras tapi lembut.

"Mau pesan apa? Escargotnya enak banget loh disini, kalau kamu suka escagot"

"Permana menatapku, aku suka"

kemudian memberitahu pelayan pesan escargot satu porsi. Kemudian satu persatu menu kita sampaikan ke pelayan, dan pelayan segera meninggalkan meja kami untuk menyiapkan makanan yang dipesan.

"Apa kabar?"

Hmmmm kata pembukaan yang cukup bisa mengarahkan ke pertanyaan selanjutnya yang pasti aku berusaha untuk tidak akan tergoda lagi seperti waktu itu.

"Baik, gini - gini aja, masih sibuk dengan kerjaan yang tidak pernah selesai dari bos, namanya juga masih jadi budak korporat, belum bisa bangun perusahaan sendiri."

Kujawab sambil tersenyum.

"Kamu apa kabar?"

Kukembalikan pertanyaan itu ke dia.

"Aku juga baik - baik saja, sejak terakhir kita ketemu aku berusaha fokus ke kerjaan dan perusahaanku tapi ujung - ujungnya ketemu kamu lagi disini, kayaknya bukan kebetulan ya?"

"hahaha..."

aku tertawa kecil sambil menyeruput wine di depanku.

"Keluarga sehat? Kamu udah punya anak berapaa sekarang?"

Kembali aku bertanya.

"Anak??"

Matanya rolling ke atas sambil tertawa agak kencang sampai beberapa orang di duduk dekat kami menoleh kepo.

"Aku masih single nih. Kecuali kalo kamu siap untuk kulamar sekarang..."

"eeehhh buru-buru banget ya pak, masih pagi ni pak....makan dulu....eh iya, jadi gimana bisnis di Australia nanti? Mau buka apa sih disana?"

Kualihkan pembicaraannya.

Pelayan datang membawakan pesanan kita. Cukup banyak untuk porsi dua orang. Kami saling melirik dsn setelah pelayan pergi, kami tertawa bersama-sama. Rasanya seperti baru kemarin kita ketemu di Dubai. Akrab sekali. Kita ngobrol panjang lebar mulai dafi bisnis sampai obrolan receh lainnya.

Tidak terasa habis juga semua makanan yang banyak tadi itu. Tinggal piring kosong di meja kami. Kenyang sekali rasanya.

"Dessert?"

"What? No, thank you. I am full tank.."

sambil menepuk pelan perutku. Permana tersenyum,

"Ya sudah kalau begitu.."

kita melanjutkan obrolan ringan sambil menunggu makanan turun. Dan akhirnya waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam.

"Baiklah... sudah kenyang, sudah ngobrol, sudah silahturahmi, sekarang waktunya pulang karena weekend masih jauh..."

"baiklah...."

Permana mengangkat tangannya meminta bill

"eh, tidak usah. Semua dibayar kantor, jadi saya yang bayar.." aku menyela Permana.

"Ok kalau gitu, saya gak bisa nolak. Tapi, lain kali please luangkan waktu untuk makan malam santai dengan saya dan saya yang bayar billnya.."

"no problemo sir, nanti diatur aja waktunya.." aku menjawab.

Kita berpisah di depan restaurant. Pak sopir mengantar Permana kembali ke hotel, saya pulang sendiri setelah valet mobil saya datang. Masuk pesan di telepon genggamku

"thank you for tonight" aku tersenyum membaca pesannya

"don't mention it.. see you again and safe flight for tomorrow.."

Related chapters

  • Tunanganku vs Tunangannya   Rewind - 4

    Keesokan harinya akhirnya aku berhasil juga menculik Sasha setelah sebelumnya dia sok sibuk dengan bilang ada meeting dadakan dengan klien. Sasha ini teman mainku dari kecil. Hubungan kita sudah seperti keluarga, sangat dekat dan sudah saling mengenal luar dan dalam. Mungkin istilahnya, kalau salah satu diantara kita adalah laki - laki pasti kita sudah nikah. Tempat makan pilihan andalan kita memang di restaurant Jepang ini. Favorit Ibu ratu alias Sasha. Kenapa dia kupanggil ibu ratu? Karena memang dia seperti layaknya ibu ratu. Apa yang dia inginkan harus dan harus ada, no matter what kecuali kalo ada gempa bumi, banjir dan bencana alam lainnya dan aku yang minta. Gak bisa bilang enggak tuh dia. "Tetumbenan amat lo ngajakin gw makan siang? Ada apaan? Naik pangkat gantiin bu bos, lo?" Aku mengaduk - aduk jus mangga di depanku sambil menggelengkan kepala sok misterius "Terus kenapa? Biasanya nih ya, kalo lo mendadak ngajakin gw makan siang di restaurant

    Last Updated : 2022-04-12
  • Tunanganku vs Tunangannya   Sibuk. - 5

    Semua kejadian kemarin kembali mengingatkan aku dengan cerita lalu yang kuanggap sudah punah. Sakit jiwa rasanya kalo sampe harus kuingat lagi cerita itu hanya karena bu bos dilamar. Hei Lingan! Sadar! Aku berteriak kepada pikiranku sendiri. Pagi ini aku dipanggil kembali ke ruangan bu bos. "Ada apa lagi?" Aku bertanya ke sekretarisku, "gak tau bu, tapi kelihatannya bu bos lagi happy banget" "ya iyalah happy, kan dia baru aja dilamar..." aku menarik napas panjang. Orang kurang kerjaan mana yang habis dilamar malah sedih. Aku sampai di ruangan bu bos. Dia langsung memintaku duduk di sofa toscanya kemudian tersenyun manis menatapku. "Lingan.... kamu sudah lebih dari 5 tahun kerja sama saya disini. Saya tau kamu sudah cukup mengenal saya.." mau apa lagi ni dia batinku. "Kamu mau ya jadi braidesmaid saya?" Haduuuuu, kalo jadi braidesmaid, berarti aku bakalan sibuk ngurusin pernikahan bu bos, sedangkan aku gak mau berurusan

    Last Updated : 2022-04-12
  • Tunanganku vs Tunangannya   Nasi padang - 6

    Satu setengah bulan sudah berlalu sejak bu bos bilang dia dilamar. Hari H semakin dekat, persiapan pernikahannya sudah sekitar 85 persen. Tinggal beberapa hal kecil yang harus diselesaikan, tapi aku sudah lebih tenang karena semua on track, sesuai schedule. Hanya ada sa,tu yang mengganjal, siapa nama calon suami bu bos. Sampai hari ini nama dan sosok iyu masih dirahasiakan oleh bu bos. Sok misterus banget. Emang siapa calon suaminya? Presiden amerika? Hahahaha kutertawa dalam hati. Sekarang aku punya lebih banyak waktu untuk ngopi dan mengecek beberapa pekerjaan yang entah sudah kutinggalkan berapa lama. Kupanggil sekretarisku ke ruangan untuk minta beberapa update pekerjaan. Seperti biasa dia datang dengan membawa laptop dan beberapa berkas yang diperlukan.Tak terasa sudah waktunya makan siang. Cepat sekali rasanya hari berlalu, ternyata banyak sekali pekerjaan yang kutinggalkan. Untungnya aku punya body system yang handal."Kamu makan siang dimana?" Aku bertanya pada

    Last Updated : 2022-04-12
  • Tunanganku vs Tunangannya   Halo.. - 7

    Tiba - tiba telepon genggamku berdering kencang. Nada dering ini sudah lama banget tidak berbunyi. Nama dering yang tiap mau kuhapus atau kuganti selalu saja gagal karena aku sebenarnya masih gagal move on kata abg-abg jaman sekarang. Jadi mau kubuat jadi kenangan.Tapi, kenapa hari ini dia berbunyi? Nada dering ini seketika mengembalikan aku ke masa lalu. Masa dimana rasanya ingin kubanting kembali telepon genggamku. Ini yang judulnya dilema. Berdering sekali... berdering dua kali... berdering tiga kali... cukup mengganggu untuk diangkat maupun tidak diangkat. Kutarik napas panjang dan..."halo." Sedatar itu, seakan - akan kata halo ini mewakili perasaanku yang merasa sangat terganggu dengan teleponnya."Hai Lingan. Sibuk?" Suara itu...kangen sekali rasanya dengar suara itu."Ada apa?"Tidak kugubris pertanyaan basa basinya."Aku mau ke Jakarta dalam waktu dekat"entah darimana dia akan datang ke jakarta tapi jujur sejujur-jujurnya, aku tertari

    Last Updated : 2022-04-12
  • Tunanganku vs Tunangannya   This is it! - 8

    Hari-hari cepat sekali rasanya berlalu. Pekerjaan yang makin menggila dengan adanya target baru dari kantor pusat di Inggris ditambah lagi dengan pernikahan bu bos yang banyak tambahan ini itu menjelang hari H. Jam kerjaku berubah, sampai kantor lebih pagi dan pulang lebih malam. Aku sampai lupa kapan terakhir kali aku ke salon langganan.Mama meneleponku,"Lingan, lagi di kantor?" "Iya mam, gimana?" "Enggak... nanti bisa telepon mama? Ada hal yang ini mama tanyakan.."" mmm..ok mam, nanti aku telepon ya..""ok deh.. mama tunggu ya.. dadagh...""dah mama."Aku terdiam sejenak saat telepon ditutup. Tumben mama minta ditelepon, kelihatannya kok penting sekali ya.. ada apa ya? Pikiranku kembali muter-muter kayak gasing. "Lingan... "bu bos memanggil,"iya bu..""kamu weekend ini kemana ya? Ada acara gak?"Duuhh mau apa lagi sih ibu bos satu ini? Jangan sampe dia ngajak meeting, soalnya aku udah booking perawatan di salon dan s

    Last Updated : 2022-04-12
  • Tunanganku vs Tunangannya   Hidup tak adil! - 9

    Aku menangis sejadi-jadinya di mobil, sambil menuju entah kemana aku ini. kuinjak gas kencang, kalut sekali rasanya. Kutarik napas panjang berkali-berkali sambil berusaha menenangkan diriku. Aku berhenti di pinggir jalan dan ku telepon mama, "mam, aku gak bisa balik ke apartemen, mobilku mogok. Lagi dibawa ke bengkel sekarang. Mama pulang aja yah.. kunci aja pake kuncinya mama, aku udah bawa kunci. Maafin aku mam." Tidak lama masuk notifikasi sms ku masuk dari mama, "ok, mama paham.. mama bilang dia kamu bakal lama jadi gak usah ditunggu yah. Hati-hati nak.. kabarin mama kalo kamu udah pulang ya.." mamaku ini sebanarnya satu-satunya orang yang paling bisa paham hati anaknya. Dia tau aku pasti kaget dan sakit hati banget dengar dan ngadepin semuanya ini. malam ini aku tidur di hotel. Pikiranku kacau. Berkali-kali aku menyebut nama Tuhan. Kenapa aku dikasih di situasi ini, kenapa juga dia yang harus jadi calon pengantin pria yang tidak pernah muncul itu. Kenapa jug

    Last Updated : 2022-04-12
  • Tunanganku vs Tunangannya   Move on - 10

    Setelah kejadian itu, butuh waktu beberapa hari untuk aku kembali pulih dan siap bekerja lagi, bertemu bu bos yang mungkin akan mengenalkan calon suaminya hari ini kepadaku. benar dugaanku. Pagi ini aku dandan seadanya, memakai baju yang diambilkan Sasha di apartemenku. Cukup nampak seperti baru sembuh dari sakit, cocok dengan alasanku tidak masuk kantor beberapa hari karena sakit. bu bos memanggilku ke ruangan begitu dia tau aku sudah kembali kerja. "Apa kabar Lingan? Sudah sehat? Saya khawatir kamu terlalu capek belakangan ini banyak yang harus kamu selesaikan." "Saya gak papa bu, sudah lebih baik, terima kasih." "Sukurlah. Oiya, sebentar siang kamu makan siang sama saya ya, saya mau mengenalkan kamu ke calon suami saya. Akhirnya sampai juga dia di Jakarta. Dia sudah di Jakarta dari minggu lalu, tapi katanya masih ada urusan yang harus diselesaikan makanya baru bisa saya kenalkan ke kamu hari ini, kebetulan juga kemarin kamu sakit dan baru hari ini ma

    Last Updated : 2022-04-12
  • Tunanganku vs Tunangannya   Hidup baru - 11

    3 bulan sudah lewat setelah pernikahan akbar bu bos kemarin. Suasana di kantor sudah mulai kembali normal setelah bu bos kembali dari honeymoon keliling Indonesia dari sabang sampai merauke. Katanya sih mengikuti maunya suami bisa keliling Indonesia. Maunya suaminya itu ya maunya aku dulu, dulu…Kutarik napas panjang sambil menyeruput kopi favoritku sebelum memulai hari senin ini.Telepon di ruanganku berdering kencang “pagi” “pagi Lingan. Bisa ke ruangan saya sekarang?” “Ok bu” tumben banget jam segini udah sibuk. “Ada apa bu?” Bu bos lagi telepon, dia hanya kasih kode pakai matanya menyuruh aku duduk. Suasana ruangan ini gak sehangat biasanya. Ada apa ya? Aku bertanya-tanya dalam hati. Selesai telepon, bu bos duduk di balik mejanya sambil melipat tangannya. “Lingan. Saya perlu bicara empat mata sama kamu” aku menelan ludah. Ada apa ini? Perasaanku mendadak tidak enak. “Gimana bu?” “Kamu pernah mau menikah?” Kembali petir di pagi hari yang waktu itu pe

    Last Updated : 2022-04-26

Latest chapter

  • Tunanganku vs Tunangannya   Happy Birthday!!!

    Good morning sunshine! Happy birthday to me! Aku bangun dari tempat tidur, menggeliat seperti anak kucing dua menit, kemudian aku turun dari tempat tidur membuka tirai di kamarku lebar - lebar agar matahari di hari ulang tahunku ini bisa masuk ke dalam kamar sesuka hatinya menerangi jiwa dan ragaku. Aku menggeleng sambil tersenyum sambil berjalan ke arah pantry. Kopi pahit atau manis untuk pagi ini? Kuseduh kopi manis yang tersedia di mini bar di kamarku sambil bergumam sendirian, "mari minum kopi manis, agar harimu bertambah manis hari ini..." kemudian aku tertawa geli sendiri atas kata - kataku yang lebay kekinian. Menghirup wangi kopi sambil menatap indahnya lautan biru yang ada di depan mataku dari kamar sungguh suatu situasi yang langka untukku. Kutarik napas panjang. Aku bersyukur masih bisa punya kekuatan untuk kembali lagi ke tempat ini, pulau ini, hotel ini berdiri dengan pemandangan diluar jendela yang sama dengan waktu itu, sendirian, merayakan ulang tahunku. "Ter

  • Tunanganku vs Tunangannya   Hell-O! - 18

    Hell-O Bali! Pagi ini pesawatku landing dengan mulus di Bandar Udara International I Gusti Ngurah Rai. Saat aku keluar dari pesawat, aroma angin laut dan aroma khas bali ini langsung tercium di hidungku.. lembab, segar dan hangat jadi satu rasanya. Aku selalu mencintai pulau yang sangat indah ini. Tetapi sejak adanya memori yang tidak menyenangkan itu, tidak pernah terbayang lagi olehku kalau aku akan kuat kembali lagi ke pulau ini, sendirian. Tapi, disinilah aku. Merayakan ulang tahunku besok. Sopir yang menjemput aku di terminal kedatangan sudah mengangkat papan nama bertuliskan namaku dengan tinggi. Kadek tertulis di papan nama di dadanya. Beliau menyapaku dengan sangat sopan. "Selamat datang kembali di Bali, Ibu Lingan.....bagaimana perjalanannya dari Jakarta?" "Terima kasih Pak Kadek...baik pak, untung cerah ya....perjalanan ke Bali selalu baik pak.. bagaimana kondisi Bali sekarang pak?""Baik ibu, sudah mulai ramai.. karena ini sudah masuk high season disini" beliau k

  • Tunanganku vs Tunangannya   This is My Holiday - 17

    Minggu depan adalah ulang tahunku. Sudah dua tahun aku melewati ulang tahun sendirian di apartmentku dengan hanya ditemani lilin, bukan lilin ulang tahun tapi lilin untuk mati lampu itu. Kebayang kan. Ibuku pun entah kenapa di setiap hari ulang tahunku selalu saja ada kegiatan di luar kota dan ditambah lagi aku tidak punya kekasih hati lagi sejak saat itu, jadi, yah.. aku lewati ulang tahun sendirian, again... and again.. dan sepertinya tahun ini juga akan sama, sendirian lagi. Aku sudah mengajukan cuti untuk hari Kamis minggu depan. Kebetulan hari ulang tahunku hari Jumat, jadi aku bisa escape sebentar untuk waktu yang lumayan lama untukku. Aku menatap laptopku dalam - dalam mencari destinasi tujuan mana yang kira - kira bisa kupilih untuk menghabiskan long weekend ini, sendiri. "Singapore?" aku menggumam dan menggeleng sendiri. "Let's find another destination" aku menggumam lagi sambil menarik napas panjang sambil terus scroll layar komputerku."Dalam negeri kali yaaaa...."

  • Tunanganku vs Tunangannya   Back to Reality - 16

    Kriiiinggg..... kriiiiingggg telepon di ruangan kerjaku beteriak seperti membangunkan aku dari mimpi. Weekend kemarin di Singapore rasanya kok kurang ya untuk aku bisa berdua saja dengan Alonzo. "Sadar Lingan! sadar! dia udah jadi suami bosmu sendiri yang sedang hamil anak pertama mereka!" kutepuk pipiku sendiri agar segera kembali ke bumi. "Siang, dengan Lingan disini. Dengan siapa?""Lingan...... kok lama? tolong bawa dokumen meeting minggu lalu ke ruangan saya, saya mau lihat""Baik bu"bergegas ku mengambil dokumen meeting di meja sekretarisku dan segera meluncur ke ruangan bu bos. "Pagi bu..""Pagi. Have a seat please.." bu bos menyuruhku duduk tanpa menatapku. eh, tumben bu bos seformal ini. Dia gak akan seformal ini kalo gak ada sesuatu yang dirasa cukup mengganggu. "Yang ini segera saja dieksekusi agar tidak terlalu lama, nanti mereka berubah pikiran, Lingan""Noted bu. Saya eksekusi hari ini, prosesnya biasanya seminggu, jadi minggu depan harusnya sudah bisa selesai s

  • Tunanganku vs Tunangannya   Kamu oh Kamu! - 15

    Singapore di weekend ini harusnya menjadi sempurna dengan tidak adanya gangguan apapun. Aku berharap bisa bebas keluar masuk toko di Orchard Road tanpa rasa was - was akan bertemu dengan orang lain yang bisa menyebabkan keresahan. Kenapa harus ketemu dia di sini di hotel ini dan kamarnya ada depan kamarku di lantai yang sama. Mimpi apa aku di pesawat saat tertidur kemarin. Malam ini mendadak tidak bisa tidur aku terjaga semalaman entah karena kebanyakan wine di pesawat atau karena pertemuan di lift tadi. Tidak tenang rasanya, kalau - kalau pintu kamarku di ketok atau telepon kamarku berbunyi dari kamar sebelah. Sekali lagi, aku tidak suka keadaan ini. Aku mau refreshing bukan sebaliknya. Aku membenamkan mukaku ke bantal sambil berteriak kencang sekencang - kencangnya. Hari Sabtu. Harusnya hari ini Alonzo tidak ada kegiatan, karena ini sabtu. Eh ngapain aku mikirin dia? harusnya aku fokus ke agendaku hari ini. Gym sebentar, mandi sarapan kemudian jalan - jalan dan berkulineran. Ok,

  • Tunanganku vs Tunangannya   Ketika itu - 14

    Kadang - kadang aku masih suka menghabiskan waktu saat weekend dengan terbang keluar kota bukan untuk ngapain tapi hanya untuk mencari waktu sendiri ku sambil melihat awan dari jendela pesawat selama beberapa menit atau beberapa jam, menikmati suasananya yang tiada duanya. Kalo diinget - inget sudah lama juga aku tidka melakukan rutinitas itu karena kesibukan yang luar biasa.Masak harus tunggu resign dulu baru bisa pergi - pergi. “Ah kelamaan ah..” aku mengumam sendiri sambil mengecek email. Kursor di komputer lalu memilih salah satu aplikasi travel yang sering kupakai. Cek tanggal weekend ini, dan tujuan. “Oke, Singapore kayaknya oke. Dua malam” kembali aku menggumam sendiri sambil jari tanganku kutak katik pilih tanggal, pilih hotel, klik pembayaran dan “done! Yeessss…” aku tersenyum sendiri seperti melihat layar komputerku seperti melihat suatu pencapaian kerja terbaik tahun ini. Senyumku merekah. Ada semangat lebih untuk menyelesaikan pekerjaanku minggu ini.Senin..Selasa..Rabu

  • Tunanganku vs Tunangannya   Kehidupan baru - 13

    Aku memang berencana resign dari kantor kesayanganku ini setelah sudah 10 tahun berkarya. Kupikir, kalau aku terus berada di comfort zone, aku tidak akan bisa meningkatkan kemampuan diriku. Maunya sih sambil buka usaha juga yang nantinya akan jadi bekalku semasa tua.Mulai kubayangkan, aku duduk di beranda rumah dengan detail cat rumah putih kombinasi dengan batu bata merah seperti rumah - rumah yang ada di bali. Sambil menyeruput teh hangat bersama dengan suamiku sambil melihat cucu kami berlarian di taman rumah kami yang luas. Sebentar, kenapa harus bali sih? Huft.. kutarik napas panjang. Bubar jalan bayangan indahku bersama suamiku yang mukanya masih samar - samar alias belum tau siapa. Kapan aku bisa menghapus kenangan bali dari pikiranku? Semakin aku coba membuang kenangan itu jauh - jauh, semakin lekat di pikiranku. Susah sekali lepas rasanya. Kuletakkan kopi dengan segala kegiatan wajib pagiku di meja dan melanjutkan pekerjaanku yang menumpuk hari ini, sambil reminder ke diri s

  • Tunanganku vs Tunangannya   Maju jalan! - 12

    Sejak pertemuan dengan bu bos terakhir yang menanyakan sejarah kelam percintaanku, aku sangat berusaha untuk tidak bertemu empat mata dengan bu bos. Aku takut tidak dapet jawaban lagi atas pertanyaan - pertanyaan ajaibnya yang bikin aku gak tenang. Rasanya hidupku sudah cukup tenang saat ini. Terima kasih untuk kantor pusat yang sudah menaikkan targetku makin mendekati langit, jadi mau gak mau aku harus kejar target biar aku dapet reward dan tabunganku cukup untuk masa depan nanti setelah aku resign. Yah, aku emang berencana resign dari kantor ini. Tapi nanti kalau tabunganku sudah kurasa cukup. Senin besok aku harus berangkat ke Singapore untuk bertemu bapak Permana. Pria ini seperti angin rasanya, datang dan pergi di hidupku tapi belum banyak kesan di dalamnya. Apa kubuat makin berkesan saja ya? Aku tersipu sambil menatap keluar jendela ruang kerjaku. Tok.. tok.. tok.. “permisi bu, ada tamu. Bisa saya persilahkan masuk?” Sekretarisku membuka pintu ruanganku sedikit. “Siapa?” “Mmm..

  • Tunanganku vs Tunangannya   Hidup baru - 11

    3 bulan sudah lewat setelah pernikahan akbar bu bos kemarin. Suasana di kantor sudah mulai kembali normal setelah bu bos kembali dari honeymoon keliling Indonesia dari sabang sampai merauke. Katanya sih mengikuti maunya suami bisa keliling Indonesia. Maunya suaminya itu ya maunya aku dulu, dulu…Kutarik napas panjang sambil menyeruput kopi favoritku sebelum memulai hari senin ini.Telepon di ruanganku berdering kencang “pagi” “pagi Lingan. Bisa ke ruangan saya sekarang?” “Ok bu” tumben banget jam segini udah sibuk. “Ada apa bu?” Bu bos lagi telepon, dia hanya kasih kode pakai matanya menyuruh aku duduk. Suasana ruangan ini gak sehangat biasanya. Ada apa ya? Aku bertanya-tanya dalam hati. Selesai telepon, bu bos duduk di balik mejanya sambil melipat tangannya. “Lingan. Saya perlu bicara empat mata sama kamu” aku menelan ludah. Ada apa ini? Perasaanku mendadak tidak enak. “Gimana bu?” “Kamu pernah mau menikah?” Kembali petir di pagi hari yang waktu itu pe

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status