Beranda / Semua / Tunanganku vs Tunangannya / Hidup tak adil! - 9

Share

Hidup tak adil! - 9

Penulis: Rossie
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-12 00:16:25

Aku menangis sejadi-jadinya di mobil, sambil menuju entah kemana aku ini. kuinjak gas kencang, kalut sekali rasanya. Kutarik napas panjang berkali-berkali sambil berusaha menenangkan diriku. Aku berhenti di pinggir jalan dan ku telepon mama,

"mam, aku gak bisa balik ke apartemen, mobilku mogok. Lagi dibawa ke bengkel sekarang. Mama pulang aja yah.. kunci aja pake kuncinya mama, aku udah bawa kunci. Maafin aku mam." Tidak lama masuk notifikasi sms ku masuk dari mama,

"ok, mama paham.. mama bilang dia kamu bakal lama jadi gak usah ditunggu yah. Hati-hati nak.. kabarin mama kalo kamu udah pulang ya.."

mamaku ini sebanarnya satu-satunya orang yang paling bisa paham hati anaknya. Dia tau aku pasti kaget dan sakit hati banget dengar dan ngadepin semuanya ini.

malam ini aku tidur di hotel. Pikiranku kacau. Berkali-kali aku menyebut nama Tuhan. Kenapa aku dikasih di situasi ini, kenapa juga dia yang harus jadi calon pengantin pria yang tidak pernah muncul itu. Kenapa juga harus bu bos yang jadi calon istrinya, apa lebihnya bu bos dibandingkan aku? Aku gak punya jabatan setinggi bu bos? Kok gak adil aja rasanya buatku. Banyak pertanyaan kenapa ini kenapa itu di kepalaku. Penuh sekali rasanya kepalaku. Aaaarrghhhh ingin rasanya aku berteriak kencang sekali.

Keesokan harinya aku ijin sakit. Masih belum siap rasanya aku ngantor, melihat muka bu bos yang merupakan calon istri mantan tunanganku. Melihat kegembiraannya. Mendengar celotehannya. Membayangkan kembali gimana pas bu bos kasih tau aku tentang dia dilamar. Apakah momennya sama dengan saat dia melamarku dulu? Apakah perasaan bu bos sama dengan perasaan yang aku rasain waktu itu? Seketika aku muntah lagi.

Telepon genggamku dari tadi berbunyi dan tidak satupun aku respon kecuali tadi sekali aku melihat chat sekretarisku menanyakan update-an kerjaan. Tolong jangan kasih aku persoalan pernikahan itu hari ini. Jangan hari ini.

Berat sekali kepalaku, mendadak bangun karena telepon genggamku berbunyi tidak berhenti. Sasha. Kuangkat deangan suara berat.

"halo"

"Hoi, dimana lo?? Dicariin seantero jagat raya! Sampe nyokap lo telp gw juga barusan suruh cariin lo. Takut lo bunuh diri katanya.. dimana looo??? LINGAN!!"

Dibentaknya aku. Aku hanya bisa tertawa.

"macem-macem aja bunuh diri, gw gak mau nambahin setan di dunia..."

Aku sebutin satu nama hotel dan kamarnya. Gak sampe setengah jam bel pintu kamarku berbunyi. Dengan langkah guntai aku melangkah berat ke pintu.

Begitu melihat kondisiku yang sangat kacau, Sasha langsung menyuruhku mandi.

"Bau banget lo! Mandi sekarang biar segeran! Lo ngapain siiih sampe kayak gini, ngapain looo? Diapain lo? Kenapa nyokap lo sampe takut banget lo bunuh diri. Kenapa lo??"

Kata dia.

"Idih, kan gw sendirian disini. Siapa suruh lo dateng, jadi bisa nyium kan kalo gw bau. Males gw mandi, tar aja. Gak kemana-mana juga. Plis deh! Lo jangan bawel jadi orang. Kalo lo kesini cuma mau nambah beban gw mending lo pulang aja. Gw sendiri aja disini. Capek gw idup kayak gini. Dibohongin, dikerjain, dimanfaatin, capeeeekkk gw!!!!!"

Sasha menatapku sambil mendengarku berteriak kencang. Aku menangis setelah itu. Menangis sejadi-jadinya. Sasha memelukku kencang tanpa berkata-kata.

Butuh waktu cukup lama untukku bisa lebih tenang di pelukan Sasha. Ketika sudah tenang, aku mulai menceritakan setiap detail kejadian yang aku alami kemarin. Sasha hanya diam tidak bisa berkata apa-apa. Setidaknya itu yang aku butuhkan sekarang, orang yang bisa mendengarkan tanpa komplain atau menjawab dengan ke sok tauannya atas perasaanku.

Sasha mengajakku sarapan, makan siang dan malam. Tidak banyak respon yang disampaikan oleh Sasha. Dia lebih banyak fokus ke pemulihanku saja. Malam ini dia ikutan nginep di hotel menemaniku.

Bab terkait

  • Tunanganku vs Tunangannya   Move on - 10

    Setelah kejadian itu, butuh waktu beberapa hari untuk aku kembali pulih dan siap bekerja lagi, bertemu bu bos yang mungkin akan mengenalkan calon suaminya hari ini kepadaku. benar dugaanku. Pagi ini aku dandan seadanya, memakai baju yang diambilkan Sasha di apartemenku. Cukup nampak seperti baru sembuh dari sakit, cocok dengan alasanku tidak masuk kantor beberapa hari karena sakit. bu bos memanggilku ke ruangan begitu dia tau aku sudah kembali kerja. "Apa kabar Lingan? Sudah sehat? Saya khawatir kamu terlalu capek belakangan ini banyak yang harus kamu selesaikan." "Saya gak papa bu, sudah lebih baik, terima kasih." "Sukurlah. Oiya, sebentar siang kamu makan siang sama saya ya, saya mau mengenalkan kamu ke calon suami saya. Akhirnya sampai juga dia di Jakarta. Dia sudah di Jakarta dari minggu lalu, tapi katanya masih ada urusan yang harus diselesaikan makanya baru bisa saya kenalkan ke kamu hari ini, kebetulan juga kemarin kamu sakit dan baru hari ini ma

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-12
  • Tunanganku vs Tunangannya   Hidup baru - 11

    3 bulan sudah lewat setelah pernikahan akbar bu bos kemarin. Suasana di kantor sudah mulai kembali normal setelah bu bos kembali dari honeymoon keliling Indonesia dari sabang sampai merauke. Katanya sih mengikuti maunya suami bisa keliling Indonesia. Maunya suaminya itu ya maunya aku dulu, dulu…Kutarik napas panjang sambil menyeruput kopi favoritku sebelum memulai hari senin ini.Telepon di ruanganku berdering kencang “pagi” “pagi Lingan. Bisa ke ruangan saya sekarang?” “Ok bu” tumben banget jam segini udah sibuk. “Ada apa bu?” Bu bos lagi telepon, dia hanya kasih kode pakai matanya menyuruh aku duduk. Suasana ruangan ini gak sehangat biasanya. Ada apa ya? Aku bertanya-tanya dalam hati. Selesai telepon, bu bos duduk di balik mejanya sambil melipat tangannya. “Lingan. Saya perlu bicara empat mata sama kamu” aku menelan ludah. Ada apa ini? Perasaanku mendadak tidak enak. “Gimana bu?” “Kamu pernah mau menikah?” Kembali petir di pagi hari yang waktu itu pe

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-26
  • Tunanganku vs Tunangannya   Maju jalan! - 12

    Sejak pertemuan dengan bu bos terakhir yang menanyakan sejarah kelam percintaanku, aku sangat berusaha untuk tidak bertemu empat mata dengan bu bos. Aku takut tidak dapet jawaban lagi atas pertanyaan - pertanyaan ajaibnya yang bikin aku gak tenang. Rasanya hidupku sudah cukup tenang saat ini. Terima kasih untuk kantor pusat yang sudah menaikkan targetku makin mendekati langit, jadi mau gak mau aku harus kejar target biar aku dapet reward dan tabunganku cukup untuk masa depan nanti setelah aku resign. Yah, aku emang berencana resign dari kantor ini. Tapi nanti kalau tabunganku sudah kurasa cukup. Senin besok aku harus berangkat ke Singapore untuk bertemu bapak Permana. Pria ini seperti angin rasanya, datang dan pergi di hidupku tapi belum banyak kesan di dalamnya. Apa kubuat makin berkesan saja ya? Aku tersipu sambil menatap keluar jendela ruang kerjaku. Tok.. tok.. tok.. “permisi bu, ada tamu. Bisa saya persilahkan masuk?” Sekretarisku membuka pintu ruanganku sedikit. “Siapa?” “Mmm..

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-05
  • Tunanganku vs Tunangannya   Kehidupan baru - 13

    Aku memang berencana resign dari kantor kesayanganku ini setelah sudah 10 tahun berkarya. Kupikir, kalau aku terus berada di comfort zone, aku tidak akan bisa meningkatkan kemampuan diriku. Maunya sih sambil buka usaha juga yang nantinya akan jadi bekalku semasa tua.Mulai kubayangkan, aku duduk di beranda rumah dengan detail cat rumah putih kombinasi dengan batu bata merah seperti rumah - rumah yang ada di bali. Sambil menyeruput teh hangat bersama dengan suamiku sambil melihat cucu kami berlarian di taman rumah kami yang luas. Sebentar, kenapa harus bali sih? Huft.. kutarik napas panjang. Bubar jalan bayangan indahku bersama suamiku yang mukanya masih samar - samar alias belum tau siapa. Kapan aku bisa menghapus kenangan bali dari pikiranku? Semakin aku coba membuang kenangan itu jauh - jauh, semakin lekat di pikiranku. Susah sekali lepas rasanya. Kuletakkan kopi dengan segala kegiatan wajib pagiku di meja dan melanjutkan pekerjaanku yang menumpuk hari ini, sambil reminder ke diri s

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-20
  • Tunanganku vs Tunangannya   Ketika itu - 14

    Kadang - kadang aku masih suka menghabiskan waktu saat weekend dengan terbang keluar kota bukan untuk ngapain tapi hanya untuk mencari waktu sendiri ku sambil melihat awan dari jendela pesawat selama beberapa menit atau beberapa jam, menikmati suasananya yang tiada duanya. Kalo diinget - inget sudah lama juga aku tidka melakukan rutinitas itu karena kesibukan yang luar biasa.Masak harus tunggu resign dulu baru bisa pergi - pergi. “Ah kelamaan ah..” aku mengumam sendiri sambil mengecek email. Kursor di komputer lalu memilih salah satu aplikasi travel yang sering kupakai. Cek tanggal weekend ini, dan tujuan. “Oke, Singapore kayaknya oke. Dua malam” kembali aku menggumam sendiri sambil jari tanganku kutak katik pilih tanggal, pilih hotel, klik pembayaran dan “done! Yeessss…” aku tersenyum sendiri seperti melihat layar komputerku seperti melihat suatu pencapaian kerja terbaik tahun ini. Senyumku merekah. Ada semangat lebih untuk menyelesaikan pekerjaanku minggu ini.Senin..Selasa..Rabu

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-01
  • Tunanganku vs Tunangannya   Kamu oh Kamu! - 15

    Singapore di weekend ini harusnya menjadi sempurna dengan tidak adanya gangguan apapun. Aku berharap bisa bebas keluar masuk toko di Orchard Road tanpa rasa was - was akan bertemu dengan orang lain yang bisa menyebabkan keresahan. Kenapa harus ketemu dia di sini di hotel ini dan kamarnya ada depan kamarku di lantai yang sama. Mimpi apa aku di pesawat saat tertidur kemarin. Malam ini mendadak tidak bisa tidur aku terjaga semalaman entah karena kebanyakan wine di pesawat atau karena pertemuan di lift tadi. Tidak tenang rasanya, kalau - kalau pintu kamarku di ketok atau telepon kamarku berbunyi dari kamar sebelah. Sekali lagi, aku tidak suka keadaan ini. Aku mau refreshing bukan sebaliknya. Aku membenamkan mukaku ke bantal sambil berteriak kencang sekencang - kencangnya. Hari Sabtu. Harusnya hari ini Alonzo tidak ada kegiatan, karena ini sabtu. Eh ngapain aku mikirin dia? harusnya aku fokus ke agendaku hari ini. Gym sebentar, mandi sarapan kemudian jalan - jalan dan berkulineran. Ok,

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-15
  • Tunanganku vs Tunangannya   Back to Reality - 16

    Kriiiinggg..... kriiiiingggg telepon di ruangan kerjaku beteriak seperti membangunkan aku dari mimpi. Weekend kemarin di Singapore rasanya kok kurang ya untuk aku bisa berdua saja dengan Alonzo. "Sadar Lingan! sadar! dia udah jadi suami bosmu sendiri yang sedang hamil anak pertama mereka!" kutepuk pipiku sendiri agar segera kembali ke bumi. "Siang, dengan Lingan disini. Dengan siapa?""Lingan...... kok lama? tolong bawa dokumen meeting minggu lalu ke ruangan saya, saya mau lihat""Baik bu"bergegas ku mengambil dokumen meeting di meja sekretarisku dan segera meluncur ke ruangan bu bos. "Pagi bu..""Pagi. Have a seat please.." bu bos menyuruhku duduk tanpa menatapku. eh, tumben bu bos seformal ini. Dia gak akan seformal ini kalo gak ada sesuatu yang dirasa cukup mengganggu. "Yang ini segera saja dieksekusi agar tidak terlalu lama, nanti mereka berubah pikiran, Lingan""Noted bu. Saya eksekusi hari ini, prosesnya biasanya seminggu, jadi minggu depan harusnya sudah bisa selesai s

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-17
  • Tunanganku vs Tunangannya   This is My Holiday - 17

    Minggu depan adalah ulang tahunku. Sudah dua tahun aku melewati ulang tahun sendirian di apartmentku dengan hanya ditemani lilin, bukan lilin ulang tahun tapi lilin untuk mati lampu itu. Kebayang kan. Ibuku pun entah kenapa di setiap hari ulang tahunku selalu saja ada kegiatan di luar kota dan ditambah lagi aku tidak punya kekasih hati lagi sejak saat itu, jadi, yah.. aku lewati ulang tahun sendirian, again... and again.. dan sepertinya tahun ini juga akan sama, sendirian lagi. Aku sudah mengajukan cuti untuk hari Kamis minggu depan. Kebetulan hari ulang tahunku hari Jumat, jadi aku bisa escape sebentar untuk waktu yang lumayan lama untukku. Aku menatap laptopku dalam - dalam mencari destinasi tujuan mana yang kira - kira bisa kupilih untuk menghabiskan long weekend ini, sendiri. "Singapore?" aku menggumam dan menggeleng sendiri. "Let's find another destination" aku menggumam lagi sambil menarik napas panjang sambil terus scroll layar komputerku."Dalam negeri kali yaaaa...."

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-18

Bab terbaru

  • Tunanganku vs Tunangannya   Happy Birthday!!!

    Good morning sunshine! Happy birthday to me! Aku bangun dari tempat tidur, menggeliat seperti anak kucing dua menit, kemudian aku turun dari tempat tidur membuka tirai di kamarku lebar - lebar agar matahari di hari ulang tahunku ini bisa masuk ke dalam kamar sesuka hatinya menerangi jiwa dan ragaku. Aku menggeleng sambil tersenyum sambil berjalan ke arah pantry. Kopi pahit atau manis untuk pagi ini? Kuseduh kopi manis yang tersedia di mini bar di kamarku sambil bergumam sendirian, "mari minum kopi manis, agar harimu bertambah manis hari ini..." kemudian aku tertawa geli sendiri atas kata - kataku yang lebay kekinian. Menghirup wangi kopi sambil menatap indahnya lautan biru yang ada di depan mataku dari kamar sungguh suatu situasi yang langka untukku. Kutarik napas panjang. Aku bersyukur masih bisa punya kekuatan untuk kembali lagi ke tempat ini, pulau ini, hotel ini berdiri dengan pemandangan diluar jendela yang sama dengan waktu itu, sendirian, merayakan ulang tahunku. "Ter

  • Tunanganku vs Tunangannya   Hell-O! - 18

    Hell-O Bali! Pagi ini pesawatku landing dengan mulus di Bandar Udara International I Gusti Ngurah Rai. Saat aku keluar dari pesawat, aroma angin laut dan aroma khas bali ini langsung tercium di hidungku.. lembab, segar dan hangat jadi satu rasanya. Aku selalu mencintai pulau yang sangat indah ini. Tetapi sejak adanya memori yang tidak menyenangkan itu, tidak pernah terbayang lagi olehku kalau aku akan kuat kembali lagi ke pulau ini, sendirian. Tapi, disinilah aku. Merayakan ulang tahunku besok. Sopir yang menjemput aku di terminal kedatangan sudah mengangkat papan nama bertuliskan namaku dengan tinggi. Kadek tertulis di papan nama di dadanya. Beliau menyapaku dengan sangat sopan. "Selamat datang kembali di Bali, Ibu Lingan.....bagaimana perjalanannya dari Jakarta?" "Terima kasih Pak Kadek...baik pak, untung cerah ya....perjalanan ke Bali selalu baik pak.. bagaimana kondisi Bali sekarang pak?""Baik ibu, sudah mulai ramai.. karena ini sudah masuk high season disini" beliau k

  • Tunanganku vs Tunangannya   This is My Holiday - 17

    Minggu depan adalah ulang tahunku. Sudah dua tahun aku melewati ulang tahun sendirian di apartmentku dengan hanya ditemani lilin, bukan lilin ulang tahun tapi lilin untuk mati lampu itu. Kebayang kan. Ibuku pun entah kenapa di setiap hari ulang tahunku selalu saja ada kegiatan di luar kota dan ditambah lagi aku tidak punya kekasih hati lagi sejak saat itu, jadi, yah.. aku lewati ulang tahun sendirian, again... and again.. dan sepertinya tahun ini juga akan sama, sendirian lagi. Aku sudah mengajukan cuti untuk hari Kamis minggu depan. Kebetulan hari ulang tahunku hari Jumat, jadi aku bisa escape sebentar untuk waktu yang lumayan lama untukku. Aku menatap laptopku dalam - dalam mencari destinasi tujuan mana yang kira - kira bisa kupilih untuk menghabiskan long weekend ini, sendiri. "Singapore?" aku menggumam dan menggeleng sendiri. "Let's find another destination" aku menggumam lagi sambil menarik napas panjang sambil terus scroll layar komputerku."Dalam negeri kali yaaaa...."

  • Tunanganku vs Tunangannya   Back to Reality - 16

    Kriiiinggg..... kriiiiingggg telepon di ruangan kerjaku beteriak seperti membangunkan aku dari mimpi. Weekend kemarin di Singapore rasanya kok kurang ya untuk aku bisa berdua saja dengan Alonzo. "Sadar Lingan! sadar! dia udah jadi suami bosmu sendiri yang sedang hamil anak pertama mereka!" kutepuk pipiku sendiri agar segera kembali ke bumi. "Siang, dengan Lingan disini. Dengan siapa?""Lingan...... kok lama? tolong bawa dokumen meeting minggu lalu ke ruangan saya, saya mau lihat""Baik bu"bergegas ku mengambil dokumen meeting di meja sekretarisku dan segera meluncur ke ruangan bu bos. "Pagi bu..""Pagi. Have a seat please.." bu bos menyuruhku duduk tanpa menatapku. eh, tumben bu bos seformal ini. Dia gak akan seformal ini kalo gak ada sesuatu yang dirasa cukup mengganggu. "Yang ini segera saja dieksekusi agar tidak terlalu lama, nanti mereka berubah pikiran, Lingan""Noted bu. Saya eksekusi hari ini, prosesnya biasanya seminggu, jadi minggu depan harusnya sudah bisa selesai s

  • Tunanganku vs Tunangannya   Kamu oh Kamu! - 15

    Singapore di weekend ini harusnya menjadi sempurna dengan tidak adanya gangguan apapun. Aku berharap bisa bebas keluar masuk toko di Orchard Road tanpa rasa was - was akan bertemu dengan orang lain yang bisa menyebabkan keresahan. Kenapa harus ketemu dia di sini di hotel ini dan kamarnya ada depan kamarku di lantai yang sama. Mimpi apa aku di pesawat saat tertidur kemarin. Malam ini mendadak tidak bisa tidur aku terjaga semalaman entah karena kebanyakan wine di pesawat atau karena pertemuan di lift tadi. Tidak tenang rasanya, kalau - kalau pintu kamarku di ketok atau telepon kamarku berbunyi dari kamar sebelah. Sekali lagi, aku tidak suka keadaan ini. Aku mau refreshing bukan sebaliknya. Aku membenamkan mukaku ke bantal sambil berteriak kencang sekencang - kencangnya. Hari Sabtu. Harusnya hari ini Alonzo tidak ada kegiatan, karena ini sabtu. Eh ngapain aku mikirin dia? harusnya aku fokus ke agendaku hari ini. Gym sebentar, mandi sarapan kemudian jalan - jalan dan berkulineran. Ok,

  • Tunanganku vs Tunangannya   Ketika itu - 14

    Kadang - kadang aku masih suka menghabiskan waktu saat weekend dengan terbang keluar kota bukan untuk ngapain tapi hanya untuk mencari waktu sendiri ku sambil melihat awan dari jendela pesawat selama beberapa menit atau beberapa jam, menikmati suasananya yang tiada duanya. Kalo diinget - inget sudah lama juga aku tidka melakukan rutinitas itu karena kesibukan yang luar biasa.Masak harus tunggu resign dulu baru bisa pergi - pergi. “Ah kelamaan ah..” aku mengumam sendiri sambil mengecek email. Kursor di komputer lalu memilih salah satu aplikasi travel yang sering kupakai. Cek tanggal weekend ini, dan tujuan. “Oke, Singapore kayaknya oke. Dua malam” kembali aku menggumam sendiri sambil jari tanganku kutak katik pilih tanggal, pilih hotel, klik pembayaran dan “done! Yeessss…” aku tersenyum sendiri seperti melihat layar komputerku seperti melihat suatu pencapaian kerja terbaik tahun ini. Senyumku merekah. Ada semangat lebih untuk menyelesaikan pekerjaanku minggu ini.Senin..Selasa..Rabu

  • Tunanganku vs Tunangannya   Kehidupan baru - 13

    Aku memang berencana resign dari kantor kesayanganku ini setelah sudah 10 tahun berkarya. Kupikir, kalau aku terus berada di comfort zone, aku tidak akan bisa meningkatkan kemampuan diriku. Maunya sih sambil buka usaha juga yang nantinya akan jadi bekalku semasa tua.Mulai kubayangkan, aku duduk di beranda rumah dengan detail cat rumah putih kombinasi dengan batu bata merah seperti rumah - rumah yang ada di bali. Sambil menyeruput teh hangat bersama dengan suamiku sambil melihat cucu kami berlarian di taman rumah kami yang luas. Sebentar, kenapa harus bali sih? Huft.. kutarik napas panjang. Bubar jalan bayangan indahku bersama suamiku yang mukanya masih samar - samar alias belum tau siapa. Kapan aku bisa menghapus kenangan bali dari pikiranku? Semakin aku coba membuang kenangan itu jauh - jauh, semakin lekat di pikiranku. Susah sekali lepas rasanya. Kuletakkan kopi dengan segala kegiatan wajib pagiku di meja dan melanjutkan pekerjaanku yang menumpuk hari ini, sambil reminder ke diri s

  • Tunanganku vs Tunangannya   Maju jalan! - 12

    Sejak pertemuan dengan bu bos terakhir yang menanyakan sejarah kelam percintaanku, aku sangat berusaha untuk tidak bertemu empat mata dengan bu bos. Aku takut tidak dapet jawaban lagi atas pertanyaan - pertanyaan ajaibnya yang bikin aku gak tenang. Rasanya hidupku sudah cukup tenang saat ini. Terima kasih untuk kantor pusat yang sudah menaikkan targetku makin mendekati langit, jadi mau gak mau aku harus kejar target biar aku dapet reward dan tabunganku cukup untuk masa depan nanti setelah aku resign. Yah, aku emang berencana resign dari kantor ini. Tapi nanti kalau tabunganku sudah kurasa cukup. Senin besok aku harus berangkat ke Singapore untuk bertemu bapak Permana. Pria ini seperti angin rasanya, datang dan pergi di hidupku tapi belum banyak kesan di dalamnya. Apa kubuat makin berkesan saja ya? Aku tersipu sambil menatap keluar jendela ruang kerjaku. Tok.. tok.. tok.. “permisi bu, ada tamu. Bisa saya persilahkan masuk?” Sekretarisku membuka pintu ruanganku sedikit. “Siapa?” “Mmm..

  • Tunanganku vs Tunangannya   Hidup baru - 11

    3 bulan sudah lewat setelah pernikahan akbar bu bos kemarin. Suasana di kantor sudah mulai kembali normal setelah bu bos kembali dari honeymoon keliling Indonesia dari sabang sampai merauke. Katanya sih mengikuti maunya suami bisa keliling Indonesia. Maunya suaminya itu ya maunya aku dulu, dulu…Kutarik napas panjang sambil menyeruput kopi favoritku sebelum memulai hari senin ini.Telepon di ruanganku berdering kencang “pagi” “pagi Lingan. Bisa ke ruangan saya sekarang?” “Ok bu” tumben banget jam segini udah sibuk. “Ada apa bu?” Bu bos lagi telepon, dia hanya kasih kode pakai matanya menyuruh aku duduk. Suasana ruangan ini gak sehangat biasanya. Ada apa ya? Aku bertanya-tanya dalam hati. Selesai telepon, bu bos duduk di balik mejanya sambil melipat tangannya. “Lingan. Saya perlu bicara empat mata sama kamu” aku menelan ludah. Ada apa ini? Perasaanku mendadak tidak enak. “Gimana bu?” “Kamu pernah mau menikah?” Kembali petir di pagi hari yang waktu itu pe

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status