Beranda / Fantasi / Tunangan Kontrak Grand Duke / Chapter VI : Novel Yang Pernah Dibaca

Share

Chapter VI : Novel Yang Pernah Dibaca

Penulis: Latiani
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-03 04:15:26

Novel yang pernah aku baca, I'm sorry But I Don't Love You. Kisah itu dimulai dari bab pertama yang menjelaskam asal-usul dari pemeran utama Pria, yaitu Pangeran Pertama bernama Cladios Cashel Feodora, dan alasan kenapa ia mendapatkan kebencian sedalam itu.

Ayah yang hampir tidak pernah memerhatikannya. Ratu yang sangat membencinya. Masyarakat yang menganggapnya seperti sampah. Negara yang mengabaikannya.

Alur berikutnya, Cashel dijodohkan oleh Ratu dengan Putri Bangsawan Baron yang berasal dari Pedesaan.

Ratu sengaja menjodohkannya dengan bangsawan yang tidak memiliki pengaruh. Mereka bahkan sudah bertunangan sejak Cashel berusia sepuluh tahun. Nama gadis itu CLARIET RUBIHAH LACE.

Raja menentang pertunangan itu, tapi karena tidak satupun dari putri bangsawan besar yang ingin menikahkan putrinya dengan Cashel yang menyedihkan itu. Akhirnya, Raja menerima keputusan itu.

Lalu alurnya semakin cepat, sepuluh tahun kemudian. Setelah berjuang di medan perang, Cashel yang tidak dianggap itu kembali ke istana dan dinikahkan dengan Rubi.

Lalu di hari Debutante Cashel yang didampingi oleh Rubi. Grand Duke Glenn yang sudah tua, memperkenalkan Putra sulungnya kepada semua orang di acara itu. Seolah ia sengaja memilih hari itu untuk membuat Cashel merasa semakin buruk. Nama putranya itu adalah MORRIGAN CAVELIO GLENN.

Pemuda yang sangat tampan dengan rambut abu-abu cerahnya dan mata merah seperti batu ruby. Tubuh tegak nan rupawan. Berdiri di sebelah ayahnya sambil menatap lekat ke arah Raja yang sedang duduk di atas takhta.

Lalu siapakah GUINEVERE CORETTE LUVENA dalam novel itu? Ia merupakan putri sulung bangsawan Luvena begelar Count dan akrab disapa Cette. Cette hanyalah pemeran figuran yang kemunculannya dalam pembacaan bahkan tidak sampai dua persen dari isi di dalam novel.

Cette diceritakan sebagai perempuan bangsawan yang hidupnya tiba-tiba hancur karena melihat ibunya mati secara tragis di depan matanya sendiri.

Kemudian Pangeran Cashel merangkul Cette dan menjadikan Cette sebagai sekutunya.

Cette diceritakan mati di tangan Morgan karena hendak melindungi Cashel dari amukan pedang iblis milik Morgan.

Tapi itu adalah awal dari segalanya.

Cashel yang marah karena kematian Cette yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri —satu-satunya bangsawan yang tidak menganggapnya sebagai hantu, orang yang ingin ia lindungi —harus mati di depan matanya, bahkan demi melindunginya.

Akhirnya, Cashel mengerahkan pasukan rahasianya, yang ia beri nama Dragon, untuk menyerang istana dan melakukan pemberontakan.

Tidak ada kisah romansa di antara Cashel dan Cette.

Mereka dipersatukan murni hanya karena keinginan Cette untuk balas dendam atas kematian ibunya dan Cashel yang membutuhkan kemampuan pengendali spirit milik Cette. Karena Cette merupakan seorang Pengendali Spirit (Spirit User).

Mereka hanya saling menguatkan satu sama lain.

Tapi di kalangan bangsawan ada rumor yang hangat diperbincangkan, yaitu tentang Putri sulung Count Luvena yang tergila-gila kepada Pangeran Cashel.

Kenapa rumor tersebut menyebar? Bahkan ayah dan adik Cette sendiri memercayai rumor itu?

Di ceritakan di dalam novel, Cette pernah dijadikan salah satu kandidat sebagai calon tunangan Pangeran Cashel. Tapi Cette tidak terpilih karena faksi bangsawan menentangnya dan ayah Cette juga tidak menyetujuinya.

Cette sebenarnya tidak masalah bila tidak terpilih menjadi tunangan Cashel. Karena memang tidak pernah terjalin perasaan sama sekali di antara mereka.

Namun, setelah Cette menjadi sekutu Cashel yang sudah memiliki tunangan, Cette harus memiliki alasan untuk bisa bertemu dengan Cashel. Jadi semenjak rumor itu tersebar, Cette mulai berlagak menjadi wanita sinting yang mengganggu tunangan orang lain.

Cette bahkan mendapat julukan sebagai wanita tidak tahu malu yang menggoda pria yang memiliki tunangan karena tidak bisa merelakannya.

Jia membuka mata perlahan. Ia mengintip sedikit ingin memastikan apakah ia masih di tubuh Cette atau sudah kembali ke tubuh Jia.

Jia melengos pasrah menyadari masih berbaring di kamar tidur mewah milik Cette. Apalagi setelah satu malaman ia tidak bisa tidur karena memikirkan apa yang harus dilakukan demi menghindari Grand Duke yang akan membunuhnya seperti di dalam novel aslinya.

"Nona Cette, apa Anda sudah bangun?" tanya Lillian yang baru saja masuk ke dalam kamar.

Jia kembali melengos. "Hah, benar! Sekarang aku adalah Cette," batinnya sembari menghela napas panjang. "Oke mulai sekarang aku adalah Cette. Bukan Jia!"

Lillian menyingkap tirai jendela kamar, agar sinar mataharinya masuk ke dalam.

"Saya sudah membawakan air hangat untuk mencuci wajah Anda," ucap Lillian kepada Cette.

Lillian membantu Cette duduk dan ia mulai mencuci wajahnya dengan air yang dibawa oleh Lillian.

"Lillian duduklah disebelahku!" seru Cette kepada Lillian. Ia merasa tidak boleh menunggu lebih lama lagi. Cette merasa harus segera menyelesaikan rasa penasarannya itu.

"Tapi Nona ..." Lillian hendak menolak permintaan Nonanya.

"Ini perintah!" Cette menunjukkan ekspresi serius.

Lillian langsung duduk di sebelah Cette setelah mendengar bahwa ucapan itu merupakan perintah.

"Lillian kamu berkata bahwa di sini merupakan Kerajaan Feodora. Benar?" tanya Cette memulai wawancaranya.

"Benar, Nona." Lillian menjawab tanpa keraguan.

"Apa aku boleh bertanya nama Raja yang saat ini bertakhta?" tanya Cette dengan pertanyaan yang lain.

"Ma-maaf? Ta-tapi Nona, bukan tindakan yang terpuji bagi seorang pelayan seperti saya menyebutkan nama seorang Raja Yang Mulia oleh mulut saya yang rendah ini." Lillian terlihat sedikit takut.

"Chaperon atau Calliope?" tanya Cette to the point.

"No-Nona Anda tidak boleh menyebutkan langsung nama mereka seperti itu. Bagaimana kalau ada yang mendengarnya?" Lillian semakin ketakutan karena Cette.

"Yang pertama atau yang kedua?" Cette belum mau menyerah untuk mendapatkan jawaban pasti dari Lillian.

Cette sebenarnya sudah bisa menebaknya. Kalau Grand Duke muda itu sudah menunjukkan dirinya. Itu sudah pasti ....

"Yang kedua!" jawab Lillian canggung sesuai dengan prediksi Cette.

Cette menghela napas lega. Seenggaknya ia tidak hidup di masa suram pemerintahan Raja Chaperon.

"Sudah berapa lama Yang Mulia Calliope bertakhta?" tanya Cette lagi kepada Lillian supaya ia bisa menyamakannya dengan isi novel yang pernah ia baca itu.

"Tujuh belas tahun," jawab Lillian sembari memiringkan kepalanya untuk mengingat.

"Apakah Pangeran Pertama yang ayah sebutkan itu adalah Pangeran Cladios Cashel Feodora?" tanya Cette dengan pertanyaan yang lainnya.

"Benar, Nona!" jawab Lillian masih tanpa keraguan.

Cette mendadak merasa merinding saat menyadari nama, tempat, bahkan alur yang ada di dalam novel —benar-benar sama dengan apa yang sedang ia tatap saat ini. Cette semakin yakin bahwa ia sudah masuk ke dalam dunia novel.

"Syukurlah karena Nona benar-benar sudah ingat. Anda juga mengingat nama Yang Mulia Pangeran Pertama. Saya sangat senang mendengarnya," ungkap Lillian benar-benar merasa lega.

"Kalau tujuh belas tahun masa pemerintahan Yang Mulia Calliope, berarti saat ini usia Yang Mulia Pangeran Pertama akan segera menginjak usianya yang ketujuh belas tahun. Apa Yang Mulia Pangeran sudah melakukan debutantenya?" tanya Cette kembali memastikan hal yang lainnya.

Lillian sedikit bingung dengan pertanyaan yang Cette ajukan. "Apa mungkin Nona lupa bahwa saat ini Yang Mulia Pangeran ...."

"Dia sedang berada di medan perang!" potong Cette atas kebingungan Lillian.

"Anda benar. Tapi kenapa Anda seperti ingin memastikan?" tanya Lillian bingung karena nada bicara Cette seperti tidak yakin.

"Aku hanya butuh kepastian apakah ingatan itu benar atau tidak," balas Cette lirih. Cette bertanya seperti itu kepada Lillian karena ingatan itu bukanlah murni berasal dari ingatan milik Cette. Ia sedang menghubungkan antara ingatan dari si pemilik tubuh asli dengan isi di dalam novel.

Tinggal menunggu lima tahun dari sekarang, hingga pemberontakan yang dipimpin oleh Cashel akan terjadi. Cette akan turut menyaksikan pasangan yang mendapatkan label sebagai pasangan paling menyedihkan di masanya itu mati dibunuh oleh orang yang sama —atau Cette yang akan mati sebelum pemberontakan itu terjadi.

Sekarang semuanya itu tergantung kepada pilihan yang akan Cette ambil.

"Nona, maaf sebelumnya kalau saya lancang. Apa saya boleh bertanya tentang kejadian sebenarnya pada hari itu?" tanya Lillian kepada Cette perihal yang terjadi kepada Cette asli saat ditemukan tidak sadarkan diri di hutan, sehingga membuat Cette harus mengalami koma selama satu bulan.

"Sebelumnya bolehkah kamu menutup tirai jendela itu, Lillian?" pinta Cette dan Lillian langsung mengindahkannya.

"Apa yang sebenarnya terjadi, Nona?" bisik Lillian yang sudah dalam posisi duduk di sebelah Cette. "Saya terus bertanya-tanya, apa sebenarnya yang telah terjadi pada Anda hari itu. Andai hari itu saya tidak meninggalkan Nona ..." Lillian mulai menangis kembali.

Cette tersenyum serta mengusap pelan kepala Lillian. Dia benar-benar pelayan yang sangat berdedikasi kepada Nona yang ia layani. Jia yang berada di tubuh Cette semakin menyukainya.

"Tapi Lillian, kalau kamu ikut denganku hari itu, kamu tidak akan berada di sini sekarang!" balas Cette sembari menghela napas.

Lillian mengerutkan keningnya. "A-apa maksudnya itu Nona?"

"Aku bisa menebak. Davlin Marley pasti berkata kalau aku sengaja melukai diriku sendiri karena masih belum bisa menerima kalau Pangeran Pertama tidak menjadi suamiku. Benar, kan?" tebak Cette dengan yakin.

"Ba-bagaimana Anda bisa mengetahuinya?" Lillian semakin kebingungan.

"Aku tidak tahu harus menceritakannya dari mana. Tapi satu hal yang harus kamu tahu, hari itu aku bukan melukai diriku sendiri. Tapi itu memang sebuah kesengajaan," jelas Cette kepada Lillian.

Seketika raut wajah Lillian menjadi pucat pasih. Ia bahkan tidak tahu harus mengatakan apa atas cerita yang baru saja ia dengar. "A-Anda dibunuh?!"

Bab terkait

  • Tunangan Kontrak Grand Duke   Chapter VII Rencana Perayaan Kesembuhan Cette

    "Nona, Tuan Penguasa dan Nona Muda Gitte datang!" seru Lillian kepada Cette yang sejak tadi sibuk melatih kakinya, agar bisa berjalan kembali."Persilakan masuk!" titah Cette kepada Lillian."Kak Cette!" teriak Gitte bahagia begitu pintu dibuka. Cette langsung tersenyum."Bagaimana kabarmu hari ini, Nak?" tanya Ruxen kepada Cette.Gitte sigap memapah Cette ke sofa yang ada di kamar itu."Aku ingin bisa cepat berjalan kembali. Jadi aku melatih kakiku tiap ada kesempatan," jawab Cette atas pertanyaan Ruxen."Maaf ayah menanyakan ini. Tapi ...,apa kamu masih mengalami kesulitan untuk mengingat?" tanya Ruxen pelan dengan sedikit kesulitan kepada Cette.Cette diam sejenak. Lalu dengan yakin mengangguk. "Maaf, ayah!" jawab Cette dengan suara parau dan kepala menunduk.Di sebelah Cette, ada Lillian yang langsung terkesiap mendengar jawaban itu. Karena Lillian jelas sudah mengetahui bahwa Nonanya tidak amnesia, tapi sekarang ia malah berbohong kepada ayah dan adiknya."Begitu ya," balas Ruxen

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-07
  • Tunangan Kontrak Grand Duke   Chapter VIII : Elf Kegelapan

    Di Wilayah Perbatasan, Perang dengan para pemberontak masih terus berlanjut. Pangeran Pertama, CLADIOS CASHEL FEODORA, yang akrab disapa Cashel —sebagai komandan pasukan yang memimpin peperangan itu, tampak sibuk memberikan perintah kepada para bawahannya."Bagaimana keadaan di sisi selatan perbatasan?" tanya Cashel kepada para prajuritnya.Kini Cashel tampak sibuk dengan peta berukuran cukup besar yang tergelar di atas mejanya. Di atas peta itu ada beberapa bendera mini dengan dua warna yang berbeda, merah dan hijau, yang menjadi penanda di lokasi-lokasi tertentu."Kita sudah menemukan satu markas tempat mereka menyimpan senjata. Tinggal menunggu kesempatan sampai orang-orang kita berhasil menaklukkan pemimpin di markas itu!" jelas salah satu prajurit."Lalu bagaimana dengan persiapan untuk menyerang markas utama? Apa Adler sudah berhasil menembus tabir sihir yang menghalangi tempat itu?" tanya Cashel lagi."Saat ini Tuan Adler sedang mengusahakannya dan ..." Namun, tiba-tiba saja f

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-08
  • Tunangan Kontrak Grand Duke   Chapter IX : Aku Akan Melamarnya!

    ISTANA ROSE —Istana milik Ratu Engrasia Marva, Ratu Kerajaan Feodora.Ratu Engrasia tampak sedang duduk santai di depan meja riasnya. Sementara para dayang sibuk menata rambutnya yang panjang dan membersihkan kuku-kukunya.Seorang pelayan masuk dan menundukkan kepala. "Yang Mulia, ada tamu yang ingin bertemu dengan Anda!" seru pelayan itu kepada Engrasia."Siapa?" jawab Ratu Engrasia tidak bergerak sedikitpun dari tempat duduknya."Yang Mulia Grand Duke Glenn, Lord Morgan!" jawab si pelayan kepada Engrasia.Ratu Engrasia mengerutkan keningnya saat mendengar Morgan ada di Istananya."Ada urusan apa anak itu datang? Tumben sekali dia tidak mengirimkan utusan terlebih dahulu," batin Engrasia merasa perilaku Morgan sedikit berbeda."Melihatnya yang datang tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, sepertinya ada hal yang sangat penting yang ingin dia sampaikan," batin Engrasia sedang menebak maksud kedatangan Morgan yang sangat tiba-tiba itu."Persilakan dia masuk!" titah Engrasia kepada pelaya

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-10
  • Tunangan Kontrak Grand Duke   Chapter X : Informan Dari Bangsa Elf

    Malam harinya di kamar Cette.Cette baru saja mengganti pakaiannya dengan piyama tidur dibantu oleh Lillian."Nona, maaf atas kelancangan saya ini. Tapi kenapa Anda berbohong kepada Tuan Penguasa dan Nona Muda tentang ingatan Anda? Bukankah ingatan Anda sudah kembali?" tanya Lillian kepada Cette —mengingat pagi tadi Cette berkata belum mengingat apa-apa kepada ayah dan juga adiknya.Seharian ini Cette menghabiskan waktu bersama dengan Gitte, jadi baru sekarang Lillian memiliki waktu untuk menanyakan tentang hal itu."Aku tidak ingin mereka terlibat terlalu jauh!" jawab Cette singkat."Saya mengerti bila Anda mengkhawatirkan Tuan dan Nona Muda. Tapi bagaimana dengan Anda sendiri? Bagaimana jika Tuan Muda Marley kembali menyakiti Anda dan membahayakan nyawa Anda seperti sebelumnya?!" Lillian tampak sangat khawatir."Lillian, aku memberitahukan tentang kebenaran ini kepadamu, karena mungkin untuk ke depannya akan semakin banyak bahaya yang akan menghampiri. Kamu adalah orang yang paling

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-12
  • Tunangan Kontrak Grand Duke   Chapter XI : Apa kau sudah bosan hidup?

    Cette baru selesai melatih kaki-kakinya berjalan mengelilingi kamarnya yang luas itu. Ia terus berlatih, agar segera terbiasa.Setelah latihan beberapa putaran itu, Cette kelelahan. Kemudian ia merebahkan tubuhnya di atas kasur queen size miliknya di kamar itu.Semua penerang di kamar sengaja dipadamkan. Hanya ada lampu tidur dan sinar rembulan yang bersinar indah dengan warna kebiruan yang memanjakan mata.Cette mulai kembali menerawang jauh ke belakang. Ia masih menganggap bahwa yang dialaminya saat ini sungguh ajaib dan masih terasa tidak nyata.Cette masih mengingat masa lalu dari kehidupan yang sebelumnya saja sudah terasa aneh. Sekarang ia malah berada di tubuh orang lain di dunia yang asing. Semakin terasa tidak nyata karena di dunia itu ia memiliki koneksi dengan seorang Pangeran.Cette tertawa kecil. Ia merasa tergelitik dengan situasinya sendiri."Oke, aku akan coba mengurutkan satu persatu hal yang telah aku alami di dunia ini dan membandingkannya dengan apa yang aku ketah

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-13
  • Tunangan Kontrak Grand Duke   Chapter XII : Sentuhan Yang Bervibrasi

    "Hai, Putri Luvena!""Apa yang Anda lakukan di kamar saya? Bagaimana Anda bisa masuk?!" tanya Cette bertubi-tubi kepada Morgan yang sudah berada dihadapannya.Bukannya menjawab pertanyaan Cette, Morgan malah semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Cette.Saat ini posisinya, Cette sedang berbaring di atas kasur dan Morgan membungkuk dengan bertumpu pada tangan kirinya. Kemudian mata mereka bertemu."Sepertinya kamu sudah benar-benar tidak memiliki sedikitpun rasa takut terhadapku ya, Putri! Kamu tidak khawatir aku akan melakukan sesuatu kepadamu?" tanya Morgan dengan senyuman menyeringai."Benar juga. Kenapa aku tidak kepikiran? Dia ini orang yang memiliki peluang paling besar untuk menjadi malaikat mautku. Aku harus bersikap lebih baik sampai aku menemukan cara untuk menjauh darinya," batin Cette mulai menjaga sikapnya."Me-memang apa yang akan Anda lakukan kepada saya?" tanya Cette kepada Morgan yang belum menyingkir dari posisinya satu senti pun.Morgan kembali tersenyum menyeringai.

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-17
  • Tunangan Kontrak Grand Duke   Chapter XIII : Tunangan Cette

    Kediaman Viscount MarleyTok! Tok! Seorang Butler yang sudah bekerja selama lima tahun di kediaman itu, mengetuk kamar pribadi yang biasa ditempati oleh Tuannya bersama para tamu-tamunya.Nama Butler itu FELIO. Ia merupakan mata-mata yang bekerja di bawah perintah Ratu untuk mengawasi setiap gerak-gerik Davlin."Tuan, ada pesan penting untuk Anda!" seru Felio dari balik pintu besar dengan berbahan kayu itu.Tidak ada jawaban dari si Tuan.Si Tuan masih asyik bergurau 'Haha-Hihi' menceritakan beberapa hal yang mereka anggap lucu bersama dengan tamu spesialnya yang manis.Tamu yang rela menanggalkan busananya karena sangat mencintai uang dan kekuasaan.Seolah tidak memahami situasi bahagia yang sedang dirasakan oleh si Tuan. Felio malah kembali mengetuk pintu.Tok! Tok!"Tuan, ini berita penting yang harus Anda dengarkan sekarang juga!" seru Felio kembali dari balik pintu.Tidak sampai satu menit setelah Felio mengetuk, pintu kayu besar itu pun terbuka.Seorang pria dengan piyamanya yan

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-19
  • Tunangan Kontrak Grand Duke   Chapter XIV : Bersiap Bertemu Si Pembunuh

    Keesokan harinya, seperti biasa pagi itu Cette dibangunkan oleh Lillian."Selamat pagi, Nona! Bagaimana istirahat Anda?" tanya Lillian kepada Cette sembari menyingkap gorden jendela yang ada di kamar itu."Please Lillian, jangan tanya bagaimana istirahatku. Aku tidak ingin mengingatnya lagi," batin Cette masih terbengong dengan posisi masih terlentang di atas tempat tidur.Malam hari saat Cette bertemu dengan Morgan, setelah mengatakan kalimat yang membuat Cette ingin lenyap saja sekalian —itu saat Morgan mengajukan diri untuk menjadi tunangannya. Morgan segera pamit dan berkata akan menemui Cette lagi, setelah Cette memikirkan tentang tawarannya.Morgan berkata bahwa Cette akan membuat keputusan yang tepat. Walaupun Cette merasa kalau Morgan terlalu percaya diri dengan ucapannya. Terutama bagi Jia yang sudah mengetahui bagaimana takdir yang akan mereka jalani di kemudian hari —dari novel yang pernah ia baca."Nona, saya dengar tunangan Anda, Tuan Davlin Marley, meminta untuk datang b

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-21

Bab terbaru

  • Tunangan Kontrak Grand Duke   46. Aku Sangat Menginginkannya

    Davlin saat ini berada di kereta kuda yang akan membawanya ke kediamannya setelah berbincang dengan Ratu Engrasia.“Seenaknya saja Ratu sialan itu memintaku melakukan ini dan itu,” gumam Davlin sibuk ngedumel di dalam kereta kuda yang sedang membawanya. “Dulu dia yang memintaku untuk melamarnya, sekarang dia memintaku untuk membatalkannya. Dia juga yang menyuruhku untuk mencelakai Cette. Setelah rencana itu gagal, dia malah lepas tangan dan melemparkan semua tanggung jawabnya kepadaku,” lanjut Davlin terus menggerutu tiada henti.Davlin tiba-tiba teringat dengan Morgan. “Grand Duke Glenn, Morrigan Cavelio Glenn!” gumam Davlin menyebut nama lengkap Morgan. “Apa sebenarnya motif orang itu mulai mendekati Cette? Apa benar alasannya karena kemampuan Cette? Memangnya kemampuan apa yang Cette miliki sampai si Morrigan itu tertarik untuk menguasainya?” batin Davlin mulai penasaran dengan motif Morgan.“Hah! Apa pun motifnya, pasti ini semua merupakan rencana Ratu yang licik itu. Mau sehebat a

  • Tunangan Kontrak Grand Duke   45. Kamu Tidak Layak

    “Apa kamu pernah melihat gelagat aneh yang ditunjukkan oleh Putri Sulung Luvena itu sebelum dia tidak sadarkan diri?” tanya Ratu Engrasia melanjutkan perbincangannya dengan Davlin di Istana Rose.“Maksud Anda gelagat yang bagaimana?” tanya Davlin sedikit bingung atas pertanyaan yang Engrasia ajukan.“Yang mencurigakan atau yang tidak biasa,” balas Engrasia menjawab kebingungan Davlin.“Yang mencurigakan ....” Davlin mulai memikirkan sejenak pertanyaan Engrasia. “Saya memang merasa sedikit janggal mengenai sesuatu hal. Waktu itu usia pertunangan kami baru menginjak satu bulan,” jelas Davlin mengenai hal yang membuatnya curiga.“Apa itu?” tanya Engrasia mulai penasaran tentang hal tersebut.“Tiap satu minggu atau dua minggu sekali, Cette akan bangun lebih siang dari biasanya!” ungkap Davlin dengan sangat yakin.“Memang apa yang aneh dengan itu?” tanya Engrasia malah melihat Davlin dengan tatapan skeptis. Ia tidak menemukan keanehan dari ucapan Davlin tersebut.“Saya pernah datang ke Ked

  • Tunangan Kontrak Grand Duke   44. Putuslah Dengannya!

    Istana Rose sore itu. Davlin dan Ratu Engrasia sudah duduk di sofa empuk yang biasa Engrasia gunakan untuk menyambut para tamunya. Baik itu tamu penting, tamu yang tidak terlalu penting, maupun tamu yang bisa diperalatnya.“Jadi, bagaimana hubunganmu dengan tunanganmu?” tanya Engrasia kepada Davlin yang duduk di sebelahnya.“Hubungan kami baik-baik saja, Yang Mulia. Dua minggu yang lalu saya berkunjung ke kediaman Luvena untuk melihat keadaannya. Tidak ada hal yang mencurigakan dan semua baik-baik saja,” jelas Davlin dengan cukup percaya diri kepada Engrasia.“Apa setelah itu kalian tidak pernah bertemu lagi?” tanya Engrasia lagi.“Saya memang pernah bermaksud untuk berkunjung lagi ke kediaman Luvena untuk melihat perkembangan tentang amnesianya. Tapi saya mendengar dari ajudan saya bahwa Tuan Count menolak adanya kunjungan dengan alasan pemulihan Cette. Jadi, saya mengurungkan niat saya sementara waktu untuk berkunjung ke sana,” tutur Davlin panjang lebar menjelaskan situasinya kepad

  • Tunangan Kontrak Grand Duke   43. Morgan Menyebarkan Gosip

    "Tuan Marley ada di mana saat Anda hampir mati waktu itu? Kenapa malah saya yang menemukan Anda? Bukannya Anda bersama dengan tunangan Anda?" tanya Morgan bertubi-tubi sengaja dengan suara yang lantang, agar para tamu yang hadir bisa mendengarnya."Wah! Dia benar-benar orang yang tidak waras. Bagaimana mungkin dia dengan sangat percaya diri mengatakan itu?" batin Cette kehabisan kata-kata untuk menjawab pertanyaan Morgan yang bertubi-tubu itu."Tuan Grand Duke, kenapa Anda membuat spekulasi yang mungkin saja bisa menjadikannya sebagai gosip yang tidak benar?" tukas Gitte dengan tiba-tiba menghampiri Morgan dan Cette. Ia bermaksud untuk menghentikan Morgan untuk terus membuat onar dan menyelesaikan pembicaraan Morgan yang mulai tidak jelas arahnya."Begitukah?" balas Morgan sedikit tidak menduga bahwa Gitte akan menghentikannya. "Kalau Lady berkata seperti itu, artinya saya harus meminta maaf. Mungkin itu hanya anggapan keliru saya saja. Saya hanya penasaran. Tidak ada kesan lain yang i

  • Tunangan Kontrak Grand Duke   42. Menyindir Dengan Elegan

    “Nona Cette, selamat atas kesembuhan Anda!” seru seorang wanita cantik dengan rambut panjang berwarna merah dan memakai gaun mengembang dengan warna yang sama dengan rambutnya. Nama Lady itu adalah RUWEINA, ia berasal dari keluarga Baron Clare.“Terima kasih, Nona …?” balas Cette dengan senyuman. Walaupun di bagian nama si Nona, ia sengaja menghentikan kata-katanya. Saat ini peran Cette masih sama, yaitu menjadi Putri Bangsawan yang baru sadar dari koma dan mengalami amnesia.“Saya Ruweina dari keluarga Baron Clare,” tutur Ruweina menyebutkan namanya dengan lengkap.“Ah, sekali lagi saya mengucapkan terima kasih kepada Nona Ruweina Clare. Saya juga ingin meminta maaf atas keterbatasan ini, hingga melupakan nama Anda. Senang bertemu dengan Anda, Nona!” sambung Cette dengan senyuman tulus di wajahnya. Walaupun ada sedikit kebohongan dari kata-katanya.“Kemarin saya mengirimkan hadiah untuk Nona. Apakah Anda sudah menerimanya?” tanya Ruweina dengan raut wajah berbinar berharap dirinya di

  • Tunangan Kontrak Grand Duke   41. Dewa Vita Yang Agung

    Kini, Lillian membantu Cette untuk memakai gaun mewah yang sudah dipersiapkan satu minggu sebelumnya untuk menyambut perjamuan hari itu.Warna biru tua adalah warna yang dipilih oleh Lillian untuk dikenakan oleh Cette. Karena saking banyaknya gaun di dalam katalog, Cette sampai bingung harus memilih warna dan akhinya Cette memercayakannya kepada Lillian. Padahal saat menjadi Jia dulu, itu saat ia masih bekerja sebagai desainer pemula, Cette berpikir bahwa ia akan memakai semua warna yang ada di katalog.Rambut Cette yang panjang dan ikal digelung ke belakang, agar kelihatan lebih rapi.Aksesori mahal turut membalut seluruh tubuhnya ; permata, kalung, gelang, anting, bahkan sepatunya juga mewah. Untungnya, waktu itu Cette tidak memilih gaun yang terlalu mengembang, melainkan gaun yang mengikuti lekukan tubuhnya. Ya, walaupun Cette sedikit merasa tersiksa karena harus memakai korset, agar tubuhnya terlihat lebih ramping.Saat Lillian tengah sibuk dalam mendandani Nonanya, seseorang menge

  • Tunangan Kontrak Grand Duke   40. Persiapan Perjamuan

    Keesokan harinya, seperti biasa Lillian datang untuk membangunkan Cette di kamarnya.“Selamat pagi, Nona!” seru Lillian sambil membuka tirai jendela yang ada di kamar itu. “Apa istirahat Anda menyenangkan?”Cette membuka paksa kedua matanya karena mendengar sapaan dari Lillian. Mata dengan lingkaran hitam yang mencolok karena kurang tidur tertampil dari kedua mata berwarna peridoth milik Cette.Cette hanya berbaring sambil terbengong membayangkan apa yang sudah terjadi padanya tadi malam.“Apa aku semalam bermimpi?” batin Cette tidak tahu harus memercayai yang mana. Ia bahkan tidak tahu situasi yang ia hadapi malam itu adalah kenyataan atau hanya mimpi.“Nona, lingkar mata Anda menghitam. Apa Anda tidak bisa tidur tadi malam?” tanya Lillian saat menyadari ada yang berbeda dengan penampilan Cette.“Tolong jangan tanyakan apa yang terjadi tadi malam, Lillian. Aku tidak ingin mengingatnya,” jawab Cette masih dengan raut wajah bengong yang belum diubahnya.“Apa Anda baik-baik saja? Kenapa

  • Tunangan Kontrak Grand Duke   Chapter XXXIX : Kontrak & Kutukan

    Masih di pembicaraan antara Cette dan Morgan. Setelah Morgan menjelaskan mengenai situasi yang sedang dihadapi oleh adik Cette yang ternyata seorang pengguna Mana Sihir dan membutuhkan bantuan dari penyihir. Akhirnya, Cette mulai paham kenapa Morgan menargetkan dirinya.Intinya, kalau Cette mau menjadi tunangannya, maka Morgan akan membantu Cette dalam mengurus penyihir untuk membantu Gitte.Namun, di satu sisi Cette belum menemukan keuntungan yang akan didapatkan oleh Morgan bila mereka melakukan pertunangan kontrak. Walaupun sebelumnya Morgan telah mengatakan bahwa ia membutuhkannya. Tapi Morgan belum menjelaskan secara detail apa yang ia butuhkan dari Cette.“Lalu, apa keuntungan pertunangan kontrak ini untuk Anda?” tanya Cette akhirnya.“Aku membutuhkan seorang tunangan, agar Ratu tidak menjodohkanku dengan wanita yang dipilihnya melalui pernikahan politik,” jawab Morgan atas pertanyaan Cette.“Memang apa yang salah dengan itu? Bukannya itu jauh lebih mudah untuk Anda lakukan, dar

  • Tunangan Kontrak Grand Duke   Chapter XXXVIII : Gitte Penyihir

    "Kenapa saya harus menerima tawaran Anda?" tanya Cette kepada Morgan. "Saya tidak melihat bahwa saya akan mendapatkan keuntungan dari pertunangan ini."Bukannya menjawab pertanyaan Cette, Morgan malah tertawa kecil. Hal tersebut justru semakin membuat Cette geram."Putri Luvena, sepertinya kamu benar-benar tidak mengetahui apa-apa ya?" tanya Morgan bersamaan dengan tawa kecilnya itu."Apa maksud Anda?!" Cette semakin kesal."Adik Anda!" seru Morgan singkat."Adikku? Kenapa Anda tiba-tiba membahas Gitte? Apa yang hendak Anda lakukan kepadanya? Saya peringatkan Anda, jangan pernah berani-beraninya Anda menyentuh adik saya!" seru Cette memberikan peringatan kepada Morgan.Melihat Cette yang sudah dipenuhi dengan luapan amarah itu, reaksi Morgan bukannya marah. Ia malah memasang ekspresi bingung sambil mengerutkan dahinya."Apa Anda tidak tahu tentang adik Anda yang mendapatkan bantuan dari para penyihir untuk tetap hidup?" tanya Morgan dengan tidak yakin kepada Cette. Karena menurutnya,

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status