Beranda / Fantasi / Tunangan Kontrak Grand Duke / Chapter VII Rencana Perayaan Kesembuhan Cette

Share

Chapter VII Rencana Perayaan Kesembuhan Cette

Penulis: Latiani
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-07 00:43:51

"Nona, Tuan Penguasa dan Nona Muda Gitte datang!" seru Lillian kepada Cette yang sejak tadi sibuk melatih kakinya, agar bisa berjalan kembali.

"Persilakan masuk!" titah Cette kepada Lillian.

"Kak Cette!" teriak Gitte bahagia begitu pintu dibuka. Cette langsung tersenyum.

"Bagaimana kabarmu hari ini, Nak?" tanya Ruxen kepada Cette.

Gitte sigap memapah Cette ke sofa yang ada di kamar itu.

"Aku ingin bisa cepat berjalan kembali. Jadi aku melatih kakiku tiap ada kesempatan," jawab Cette atas pertanyaan Ruxen.

"Maaf ayah menanyakan ini. Tapi ...,apa kamu masih mengalami kesulitan untuk mengingat?" tanya Ruxen pelan dengan sedikit kesulitan kepada Cette.

Cette diam sejenak. Lalu dengan yakin mengangguk. "Maaf, ayah!" jawab Cette dengan suara parau dan kepala menunduk.

Di sebelah Cette, ada Lillian yang langsung terkesiap mendengar jawaban itu. Karena Lillian jelas sudah mengetahui bahwa Nonanya tidak amnesia, tapi sekarang ia malah berbohong kepada ayah dan adiknya.

"Begitu ya," balas Ruxen parau dan tampak sedikit kecewa. Tapi Ruxen kembali mengangkat kepalanya dan menatap kepada Cette.

"Kamu jangan khawatir! Ayah akan mencarikan tabib yang paling hebat yang ada di kerajaan ini, bila perlu ayah akan mencari tabib hebat dari luar negeri. Kalau tidak berhasil juga, ayah akan mencari penyihir ahli, ataupun para mage yang memiliki kemampuan luar biasa yang bisa membantu kamu supaya bisa mengingat kembali!" tutur Ruxen seolah ingin memberi putrinya harapan agar tidak berputus asa.

"Wuih, penyihir!" batin Cette yang malah merasa keren sendiri mendengarnya. "Sudah lama aku ingin bertemu dengan penyihir. Kira-kira mereka beneran bisa mengubah kodok jadi Pangeran gak ya?" batin Cette yang malah asyik dengan isi kepalanya sendiri.

"Kak, bagiku dan ayah, yang paling terpenting adalah kesehatan kakak. Jadi kakak jangan pernah merasa bersedih karena belum bisa mengingat kami," tutur Gitte dengan anggun kepada Cette.

"Adikmu benar. Kamu sudah siuman dan bisa berbincang dengan kami lagi seperti ini saja. Ayah sudah sangat bahagia!" lanjut Ruxen.

"Terima kasih!" jawab Cette lega dengan senyuman.

"Ah iya, ayah memiliki rencana untuk membuat perayaan kecil-kecilan atas kesembuhanmu. Ayah khawatir kamu tidak akan menyukainya. Jadi ayah bertanya terlebih dahulu. Bagaimana menurutmu?" tanya Ruxen kepada Cette.

Cette sempat berpikir bahwa hal-hal semacam itu tidak perlu untuk dilakukan. Karena malah akan menghabiskan banyak uang dan akan sangat merepotkan. Tapi di sepersekian detik kemudian, ia baru ingat bahwa saat ini dirinya bukan lagi putri terbuang dari negara Korea. Sekarang ia adalah Putri dari seorang bangsawan yang cukup terkenal.

Cette sering membaca di buku fantasi kesukaannya saat masih menjadi Jia. Kegiatan para bangsawan setiap kali ingin mengumumkan sesuatu kepada bangsawan yang lain memanglah dengan melakukan perayaan atau bahkan perjamuan. Itu sudah seperti kebiasaan.

"Kita harus mengumumkan kepada sanak saudara yang lain dan para pengikut bahwa kamu sudah siuman. Ayah juga ingin seluruh penduduk Feodora mengetahuinya," ucap Ruxen dengan wajah sumringah.

Belum lagi ekspresi Ruxen dan Gitte yang terlihat begitu berbahagia ketika membicarakannya, Cette merasa tidak boleh menolak permintaan itu. Ia tidak mau mengecewakan mereka.

"Baiklah, ayah! Tapi bolehkah perayaan itu dilakukan setelah aku bisa berjalan dengan baik?" pinta Cette kepada ayahnya.

"Tentu saja, Nak!" Tapi Ruxen langsung menyetujuinya. "Kamu boleh mengambil waktu sebanyak yang kamu butuhkan. Lalu setelah kamu sembuh, kita akan berpesta. Bagaimana?"

"Baiklah." Cette juga langsung menyetujui ucapan Ruxen.

"Kalau begitu ayah akan mengirimkan undangan dimulai dari sekarang? Kamu juga Gitte, undanglah beberapa temanmu dari pergaulan kelas atas. Kamu boleh mengundang semua putri-putri bangsawan yang kamu kenal!" seru Ruxen kepada putri keduanya.

"Hei....hei...,bukannya tadi mereka mengatakan bahwa perayaannya menunggu sampai aku bisa berjalan?" batin Cette mendadak heran karena melihat Ruxen malah sudah sangat bersemangat untuk mengundang sejak hari ini.

"Tentu saja ayah. Aku sudah mendata beberapa orang yang akan aku undang. Aku sudah menulis lima puluh orang. Aku masih memikirkan nama yang lain," jelas Gitte malah ikut-ikutan bersemangat seperti ayahnya.

"Li-lima puluh?" batin Cette sembari membelalakkan mata. "Bukannya tadi kalian mengatakan bahwa ini hanya perayaan kecil-kecilan? Gitte saja sudah mengundang lima puluh orang. Berapa banyak lagi yang akan diundang oleh ayah?" batin Cette semakin tidak karuan.

"Itu juga masih belum setengahnya!" lanjut Gitte yang malah semakin membuat Cette tidak bisa berkata-kata.

"Ya benar. Itu masih sangat kurang. Karena kamu aktif di pergaulan kelas atas, jadi setidaknya kamu harus mengundang tamu sekitar dua ratusan orang!" —dan disambung oleh Ruxen.

"Ya terserah mereka sajalah!" batin Cette pasrah tapi sambil tersenyum.

***

MANSION GLENN. Saat ini Morgan sedang disibukkan oleh beberapa lembar kertas yang ada dihadapannya. Ada Regan bersamanya di ruangan itu.

Tidak sampai dua kali dua puluh empat jam, Regan sudah berhasil mengumpulkan semua informasi penting yang Morgan butuhkan. Informasi tentang Davlin Marley, tunangan Cette saat ini.

Beberapa menit membaca kertas-kertas yang dibawakan oleh Regan itu. Gelak tawa bahkan gelengan kepala mulai tertampil dari Morgan.

"Aku tidak menyangka kalau dia orang yang seperti ini!" seru Morgan sembari meletakkan kertas-kertas yang ia genggam ke atas meja.

"Selain haus oleh kekuasaan serta rakus. Dia juga hobi bermain wanita. Saat tunangannya terbaring koma, ia malah sibuk berselingkuh. Bukankah dia benar-benar sampah?" rutuk Morgan kepada Regan yang masih berdiri dihadapannya.

"Tapi baguslah, artinya tidak akan sulit bagiku untuk menyingkirkannya kemudian merebut tunangannya!" gumam Morgan sangat yakin dengan keputusannya.

Morgan kembali menatap ke arah Regan yang masih berdiri dihadapannya.

"Di mana Viscount Marley itu sekarang?" tanya Morgan menanyakan keberadaan Davlin kepada Regan.

"Beliau sedang dalam perjalanan bisnis ke luar kota. Saya dengar dua hari lagi dia akan kembali," jelas Regan.

"Baiklah! Kamu sudah boleh pergi," titah Morgan dan Regan langsung pergi.

Setelah kepergian Regan, Morgan memanggil Miller.

"Miller, apa kamu di sana?" panggil Morgan kepada Miller yang ruangannya berada di sebelah ruangan Morgan.

Miller masuk dan menundukkan kepalanya dihadapan Morgan. "Apa Anda membutuhkan sesuatu?" tanya Miller begitu sampai dihadapan Morgan.

"Aku ingin kamu menyiapkan utusan secara diam-diam ke istana. Aku akan bertemu dengan Ratu dalam waktu dekat," titah Morgan kepada Miller.

"Baik, Tuan!" Miller langsung mengiyakannya.

"Lalu ..." Morgan tampak sedang berpikir.

"Apa Anda membutuhkan yang lain?" tanya Miller kembali berbalik ke arah Morgan.

"Siapkan kereta kuda!"

"Anda ingin pergi ke suatu tempat?" tanya Miller memastikan.

Morgan tersenyum lalu berkata, "Aku akan menemui Nona Luvena!"

Bab terkait

  • Tunangan Kontrak Grand Duke   Chapter VIII : Elf Kegelapan

    Di Wilayah Perbatasan, Perang dengan para pemberontak masih terus berlanjut. Pangeran Pertama, CLADIOS CASHEL FEODORA, yang akrab disapa Cashel —sebagai komandan pasukan yang memimpin peperangan itu, tampak sibuk memberikan perintah kepada para bawahannya."Bagaimana keadaan di sisi selatan perbatasan?" tanya Cashel kepada para prajuritnya.Kini Cashel tampak sibuk dengan peta berukuran cukup besar yang tergelar di atas mejanya. Di atas peta itu ada beberapa bendera mini dengan dua warna yang berbeda, merah dan hijau, yang menjadi penanda di lokasi-lokasi tertentu."Kita sudah menemukan satu markas tempat mereka menyimpan senjata. Tinggal menunggu kesempatan sampai orang-orang kita berhasil menaklukkan pemimpin di markas itu!" jelas salah satu prajurit."Lalu bagaimana dengan persiapan untuk menyerang markas utama? Apa Adler sudah berhasil menembus tabir sihir yang menghalangi tempat itu?" tanya Cashel lagi."Saat ini Tuan Adler sedang mengusahakannya dan ..." Namun, tiba-tiba saja f

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-08
  • Tunangan Kontrak Grand Duke   Chapter IX : Aku Akan Melamarnya!

    ISTANA ROSE —Istana milik Ratu Engrasia Marva, Ratu Kerajaan Feodora.Ratu Engrasia tampak sedang duduk santai di depan meja riasnya. Sementara para dayang sibuk menata rambutnya yang panjang dan membersihkan kuku-kukunya.Seorang pelayan masuk dan menundukkan kepala. "Yang Mulia, ada tamu yang ingin bertemu dengan Anda!" seru pelayan itu kepada Engrasia."Siapa?" jawab Ratu Engrasia tidak bergerak sedikitpun dari tempat duduknya."Yang Mulia Grand Duke Glenn, Lord Morgan!" jawab si pelayan kepada Engrasia.Ratu Engrasia mengerutkan keningnya saat mendengar Morgan ada di Istananya."Ada urusan apa anak itu datang? Tumben sekali dia tidak mengirimkan utusan terlebih dahulu," batin Engrasia merasa perilaku Morgan sedikit berbeda."Melihatnya yang datang tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, sepertinya ada hal yang sangat penting yang ingin dia sampaikan," batin Engrasia sedang menebak maksud kedatangan Morgan yang sangat tiba-tiba itu."Persilakan dia masuk!" titah Engrasia kepada pelaya

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-10
  • Tunangan Kontrak Grand Duke   Chapter X : Informan Dari Bangsa Elf

    Malam harinya di kamar Cette.Cette baru saja mengganti pakaiannya dengan piyama tidur dibantu oleh Lillian."Nona, maaf atas kelancangan saya ini. Tapi kenapa Anda berbohong kepada Tuan Penguasa dan Nona Muda tentang ingatan Anda? Bukankah ingatan Anda sudah kembali?" tanya Lillian kepada Cette —mengingat pagi tadi Cette berkata belum mengingat apa-apa kepada ayah dan juga adiknya.Seharian ini Cette menghabiskan waktu bersama dengan Gitte, jadi baru sekarang Lillian memiliki waktu untuk menanyakan tentang hal itu."Aku tidak ingin mereka terlibat terlalu jauh!" jawab Cette singkat."Saya mengerti bila Anda mengkhawatirkan Tuan dan Nona Muda. Tapi bagaimana dengan Anda sendiri? Bagaimana jika Tuan Muda Marley kembali menyakiti Anda dan membahayakan nyawa Anda seperti sebelumnya?!" Lillian tampak sangat khawatir."Lillian, aku memberitahukan tentang kebenaran ini kepadamu, karena mungkin untuk ke depannya akan semakin banyak bahaya yang akan menghampiri. Kamu adalah orang yang paling

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-12
  • Tunangan Kontrak Grand Duke   Chapter XI : Apa kau sudah bosan hidup?

    Cette baru selesai melatih kaki-kakinya berjalan mengelilingi kamarnya yang luas itu. Ia terus berlatih, agar segera terbiasa.Setelah latihan beberapa putaran itu, Cette kelelahan. Kemudian ia merebahkan tubuhnya di atas kasur queen size miliknya di kamar itu.Semua penerang di kamar sengaja dipadamkan. Hanya ada lampu tidur dan sinar rembulan yang bersinar indah dengan warna kebiruan yang memanjakan mata.Cette mulai kembali menerawang jauh ke belakang. Ia masih menganggap bahwa yang dialaminya saat ini sungguh ajaib dan masih terasa tidak nyata.Cette masih mengingat masa lalu dari kehidupan yang sebelumnya saja sudah terasa aneh. Sekarang ia malah berada di tubuh orang lain di dunia yang asing. Semakin terasa tidak nyata karena di dunia itu ia memiliki koneksi dengan seorang Pangeran.Cette tertawa kecil. Ia merasa tergelitik dengan situasinya sendiri."Oke, aku akan coba mengurutkan satu persatu hal yang telah aku alami di dunia ini dan membandingkannya dengan apa yang aku ketah

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-13
  • Tunangan Kontrak Grand Duke   Chapter XII : Sentuhan Yang Bervibrasi

    "Hai, Putri Luvena!""Apa yang Anda lakukan di kamar saya? Bagaimana Anda bisa masuk?!" tanya Cette bertubi-tubi kepada Morgan yang sudah berada dihadapannya.Bukannya menjawab pertanyaan Cette, Morgan malah semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Cette.Saat ini posisinya, Cette sedang berbaring di atas kasur dan Morgan membungkuk dengan bertumpu pada tangan kirinya. Kemudian mata mereka bertemu."Sepertinya kamu sudah benar-benar tidak memiliki sedikitpun rasa takut terhadapku ya, Putri! Kamu tidak khawatir aku akan melakukan sesuatu kepadamu?" tanya Morgan dengan senyuman menyeringai."Benar juga. Kenapa aku tidak kepikiran? Dia ini orang yang memiliki peluang paling besar untuk menjadi malaikat mautku. Aku harus bersikap lebih baik sampai aku menemukan cara untuk menjauh darinya," batin Cette mulai menjaga sikapnya."Me-memang apa yang akan Anda lakukan kepada saya?" tanya Cette kepada Morgan yang belum menyingkir dari posisinya satu senti pun.Morgan kembali tersenyum menyeringai.

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-17
  • Tunangan Kontrak Grand Duke   Chapter XIII : Tunangan Cette

    Kediaman Viscount MarleyTok! Tok! Seorang Butler yang sudah bekerja selama lima tahun di kediaman itu, mengetuk kamar pribadi yang biasa ditempati oleh Tuannya bersama para tamu-tamunya.Nama Butler itu FELIO. Ia merupakan mata-mata yang bekerja di bawah perintah Ratu untuk mengawasi setiap gerak-gerik Davlin."Tuan, ada pesan penting untuk Anda!" seru Felio dari balik pintu besar dengan berbahan kayu itu.Tidak ada jawaban dari si Tuan.Si Tuan masih asyik bergurau 'Haha-Hihi' menceritakan beberapa hal yang mereka anggap lucu bersama dengan tamu spesialnya yang manis.Tamu yang rela menanggalkan busananya karena sangat mencintai uang dan kekuasaan.Seolah tidak memahami situasi bahagia yang sedang dirasakan oleh si Tuan. Felio malah kembali mengetuk pintu.Tok! Tok!"Tuan, ini berita penting yang harus Anda dengarkan sekarang juga!" seru Felio kembali dari balik pintu.Tidak sampai satu menit setelah Felio mengetuk, pintu kayu besar itu pun terbuka.Seorang pria dengan piyamanya yan

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-19
  • Tunangan Kontrak Grand Duke   Chapter XIV : Bersiap Bertemu Si Pembunuh

    Keesokan harinya, seperti biasa pagi itu Cette dibangunkan oleh Lillian."Selamat pagi, Nona! Bagaimana istirahat Anda?" tanya Lillian kepada Cette sembari menyingkap gorden jendela yang ada di kamar itu."Please Lillian, jangan tanya bagaimana istirahatku. Aku tidak ingin mengingatnya lagi," batin Cette masih terbengong dengan posisi masih terlentang di atas tempat tidur.Malam hari saat Cette bertemu dengan Morgan, setelah mengatakan kalimat yang membuat Cette ingin lenyap saja sekalian —itu saat Morgan mengajukan diri untuk menjadi tunangannya. Morgan segera pamit dan berkata akan menemui Cette lagi, setelah Cette memikirkan tentang tawarannya.Morgan berkata bahwa Cette akan membuat keputusan yang tepat. Walaupun Cette merasa kalau Morgan terlalu percaya diri dengan ucapannya. Terutama bagi Jia yang sudah mengetahui bagaimana takdir yang akan mereka jalani di kemudian hari —dari novel yang pernah ia baca."Nona, saya dengar tunangan Anda, Tuan Davlin Marley, meminta untuk datang b

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-21
  • Tunangan Kontrak Grand Duke   Chapter XV : Davlin Marley

    Davlin Marley merupakan putra sulung keluarga Viscount Marley, yang diadopsi oleh pasangan Viscount dan Viscountess Marley. Waktu itu pasangan Viscount dan Viscountess sudah lima belas tahun menikah, tapi belum juga dikaruniai anak.Viscount dan para pengikutnya mulai resah perihal calon yang akan dijadikan penerus dan pemimpin di keluarga itu. Lalu atas rapat keluarga, akhirnya diputuskan untuk mengadopsi seorang Putra. Dia adalah Davlin.Davlin sendiri diadopsi dari kuil suci yang berasal dari negara tetangga. Hari di mana Davlin diangkat menjadi putra sulung keluarga Viscount Marley, kala itu Davlin masih berusia lima tahun.Sejak awal Davlin terkenal dengan pekertinya yang santun. Apalagi karena ia hidup berdampingan dengan para pendeta juga para pelayan di kuil suci.Setelah diadopsi, Davlin sangat disayangi oleh kedua orang tuanya. Viscount dan istrinya begitu menyayangi Davlin layaknya putra kandung mereka sendiri.Sejak diadopsi, Davlin langsung mendapatkan hak untuk menjalan

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-24

Bab terbaru

  • Tunangan Kontrak Grand Duke   46. Aku Sangat Menginginkannya

    Davlin saat ini berada di kereta kuda yang akan membawanya ke kediamannya setelah berbincang dengan Ratu Engrasia.“Seenaknya saja Ratu sialan itu memintaku melakukan ini dan itu,” gumam Davlin sibuk ngedumel di dalam kereta kuda yang sedang membawanya. “Dulu dia yang memintaku untuk melamarnya, sekarang dia memintaku untuk membatalkannya. Dia juga yang menyuruhku untuk mencelakai Cette. Setelah rencana itu gagal, dia malah lepas tangan dan melemparkan semua tanggung jawabnya kepadaku,” lanjut Davlin terus menggerutu tiada henti.Davlin tiba-tiba teringat dengan Morgan. “Grand Duke Glenn, Morrigan Cavelio Glenn!” gumam Davlin menyebut nama lengkap Morgan. “Apa sebenarnya motif orang itu mulai mendekati Cette? Apa benar alasannya karena kemampuan Cette? Memangnya kemampuan apa yang Cette miliki sampai si Morrigan itu tertarik untuk menguasainya?” batin Davlin mulai penasaran dengan motif Morgan.“Hah! Apa pun motifnya, pasti ini semua merupakan rencana Ratu yang licik itu. Mau sehebat a

  • Tunangan Kontrak Grand Duke   45. Kamu Tidak Layak

    “Apa kamu pernah melihat gelagat aneh yang ditunjukkan oleh Putri Sulung Luvena itu sebelum dia tidak sadarkan diri?” tanya Ratu Engrasia melanjutkan perbincangannya dengan Davlin di Istana Rose.“Maksud Anda gelagat yang bagaimana?” tanya Davlin sedikit bingung atas pertanyaan yang Engrasia ajukan.“Yang mencurigakan atau yang tidak biasa,” balas Engrasia menjawab kebingungan Davlin.“Yang mencurigakan ....” Davlin mulai memikirkan sejenak pertanyaan Engrasia. “Saya memang merasa sedikit janggal mengenai sesuatu hal. Waktu itu usia pertunangan kami baru menginjak satu bulan,” jelas Davlin mengenai hal yang membuatnya curiga.“Apa itu?” tanya Engrasia mulai penasaran tentang hal tersebut.“Tiap satu minggu atau dua minggu sekali, Cette akan bangun lebih siang dari biasanya!” ungkap Davlin dengan sangat yakin.“Memang apa yang aneh dengan itu?” tanya Engrasia malah melihat Davlin dengan tatapan skeptis. Ia tidak menemukan keanehan dari ucapan Davlin tersebut.“Saya pernah datang ke Ked

  • Tunangan Kontrak Grand Duke   44. Putuslah Dengannya!

    Istana Rose sore itu. Davlin dan Ratu Engrasia sudah duduk di sofa empuk yang biasa Engrasia gunakan untuk menyambut para tamunya. Baik itu tamu penting, tamu yang tidak terlalu penting, maupun tamu yang bisa diperalatnya.“Jadi, bagaimana hubunganmu dengan tunanganmu?” tanya Engrasia kepada Davlin yang duduk di sebelahnya.“Hubungan kami baik-baik saja, Yang Mulia. Dua minggu yang lalu saya berkunjung ke kediaman Luvena untuk melihat keadaannya. Tidak ada hal yang mencurigakan dan semua baik-baik saja,” jelas Davlin dengan cukup percaya diri kepada Engrasia.“Apa setelah itu kalian tidak pernah bertemu lagi?” tanya Engrasia lagi.“Saya memang pernah bermaksud untuk berkunjung lagi ke kediaman Luvena untuk melihat perkembangan tentang amnesianya. Tapi saya mendengar dari ajudan saya bahwa Tuan Count menolak adanya kunjungan dengan alasan pemulihan Cette. Jadi, saya mengurungkan niat saya sementara waktu untuk berkunjung ke sana,” tutur Davlin panjang lebar menjelaskan situasinya kepad

  • Tunangan Kontrak Grand Duke   43. Morgan Menyebarkan Gosip

    "Tuan Marley ada di mana saat Anda hampir mati waktu itu? Kenapa malah saya yang menemukan Anda? Bukannya Anda bersama dengan tunangan Anda?" tanya Morgan bertubi-tubi sengaja dengan suara yang lantang, agar para tamu yang hadir bisa mendengarnya."Wah! Dia benar-benar orang yang tidak waras. Bagaimana mungkin dia dengan sangat percaya diri mengatakan itu?" batin Cette kehabisan kata-kata untuk menjawab pertanyaan Morgan yang bertubi-tubu itu."Tuan Grand Duke, kenapa Anda membuat spekulasi yang mungkin saja bisa menjadikannya sebagai gosip yang tidak benar?" tukas Gitte dengan tiba-tiba menghampiri Morgan dan Cette. Ia bermaksud untuk menghentikan Morgan untuk terus membuat onar dan menyelesaikan pembicaraan Morgan yang mulai tidak jelas arahnya."Begitukah?" balas Morgan sedikit tidak menduga bahwa Gitte akan menghentikannya. "Kalau Lady berkata seperti itu, artinya saya harus meminta maaf. Mungkin itu hanya anggapan keliru saya saja. Saya hanya penasaran. Tidak ada kesan lain yang i

  • Tunangan Kontrak Grand Duke   42. Menyindir Dengan Elegan

    “Nona Cette, selamat atas kesembuhan Anda!” seru seorang wanita cantik dengan rambut panjang berwarna merah dan memakai gaun mengembang dengan warna yang sama dengan rambutnya. Nama Lady itu adalah RUWEINA, ia berasal dari keluarga Baron Clare.“Terima kasih, Nona …?” balas Cette dengan senyuman. Walaupun di bagian nama si Nona, ia sengaja menghentikan kata-katanya. Saat ini peran Cette masih sama, yaitu menjadi Putri Bangsawan yang baru sadar dari koma dan mengalami amnesia.“Saya Ruweina dari keluarga Baron Clare,” tutur Ruweina menyebutkan namanya dengan lengkap.“Ah, sekali lagi saya mengucapkan terima kasih kepada Nona Ruweina Clare. Saya juga ingin meminta maaf atas keterbatasan ini, hingga melupakan nama Anda. Senang bertemu dengan Anda, Nona!” sambung Cette dengan senyuman tulus di wajahnya. Walaupun ada sedikit kebohongan dari kata-katanya.“Kemarin saya mengirimkan hadiah untuk Nona. Apakah Anda sudah menerimanya?” tanya Ruweina dengan raut wajah berbinar berharap dirinya di

  • Tunangan Kontrak Grand Duke   41. Dewa Vita Yang Agung

    Kini, Lillian membantu Cette untuk memakai gaun mewah yang sudah dipersiapkan satu minggu sebelumnya untuk menyambut perjamuan hari itu.Warna biru tua adalah warna yang dipilih oleh Lillian untuk dikenakan oleh Cette. Karena saking banyaknya gaun di dalam katalog, Cette sampai bingung harus memilih warna dan akhinya Cette memercayakannya kepada Lillian. Padahal saat menjadi Jia dulu, itu saat ia masih bekerja sebagai desainer pemula, Cette berpikir bahwa ia akan memakai semua warna yang ada di katalog.Rambut Cette yang panjang dan ikal digelung ke belakang, agar kelihatan lebih rapi.Aksesori mahal turut membalut seluruh tubuhnya ; permata, kalung, gelang, anting, bahkan sepatunya juga mewah. Untungnya, waktu itu Cette tidak memilih gaun yang terlalu mengembang, melainkan gaun yang mengikuti lekukan tubuhnya. Ya, walaupun Cette sedikit merasa tersiksa karena harus memakai korset, agar tubuhnya terlihat lebih ramping.Saat Lillian tengah sibuk dalam mendandani Nonanya, seseorang menge

  • Tunangan Kontrak Grand Duke   40. Persiapan Perjamuan

    Keesokan harinya, seperti biasa Lillian datang untuk membangunkan Cette di kamarnya.“Selamat pagi, Nona!” seru Lillian sambil membuka tirai jendela yang ada di kamar itu. “Apa istirahat Anda menyenangkan?”Cette membuka paksa kedua matanya karena mendengar sapaan dari Lillian. Mata dengan lingkaran hitam yang mencolok karena kurang tidur tertampil dari kedua mata berwarna peridoth milik Cette.Cette hanya berbaring sambil terbengong membayangkan apa yang sudah terjadi padanya tadi malam.“Apa aku semalam bermimpi?” batin Cette tidak tahu harus memercayai yang mana. Ia bahkan tidak tahu situasi yang ia hadapi malam itu adalah kenyataan atau hanya mimpi.“Nona, lingkar mata Anda menghitam. Apa Anda tidak bisa tidur tadi malam?” tanya Lillian saat menyadari ada yang berbeda dengan penampilan Cette.“Tolong jangan tanyakan apa yang terjadi tadi malam, Lillian. Aku tidak ingin mengingatnya,” jawab Cette masih dengan raut wajah bengong yang belum diubahnya.“Apa Anda baik-baik saja? Kenapa

  • Tunangan Kontrak Grand Duke   Chapter XXXIX : Kontrak & Kutukan

    Masih di pembicaraan antara Cette dan Morgan. Setelah Morgan menjelaskan mengenai situasi yang sedang dihadapi oleh adik Cette yang ternyata seorang pengguna Mana Sihir dan membutuhkan bantuan dari penyihir. Akhirnya, Cette mulai paham kenapa Morgan menargetkan dirinya.Intinya, kalau Cette mau menjadi tunangannya, maka Morgan akan membantu Cette dalam mengurus penyihir untuk membantu Gitte.Namun, di satu sisi Cette belum menemukan keuntungan yang akan didapatkan oleh Morgan bila mereka melakukan pertunangan kontrak. Walaupun sebelumnya Morgan telah mengatakan bahwa ia membutuhkannya. Tapi Morgan belum menjelaskan secara detail apa yang ia butuhkan dari Cette.“Lalu, apa keuntungan pertunangan kontrak ini untuk Anda?” tanya Cette akhirnya.“Aku membutuhkan seorang tunangan, agar Ratu tidak menjodohkanku dengan wanita yang dipilihnya melalui pernikahan politik,” jawab Morgan atas pertanyaan Cette.“Memang apa yang salah dengan itu? Bukannya itu jauh lebih mudah untuk Anda lakukan, dar

  • Tunangan Kontrak Grand Duke   Chapter XXXVIII : Gitte Penyihir

    "Kenapa saya harus menerima tawaran Anda?" tanya Cette kepada Morgan. "Saya tidak melihat bahwa saya akan mendapatkan keuntungan dari pertunangan ini."Bukannya menjawab pertanyaan Cette, Morgan malah tertawa kecil. Hal tersebut justru semakin membuat Cette geram."Putri Luvena, sepertinya kamu benar-benar tidak mengetahui apa-apa ya?" tanya Morgan bersamaan dengan tawa kecilnya itu."Apa maksud Anda?!" Cette semakin kesal."Adik Anda!" seru Morgan singkat."Adikku? Kenapa Anda tiba-tiba membahas Gitte? Apa yang hendak Anda lakukan kepadanya? Saya peringatkan Anda, jangan pernah berani-beraninya Anda menyentuh adik saya!" seru Cette memberikan peringatan kepada Morgan.Melihat Cette yang sudah dipenuhi dengan luapan amarah itu, reaksi Morgan bukannya marah. Ia malah memasang ekspresi bingung sambil mengerutkan dahinya."Apa Anda tidak tahu tentang adik Anda yang mendapatkan bantuan dari para penyihir untuk tetap hidup?" tanya Morgan dengan tidak yakin kepada Cette. Karena menurutnya,

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status