Share

32. Untuk Apa Lagi Datang?

Penulis: Zuya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

‘Mas Yongki, sehat-sehat, semoga lekas sembuh. Jangan sakit lagi.’ Alula membatin sambil memandang pintu IGD.

Sentuhan sekilas di lengan, membuat Alula kembali memutar tubuh dan berlalu dari sana.

Di tengah perjalanan pulang dari rumah sakit, Alula meminta Faqih agar berhenti di mesin ATM.

Setelah uang dari mengambil di ATM berada di tangan, Alula menyerahkannya pada Jannah.

“Bu, ini uangnya. Jadi, utangku lunas, ya?”

“Tapi, La, kamu pakai dulu nggak apa-apa.”

“Enggak, Bu. Aku masih ada. Eh, Ibu itung dulu coba. Takut salah.”

“La, kamu pegang dulu aja.”

“Enggak, Bu. Ibu tenang aja. Uangku masih banyak. Pliis, Ibu terima. Biar aku tenang.”

“Baiklah. Ibu terima.”

Bohong jika uang masih ada. Saldo Alula sudah samgat menipis.

Dari dulu, ia memang tidak berani berutang lama-lama kepada orang sekalipun itu kepada orang tua asuhnya. Sebab baginya, utang itu terlalu memberatkan pikiran.

Wanita itu mendesah resah secara lirih. Sebenarnya, masih ada perhiasan yang dibawa Nur, tetapi kalungnya w
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tunangan Direbut Paksa, Diincar Pria Buruk Rupa   33. Kabur

    Adi hanya tertawa mendengar pertanyaan yang lebih tepat sebuah todongan dari Alula.“Kemarin, aku dengar dari Aruni kalau kamu datang ke rumah buat ambil ponselmu, bener?” tanya pria itu. Ia masih bertengger di atas sepeda motor yang sudah dimatikan mesinnya.Alula diam.“Sayangnya aku kemarin masih sibuk di luar kota. Jadi, kamu pulang dengan tangan kosong, ya? Ck, ck, ck. Kasihan.”Adi mengeluarkan sesuatu dari tas selempangnya dan menunjukkan kepada Alula. “Ini, kan, yang kamu cari?”“Balikin sini!” Alula berusaha merebut ponselnya dari tangan Adi, tetapi tidak bisa.“Nggak semudah itu. Ingat, Alula. Waktumu mengambil ponsel ini hanya sehari, yaitu besok. Setelah hari itu, zonk. Ponselmu akan aku buang.”“Mas Adi! Keterlaluan kamu!”“Semua terserah padamu, aku begini adanya.” Adi malah bernyanyi, sengaja membuat Alula berang.“Aku nggak yakin kalau Mas akan benar-benar memberikannya. Karena Mas Adi itu licik.”“Aku janji. Aku akan memberikannya kalau kamu hadir. Ini janji seorang p

  • Tunangan Direbut Paksa, Diincar Pria Buruk Rupa   34. Keributan

    Minggu pagi, Alula berdandan dengan tak bersemangat. Ia mengenakan atasan berbahan tulle full furing dengan aksen selendang menjuntai ke bawah dan payet melingkar di bagian perut berwarna lavender. Bawahannya rok batik warna cokelat, sedikit corak lavender dan pasmina berwarna senada dengan warna atasan, dililit di kepala sedemikian rupa menutupi dada. Wajahnya dipoles dengan mekap tipis, tetapi tetap terlihat segar dan menawan. Ia tampak begitu cantik.Siapa pun akan terpana dan memuji kecantikannya. Apalagi nanti Yongki. Bisa-bisa pria yang gagal move on tersebut kejang.Alula mengoleskan blush on di wajah sambil menatap pantulan dirinya pada cermin di hadapan. Hari ini, ia terpaksa datang ke resepsi pernikahan mantan demi ponselnya. Ia sengaja tidak mengabari Jannah karena takut ibu asuhnya itu malah kepikiran.“Kuat nggak, ya?” gumam Alula. Ia mencoba tersenyum, tetapi tetap saja. Senyum itu terlihat kaku dan dipaksakan.Berkali-kali wanita itu mengatur napas.Sabar dan ikhlas. Du

  • Tunangan Direbut Paksa, Diincar Pria Buruk Rupa   35. Kutukan

    Alula baru saja turun dari ojek online di tempat resepsi saudara tiri dan mantannya. Ia bingung harus bagaimana menghadapi situasi di dalam nanti. Wanita itu duduk sebentar di sebuah pagar, lalu membuka masker. Ia kembali mengatur napas sambil memegangi dada.“Ayo, pasti bisa. Pasti kuat.”“Cukup cari Mas Adi, minta ponsel, lalu pulang. Hanya itu. Jangan menemui pengantinnya, jangan memancing keributan. Kalau mereka cari masalah, lekas pergi. Bisa, Alula, bisa!”Alula terus menyemangati diri sendiri seraya menjinakkan debaran dalam dadanya yang berpacu cepat. Ia pun kembali menaikkan masker. Dengan masker yang masih menempel sempurna menyamarkan wajah, ia masuk dengan kaki gemetar.Tidak bisa dipungkiri, Alula tremor. Badannya panas dingin dan bergetar. Ia mencengkeram tali tas untuk menyembunyikan gugup, lalu berjalan pelan.Tiba di dekat pintu masuk, kakinya terpaku untuk sesaat. Ia menatap Yongki yang duduk di pelaminan. Begitu tampan. Di sampingnya, ada Aruni yang didandani sangat

  • Tunangan Direbut Paksa, Diincar Pria Buruk Rupa   36. Kenalkan

    Suara kutukan Rohima seperti guntur yang menggelegar menyambar telinga Alula. Ia takut guntur itu benar-benar menghancurkan masa depannya.“Ma, sudah. Malu dilihat banyak orang.” Abdu menenangkan sang istri. “Alula, Nak. Tolong pergi saja dari sini.”Alula ingin pergi sebelum disuruh, tetapi ia ditahan Adi. Malu, marah, dan benci, menyelimuti perasaan wanita tersebut“Mas Adi lepas! Aku mau pergi! Kamu itu penipu!” teriak Alula.Yongki yang berada di atas pelaminan, mencoba berdiri. Akan tetapi, Aruni menahannya.“Selangkah kamu ke sana, akan berakibat buruk bagi Alula,” ancam Aruni.“Dan jika kamu menahanku, aku akan menalakmu saat itu juga.” Yongki menatap Aruni tak kalah tajam.“Aku akan laporin ke mama kalau kamu mengancam.”“Laporkan, Run. Silakan. Mungkin aku hanya akan dimarahi atau diusir. Paling buruk mungkin nggak dianggap anak. Itu lebih bagus agar aku bebas dari kamu dan keluargaku dan leluasa menikahi Alula. Tapi kamu? Jadi janda!”Perlahan, cekalan Aruni mengendur. Napas

  • Tunangan Direbut Paksa, Diincar Pria Buruk Rupa   37. Ditunggu

    Calon suami? Alula tetiba nge-lag mendengar ucapan pria asing itu.Sebuah uluran tangan berada tepat di hadapan Alula.Mata Alula menyisir dari tangan sampai wajah orang itu, lalu turun ke kali. Dari tadi menebak-nebak, tetapi ia belum mengenali sebab wajah pria yang memakai kemeja batik lengan panjang dan celana jins tersebut tertutup masker. Ada kacamata yang membingkai matanya. Rambutnya rapi. Terlihat begitu berwibawa dan gagah.Alula yang tertindas oleh para penjahat, merasa seperti sedang ditolong seorang pangeran tampan yang tiba-tiba datang.“Oh, ya. Perkenalkan semuanya. Saya Lutfan, calon suami Alula.”Alula yang sudah ingin meletakkan tangannya di atas tangan pria itu, menjadi urung.Jika kehidupannya dijadikan sinetron, situasi saat itu mungkin ada suara petir menyambar-nyambar di tengah siang sebagai musik pengiringnya. Gelegarnya menyambar-nyambar membuat telinga Alula rasanya akan meledak.Lutfan. Satu kata yang membuat Alula membeku untuk sesaat. Ia menatap pria itu da

  • Tunangan Direbut Paksa, Diincar Pria Buruk Rupa   38. Kok, Beda?

    “Ibu saya. Nunggu kamu.”“Bu Nur?”Lutfan mengangguk. “Kamu pikir siapa lagi ibu saya selain dia? Ayo, naik.”Pelan tetapi kurang yakin, Alula berjalan dan masuk ke mobil Lutfan. Ia menuju pintu belakang.“Di depan, Alula.”Karena hanya menumpang, Alula menurut. Kendaraan beroda empat itu pun lantas melenggang membelah jalanan.“Apa kamu ingin membawa perlakuan kriminal mereka tadi ke pihak berwajib? Kalau iya, kita ke kantor polisi sekarang.”Alula menggeleng. “Nggak usah. Saya nggak mau ribet. Lagi pula, saya nggak kenapa-napa, nggak ada yang luka.”“Kamu itu terlalu lemah. Sedikitlah berani biar mereka nggak semena-mena lagi.”“Enggak, Pak. Ya, anggap saya lemah. Karena jujur, saya tidak ingin masalah ini jadi panjang. Capek ngadepi mereka. Eh, tapi katanya orang lemah dan tertindas itu doanya paling mujarab. Bukankah begitu?”Lutfan tertawa. Pria yang rumornya dingin dan kaku itu, ternyata hangat.“Saya jadi penasaran apa doamu. Jangan-jangan berdoa hal buruk pada mereka?”Alula m

  • Tunangan Direbut Paksa, Diincar Pria Buruk Rupa   39. Masuk Kerajaan

    “Beda apanya? Salah lihat pasti kamu. Matamu minus itu. Harus diperiksakan.” Lutfan berbalik setelah memakai lagi maskernya.Alula terdiam. Mungkin Lutfan benar kalau ia salah lihat.“Iya mungkin.”“Oh, ya. Saya mau pinjam charger. Biar ponsel saya bisa segera dinyalakan.” Alula mencoba melupakan penglihatannya yang aneh tadi. Wajah Lutfan terlihat beda di kaca spion. Ia sangat yakin itu.“Oke. Saya ke dalam dulu buat ambil.” Lutfan pun masuk rumah."Mataku kayaknya masih sehat. Tapi ... ah, sudahlah," gumam Alula.Sementara Alula masih di luar, mengagumi berbagai tanaman hias dan tanaman obat di halaman rumah Nur. Berbagai tanaman rempah seperti kunyit, jahe, lengkuas, dan sejenisnya tumbuh subur di sana. “Masuk dulu, La. Diminum dulu tehnya!” teriak Nur.Alula mengangguk, lalu mendekati Nur sambil menahan sakit ketika berjalan.“Jalannya, kok, gitu, La?”“Tadi jatuh, Bu.”“Sakit?”“Dikit.”Keduanya lantas duduk.Rumah Nur masih bergaya Jawa kuno, tetapi sudah berkeramik. Rumah bagi

  • Tunangan Direbut Paksa, Diincar Pria Buruk Rupa   40. Usil

    “Lutfan! Tangkapkan ikan lele dan gurami di kolam. Sekalian bersihkan!” Nur menggedor kamar sang putra.“Ck, ibu paling nggak bisa buat aku tenang meski sebentar,” gerutu Lutfan dari dalam kamar.“Iya, Bu. Bentar. Lagi ganti baju!” jawabnya dengan sedikit berteriak.“Ya udah, cepetan. Ibu tunggu. Nanti keburu Alula pulang.”“Iya-iya.”Nur kembali ke dapur, berbincang-bincang hangat bersama Alula dan Marni.“Sayur bening kelor itu, ditambah irisan bawang merah mentah, rasanya tambah seger, lho, Mbak,” ujar Marni.“Iyakah?”Kalau boleh jujur, Alula sebenarnya agak ngeri dengan sayur itu sebab daun kelor identik untuk memandikan orang meninggal. Ia juga tidak pernah makan sayur itu sebelumnya. Namun, semua itu hanya bisa dibatin, tidak mungkin diungkapkan.“Daun kelor itu banyak manfaatnya untuk kesehatan. Makanya, saya biarkan tumbuh subur di belakang. Kalau mau nyayur, tinggal metik,” tutur Nur.“Oh, ya? Ibu nanem daun kelor juga?” Alula makin takjub.Nur menggandeng Alula untuk meliha

Bab terbaru

  • Tunangan Direbut Paksa, Diincar Pria Buruk Rupa   117. Kebahagiaan Bertumpuk-Tumpuk

    Alula mengesot menuju pintu, lalu membuka pintu itu sedikit kesusahan.“Tolong. Perutku sakit sekali,” ujarnya sambil menangis ketika tubuhnya sudah mencapai luar. Kebetulan ada orang yang lewat. Setelah itu, Alula tidak sadarkan diri.**Alula mencoba membuka mata. Ia merasa tubuhnya sakit semua. Wanita itu mendesis.“Alhamdulillah, kamu akhirnya sadar juga, Nak. Apa yang kamu rasakan? Bentar, Ibu panggil perawat.” Nur memekik.Alula meraba perut sambil menangis.“Apa anakku masih selamat, Bu?” Alula balik tanya.“Alhamdulillah masih selamat.” Sebuah suara menyahut, membuat Alula memalingkan wajah.Alula terus menangis. Wajahnya masih melengos, enggan menatap pemilik suara itu.Sementara Nur sudah pergi dari sana, mencari perawat untuk melaporkan Alula sudah sadar.Lutfan menyentuh tangan Alula yang tidak terpasang jarum infus, mengecupnya lembut. “Jangan pergi tanpa pamit kayak gini lagi, Sayang. Mas rasanya mau ma*ti.”Alula berusaha menarik tangannya, tetapi tidak berhasil. Air ma

  • Tunangan Direbut Paksa, Diincar Pria Buruk Rupa   116. Sakit-Sakitan

    Kehamilan yang dijalani Alula di trisemester pertama tidaklah mudah. Wanita itu mengalami morning sickness parah hingga berkali-kali masuk rumah sakit. Lutfan dengan setia dan sabar mendampingi sang istri.“Sayang, maaf sudah membuat kamu kayak gini,” ujar Lutfan sambil menyuapi Alula di rumah sakit.Ini sudah kesekian kali Alula dirawat di rumah sakit karena tubuhnya sangat lemas. Badannya pun makin mengurus.Pria itu pulang hanya untuk mandi dan ganti pakaian. Ia menghabiskan waktunya di rumah sakit setelah mengajar.“Nggak apa-apa. Aku menikmati masa-masa ini. Bukankah Allah memberi seribu kebaikan dan menghapus seribu keburukan pada wanita hamil?”Lutfan tersenyum.“Udah, Mas, enek.”Lutfan pun menyudahi suapan.“Aku yang minta maaf karena selama beberapa waktu ini, aku nggak bisa memenuhi kebutuhan biologis Mas.”Alula tahu betul kalau suaminya itu memiliki na*su yang menurutnya tinggi. Entah memang semua pria seperti itu atau tidak, Alula juga tidak tahu. Saat belum sakit dulu,

  • Tunangan Direbut Paksa, Diincar Pria Buruk Rupa   115. Hujan Cinta

    “Kami sudah resmi bercerai. Ini keputusan terbaik. Daripada kami saling menyakiti,” jawab Yongki sendu. “Jadi pernikahanmu benar-benar tidak bisa lagi dipertahankan?” Yongki menggeleng. “Sebenarnya bisa, Bung. Kamu saja yang tidak mau berusaha. Aruni itu wanita baik. Buktinya, dia tidak meninggalkanmu saat kamu dipenjara kemarin. Dalam pernikahan itu, yang penting ridho orang tua. Orang tuamu yang kulihat sangat menyayangi Aruni. Itu awal yang baik. Jungkir balik kamu mencintai seseorang kalau orang tua nggak ridho, nggak bakal berkah.” Lutfan sedikit mengingat ke belakang. Saat ibunya sudah rida, ia langsung bisa bertemu Alula. “Kamu bisa bilang seperti ini karena kamu menikahi Alula atas dasar suka, bukan terpaksa. Berat, Bung, rasanya berusaha mencintai. Aruni beda dengan Alula. Ibaratnya siapa pun yang dijodohkan paksa dengan Alula, pasti mudah jatuh cinta. Kalau Aruni, harus sabar menghadapi sikap buruknya. Kamu mau nyoba? Ayo tukeran istri.” Lutfan terkekeh. “Gila, enggak

  • Tunangan Direbut Paksa, Diincar Pria Buruk Rupa   114. Maaf

    “A-aku alhamdulillah baik,” jawab Alula gugup.Yongki mendekat. Namun, sebelum sampai di hadapan Alula, wanita itu memilih berlalu dari sana. Alula tidak ingin suaminya salah paham jika memergokinya.Alula kembali ke ruang tamu, duduk di samping Lutfan. Yongki menyusul setelahnya.Acara di sana adalah makan bersama. Alula juga belum tahu apa maksud Jasman melakukan itu.“Aku masih bingung ini ada apa,” bisik Alula pada sang suami.“Sama. Tapi Bu Jannah kayaknya sangat bahagia,” sahut Lutfan sambil menyuapi istrinya.“Trus katanya Aruni sama Mas Yongki mau cerai, tapi kenapa masih datang berdua ke sini?”“Mungkin sudah rujuk. Kenapa memangnya? Kamu cemburu?”“Dih, sorry. Suamiku lebih menggoda dan lebih menggigit daripada mantan.”Lutfan tergelak sampai tersedak. Alula memberinya minum.“Makanya, Mas, kalo makan jangan sambil ngomong.”“Kamu yang mulai.” Lutfan kembali menyuapi istrinya.Pandangan beberapa mata bergantian menyaksikan mereka.Setelah makan-makan dan membereskan sisanya,

  • Tunangan Direbut Paksa, Diincar Pria Buruk Rupa   113. Apa Kabar?

    “Bagian ini yang harus kamu revisi, Sayang. Bolak-balik Mas ingatkan. Jangan asal tulis. Buka buku, cari referensi yang lebih segar, yang lebih bermutu. Jangan itu-itu mulu,” omel Lutfan suatu hari saat membimbing skripsi sang istri di gazebo.Setelah sekian lama skripsi mangkrak, kini Lutfan memaksa Alula menggarapnya lagi.“Udah aku revisi, Mas. Emang Mas aja yang sensi banget sama aku. Disalahin terus. Benerin sendiri, kek. Jangan marah-marah mulu.” Alula tidak mau kalah.“Benerin itu perkara mudah. Skripsi ini anggap saja sebagai senjata. Kamu harus tahu asal-usul dan seluk-beluk senjatamu sampai kamu benar-benar paham. Apa kelemahannya, apa kelebihannya, kenapa begini, kenapa begitu, kamu harus tahu. Jadi, ketika perang nanti, kamu bisa memakai senjata ini sebaik-baiknya. Ketika ada serangan tiba-tiba dalam bentuk apa pun, kamu siap karena sudah menguasainya. Kamu paham, kan, maksud Mas? Perang yang dimaksud adalah ketika sidang skripsi nanti.” Lutfan mode serius.“Bu, Mas–“Belu

  • Tunangan Direbut Paksa, Diincar Pria Buruk Rupa   112. Menangislah

    Lutfan membawa Alula dalam dekapan. “Sudah, Sayang, jangan diteruskan.”“Beruntung saat itu aku nggak dibuang sama Pak Jasman, tapi dititipkan di panti Bu Jannah. Setidaknya bapak saat itu masih punya nurani. Atau mungkin sebenarnya dia sudah punya ikatan batin denganku, tapi tidak mau mengakui atau lebih tepatnya menepis perasaan itu. Mungkin beliau sudah tahu aku ini anak kandungnya, hanya saja situasinya sangat tidak tepat. Coba kalau aku dibuang, mungkin aku jadi anak jalanan.”“Sayang, sudah. Jangan dibahas hal yang sudah lalu.”“Dari Bu Jannah, baru aku mendapatkan kasih sayang. Di panti, barulah aku merasa menjadi manusia seutuhnya. Temanku banyak, kadang uangku santunan juga banyak. Uang yang tidak pernah kudapat langsung dari ibu atau budhe. Tapi bagaimanapun juga, aku tetap merasa hampa. Kasih sayang Bu Jannah nyata, tapi tetap saja kadang suka iri melihat teman di sekolah bahagia bersama keluarga kandung mereka.”Alula meraup banyak oksigen, lalu mengembuskan panjang.“Labe

  • Tunangan Direbut Paksa, Diincar Pria Buruk Rupa   111. Pemb*nuh Kecil

    Alula lantas menuju ruang Lutfan setelah membayar makanannya. Dengan langkah tergesa-gesa, ia berjalan dengan degup jantung menggila.“Assalamualaikum.” Alula masih berusaha formal. Ia mengetuk pintu sambil mengucapkan salam.“Waalaikumussalam. Masuk!” titah Lutfan.Alula pun masuk. Lutfan melihat sekilas siapa yang datang.“Kunci pintunya, Sayang.” Lutfan kembali fokus pada layar laptop.Alula mengernyit. “Kenapa?”“Udah, tutup aja.”Alula pun menurut, mengunci pintu. Ia lalu berjalan dan duduk di hadapan sang suami.“Mas dapat kabarnya kapan?”“Barusan. Ini kamu buka coba WA-nya.” Pria berkacamata itu mengeluarkan ponsel dari saku. Sementara fokusnya pada laptop belum beralih.Alula mengulurkan tangan.“Ke sini, Sayang. Nggak sampai.”“Sampai, Mas aja yang nggak serius.”“Ke sini!”Alula berdecak, lalu bangkit menghampiri Lutfan. Tiba di dekat sang suami, Lutfan memundurkan kursi, lalu menarik tubuh Alula dalam pangkuan. Pria itu meletakkan ponselnya di meja.Alula langsung memekik.

  • Tunangan Direbut Paksa, Diincar Pria Buruk Rupa   110. Mendadak Artis

    “Sayang, ayo skripsinya dilanjut,” ucap Lutfan suatu hari ketika melihat Alula asyik dengan ponsel tengah duduk di ranjang.“Ini juga lagi berusaha lanjutin, Mas.” Alula belum mengalihkan pandang dari ponsel.“Apaan? Hapean gitu.” Lutfan mendekat.“Semua naskah skripsiku emang ada di ponsel. Aku, kan, nggak punya laptop.”“Kenapa nggak bilang dari dulu? Ya udah, sana pakai punya Mas.”“Serius?”“Huum.” Lutfan mengambil paksa ponsel Alula, lalu meletakkan di nakas.“Sini biar Mas kasih sesuatu dulu yang bikin kamu semangat.” Lutfan menatap Alula nakal.“Gini amat nasibku jadi mahasiswi. Harus melayani dosennya dulu. Boleh nggak, aku nyebut Mas itu dosen c*bul?”Lutfan tertawa. “Apa saja sebutanmu, Mas terima.”“Tapi janji kalo aku lanjutin, jangan banyak revisi. Kalaupun ada revisi, tolong Mas perbaiki langsung, trus ACC biar aku lekas sidang.”“Bisa dibicarakan.”Maka terjadilah yang terjadi.“Kapan aku wisuda, Mas. Kalau mau serius dikit aja kamu tubruk,” protes Alula setelah ibadah

  • Tunangan Direbut Paksa, Diincar Pria Buruk Rupa   109. Hujan Cinta

    Jasman, Aruni, dan Adi sikapnya berubah. Tidak sebenci dulu. Mereka merasa bersalah dan jatuhnya malah malu sendiri dengan kelakuan mereka yang pernah dilakukan pada Alula.Alula merawat mereka seperti tidak ada masalah apa-apa sebelumnya. Mereka juga tidak menolak dirawat, tetapi terkesan canggung.“La, aku minta maaf,” ujar Aruni tiba-tiba saat Alula membantunya berganti pakaian di kamar mandi. Aruni mengalami luka lecet lumayan luas di punggung dan lengan. Itu membuatnya kesulitan memakai baju sendiri.“Iya, aku juga minta maaf.”“Sebenarnya, kami pas kecelakaan itu mau mengacaukan resepsi pernikahanmu. Dari pagi kami mencari informasi di mana resepsimu dan baru dapat info malamnya setelah melihat unggahan pernikahanmu yang viral. Kami ingin mengatakan pernikahanmu tidak sah karena tidak memakai wali nasab di hadapan tamu. Tapi Allah menghentikannya.”Gerakan Alula berhenti. Namun, sesaat kemudian kembali meneruskan kegiatannya.“Aku tahu kamu bakalan syok mendengar semua ini. Tapi

DMCA.com Protection Status