Kakek Coleman sudah datang!Victoria Anne segera melepaskan diri. "CEO Coleman, Kakekmu sudah datang. Jika kau berani menggangguku, aku akan memberitahu Kakekmu agar dia menghajarmu!"Meskipun James Coleman tidak mengatakan apa-apa, dia menjilat bibirnya yang kering dengan ujung lidahnya dan tampak kecewa. Dia melirik ke arah Victoria Anne dan berkata, "Adukan saja, Kakek tidak akan menghajarku, tetapi akan menghajarmu!""Mengapa?""Karena kau adalah iblis kecil yang menggodaku, hingga membuatku tergila-gila.""Oh," Victoria Anne mengangguk, "Sepertinya kakekmu sangat menyayangimu."Victoria Anne bangun dan hendak pergi.Tetapi James Coleman meraih pergelangan tangannya dan menariknya ke pahanya.Kali ini, terdengar suara langkah kaki yang mendekat di luar pintu. "Di mana James? Aku ingin bertemu dengannya sekarang.""Kakek Coleman, biarkan aku melapor pada Tuan dulu. Tidak baik langsung menemuinya.""Hmm, aku adalah Kakeknya, aku datang untuk menemui cucuku sendiri, apa yang harus d
Victoria Anne tahu bahwa orang sepintar James Coleman pasti sudah lama curiga."Beberapa waktu lalu, Victoria Anne bertemu dengan seorang kenalan lama Keluarga Grant. Orang ini menceritakan banyak hal yang tidak masuk akal. Dia memberitahu Victoria Anne bahwa Keluarga Grant tidak bersalah, bahkan mengatakan semua ini adalah perbuatan ayahmu. Dia mendambakan Ibu Victoria Anne dan ingin menidurinya. Drama perselingkuhan itu adalah konspirasi ayahmu. Ayahmu yang membius Ibu Victoria Anne dan kecelakaan mobil orang tua Victoria Anne adalah disengaja, orang di balik layar adalah Keluarga Coleman. Bahkan, Kakak Victoria Anne, Geoffrey Grant, juga dibunuh oleh Keluarga Coleman. Semuanya disebabkan oleh Keluarga Coleman. Victoria Anne mempercayai semua omong kosong ini. Dia pernah memberitahuku di telepon bahwa dia tidak akan menyerah sebelum menghancurkan Keluarga Coleman."“Hal selanjutnya, James, kau juga tahu. Victoria Anne mulai mendekatimu. James, sadarlah, Victoria Anne sama sekali tida
James Coleman merokok di balkon.Dia sebenarnya sudah mengisap beberapa batang rokok, puntung rokok memenuhi asbak di sampingnya. Dia perlahan-lahan menghembuskan asap dari mulutnya. Dia mendengar suara muntahan di kamar mandi.Victoria Anne muntah cukup lama di dalam.James Coleman mematikan sisa rokok di asbak, lalu melangkah ke pintu kamar mandi. Dia meletakkan tangannya di gagang pintu dan ingin membuka pintu, tetapi pintunya terkunci.“Victoria Anne, buka pintunya!” Tidak ada suara di dalam.“Victoria Anne, Cepat buka pintunya, atau aku akan menendang pintunya!” Dia sudah kehilangan kesabaran.Masih tidak ada suara di dalam.Hasratnya langsung memudar. James Coleman menyesal, dia mengakui kali ini sudah agak keterlaluan. Victoria Anne sudah lama muntah di dalam.James Coleman mengangkat kakinya dan ingin menendang pintu.Tetapi detik berikutnya, pintu kamar mandi terbuka, Victoria Anne muncul di depannya.Wajah Victoria Anne sangat pucat. Tadi dia membasuh wajahnya dengan air di
James Coleman meletakkan mawar merah dengan lembut di atas bantalnya, dia membungkukkan badannya, dan mengusap kepala gadis itu, lalu mencium wajahnya dan tersenyum lembut. "Vic, maafkan aku, jangan marah lagi, aku minta maaf... "Baiklah, dia mengalah.Setiap kali perang dingin, dia selalu harus mengalah dulu.Tentu saja dia yang selalu membuatnya kesal.Victoria Anne tidak membuka matanya, seolah-olah sudah tidur nyenyak.James Coleman mengangkat selimut dan berbaring di sampingnya, lalu mengulurkan lengannya untuk memeluk erat tubuhnya, lalu memejamkan matanya.Dia sudah beberapa hari tidak tidur, dia tidak berani memejamkan mata, dia tidak berani berhenti bekerja karena dia akan merindukannya, gadis itu memenuhi pikirannya.Tidak ada yang perlu diselidiki tentang Keluarga Coleman dan Keluarga Grant. Kebenciannya sudah tertanam dalam-dalam.Kakek Coleman mengatakan dia mencarinya untuk membalas dendam dan hanya ingin memanfaatkannya. Gadis itu juga langsung mengakuinya dengan jujur
James, Victoria Anne tidak bisa hamil!Mendengar ini, James Coleman terkejut, "Apa katamu?"“James, aku sudah menyelidikinya. Dokter Lucy yang memberitahuku secara pribadi bahwa dinding rahim Victoria Anne terlalu tipis dan tidak dapat melahirkan. Dia tidak bisa punya anak!” Joyce berkata dengan emosional.James Coleman menoleh ke arah Victoria Anne. "Apakah itu benar?"Victoria Anne makan sepotong kecil bistik. Bistiknya agak dingin. Dia mengangguk pelan, "Benar."“Kurang ajar!” Kakek Coleman menggebrak meja, “James, kau adalah satu-satunya keturunan Keluarga Coleman. Tugas penting mewarisi keturunan adalah tanggung jawabmu. Seorang wanita tidak bisa hamil, adalah kecacatan yang sangat fatal, James, cepat putus dengan Victoria Anne."Tidak ada ekspresi pada wajah James Coleman. Dia menyeka sudut bibirnya dengan serbet dan berkata dengan santai, "Sudah selesai?"Kakek Coleman dan Joyce membeku. Mereka bersusah payah mendapatkan celah ini, wanita yang tidak bisa hamil adalah persoalan
Walaupun gadis itu tersenyum, tetapi senyumnya tidak tulus. James Coleman tidak suka melihat senyumnya saat ini.“CEO Coleman, jangan bekerja terlalu larut. Hati-hati di jalan. Aku mandi dulu.” Victoria Anne berjalan ke kamar mandi.James Coleman segera meraih pergelangan tangannya.“Ada apa, CEO Coleman?” Victoria Anne bertanya.“Kau tidak bisa hamil, apakah berhubungan denganku? Saat kau pergi tahun itu, sepertinya terluka parah.” James Coleman berkata dengan pelan."CEO Coleman ternyata masih ingat, saat itu aku baru berusia 18 tahun... aku terluka sangat parah, mengeluarkan banyak darah, dan harus dijahit belasan jahitan. Aku ingat Dokter Lucy bertanya kenapa pacarku tidak datang. Saat aku bilang tidak punya pacar, perawat menatapku dengan sinis. Aku menahan rasa sakit dan turun dari tempat tidur untuk membayar tagihan. Seorang pria berlari dan bertanya padaku, Adik Kecil, bagaimana kau menjualnya..."Jari-jari James Coleman meringkuk dan tanpa sadar mengencangkan pergelangan tanga
James Coleman mengenali Freddy Gates, putra Keluarga Gates, yang tumbuh dalam keluarga yang bahagia sejak kecil. Jika tidak salah ingat, Keluarga Grant dan Keluarga Gates berteman baik dan Herbert Grant pernah menjodohkan Victoria Anne sebagai tunangan Freddy Gates.Herbert Grant, yang menduduki posisi tinggi, mengenal banyak orang, tetapi dia menyukai Freddy Gates dan menyerahkan putrinya.Tatapan James Coleman kembali tertuju pada Victoria Anne. Saat itu, dia sedang tersenyum dengan memegang boneka dalam pelukannya. Dia tersenyum dengan tulus dan cerah seperti bunga yang bermekaran.Dia juga tersenyum padanya semalam, tetapi senyum itu tidak tulus. Sepertinya dia tidak pernah tersenyum dengan tulus padanya tulus sejak kembali ke sisinya.Sekarang dia tersenyum bahagia di depan pria lain.James Coleman menggenggam setir dengan kencang.Dia memejamkan mata sejenak, memaksa dirinya untuk meredakan emosi yang bergejolak dalam dadanya, kemudian membuka pintu dan keluar dari mobil. "Vic,
“Jangan!” Victoria Anne segera menghindar, tidak membiarkan dia menciumnya.James Coleman meliriknya, menyelipkan tangan ke dalam rambut panjangnya, dan meraih bagian belakang kepalanya, memaksa dia untuk mengangkat kepalanya, kemudian menciumnya.Setelah beberapa saat, James Coleman melepaskannya. "Peri Vic, selesaikan dedaunan perimu.""..." Victoria Anne mengambil sendok kecil dan meneruskan makan salad sayur dan buahnya sendiri.James Coleman duduk di sofa, menyilangkan kedua kakinya dengan elegan dan santai dan memegang dokumen di tangannya, dia melihat ke bawah. "Apakah kau sangat menyukai boneka yang diberikan Freddy Gates?"Victoria Anne melirik boneka di sampingnya, dia sangat menyukai boneka ini dan dia tidak pernah meninggalkannya setelah dibawa pulang."Ya, aku sangat menyukainya."James Coleman tidak mendongak, tetap fokus pada dokumennya, tetapi dia mencibir. "Hanya gadis kecil yang suka boneka, Vic, kau sudah dewasa seharusnya menyukai permata dan berlian."Dia merasa
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan