Orang yang datang adalah Scarlet Cooper.Ketika Scarlet Cooper tidak menemukan Victoria Anne di dalam kamarnya, dia sudah menduga Victoria Anne akan menemui James Coleman. Dia merasa cemas, jadi mengejarnya ke sini.Sekarang Victoria Anne duduk di tanah dan memeluk dirinya sendiri, pundaknya gemetar karena menangis terisak-isak. Gadis itu tampak tidak berdaya. Scarlet Cooper ingat ketika pertama kali melihat Victoria Anne beberapa tahun yang lalu, James Coleman memintanya untuk mengorbitkan Victoria Anne, yang baru berusia 18 tahun.Scarlet Cooper adalah seorang manajer terkemuka. Dia tidak langsung setuju, tetapi ingin bertemu dengan Victoria Anne secara pribadi sebelum membuat keputusan.Jadi dia bertemu dengan Victoria Anne.Mereka berada di luar negri saat itu. Victoria Anne, yang saat itu baru berusia 18 tahun, sedang duduk di sebuah rumah kontrakan kecil. Dia memeluk lututnya dan duduk di depan jendela. Dia mendongak dan melihat sinar matahari di luar jendela. Scarlet Cooper ter
Joyce tercengang dan segera terdiam.James Coleman melempar pisau dan garpu di tangannya ke atas piring, menyeka sudut bibirnya dengan serbet dan langsung berdiri. "Aku sudah selesai makan, kalian silakan makan perlahan. Aku pulang dulu."James Coleman berdiri dan akan pergi.Alyssa awalnya berdiri di sisi James Coleman dan menuangkan anggur merah, suara kencang tadi membuatnya terkejut dan menumpahkan anggur merah.Suasana di ruang makan tiba-tiba turun ke titik beku. Wajah Joyce seketika menjadi menjadi pucat. Dia hanya memarahi Victoria Anne "rubah betina kecil", James Coleman langsung protes dengan melempar pisau dan garpu ke piring.Sampai saat ini, James Coleman masih sangat menyukai Victoria Anne.Joyce benar-benar heran, obat apa yang diberikan Victoria Anne pada putranya!Raut wajah Kakek Coleman menjadi sangat jelek, dia menatap James Coleman dan berkata, "Berhenti!"James Coleman berhenti dan menoleh pada Kakek Coleman dan berkata dengan acuh tak acuh, "Kakek, apakah masih
“Tuan Muda, izinkan aku melayanimu malam ini.” Alyssa berbisik di telinga James Coleman.Alyssa segera membeku karena James Coleman masih belum menunjukkan reaksi!Alyssa terkejut. Dia merasa telah bekerja sangat keras, tetapi James Coleman tidak merasakan apa-apa. Dia merasa sangat terhina.Kakek Coleman dan Nyonya memintanya untuk melayani Tuan Muda, tetapi dia tidak bereaksi sama sekali, apa yang harus dia lakukan?James Coleman memandang Alyssa. "Mengapa berhenti, Kakek hanya mengajarimu beberapa trik ini? Apakah kau ingin menggunakan trik ini untuk melayaniku?""Tuan Muda, aku..." Alyssa tidak bisa berkata-kata.James Coleman meremas pinggangnya dengan kuat. "Jika sudah tidak ada trik lainnya , cepat pergi dari sini!"Rona merah di wajah Alyssa segera memudar dan berubah menjadi pucat, matanya memerah karena terhina.Alyssa segera mengambil mantel di karpet dan berlari dengan air mata berlinang.Begitu membuka pintu kamar, ada seseorang di luar pintu, Kakek Coleman.Melihat Alys
Boom, dia membanting pintu kamar.Victoria Anne terkejut dan sangat ketakutan sehingga dia segera mundur beberapa langkah, menjauh darinya.James Coleman menyelipkan kedua tangan ke dalam saku celananya, berjalan selangkah demi selangkah mendekatinya. Bayangan tubuhnya segera menutupi Victoria Anne. "Mengapa begitu panik, apakah menyembunyikan pria dalam kamarmu?" Dia berkata sambil melihat ke sekeliling ruangan.Victoria Anne menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku hanya ... tidak menduga kau akan keluar secepat ini."James Coleman berkata perlahan, "Kenapa aku tidak suka mendengar ini? Bukankah aku sudah mengatakan, akan segera kembali atau kau berharap aku tidak pernah keluar lagi seumur hidupku?"Victoria Anne mengedipkan matanya. "Ini sudah sangat larut, kita bicarakan besok saja. Ada banyak paparazzi di luar, kau sekarang berada di kamarku, kabar ini akan segera tersebar."James Coleman menatapnya dan tersenyum sinis. "Aku baru saja keluar, kau sudah mau mengusirku?"Victoria An
James Coleman menepis tangannya. "Victoria Anne, apakah aku harus percaya jika kau mengatakan perutmu sakit. Aku tidak akan percaya denganmu lagi, kau adalah pembohong kecil!"Victoria Anne menggelengkan kepalanya. Dia perlahan mengangkat kedua tangannya dan memeluk leher James Coleman dan membenamkan wajahnya yang basah di lehernya dan mengusapnya. "Aku benar-benar sangat sakit ... Kakak, aku sangat sakit."Kakak...Dia memanggilnya "Kakak", semanis dan selembut sebelumnya.James Coleman segera memejamkan matanya. Dia merasa cepat atau lambat, dia akan mati di tangan wanita ini.Awalnya, dia datang untuk memberinya pelajaran, membuatnya merasa ketakutan, tetapi setelah mendengarnya memanggil “Kakak”, hatinya langsung melunak.Dulu, dia menyuruh setiap wanita yang bersamanya untuk memanggilnya "Kakak", Linda Stirling paling mirip dengannya, tetapi sejak saat itu James Coleman menyadari wanita-wanita itu sama sekali tidak dapat menggantikannya. Dia bahkan tidak memiliki kesempatan unt
Dia berkata, Kakak, jangan punya bayi dengan wanita lain.Alis cemberut James Coleman perlahan mengendur, dia mengulurkan jarinya untuk membelai wajahnya. "Itu bergantung padamu."Victoria Anne membungkuk dan mencium sudut bibirnya yang digigit dengan lembut....Scarlet Cooper mendapat kabar bahwa James Coleman ada di sini.Sekarang banyak mata yang tertuju pada James Coleman. Dia tiba-tiba datang ke lokasi syuting "Floating Life". Meskipun dia sudah berhati-hati, tetap saja terlihat.Scarlet Cooper ketakutan. Dia merasa pasangan James Coleman dan Victoria Anne terlalu menegangkan, rasanya seperti roller coaster. Sekarang paparazzi sedang mengawasi mereka dan banyak orang dalam kru. Mereka mungkin tidak takut, tetapi dia takut. Jika kabar ini tersebar, tim humas pasti akan kelelahan.Scarlet Cooper segera menangani dua orang yang melihat James Coleman, lalu datang ke pintu kamar Victoria Anne, dia ingin mengetuk pintu, tetapi menarik tangannya lagi.Dia menyadari ini bukan saat yang
Beberapa hari lalu Kakek Coleman menemui CEO Dale dan bernegosiasi dengannya, dia berkata bisa tidak menuntut James, tetapi Victoria Anne harus diberikan padanya.Victoria Anne berkata, "Kakek Coleman, Anda sudah menyetujuinya?""Tentu saja aku setuju, Victoria Anne. Masalah ini dimulai olehmu, kau harus menyelesaikannya sendiri."Victoria Anne tertawa. CEO Dale ini benar-benar mesum. Dia sudah cacat dan bukan pria lagi, tetapi masih ingin mendapatkannya. Jika dia menurutinya, entah apa yang akan dilakukan CEO Dale untuk menyiksanya. Kakek Coleman begitu mudah menyetujuinya dan membicarakan urusan perdagangan manusia dengan begitu lantang.Victoria Anne melihat pemandangan di luar jendela. "Kakek Coleman, aku memanggilmu Kakek, maka kau benar-benar menganggap dirimu sebagai Kakekku. Jika aku menuruti kemauanmu dengan begitu mudah, bukankah sangat memalukan?""Victoria Anne, kau tidak mau pergi?"“Tentu saja aku tidak akan pergi, aku tidak akan menemani kalian bermain, jika tidak ada a
CEO Dale tidak akan memberitahunya mengenai masa lalu Keluarga Coleman dan Keluarga Grant.“James Coleman, kalau begitu aku khawatir kedatanganmu sia-sia karena aku tidak akan memberitahumu!” kata CEO Dale.Tidak ada perubahan ekspresi pada wajah James Coleman. Dia mengangkat alisnya, "Oh, begitu, karena kau tidak ingin memberitahuku sekarang, maka aku akan pergi dulu."James Coleman bangkit dan pergi.CEO Dale memandang James Coleman dengan curiga dan gelisah. Apakah dia benar-benar ke sini hanya untuk menanyakan urusan Victoria Anne? Lalu bagaimana dengan urusannya yang telah membuat dia cacat?Saat itu, James Coleman sudah sampai di pintu dan langkah kakinya tiba-tiba berhenti. "CEO Dale, jika suatu saat kau ingin memberitahuku, telepon aku."James Coleman tersenyum tipis, lalu melangkah pergi.CEO Dale meraba keningnya yang sudah berkeringat dingin. Bangsal VIPnya berantakan sekarang, bingkisan suplemen berserakan di lantai.CEO Dale merasakan firasat buruk, dia merasa James Colem
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan