Linda Stirling menggertakkan giginya. Sebenarnya, wanita-wanita cantik dalam dunia hiburan seperti Victoria Anne, biasanya hanya dianggap sebagai pajangan. Mereka terlihat cantik, tetapi kemampuan aktingnya biasa-biasa saja.Namun Victoria Anne adalah pengecualian.Victoria Anne memiliki bakat akting, juga mempelajari seni peran dengan serius. Dalam beberapa tahun terakhir, semua film yang dia bintangi meledak di pasaran, dan langsung mendorongnya ke puncak. Kali ini dia menjadi pemeran utama dalam "Floating Life", yang disutradarai Brandon Brooks. Banyak orang yang merasa Victoria Anne tidak akan dapat memerankan Agatha Lingard dengan baik. Sekarang para paparazzi mengawasinya dengan ketat, mereka menunggu Victoria Anne membuat kesalahan agar dapat menghancurkannya.Namun Victoria Anne tidak menghiraukan mereka.Sejak bergabung dengan kru, dia mulai mempelajari perannya dengan sungguh-sungguh, makan dan tidur dengan teratur, dan sekarang dia mengejutkan semua orang dalam audisi hari
Linda Stirling sangat percaya diri, dia juga sangat yakin dengan kemampuan aktingnya. Sekarang dia akan menunjukkan kemampuannya di depan James Coleman.“CEO Coleman, kalau begitu aku akan audisi dulu.” Linda Stirling melepaskan James Coleman dan melangkah ke atas panggung.Semua lampu menyala, Sutradara Brooks melihat naskah dan berkata, "Linda Stirling, kau akan memerankan adegan menangis, seperti seorang gadis kecil keluarga miskin, yang membuat orang merasa iba."Adegan menangis?Linda Stirling sangat mahir memerankan adegan menangis, dia memberi isyarat, OK.Sutradara Brooks menghentakkan papan dan berteriak, "Action!"Linda Stirling mengatur emosinya sebentar dan tidak lupa mengedipkan mata pada James Coleman di antara penonton.Mata Linda Stirling memerah, dia akan menangis, tetapi pada saat ini tubuhnya terasa sangat panas.Tubuhnya benar-benar sangat panas.Seperti ada yang menyalakan api dalam tubuhnya, Linda Stirling segera mengulurkan tangannya dan menarik kerah cheongsamn
Linda Stirling memandang Sutradara Brooks dengan panik. "Sutradara Brooks, aku... dengarkan penjelasanku..."Sutradara Brooks segera mendengus. "Linda Stirling, kau ternyata berani bermain kotor. Aku tidak bisa mentolerir bintang besar sepertimu di sini. Keluar dari sini!"Sutradara Brooks langsung menendangnya keluar dari kru.Linda Stirling tidak bisa berkata-kata, dia hanya bisa meminta bantuan James Coleman.Dia adalah orang yang dibawa oleh James Coleman. Meskipun Sutradara Brooks sangat marah, selama James Coleman membuka mulutnya, Sutradara Brooks pasti akan mempertahankannya.Linda Stirling menaruh semua harapan pada James Coleman.Tetapi James Coleman tidak menanggapi dan tidak bermaksud berniat untuk membuka suara. Linda Stirling merasakan tatapan dingin pria itu dan tiba-tiba bergidik.Dia menyadari dirinya sangat bodoh. Dia berusaha membius Victoria Anne dan sekarang berani berharap James Coleman akan menyelamatkannya. Dia sudah sangat beruntung jika James Coleman tidak m
CEO Dale hampir berusia enam puluh tahun. Benar-benar seorang pria tua, tetapi CO Dale ini adalah seorang taipan dalam dunia hiburan. Setiap drama dan film yang dia jagokan akan memenangkan penghargaan. Dia sudah pensiun beberapa tahun lalu dan menetap di luar negeri. Kali ini dia langsung tertarik pada Victoria Anne.Sutradara Brooks menyadari tatapan CEO Dale terpaku pada Victoria Anne. Dia segera tersenyum. "CEO Dale, aku lupa memperkenalkan, Victoria Anne adalah adik James Coleman."CEO Dale masih belum mengetahui asal-usul Victoria Anne, jadi Sutradara Brooks langsung membawa nama James Coleman.Dia ingin menyiratkan bahwa Victoria Anne adalah orang James Coleman, jadi CEO Dale, kau jangan coba-coba mendekatinya.“James Coleman? Maksudmu putra Bobby Coleman?” CEO Dale tercengang."CEO Dale, apakah Anda mengenal baik Keluarga Coleman?""Tentu saja. Dua puluh tahun lalu, ketika Keluarga Coleman masih bukan keluarga kaya, aku dan Bobby Coleman adalah teman baik." Dia berkata sambil
Victoria Anne tidak bisa berkata-kata ketika melihat kata-katanya yang tajam dan aneh, dia tidak membalas.CEO Dale berkata sambil tersenyum, "CEO Coleman, orang itu berani menolak, pasti adalah orang kesayangan CEO Coleman. Kalau tidak, bagaimana mungkin dia berani menolak CEO Coleman?"CEO Dale mengeluarkan sebatang rokok dan menyerahkannya kepada James Coleman, dia juga menyalakan pemantik api untuk James Coleman.Api menyala, James Coleman mengerutkan alisnya. Ketika mengembuskan asap, dia melirik Victoria Anne dan tersenyum, "Dia memang orang kesayanganku sekarang.""Haha CEO Coleman, tak disangka kau juga dapat ditaklukkan oleh seorang wanita. Wanita ini pasti sangat pintar. Dia berusaha memancingmu tetapi tidak membiarkanmu mendapatkannya. Anda pasti sangat penasaran. Itulah sebabnya Anda memanjakannya seperti ini." Berbicara tentang wanita, CEO Dale memang sangat berpengalaman, dia tidak menyadari siapa yang dibicarakan James Coleman.Wanita yang pintar...Entah apa yang dipik
Walaupun kesal, suaranya terdengar agak manja dan berhasil menghentikan gerakan James Coleman yang menyuapinya anggur.James Coleman melihatnya menjulurkan lidahnya ke arahnya. Dia merasa pria tua mesum itu terlalu meremehkannya, wanita ini adalah penggoda pria profesional. Tidak ada pria yang bisa lolos darinya.“Anggur merah bisa berasa pedas?” Dia melengkungkan bibirnya dan tersenyum tipis."Tentu saja pedas. Kau bisa mencicipinya." Victoria Anne mengambil gelas anggur di tangannya, lalu menyuapkan anggur merah ke bibirnya.James Coleman menatapnya, lalu meminum anggur yang dia suapi.Victoria Anne tidak menghentikan gerakannya dan membiarkannya menghabiskan sisa anggur merah dalam gelas.“CEO Coleman, anggur merahnya telah habis diminum, aku bisa pergi sekarang, bukan?” Victoria Anne mengedipkan mata dan menatapnya.Mulut James Coleman dipenuhi dengan aroma anggur merah, tidak pedas sama sekali, malah manis, sangat manis.Saat ini dia tiba-tiba ingin ... mencicipi anggur merah dala
James Coleman membeku. "Apa?"Sekretaris pribadi tersenyum. "CEO, Anda terlihat seperti akan berkencan dengan gadis yang Anda sukai."James Coleman juga menyadari perilakunya agak aneh, dia bahkan berdiri di depan cermin dan mulai berpose untuk pertama kalinya, dia belum pernah seperti ini sebelumnya.James Coleman merasa konyol. Setelah hidup bertahun-tahun, karakternya termasuk tenang. Mengapa sekarang dia menjadi sangat antusias?Apakah sepenggal pesan dari Victoria Anne begitu berpengaruh?Dia tidak pernah mengundangnya ke kamarnya, ini adalah pertama kalinya.Dia masih bisa merasakan aroma anggur merah yang dia suapi.James Coleman pergi mencari Victoria Anne.Ketika tiba di pintu kamar Victoria Anne, dia menekan bel pintu.Tidak ada yang membuka pintu.Apa yang terjadi?Dia tidak ada di dalam?James Coleman menekan bel sekali lagi, tetapi tidak ada yang membuka pintu.Dia pergi ke mana?James Coleman membuka pintu.Pintunya tidak dikunci dan segera terbuka, James Coleman masuk,
James Coleman mengenali mantel putih Victoria Anne, dia melangkah masuk dan menendangnya.Aah!CEO Dale tidak menyadari ada orang yang masuk. Sekarang James Coleman menendangnya tepat di punggungnya dan detik berikutnya CEO Dale merasakan sakit yang menusuk. Dia berteriak, tubuhnya yang gemuk segera melesat ke depan dan membentur dinding.CEO Dale merasakan mulutnya berdarah. Ternyata kedua gigi depannya lepas dan dia langsung terkulai di atas karpet.SakitSangat menyakitkan.CEO Dale menyentuh mulutnya dan mengeluarkan seteguk darah. Dia mendongak dan melihat James Coleman sudah di depannya.James Coleman mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam, dengan satu tangan dalam saku celananya. Sebuah sabuk hitam mewah diikatkan di pinggangnya.“CEO… CEO Coleman, kau… kenapa kau ada di sini?” CEO Dale, yang telah kehilangan dua gigi depannya, bahkan tidak bisa berbicara dengan jelas.James Coleman tidak menunjukkan ekspresi. Dia mendekati CEO Dale selangkah demi selangkah dan bertany
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan