Apa?Mata Sophia Lowry langsung berbinar, dia tertarik dengan gadis yang mana?Tiba-tiba dapat bisnis?Sophia Lowry melirik Mark Lewis, pria ini sangat kaya, jangan sampai lolos."CEO Lewis, maksudmu ..." Sophia Lowry agak ragu.Mark Lewis melihat matanya yang berbinar dan tersenyum sinis. "Sepuluh juta? Lima puluh juta? Seratus juta? Apakah cukup?"Astaga!Sophia Lowry menahan napas. "Cukup! Sudah cukup! CEO Lewis, sungguh murah hati, kau tertarik dengan gadis mana di Breeze Palace, aku akan membawakan gadis-gadis papan atas untuk kau pilih!"Mark Lewis mengulurkan tangan dan meremas rahangnya. "Kau!""..." Sophia Lowry mengedipkan matanya, apa maksudnya, apakah dia menyukainya?"Kenapa, kau tidak menjualnya? Bukankah kau bisa menjual apa pun demi uang? Kalau seratus juta tidak cukup, aku bisa memberikan dua ratus juta, tiga ratus juta ..."Sophia Lowry ingin menutupi telinganya. Mendengar angka ratusan, dia hampir tidak bisa menahan godaan ini."Tapi, tapi...""Tapi apa? Kau yang
Daniel Palmer tertegun beberapa saat, kemudian berkata, "Apa, CEO Lewis datang untuk menghadiri pernikahan putri Anda. Aku tidak mendengar ada pernikahan lainnya di sini. Apa nama putri Anda?"Mark Lewis, "Putriku Charlotte Shimon dan menantuku Lucas Hank.""..."Daniel Palmer tercengang. Putri tirinya sepertinya juga bernama Charlotte Shimon dan menantu laki-lakinya adalah chaebol Lucas Hank.Sophia Lowry, yang sejak tadi diam, terbatuk dua kali. "Izinkan aku memperkenalkan ayah kandung putriku Mark Lewis, suamiku saat ini ... Daniel Palmer."Astaga.Daniel Palmer memandang Mark Lewis, lalu menatap Sophia Lowry, "Dia... dia, dia, dia... kau... kau, kau, kau..."Pada saat itu, Mark Lewis menatap Sophia Lowry dengan dingin, lalu pergi....Lucas Hank tahu ayah mertuanya sudah datang, jadi dia berdiri di depan untuk menyambutnya.Pada saat itu, dia melihat Mark Lewis, Lucas Hank segera berlari ke ayah mertuanya, "Ayah, aku sudah lama menunggumu! "Mark Lewis mengangkat kepalanya dan men
Di antara kerumunan orang, Lucas Hank mengangkat Charlotte Shimon dan langsung menaiki mobil pengantin.James Coleman juga datang bersama Linda Stirling. Kedua mempelai sudah pergi, tetapi James Coleman tidak pergi.Linda Stirling merasa canggung dan cemas. Setelah Kakek Coleman datang malam itu, dia kembali ke sisi James Coleman. Meskipun James Coleman tidak menolak, dia mengabaikannya sama sekali, tidak berbicara dengannya bahkan tidak menatapnya."CEO... CEO Coleman," Linda Stirling berbisik, "Ayo ... kita pergi juga."James Coleman memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana dan menatap ketujuh pengantin palsu berkerudung di depannya, seolah-olah tidak mendengar kata-kata Linda Stirling, dia berjalan ke depan.Linda Stirling menatapnya dengan heran. Tidak lama kemudian, dia membelalakkan matanya, karena dia melihat James Coleman berjalan langsung ke salah seorang pengantin wanita, lalu membuka kerudungnya.Detik berikutnya, wajah Victoria Anne terlihat.Linda Stirling terpaku,
Aah!Para gadis lajang berteriak, "Ya, Tuhan, CEO Coleman mendapatkan bunga tangannya!""CEO Coleman mungkin akan segera menikah!""Entah gadis mana yang begitu beruntung dapat menikahi keluarga kaya Keluarga Coleman dan menjadi Nyonya Coleman."James Coleman tidak bergerak. Buket bunga mengenai dadanya kemudian jatuh ke tanah. Dia mengangkat alisnya dan menatap Victoria Anne.Victoria Anne menatapnya sekilas, kemudian membalikkan badan dan pergi....Prosesi pernikahan sudah selesai, Victoria Anne kembali ke ruang ganti untuk mengganti gaunnya.Tetapi tiba-tiba sebuah telapak tangan terulur dari belakang dan langsung meraih pergelangan tangannya, lalu menariknya dengan lembut. Dia segera mendekap ke dada pria itu.Victoria Anne mengerutkan alisnya. "CEO Coleman, mengapa kau mengendap-endap? Sungguh memuakkan.”James Coleman menggeser telapak tangannya ke bawah dan mencubit pinggangnya. "Kenapa mengabaikan aku?"Victoria Anne ingin mendorongnya. "CEO Coleman sudah ditemani seorang w
Victoria Anne mendengar pria itu sudah pergi. Dia berlari terbirit-birit dan berbohong pada Linda Stirling. "Oh, Nona Stirling, aku baru ingat, CEO Coleman tidak ada di sini. CEO Coleman sedang bermain kartu di ruang VIP. Aku membawamu menemui CEO Coleman."Linda Stirling tidak menyadari telah ditipu jadi dia mengucapkan terima kasih dengan sangat tulus. "Baik, terima kasih."Mereka sudah pergi.Victoria Anne menghela napas lega. Sekarang dia masih dalam pelukan James Coleman. Dia segera mendorong dadanya. "Lepaskan aku!"James Coleman melepaskannya, tetapi telapak tangannya langsung meremas wajah gadis itu dan dia menatapnya. "Saat memerlukan aku tadi, memeluk leherku dengan erat. Sekarang orang-orang sudah pergi, kau langsung menendangku, Victoria Anne, kau sungguh realistis.""..." Wajah Victoria Anne yang lembut diremas dengan kencang oleh telapak tangannya, bibir merahnya menjadi cemberut. Dia sangat tidak menghormati orang, "CEO Coleman, jika bukan karena kau, apakah aku haru
Suara Daniel Palmer tiba-tiba berhenti, karena Mark Lewis mengulurkan tangan dan membanting asbak.Asbak mahal itu jatuh ke lantai dan hancur berkeping-keping.Ruang VIP sekejap menjadi hening dan para pengusaha lainnya saling memandang, lalu melirik wajah Mark Lewis di kursi utama.Awalnya suasana hati Mark Lewis hanya kurang bagus, tetapi sekarang semua orang dapat melihat bahwa Mark Lewis sedang marah.Mereka menatap Daniel Palmer di sebelah Mark Lewis, yang berarti --- kenapa kau membuat CEO Lewis marah?Daniel Palmer yang mabuk --- Jangan memfitnah aku, aku tidak membuat marah, alih-alih kami sedang membahas topik yang sangat menarik!Suasana ruangan kembali hening, pada saat ini pintu ruangan tiba-tiba terbuka dan sosok yang cerdas dan gesit masuk, Sophia Lowry datang.Sophia Lowry sangat sensitif dia dapat merasakan waktunya tidak tepat, dia melihat sekeliling dan berkata, "Apakah aku ... mengganggu kalian?""Tidak, tidak." Para pengusaha lainnya tertawa.“Fia sayang, kau akhirn
Mark Lewis menatapnya, gadis itu sudah tahu dia menyukainya. Sekarang dia juga menatapnya dengan sinis dan sombongMark Lewis mengerutkan bibirnya. "Turun dari pahaku!"Dia tiba-tiba berteriak, Sophia Lowry segera bangkit.Mark Lewis menatapnya dengan dingin, lalu keluar dari ruangan VIP itu dan segera menghilang dari pandangan....Sophia Lowry membawa Daniel Palmer yang mabuk itu kembali ke kamar hotel, begitu masuk, Sophia Lowry membentaknya. "Berlutut!"Kaki Daniel Palmer segera menjadi lemas dan langsung berlutut di atas karpet.Sophia Lowry memegang penggaris di tangannya dan menatap Daniel Palmer. "Keluarkan tanganmu!"Daniel Palmer yang sedang mabuk, tiba-tiba menjadi sadar. Sophia Lowry yang begitu galak membuatnya hampir menangis karena ketakutan.Saat itu, Sophia Lowry melarikan diri ke Barbara Bay.Jika melahirkan seorang putri di luar nikah, akan mendatangkan banyak masalah, jadi dia pura-pura menikah dengan William Shimon, putra pengurus rumah tangganya. Tentu saja, per
Mark Lewis tertegun, dia tidak menyangka dia bisa seliar ini.Sophia Lowry senang asyik sendiri. Tiba-tiba kamar mandi menjadi gelap.Mengapa tiba-tiba mati lampu?Pada saat ini terdengar suara langkah kaki, ada yang masuk ke kamar mandi dan mendekatinya.Siapa?Sophia Lowry terkejut, dia segera bangkit dan membungkus dirinya dengan handuk. Selain itu dia juga mengeluarkan sebuah jarum perak untuk menusuk orang itu.Tetapi sebuah telapak tangan meraih pergelangan tangannya. "Mengetahui aku datang, kau sangat antusias, ya?"Bukankah ini suara Mark Lewis?Mengapa dia masuk ke kamarnya?"CEO Lewis, mengapa kau datang ke sini?"Mark Lewis tidak berbicara, alih-alih langsung bertindak, kedua telapak tangannya menahan wajah Sophia Lowry dan bibir pria itu langsung menekan bibir merahnya.Dia dicium.Pria itu datang ke sini untuk menciumnya.Sophia Lowry terdiam beberapa saat, lalu meronta dan mendorong dadanya. "Um ... lepaskan, CEO Lewis, bukankah kau berkata tidak ingin membuang-buang wa
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan