Victoria Anne tahu James Coleman adalah pria yang sangat mencolok, tetapi dia tidak menyangka mata Isabel begitu hebat sehingga dapat melihat segalanya.“Vic!” Isabel mengeluarkan sebuah buku dengan misterius dan mengedipkan matanya, "Menurutku Charlotte tidak bisa diharapkan, tetapi kau beda. Ini adalah buku kesayangan bosku. Sekarang aku berikan padamu. Jika ingin menjaga pria seperti kakakmu agar selalu berada di sisimu, pelajari buku ini baik-baik. Dengan bakatmu, aku yakin kau pasti akan berhasil."Ini adalah buku rahasia dunia persilatan yang didapatkan Sophia Lowry dengan susah payah, buku ini tidak diwariskan pada Charlotte Shimon, tetapi Victoria Anne.Victoria Anne, "..."...Victoria Anne keluar dengan tergesa-gesa.Pada saat itu, seorang pelayan datang dan menyerahkan sebuah dompet. "Nona Victoria, ini adalah dompet yang dijatuhkan oleh pria yang mencari Anda tadi. Apakah Anda bisa mengembalikan dompet ini padanya?"Victoria Anne menunduk, ini adalah dompet James Coleman.
Jendela belakang masih tidak terbuka, orang di dalamnya juga tidak terlihat. Biksu Dylan tidak tergesa-gesa, dia menunggu sambil tersenyum.Saat itu, seseorang di dalam mobil berkata, "Suamiku bilang, ternyata Anda adalah Biksu Dylan, yang tersohor itu."Biksu Dylan tersenyum, dia menyukai anak ini, anak memiliki wawasan yang luas!"Nona, kita berjodoh hari ini, jadi hari ini aku akan meramalkan nasib asmaramu dengan gratis.""Suamiku berkata bahwa ramalan Anda sangat berharga, Biksu Dylan, bagaimana mungkin Suamiku akan membiarkan Anda meramal dengan gratis?""Jika berkenan, Anda bisa mentraktirku makan, haha!""Suamiku berkata, mentraktir makan sekali mana cukup? Apakah Biksu Dylan pernah mendengar tentang Breeze Palace?"Apa maksudnya?Setelah mendapatkan pelajaran dari Charlotte Shimon, Biksu Dylan merasakan firasat buruk."Breeze Palace adalah tempat pria menghambur-hamburkan uang, harga seorang gadis di dalam sana sangat mahal. Hari ini, Biksu Dylan dan suamiku berjodoh, dia sud
Charlotte Shimon tertegun, tatapannya tertuju pada sosok itu dan tidak bisa berpaling lagi, Lucas Hank ... Lucas Hank ...Sosok itu begitu akrab, dia tidak akan salah melihat.Mata Charlotte Shimon yang cerah tiba-tiba menjadi berkaca-kaca, dia sangat senang, dia benar-benar sangat senang, senyuman tipis perlahan terukir di wajahnya, Lucas Hank ... Lucas Hank sudah kembali.Dia akhirnya kembali!Charlotte Shimon mengulurkan tangannya dengan gemetar untuk membelai sosok di jendela.Namun begitu ujung jarinya menyentuh jendela, sosok itu tiba-tiba menghilang.Apa yang terjadi?Di mana Lucas Hank?Tangan Charlotte Shimon menyentuh jendela bus yang dingin, dia tiba-tiba terbangun, itu hanya ilusi.Dia tidak kembali.Dia masih belum kembali.Tiba-tiba air mata Charlotte Shimon berlinang, pundaknya bergetar, dia tidak bisa menahan tangisnya.Selama ini dia sangat kuat dan tidak pernah menyebut nama Tuan Hank, tetapi ada luka di hatinya yang sama sekali tidak bisa disentuh, karena akan membua
Bus berhenti perlahan dan sopir berkata, "Ini adalah pemberhentian terakhir, silakan turun."Sudah tiba di terminal.Charlotte Shimon menghapus air mata dari wajahnya, lalu menggendong Chelsea Hank turun dari bus....Ketika dia turun dari bus, Charlotte Shimon melihat sebuah mobil mewah di seberang jalan Dia mengenali mobil mewah ini, itu adalah mobil James Coleman.Pada saat itu, jendela belakang mobil perlahan meluncur ke bawah, memperlihatkan wajah tampan James Coleman. Ada seseorang di sebelah James Coleman. Kali ini bukan pacar barunya, tetapi ... .. seorang pria.Celah jendelanya sangat kecil jadi Charlotte Shimon tidak bisa melihat pria itu dengan jelas, tetapi dia melihat topi hitam yang dia kenakan.Topi ini sangat akrab, pria ini sepertinya sangat akrab... dia tadi melihatnya dalam mimpi.Jantung Charlotte Shimon berdetak kencang.Tatapannya tertuju pada pria itu. Siapa dia?Siapa pria di sebelah James Coleman?Apakah dia tidak bermimpi tadi?Charlotte Shimon berlari ke sana
Kondisi fisik Lucas Hank sangat buruk, jantungnya berdebar-debar, tubuhnya lemas, tidak lagi kuat seperti dulu.James Coleman mendatangkan beberapa obat langka untuk memperpanjang hidupnya.Tetapi tubuh Lucas Hank telah mengembangkan antibodi terhadap obat-obatan ini dan efek obatnya semakin lemah.James Coleman melepas sarung tangan putih di tangannya. "Lucas, adikmu benar-benar sangat hebat. Formula yang dia siapkan untuk mengobatimu sudah aku kirimkan ke para profesor di luar negeri, tetapi mereka tidak dapat memecahkan persamaan medis terakhirnya.""Sekarang adikmu sudah pergi. Dia mengubah nasibnya dan melawan kehendak Tuhan, memaksakan dirinya untuk memiliki darah anak tak berdosa dalam tubuhnya. Kemudian mencabut pedang kuno dan membantu Charlotte Shimon membangkitkan Lantana. Dia telah mengatur segalanya untuk kalian, sedangkan dia sendiri mati karena pembuluh darahnya pecah.""Sebagai seorang dokter jenius, dia telah meneliti formula pamungkas untuk mengobati pembuluh darah s
James Coleman melihat Linda Stirling untuk pertama kalinya dalam pesawat khusus. Saat itu, dia menonton sebuah film dalam pesawat pribadinya. Linda Stirling belum pernah bertemu dengannya. Dia bukan tokoh utama, hanya seorang pemeran figuran. Peran figuran ini pun dia dapatkan dengan susah payah.Pada saat itu, dia mengangkat kepalanya dan tidak sengaja meliriknya. Dalam salah satu adegan, Linda Stirling berdiri di bawah sinar matahari dan memanggil seorang aktor—Kakak.Linda Stirling tidak pernah tahu bahwa panggilan “kakak” yang sangat mirip inilah yang membuatnya langsung terbang tinggi ke posisi sekarang dan bisa menikmati semua kemuliaan dan kekayaan yang tak ada habisnya.Film itu tidak melejit, tetapi nama Linda Stirling melambung.Pemeran utama wanita dalam film itu, yang sebelumnya tidak menghiraukan Linda Stirling, sekarang sudah tidak bisa bersanding dengannya. Semua orang dapat merasakan dengan nyata apa artinya, nasib orang tidak ada yang tahu. Siapa sangka Linda Stirling
Victoria Anne merasa tidak dapat berkomunikasi dengannya, jadi dia hanya mengerutkan bibirnya. "Oh, baiklah, CEO Coleman, aku akan mengetuk pintu jika masuk ke kamarmu lain kali. Jangan marah, aku minta maaf telah mengganggumu tadi."Dia bersikap sangat manis, tetapi James Coleman merasa dia seperti sedang membujuk ... orang gila.Alis cemberut James Coleman perlahan mengendur. "Ada apa mencariku?"“Kau menjatuhkan dompet ini di Breeze Palace. Sekarang aku kembalikan, aku pergi dulu.” Victoria Anne menyodorkan dompet itu padanya, lalu menarik kembali tangannya, dan pergi. Tetapi setelah dua langkah, James Coleman meraih pergelangan tangannya dari belakang.Wajah Victoria Anne menjadi ketus, dia sudah tidak ingin berbasa-basi dengannya. "CEO Coleman, ada apa? Bisakah kau mengatakan semuanya sekaligus?" Wajah Coleman juga menjadi ketus. "Vic, di mana foto dalam dompetku, apakah kau mengambilnya?""Yah, itu fotoku. Kau sudah menyimpannya bertahun-tahun. Sudah waktunya dikembalikan p
Dia menggunakan kata "angkat", Linda Stirling merasa ketakutan dan segera pergi.Ketika dia berjalan ke pintu, terdengar suara James Coleman dari belakang. "Jaga mulutmu baik-baik, jangan sampai mendatangkan bencana."Linda Stirling tertegun dan mempercepat langkahnya....James Coleman masuk ke kamar mandi. Dia menggosok dirinya dengan sabun beberapa kali sebelum keluar. Victoria Anne tidak beranjak dari tempat tidur karena ada pengawal yang berjaga di luar untuk mencegahnya kabur.Pandangan James Coleman tertuju pada Victoria Anne. Dia duduk di tempat tidur dengan patuh dan memeluk kedua lututnya, rambut ikal coklat tua tergerai di pundaknya. Cahaya lampu di luar menembus tirai jendela dan jatuh pada tubuhnya, dia terlihat sangat cantik.James Coleman enggan berpaling, selama ini dia telah bersama banyak wanita. Semuanya masih muda dan cantik, namun dia harus mengakui tidak ada yang bisa menandingi kecantikan wanita ini.Setelah bertahun-tahun, detak jantung masih berdebar-debar ket
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan