Di rumah sakit.Henry Hank tiba ke koridor dan segera mendengar Tina Morris menangis di dalam. Tina Morris menangis dengan sangat sedih dan putus asa, seperti menangis untuk adiknya sendiri. "Jeanny, cepat bangun, buka matamu. Mengapa kau bunuh diri? Aku adalah Kakak Ipar, Kakak Ipar datang menjengukmu!"Henry Hank mendorong pintu bangsal VIP dan masuk.Sekarang Jeanny Hank sedang berbaring di ranjang rumah sakit, wajahnya sangat pucat, dan alat monitor detak jantung di sampingnya terus menerus mengeluarkan bunyi alarm. Jantung Jeanny Hank sudah tidak berdetak dan dia sudah tidak bernapas.“Henry!” Tina Morris segera berlari ke arahnya. Dengan air mata yang membasahi wajahnya, dia menangis terisak-isak, “Henry, akhirnya kau datang, Jeanny… dia bunuh diri dengan menelan obat. Dokter sudah mengumumkan waktu kematiannya. Kau harus membalas dendam untuk Jeanny!"Henry Hank berdiri di samping ranjang rumah sakit, dia mengulurkan telapak tangannya dan menggenggam tangan Jeanny Hank yang sud
Apa, Henry Hank memberi perintah untuk tidak mengizinkannya masuk ke bangsal ini, tidak mengizinkannya melihat Jeanny Hank lagi?"Kenapa? Aku tidak mau keluar, aku mau tinggal di sini!"Kedua pengawal berbaju hitam itu tidak mengatakan apa-apa, langsung menarik lengan Tina Morris dan menyeretnya keluar....Di dalam kamar, Henry Hank dan Walter Hank duduk saling berhadapan.Benjamin membuat secangkir teh dan mengantarkan pada mereka. Kedua orang itu adalah bos baru dan bos lamanya. Tidak ada yang bisa disinggung, dia hanya bisa melayani mereka dengan hati-hati."Tuan, semua berita sudah diblokir sesuai dengan perintah Anda, Nyonya Tua..."“Jangan khawatirkan Nenek Buyut. Aku sudah meminta Nenek Buyut pergi ke kuil untuk beristirahat beberapa hari. Tidak ada yang bisa mengganggu Nenek Buyut,” kata Walter Hank.Henry Hank mengambil cangkir teh dan meminumnya dengan anggun. Kemudian dia dan melirik ke Walter Hank di seberangnya. "Walter, sepertinya kau sudah mengaturnya. Kau mengirim pes
Tina Morris mengeluarkan ponsel dan mengirim pesan --- Ada masalah!Di ruangan lain Walter Hank duduk di kursi, dengan laptop di depannya. Sekarang serangkaian angka muncul di layar komputer.Henry Hank berdiri dengan tenang di samping Walter Hank, Benjamin berkata dengan hormat, "Tuan, Tina Morris baru saja mengirim pesan."Mobilitas Tina Morris telah dibatasi akhir-akhir ini dan setiap gerakannya dipantau."Tuan, aku sudah menyelidikinya, tetapi tidak menemukan apa-apa. Nomor yang dihubungi Tina Morris sepertinya tidak ada. Ini sangat aneh."Henry Hank mengerutkan bibirnya dan menatap tubuh Walter Hank. Pada saat itu, Walter Hank telah menembus dinding pelindung nomor ponsel dan printer segera mengeluarkan informasi, Walter Hank menyerahkan informasi itu pada Henry Hank. "Kakek, coba lihat, ini adalah catatan waktu Tina Morris menghubungi nomor misterius ini selama bertahun-tahun."Benjamin melihat sekilas dan berbisik, "Tuan, Tina Morris ternyata menghubungi nomor misterius ini sej
Tina Morris belum pernah melihat orang misterius itu, dia terkejut saat melihat Nyonya Wendy.Nyonya Wendy tidak menjawab pertanyaan ini. Wajah tuanya yang keriput tampak menakutkan dalam cahaya redup. Dia bersembunyi begitu lama di sisi Jeanny Hank dan merencanakan sendiri kematian Jeanny Hank jadi sekarang dia sedang menunggu munculnya badai. Tetapi setelah menunggu lama dalam kesepian, Tina Morris tidak menghubunginya dan tidak ada pergerakan apa pun dalam Keluarga Hank.Waktu tiga hari terasa seperti satu abad dan malam ini sangat sepi, dia terpaksa mengambil risiko datang ke sini."Aku ... aku tidak tahu yang terjadi. Henry Hank memblokir kabar kematian Jeanny dan melarang aku mendekati Jeanny Hank. Anak monster itu, Walter Hank juga datang, dia bahkan berkata Jeanny Hank tidak mati..."Nyonya Wendy terkejut, raut wajahnya berubah drastis dia segera menarik kerah Tina Morris, "Apa yang kau katakan, Walter Hank mengatakan Jeanny Hank belum mati?""Ya, dia berkata begitu, tapi ... m
Selir Wilma memandang Charlotte Shimon dengan ketakutan. Dia tiba-tiba menyadari setelah penyamarannya terungkap, kekuatan suku Putri Duyung yang selama ini bersembunyi dalam Keluarga Hank juga terungkap.“Tidak, bukan begitu, Charlotte Shimon, aku hanya ingin membalas dendam padamu, jangan terlalu banyak berpikir!” Selir Wilma segera membantah.Charlotte Shimon memandang Selir Wilma dan mengedipkan mata sambil bercanda, "Kenapa, takut?""Takut? Apa yang aku takutkan?""Karena kau satu orang, seluruh kekuatan suku Putri Duyung muncul ke permukaan. Semua rencana yang kalian susun dengan susah payah selama bertahun-tahun seketika hancur pada saat ini. Kehilangan Tina Morris sebagai mata-mata kalian, bagaikan kehilangan tangan kanan, menurutmu, apa yang kalian takutkan? ”Charlotte Shimon bertanya sambil tersenyum.Selir Wilma menarik napas, dia memandang Charlotte Shimon dengan ketakutan. Dia membuka mulutnya, ingin mengatakan sesuatu, tetapi tidak bisa mengatakan apa-apa.Charlotte Shimo
Malam ini, Lucas Hank mengenakan jas hitam. Dia terlihat tampan dan elegan. Hujan gerimis mulai turun. Dia memegang payung hitam dan berdiri dengan tenang di bawah penerangan lampu jalan. Sekarang Lucas Hank mengerutkan alis dan menatap Henry Hank dengan tidak senang.Dia datang pada saat tengah malam.Tetapi apa yang dia katakan tadi?Charlotte Shimon memanggilnya, "Tuan Hank."Lucas Hank berjalan ke arahnya dan memeluk pinggangnya dengan kuat, "Apakah kau masih mengingat Tuan Hank? Tadi aku melihat kau sangat senang mengobrol dengan Tuan Hank Tua! ""..." Charlotte Shimon Apakah dia cemburu dengan ayahnya sendiri?Henry Hank melirik Lucas Hank, lalu membalikkan badan dan pergi, yang artinya --- Berisik, aku tidak peduli denganmu!Henry Hank masuk ke dalam mobil.Lucas Hank bahkan bertambah tidak senang, karena merasa dihina oleh “Tuan Hank Tua”, dia ingin segera menyusul, "Tuan Hank Tua, apa maksudmu, tolong jelaskan."Charlotte Shimon segera mengulurkan tangan dan meraih Lucas Han
Nyonya Monica?Monica Morris ...Larry Hank teringat ketika masih kecil, dia pernah melihat potret Monica Morris di ruang kerja ayahnya.Ibunya, Tina Morris, dan Monica Morris terlihat mirip, tetapi dia sekilas dapat melihat perbedaan mereka. Kecantikan Monica Morris dan penampilan yang dingin membuatnya terlihat seperti peri, jika dibandingkan dengan Tina Morris bagaikan langit dan bumi. Saat itu, dia terkejut, dan mengangkat tangannya untuk mengusap wajah dalam lukisan itu.Dia tidak tahu alasannya, dia benar-benar ingin dekat dengan orang yang dalam lukisan itu.Tetapi sebelum dia sempat menyentuh lukisan itu, pintu ruang kerja dibuka dan ayahnya muncul.Dia masih mengingat wajah dingin Ayah saat menghardiknya, "Keluar! Ingat, kau tidak dapat menyentuh orang dalam lukisan ini!"Larry Hank yang masih kecil diusir dengan kasar. Saat itu, bibinya baru pulang. Dia berdiri di luar dan mendengar bibinya bertengkar hebat dengan ayahnya di ruang kerja.Oleh karena itu, sejak kecil Larry Ha
Tangan Charlotte Shimon ditarik Lucas Hank, wajahnya memerah, dan dia tampak malu-malu.Resepsionis itu terkejut. Dia sudah lama bekerja di sini dan sering melihat berbagai pasangan keluar masuk hotel. "Tuan, apa hubunganmu dengan gadis kecil ini? Melihatmu cukup tampan, aku ingatkan kita tidak boleh melakukan hal-hal yang melanggar hukum."Lucas Hank mengerutkan alisnya. "Apa maksudmu?""Apakah aku harus mengatakannya dengan jelas? Sekarang ada banyak paman mesum yang suka menipu gadis-gadis kecil.""..." Wajah Lucas Hank menjadi muram, untuk pertama kalinya, dia dianggap paman mesum!Resepsionis itu memandang Charlotte Shimon. "Gadis Kecil, jika kau dipaksa, berkediplah."Tangan Charlotte Shimon terasa sakit. Lucas Hank meremas tangannya dengan kuat."Charlotte Shimon, katakan padanya, siapa aku!"Charlotte Shimon melihat pria ini sudah agak marah, pria ini sangat keras kepala, dia harus melakukannya malam ini."Kakak, kau salah paham, dia adalah... suamiku," kata Charlotte Shimon
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan