Jari-jari Monica Morris meringkuk, kemudian suara Henry Hank terdengar, "Mengapa tidak berbicara lagi, Monica Morris? Aku paling benci melihat kau diam saja, aku dapat memberimu kesempatan untuk menjelaskan. Jelaskan mengapa kamera pengawas menunjukkan kau mencari Harvey Spencer, mengapa kau masuk ke kamar Jeanny, dan mengapa kau bersama Harvey Spencer di tempat tidur?"Pertanyaan-pertanyaan ini bukan pertama kali ditanyakan oleh Henry Hank, Monica Morris masih seperti dulu, tidak dapat meyakinkannya karena dia tidak bisa menjelaskannya.Dia tidak tahu yang terjadi saat itu. Pada hari ulang tahun Jeanny Hank, Henry Hank membawanya kembali ke rumah lama untuk makan malam. Dia merasa sangat tidak enak badan saat makan malam. Dia juga tidak tahu yang terjadi setelah itu, saat dia bangun sudah berada di tempat tidur bersama Harvey Spencer. Dia juga melihat kamera pengawas. Ketika melihat dirinya mencari Harvey Spencer dan berjalan ke kamar Jeanny Hank, dia sangat terkejut dan tidak bisa b
Kata-katanya membangkitkan banyak kenangan, wajah Monica Morris segera memerah, "Henry Hank, harap bersikap sopan!"Henry Hank menghela napas. "Kau yakin berbicara begitu saat duduk di pangkuanku?""..." Dia tidak ingin duduk di pangkuannya, tapi pria ini menariknya.Monica Morris meronta, "Lepaskan aku!"Henry Hank memeluk pinggangnya. "Mengapa kau tersipu? Aku masih ingat ketika kita baru menikah, ada yang diam-diam masuk ke browser dan bertanya... apakah suami dan istri terlalu sering berhubungan bisa mati?"Monica Morris mengedipkan matanya, dia tidak menyangka pria ini akan mengungkitnya lagi.Saat itu, selain mendesain perhiasan, dia akan menghabiskan waktu bersamanya. Perkataan Jeanny Hank benar. Dia dikurung dalam kamar sejak usia 19 tahun, tidak pernah berhubungan dengan dunia lua, sampai hari ini dia masih begitu polos, masih seperti dulu.“Aku tidak ingin membicarakannya, lepaskan aku dulu.” Monica Morris meronta dengan gelisah dalam pelukannya.Monica Morris menatapnya de
Kepala Pelayan Lynch, "Karena Nyonya Tina sudah menebaknya, kembalilah dan jangan mempermalukan dirimu sendiri."Tina Morris tahu Monica Morris sudah kembali, tetapi dia tidak tahu Monica Morris bersama Henry Hank begitu cepat dan sekarang sudah larut malam, Monica Morris masih di sini. Tina Morris tidak akan begitu bodoh berpikir mereka sedang minum teh dan mengobrol.Apa yang mereka lakukan di sana sekarang?Tina Morris sangat marah, berpikir mereka mungkin sedang bersenang-senang di dalam, hatinya bahkan semakin gelisah. "Apa maksudmu mempermalukan diri sendiri, aku adalah Nyonya Hank. Monica Morris yang berani menggoda suamiku adalah pelakor yang tidak tahu malu. Kepala Pelayan Lynch, minggir dan biarkan aku masuk!"Tina Morris sudah siap bertarung di dalam.“Nyonya Tina, walaupun aku dengan hormat memanggilmu Nyonya, apakah kau benar-benar menganggap dirimu adalah istri Tuan?” kata Kepala Pelayan Lynch.Tina Morris membeku, apa?Kepala Pelayan Lynch telah bekerja di Keluarga Hank
Tina Morris sangat terkejut mendengar perkataan Jeanny Hank. Dia tidak tahu yang dibicarakan Jeanny Hank.Tina Morris menangkap kata kuncinya, jika Monica Morris tetap tinggal di sini, Henry Hank pasti akan mati, ada apa dengan Henry Hank?Pernikahan Henry Hank dan Monica Morris tidak berjalan lancar. Pada malam pernikahan, Monica Morris dan Brian Morgan kawin lari, tetapi ditangkap oleh Henry Hank. Kemudian, Jeanny Hank mengalami kecelakaan, Keluarga Hank sangat terluka. Kemudian, Monica Morris membawa Brian Morgan ke kamar dan ditangkap basah oleh Henry Hank. Serangkaian kejadian ini benar-benar mengakhiri hubungan Henry Hank dan Monica Morris.Saat itu, suasana dalam Keluarga Hank sangat kelam dan tertekan, tidak ada yang berani bernapas dengan kencang. Hubungan Henry Hank dan Monica Morris benar-benar hancur dan masuk dalam perang dingin.Henry Hank sudah lama tidak kembali ke kamar Monica Morris. Sejak menikah, hidupnya sangat bersih dan sederhana. Dia hanya punya dua tempat tujua
Setelah malam itu, Henry Hank pindah kembali ke kamar Monica Morris.Tina Morris sangat tertekan, dia tidak menyangka dengan merebut Lucas Hank akan mencairkan hubungan Henry Hank dan Monica Morris yang sudah membeku. Henry Hank kembali ke sisi Monica Morris.Saat itu, masa kehamilan Monica Morris semakin tua dan tubuhnya sangat tidak nyaman, tetapi Henry Hank tetap berada di kamarnya setiap malam.Namun Tina Morris tahu celah di antara mereka tidak dapat diperbaiki. Henry Hank tidak bisa memaafkan pengkhianatan Monica Morris dan anak haram di perutnya. Tina Morris memperhatikan perutnya yang semakin membesar. Walaupun dia dan Henry Hank hanya melewatkan satu malam bersama, tetapi sudah mengandung anak Henry Hank. Berbagi suami dengan Monica Morris membuatnya sakit hati, seperti duri yang menusuk hatinya.Ketika Tina Morris bertemu dengan Monica lagi, usia kehamilannya sudah sembilan bulan. Dia pergi ke kamar Monica Morris dan berdiri di luar pintu.Monica Morris sedang duduk di kursi
Ternyata Jeanny Hank mengetahui segalanya!Tetapi dia tidak mengatakannya.“Jeanny, kau…” Tina Morris memandang Jeanny Hank dengan ketakutan. Jika Jeanny Hank memberitahu Henry Hank apa yang dia dilakukan, maka dia dan seluruh Keluarga Morris akan hancur."Kakak Ipar, jangan khawatir. Jika aku tidak memberitahu kakakku tentang hal ini sebelumnya, maka aku juga tidak akan memberitahu Kakakku di masa depan, karena Monica Morris tidak pantas, dia tidak pantas mendapatkan cinta kakakku!""Namun, selama ini aku menutup sebelah mata terhadap Kakak Ipar, sebagian besar karena Larry. Aku sangat menyukai keponakan ini. Ini adalah kontribusimu yang terbesar untuk Keluarga Hank. Karena Larry, aku akan melindungimu dan Keluarga Morris, selama Kakak Ipar tidak berbuat jahat lagi di masa depan."Jeanny Hank sangat mencintai keponakannya, Larry Hank. Larry Hank sejak kecil tidak dekat dengan Tina Morris. Mungkin karena tidak menyukai Tina Morris, Henry Hank juga tidak akrab dengan anak bungsunya ini.
Charlotte Shimon!Itu semua karena munculnya Charlotte Shimon!Tina Morris segera melangkah maju dan memeluk Jeanny Hank, berpura-pura menghiburnya. "Jeanny, jangan pikirkan lagi, kau mulai sakit kepala lagi, kita jangan bicara lagi, kau harus beristirahat."Pada saat itu, Nyonya Wendy datang dan mendukung Jeanny Hank. "Nona, ayo kita ke atas dan istirahat."Jeanny Hank sakit kepala. Ketika Nyonya Wendy berjalan mendekat, dia samar-samar mendengar suara lonceng di tubuh Nyonya Wendy. Suara ini membuatnya merasa pusing dan tidak bisa berpikir lagi.Kondisi mental Jeanny Hank memburuk, wajahnya sangat pucat, dia membiarkan Nyonya Wendy membawanya ke atas.Tina Morris menyaksikan sosok Jeanny Hank menghilang ke kamar tidur, dia juga segera pergi.Tina Morris sangat cemas. Dia tidak menduga Charlotte Shimon akan ikut campur dalam urusan Keluarga Hank. Rahasia yang dia sembunyikan selama bertahun-tahun mungkin akan terungkap.Selain itu, Charlotte Shimon sudah kembali, Larry mungkin juga
Monica Morris segera menutupi wajahnya, wajahnya panas dan memerah. "Tidak ada hubungannya denganmu, aku pergi dulu."Dia membalikkan badan dan pergi.Tetapi jari-jari Henry Hank meremas wajahnya dengan lembut, dia melihat ke kedua belah pipinya dengan penuh minat. "Aku tidak melakukan apa-apa, mengapa wajahmu tiba-tiba tersipu? Apakah kau sedang berpikir mesum?""..." Meskipun Monica Morris sudah terbiasa dengan serangannya, dia masih terdiam saat ditanya, "Lepaskan aku, aku akan pulang."Dia ingin segera pergi dari sini dan tidak akan kembali lagi. Apa pun alasannya, dia tidak akan datang lagi.Tetapi Henry Hank sudah melangkah maju dan menghalanginya dengan dada yang kokoh, "Kenapa tergesa-gesa, Monica Morris, apakah kau merindukan sentuhan pria?"Apa?Dia menatapnya dengan kaget. Apa yang dia katakan tadi?Henry Hank merasa geli ketika melihatnya terkejut dan bingung, dia tidak berubah sama sekali selama bertahun-tahun.Monica Morris, wanita berbakat yang pernah memukau Kota Rega
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan