Henry Hank membawa Monica Morris keluar dari kediaman Raja Nedderton. Tangan Monica Morris masih digenggam dalam telapak tangannya, Monica Morris segera menarik tangannya.Henry Hank berhenti dan menatapnya, "Ada apa denganmu?"Hari ini, Monica Morris mengenakan cheongsam bermotif bunga dan kardigan rajutan. Dia terlihat anggun dan lembut, angin malam mengembuskan rambut panjang ke sekitar pipinya. Dia mengulurkan tangan dan menyelipkan rambutnya ke belakang telinga dan memandang Henry Hank."Tidak apa-apa, terima kasih untuk hari ini, aku tidak akan pulang denganmu."Henry Hank menatapnya sambil tersenyum, "Aku tidak bercanda. Monica Morris, kau masih istriku.""..." Monica Morris ingat ketika melompat dari menara yang tinggi dua puluh tahun lalu, mereka berdua tidak membuat akta cerai."Kalau begitu, kita cari waktu untuk mengurus perceraian di Catatan Sipil, bagaimanapun... kita telah berpisah selama bertahun-tahun, pernikahan kita sudah lama berakhir," kata Monica Morris.Henry Han
Eric terkejut, tuannya akan membawa gadis yang tidak sadarkan diri ini kembali ke villa?Lucas Hank menambahkan, "Jangan biarkan Nona Shimon mengetahui hal ini, mengerti?"Eric berkeringat dingin, "Baik, Tuan."...Lucas Hank membawa gadis itu kembali ke villa. Kemudian dokter pribadi datang dan berkata, "CEO Hank, lukanya tidak parah, seharusnya segera bangun. Dia telah lama disiksa, ditambah dengan kekurangan gizi. Tubuhnya terlalu lemah jadi ketika menabrak mobil dia langsung jatuh pingsan, dia harus lebih banyak beristirahat."Eric mengantar dokter pribadi itu pergi.Lucas Hank berdiri di samping tempat tidur. Dia memandang gadis di atas tempat tidur. Gadis itu terlihat sangat lembut, dengan wajah oval yang cantik. Tetapi terlihat sangat lemah dan menyedihkan. Setiap pria yang melihatnya pasti ingin melindunginya.Gadis itu bergerak dan membuka matanya.Dia terlihat bingung karena tidak tahu sedang berada di mana.“Kau sudah bangun?” kata Lucas Hank.Gadis itu menoleh dan segera me
“Charlotte, kau harus segera mencari tahu siapa orang ini. Kita harus menyingkirkan orang ini secepat mungkin!” kata Nenek dengan niat membunuh.Firasat Charlotte Shimon ternyata benar. Kali ini Nenek datang dari Lantana untuk Lucas Hank, dia telah mengarahkan sasarannya pada Lucas Hank!"Nenek," kata Charlotte Shimon ragu-ragu, "Kau belum pernah bertemu orang ini. Orang ini adalah satu-satunya orang di Hollinswood yang memiliki darah anak tak berdosa. Mungkin, mungkin dia berbeda dengan Raja Hollinswood di masa lalu. Dia bijaksana dan visioner..."Nenek langsung menyela kata-kata Charlotte Shimon, "Kalau begitu kita harus bertindak lebih dulu. Jika orang ini sudah menguasai dunia, kita akan kehilangan kesempatan terbesar. Jika tidak menyingkirkannya, kita akan mendapat masalah besar ke depannya."Charlotte Shimon tidak tahu harus berkata apa.Nenek memandang Charlotte Shimon dengan curiga. "Charlotte, ada apa? Apakah kau sudah melupakan perseteruan antara Hollinswood dan Lantana?""N
Monica Morris mengingat malam pengantinnya dengan Henry Hank lebih dari tiga puluh tahun yang lalu.Pada malam itu, dia menangkapnya dan Brian Morgan dari dermaga dan menggunakan Brian Morgan untuk mengancamnya agar masuk ke kamar pengantin mereka.Begitu dia masuk, Henry Hank menutup pintu kemudian menatapnya dengan sikap merendahkan, dan berkata, "Masuk dan mandi sampai bersih."Dia berdiri diam.Henry Hank berjalan ke hadapannya dan menyeretnya ke kamar mandi. Dia menyalakan pancuran, dan air dingin dari pancuran mengalir deras dari atas kepalanya.Dia meronta, tetapi tiba-tiba Henry Hank melempar pancuran, lalu mendorongnya ke dinding dan mulai merobek pakaiannya.Saat itu, dia masih sangat muda dan tenaganya tidak sekuat pria itu. Semua martabatnya terkoyak, Henry Hank menatapnya dengan mata merah, dan mengatakan kalimat itu --- Kau sangat nakal, bagaimana cara aku menghukummu?Dia memperkosanya.Monica Morris merasa mimpinya terlalu nyata. Perkataannya membuat Monica Morris mera
Ponsel berbunyi, Charlotte Shimon menelponnya.Lucas Hank mengerutkan bibirnya, tatapan matanya dipenuhi dengan kegembiraan dan rasa sayang. Dia menekan tombol. "Halo.""Tuan Hank, selamat pagi." Charlotte Shimon berkata dengan manis.“Selamat pagi, mengapa menelponku pagi-pagi hari ini?” Lucas Hank merasa tersanjung menerima teleponnya pagi-pagi."Tuan Hank, aku mencarimu karena ada urusan penting. Orang tuamu akan membuat akta cerai di Catatan Sipil hari ini. Bibi Monica sudah ada di mobil ayahmu."Lucas Hank terdiam selama beberapa detik."Tuan Hank, aku merasa agak aneh. Ayahmu tidak mungkin mau bercerai. Aku agak cemas, apakah sebaiknya kita ikut ke sana untuk melihatnya?"Lucas Hank mengerutkan bibirnya. "Baik, aku akan menjemputmu nanti."“Baik” Charlotte Shimon menutup telepon.Lucas Hank meletakkan ponsel dan terdengar suara langkah kaki dari tangga, gadis itu turun.Pakaian gadis itu basah kuyup semalam. Sekarang dia mengenakan gaun putih yang telah disiapkan Lucas Hank unt
Pemilik Holiday Express Hotel membawa Lucas Hank ke pintu kamar dan berkata dengan terbata-bata, "Helen... Helen Hayes ada di sini."Seorang pengawal berbaju hitam melangkah maju dan menendang pintu kamar hingga terbuka.Di dalam kamar, tangan dan kaki Helen Hayes diikat dengan tali, seorang pria gemuk memegang cambuk dan akan melayangkan cambuknya, dengan senyum ganas dan jahat di wajahnya.Helen Hayes pada dasarnya sangat lemah. Sekarang dia terlihat sangat lemas, jelas telah dicambuk berkali-kali sebelum Lucas Hank tiba. Sekarang darah merembes dari gaun putihnya, terlihat sangat mengerikan.Kekerasan ini masih terus berlangsung. Pria gemuk itu mencambuk tubuhnya sambil mengutuk, "Helen Hayes, cepat katakan, kau pergi ke mana semalam? Apakah kau mengkhianatiku? Sepertinya tubuhmu gatal kalau tidak dipukul!” Pada saat itu, pintu kamar ditendang, cambuk di tangan pria gemuk itu membeku. "Siapa? Siapa yang berani menggangguku!"Detik berikutnya, pria gemuk itu membeku, karena dia mel
Suara Tina Morris segera terdengar, "Halo, Jeanny, aku ingin mengabarimu, Monica Morris sudah kembali!"Monica Morris sudah kembali!Jeanny Hank tertegun, dia tidak menyangka Monica Morris, yang terjun ke laut dan menghilang selama lebih dari 20 tahun, akan kembali lagi.Monica Morris adalah mimpi buruknya, mimpi buruk seluruh Keluarga Hank.Setelah beberapa saat, Jeanny Hank kembali sadar, "Di mana dia sekarang?""Hari ini dia akan membuat akta cerai dengan kakakmu. Tapi Jeanny, kakakmu terpikat dengan Monica Morris selama bertahun-tahun. Aku khawatir mereka akan bersama lagi, jadi aku ingin meminta bantuanmu untuk mengawasi mereka. Aku segera terbang ke sana."“Baik.” Jeanny Hank mengangguk, lalu menutup telepon.Setelah menyimpan ponselnya, Jeanny Hank kembali ke mobil, dia menginjak pedal gas dan langsung berangkat ke Catatan Sipil untuk mencari Monica Morris.Dia ingin bertanya pada Monica Morris, mengapa dia masih berani kembali?Nyonya Hank Tua melahirkan sepasang putra dan put
Henry Hank menatap mata Monica Morris yang indah. Sekarang dia menatapnya dengan cemas dan penuh perhatian.Monica Morris segera menyadari dia telah bereaksi berlebihan, dia masih memegang keningnya dan dia segera menarik tangannya.Saat itu, pintu mobil di depan terbuka dan Jeanny Hank berjalan keluar.Monica Morris sudah bertahun-tahun tidak melihat Jeanny Hank. Sekarang melalui kaca depan, dia bisa dengan jelas Jeanny Hank menatapnya dengan penuh kebencian.Jika bukan karena kebencian yang sangat besar, Jeanny Hank tidak akan mengemudikan mobil dengan begitu kencang dan memaksa mobil mereka untuk berhenti.Monica Morris ingin membuka pintu mobil.Tetapi suara Henry Hank terdengar, "Aku akan turun, kau tetap di dalam mobil."Monica Morris menoleh pada Henry Hank, "Adikmu mencariku, aku akan menemuinya."Henry Hank melengkungkan bibirnya dan berkata dengan pelan, "Untuk apa menemuinya, memprovokasinya?"Monica Morris mengepalkan tangannya ketika mendengar perkataanya yang sarkastis.H
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan