Setiap orang di istana menyimpan niat jahat.Sekarang sepasang putra dan putri selir kesayangan Herman Hill ada di sini, Ryan Hill dan Michele Hill. Michele Hill, sebagai putri tercantik di Hollinswood, tentu saja akan dibandingkan dengan Charlotte Shimon.Semua wanita ingin menjadi yang tercantik. Michele Hill menatap sosok di kendaraan hias, menantikan untuk bersaing dengannya.Ryan Hill juga sangat tampan, tetapi penampilannya agak dingin. Mungkin karena menyukai wanita cantik, matanya memandang dengan liar. Melihat tangan Charlotte Shimon yang mulus terjulur, dia tersenyum sinis. Putri dari Negara Lantana ini suatu hari akan menjadi miliknya!Ryan Hill mengulurkan telapak tangannya untuk meraih tangan Charlotte Shimon, lalu menuntunnya berjalan keluar dari kendaraan hias.Para penonton tertegun ketika melihat Charlotte Shimon.Charlotte Shimon mengenakan gaun putih dengan pita di bagian leher, memperlihatkan lehernya yang jenjang, dan rambut hitamnya dikepang sehingga wajahnya yang
Jaden Hill mengangguk dengan cepat. "Ayah, aku tahu yang harus dilakukan. Jangan khawatir, aku tidak akan mengecewakanmu.""Bagus." Herman Hill menepuk pundak Jaden Hill, "Jaden, Ayah sangat optimis denganmu. Jika kau berhasil menikahi Charlotte Shimon dan menguasai Negara Lantana, maka Ayah dapat turun takhta dengan tenang dan menyerahkan Hollinswood ke tanganmu!"Herman Hill sebenarnya tidak ingin Charlotte Shimon menikahi putranya, tetapi dia hanya bisa menguasai Negara Lantana melalui pernikahan ini. Setelah itu dia dapat menghadapi Charlotte Shimon, dan Sophia Lowry juga akan jatuh ke tangannya. Pernikahan adalah cara yang tercepat dan terbaik.Selain itu Charlotte Shimon berada di Hollinswood sekarang, yang merupakan wilayah kekuasaannya. Apa lagi harus dia takutkan?Masalah terbesarnya adalah Ryan Hill. Dia harus mencegah Ryan Hill bekerja sama Charlotte Shimon. Sekarang tampaknya Ryan Hill adalah pihak yang netral, dia tidak memihak sama sekali. Putra yang paling dia banggakan
Charlotte Shimon menegakkan punggungnya. Dia menatap Michele Hill yang berjalan sambil meraih lengan Lucas Hank."Kak Charlotte," Michele Hill memanggil Charlotte Shimon dengan mesra, seolah-olah Charlotte Shimon adalah kakaknya sendiri. "Kak Charlotte, Kak Ryan, izinkan aku memperkenalkan Lucas Hank, chaebol nomor satu."Lucas Hank berhenti di depan Ryan Hill dan Charlotte Shimon. Dia menatap sekilas Charlotte Shimon terlihat, kemudian tatapannya mendarat di wajah tampan Ryan Hill. Dia mengulurkan tangannya. "Raja Nedderton, senang bisa bertemu dengan Anda."“Tuan Hank. Apa kabar?” Ryan Hill juga mengulurkan tangannya.Kedua pria itu berjabat tangan, tetapi Ryan Hill segera merasa ada yang tidak beres, karena jari-jari Lucas Hank mencengkramnya dengan kuat dan diam-diam bersaing dengannya.Ryan Hill tertegun, dia tidak pernah berurusan dengan Lucas Hank. Jadi Ryan Hill merasa heran dengan rasa cemburu dan permusuhan Lucas Hank.Tetapi Ryan Hill segera menyadari ada sesuatu di antara
Lucas Hank langsung pergi.Michele Hill membeku, dia merasa seember air dingin disiram di atas kepalanya dan membuatnya merasa terhina.Lucas Hank tidak pernah menjanjikan apa-apa selama tiga tahun terakhir, tetapi dia memperlakukan dia berbeda dengan wanita lain. Dia selalu merasa yakin bahwa dia bisa berjalan di sisinya. Namun kata-kata Lucas Hank langsung memukulnya ke bentuk aslinya.Ternyata bayangan inilah yang membuatnya berbeda. Sekarang Charlotte Shimon, tokoh utamanya sudah muncul dan dia langsung menendang tiruan yang jelek ini dengan kejam.Michele Hill memandang Charlotte Shimon di lantai dansa, matanya penuh kebencian.Seorang pelayan berjalan mendekat, Michele Hill melirik pelayan itu, pelayan itu mengangguk, lalu pergi.Michele Hill mengerutkan bibirnya. Pertunjukan segera dimulai, dia menantikan Charlotte Shimon berbaring di tempat tidur kakaknya dan dipermainkan kakaknya. Apakah dia masih bisa melawannya?...Di lantai dansa.Ryan Hill merangkul pinggang Charlotte Shi
Semuanya berjalan lancar hari ini sehingga Michele Hill mengendurkan kewaspadaannya. Dia tidak pernah menyangka orang di dalam kamar adalah putri satu-satunya Thomas Walker, Eva Walker.Sebagai Kepala Pengawal Istana, Thomas Walker telah berkuasa selama empat puluh tahun, dia selalu setia kepada keluarga kerajaan, dan para Jenderal Pengawal Istana juga setia padanya.Ketika Herman Hill menyerahkan kuasa penjaga istana kepada Jaden Hill, meskipun Thomas Walker merasa enggan, dia tetap membantu Jaden Hill dengan sepenuh hati.Jaden Hill tidak memiliki keterampilan dan hanya mengandalkan Thomas Walker. Jika Thomas Walker tersinggung, bukannya dia akan kehilangan tangan kanannya!Eva Walker tidak boleh diganggu.Michele Hill segera berlari ke depan. Dia sudah mencari alasan "mabuk" untuk meminimalkan kesalahan. Dia menarik Jaden Hill pergi. "Kakak, berapa banyak alkohol yang kau minum? Ini Nona Walker. Cepat bangun!"Setelah ada begitu banyak orang yang masuk ke kamar dan Michele Hill jug
Charlotte Shimon menggunakan kejadian ini untuk membongkar niat jahat Jaden Hill. Dia menyelesaikan masalah ini dengan seketika, agar tidak menimbulkan masalah baru di masa depan.Sekarang semua mata tertuju pada Jaden Hill. Dia tidak akan berani bergerak lagi, dia benar-benar telah menghilangkan pikiran untuk menikah dengan Charlotte Shimon.Rencana malam ini sudah gagal total.Charlotte Shimon memenangkan pertempuran pertama.Jaden Hill akhirnya bisa merasakan kehebatan Charlotte Shimon, Putri Lantana ini luar biasa.Eva Walker merasa sangat malu, dia segera membungkus erat-erat dirinya dengan mantel dan melarikan diri dengan mata merah."Nona!" Pelayan segera mengejarnya.Jaden Hill sakit kepala. Dia bukan saja tidak mendapatkan hasil pada malam ini, malah menimbulkan masalah baru. Eva Walker adalah putri satu-satunya , orang tangan kanannya, Thomas Walker. Bagaimana dia membereskan masalah ini?“Minggir, jangan menghalangi jalanku!” Jaden Hill berteriak, suasana hatinya sangat bur
Jaden Hill menundukkan kepalanya, tidak berani membantah, dia bergumam, "Ayah, semua ini salah Charlotte Shimon yang terlalu licik. Aku tidak menyangka dia bisa melarikan diri ..."“Tutup mulutmu!!” Herman Hill sama sekali tidak ingin mendengarkan Jaden Hill. Jika dibandingkan dengan putri Sophia Lowry, Charlotte Shimon, anak yang dia lahirkan benar-benar tidak berguna.Herman Hill sekarang sangat marah. Jelas kali ini mereka semua tertipu oleh Charlotte Shimon. Di istananya, Charlotte Shimon bisa bermain dengan begitu indah. Dia benar-benar menghancurkan rencananya untuk menikahkan dia dengan Jaden Hill, bahkan telah memprovokasi Thomas Walker, Ketua Pengawal Istana. Masalah ini sangat serius.Herman Hill melempar sebuah vas antik. Namun amarahnya belum reda, dia menendang Jaden Hill beberapa kali.Jaden Hill berteriak kesakitan, dia tidak pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya. Dia akan membuat perhitungan dengan Charlotte Shimon!Herman Hill sangat marah, semua pelayan bergeser
Herman Hill bergerak sangat cepat, keputusan pernikahan segera diturunkan.Berita tentang keributan besar yang ditimbulkan Jaden di istana sudah tersebar luas dan semakin sulit untuk menekannya. Herman Hill harus menemukan solusi sebelum opini publik semakin merebak. Jika tidak, masalahnya akan menjadi lebih serius.Lisa berkata, "Tuan Putri, pada saat bersamaan Herman Hill juga memerintahkan untuk membersihkan rumor yang beredar di masyarakat. Mereka menggunakan angkatan laut untuk mengarahkan opini publik menjadi cerita tentang kedua orang berbakat Jaden Hill dan Eva Walker. Sampai saat ini, tampaknya berjalan dengan baik dan tindakan kejahatan Jaden Hill kemungkinan besar akan dihapuskan."Charlotte Shimon melipat lukisan lonceng iblis, kemudian berkata, "Ingin dihapuskan begitu saja, apakah semudah itu? Tampaknya malam ini adalah malam yang panjang bagi banyak orang. Lisa, siapkan mobil."“Tuan Putri, Anda mau pergi ke mana?” tanya Lisa.Charlotte Shimon tersenyum, "Mencari seseora
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan