Menghadapi kegembiraan Shayla Shimon, wajah lembut Megan Shimon tidak menunjukkan ekspresi, dia hanya berbisik, "Shayla, aku telah mengatur sekolah di luar negeri untukmu. Kau dapat terbang untuk belajar ke luar negeri dalam beberapa hari ini. Kau tidak perlu peduli dengan urusan keluarga."Shayla Shimon tertegun. Dia tidak pernah mendengar bahwa dia akan belajar ke luar negeri. "Kakak, mengapa aku harus belajar ke luar negeri? Apakah kau tidak menyukai aku dan ingin mengusirku?"Megan Shimon meraih tangan Shayla dan menghiburnya dengan lembut, “Shayla, kau adalah adikku, bagaimana mungkin aku tidak menyukaimu? Charlotte Shimon jelas kali ini kembali dengan sasaran rumah kita. Kau akan kesulitan jika tinggal di sini. Kau dapat belajar di luar negeri dengan tenang. Aku akan mengirimkan biaya hidup bulanan dengan tepat waktu."Mendengar tentang biaya hidup, Shayla Shimon menjadi bersemangat. Lagipula dia bukan tandingan Charlotte Shimon. Sudah beberapa kali, dia disakiti dan dirugikan. B
Megan Shimon menyelamatkannya. Dia memberi Megan Shimon sebuah liontin giok. Kemudian Megan Shimon menemukan dia dengan liontin batu giok, dan dia menjanjikan tiga hal padanya.12 miliar, ini hal yang kedua....Charlotte Shimon bermain dengan Pompom kecil sebentar, ketika dia sedang menggoda kucing itu, WeChat-nya berbunyi, ada pesan dari Victoria Anne—lihat WeChat.Charlotte Shimon membuka WeChat, dan topik teratas meledak—Perusahaan Hank menyuntikkan dana 12 miliar ke Perusahaan Obat Shimon.Faktanya, tidak hanya WeChat, berita utama berbagai majalah hiburan besar, dan berita keuangan, semuanya berlomba-lomba meliput berita besar ini. Seluruh Kota Barbara Bay menjadi gempar. Presiden Hank menyuntikkan dana 12 miliar ke Perusahaan Obat Shimon.Mengapa menyuntikkan dana, tentunya karena Megan Shimon, putri dari Keluarga Shimon yang baru saja pulang dari sekolah di luar negeri.Sebagai perusahaan konglomerat terbesar di Kota Barbara Bay, Perusahaan Hank sangat misterius, dan Presiden H
Charlotte Shimon telah dikhianati sejak kecil, dan kehilangan semua orang yang mencintainya, orang-orang yang dia cintai, jadi sekarang dia sangat menghargai semua orang di sekitarnya, seperti Victoria Anne, Nyonya Hank ...Charlotte Shimon dengan senang hati membawa tumpukan makanan ringan itu, lalu meraih tangan nyonya tua itu, "Baiklah nenek, ayo kita nonton TV sambal makan makanan ringan!"......Lucas Hank pulang lebih awal hari ini. Pelayan membukakan pintu vila. Lucas Hank mengganti sepatunya di pintu masuk dan berjalan ke ruang tamu. Dia segera melihat Charlotte Shimon duduk di atas karpet wol lembut saat ini.Gadis itu mengenakan rok gantung berwarna lavender, ditutupi dengan kardigan mewah berwarna putih krem, lipatan rok menutup bagian bawah lututnya, kedua kakinya yang putih dan ramping bersandar ke satu sisi, dia terlihat sangat polos dan bersih.Sekarang dia sedang memegang sebungkus makanan ringan yang terbuka di tangan kecilnya, menggigit sepotong keripik ubi yang renya
Dia menggunakan kata "lagi".Ini mengingatkan Charlotte Shimon pada kejadian dulu, mereka berdua hampir bertengkar karena Holly Ruth. Bagaimana dia tahu bahwa dia akan terlibat dengan Megan Shimon? Megan Shimon adalah orang yang paling dia benci.Charlotte Shimon mengedipkan matanya, "Bagaimana Megan Shimon menyelamatkanmu?"Dia benar-benar penasaran bagaimana orang seperti Megan Shimon bisa menyelamatkan orang lain, bagaikan matahari terbit dari barat.Berbicara tentang kejadian tujuh tahun lalu, semua ingatan Lucas Hank kembali ke tempat yang dingin dan bersalju itu, Dia baru tiba dari ibukota dan hampir mati di sana.Hari itu salju sangat tebal dan cuaca sangat dingin, dan seluruh anggota badannya kaku kedinginan. Kemudian, kelopak matanya menjadi semakin berat. Dia perlahan-lahan menutup matanya, dan merasa akan kehabisan nafas, dia sekarat.Namun, pada saat itu, sepasang tangan yang lembut memeluknya, dan suara yang lembut dan jelas terdengar di telinganya, dengan tegang dan cemas
Victoria Anne adalah seorang selebriti yang populer dan selalu ada banyak wartawan media yang mengikuti kemanapun dia pergi, jadi hari ini dia memakai pakaian yang sangat sederhana.Dia memakai kaos putih lebar yang ditutupi dengan kemeja hitam, dan tas rumbai kecil. Ini sebenarnya pakaian yang sangat sederhana, tetapi dikenakan pada tubuh Victoria Anne menjadi berbeda. Daya pikatnya penuh dengan vitalitas dan sepasang kaki putih ramping sangat panjang dan sangat menggoda.Khawatir akan dikenali orang lain, Victoria Anne mengenakan sebuah topi, rambut coklat ikal tergerai dari bahunya, wajah seukuran telapak tangan ditutupi dengan kacamata hitam yang lebar, penyamarannya sangat sederhana dan ketat, tapi saat dia berjalan dengan bibir merah halus dan gigi putihnya tetap menarik perhatian semua orang di bandara.Charlotte Shimon melambaikan tangan kecilnya, suasana hatinya berubah dari mendung menjadi cerah, "Vic, di sini."Victoria Anne mengangkat matanya dan berjalan cepat. Dia mengulu
"Cium ... cium bagian mana?"Melihat pandangan mata Victoria Anne yang tidak polos, Charlotte Shimon berkata dengan malu, "Cium bagian leher ke atas!"Victoria Anne cukup terkejut, “Charlotte, aku baru saja mengatakan bahwa Presiden Hank adalah pria dewasa dan berwibawa. Kedewasaan seorang pria tidak hanya dari gaya bicara dan sikapnya, tetapi juga kekayaan dan kekuasaan. Yang terpenting adalah tentang seks. Mencapai tahap kedewasaan."Wajah cantik Charlotte Shimon memerah, seperti udang rebus, "Vic!""Menurutku Tuan Hank seharusnya sangat memahami. Kau, kelinci putih kecil yang tidak mengerti apa-apa, jatuh ke dalam kandang serigalanya. Dia tidak tahan tidak menyentuhmu, mungkin ... dia benar-benar menganggapmu sebagai seorang gadis kecil yang masih harus tumbuh dewasa."Charlotte Shimon tidak mau bicara lagi, setiap kali Victoria Anne bergegas ke jalan raya, dia akan terlempar keluar dari mobil.Dia dan Lucas Hank benar-benar hanya pada tahap ciuman dan dia memeluknya di pangkuan mal
James Coleman di ujung lain menarik napas dalam-dalam, "Sudah, ya."Dia hanya ingin menutup telepon.Pada saat ini, Lucas Hank berkata pelan, "Orang yang menguatkanmu telah kembali. Gadis yang diasuh oleh keluargamu sejak kecil, “adikmu” Victoria Anne, dia telah kembali."James Coleman terdiam lama sekali."Jaga baik-baik Victoria Anne, jangan biarkan dia merebut istriku Nyonya Hank dariku."Setelah dua bunyi bip, James Coleman langsung menutup telepon....Keesokan harinya, Charlotte Shimon dan Victoria Anne datang ke pusat perbelanjaan besar.Charlotte Shimon hari ini mengenakan sweater rajut putih kecil, dengan sabuk rumbai terikat kencang pada pinggangnya yang ramping. Sweater rajut diletakkan di atas lutut, dan sepasang sepatu hak tinggi kristal membungkus kakinya. Tidak perlu glamor, namun terlihat murni dan indah.Sedangkan Victoria Anne mengenakan setelan rok abu-abu, dan tekstur pakaiannya yang berkualitas tinggi dengan jelas memperlihatkan kurva S tubuhnya yang berkembang den
Ya, Tuhanku!James Coleman menyukai Megan Shimon, sedangkan Megan Shimon tertarik dengan Lucas Hank. Lucas Hank dan James Coleman bersaudara akrab. Charlotte Shimon berusaha untuk menarik tali merah antara ketiganya. ...Apakah begitu?“Tak disangka, Megan Shimon ternyata hebat juga kuat, bisa menarik perhatian begitu banyak pria.” Charlotte Shimon terpaksa mengaguminya.Victoria Anne memilih gaun tidur sutra warna kulit dan menyerahkannya pada Charlotte Shimon, "Jangan biarkan mereka mempengaruhi suasana hati kita, Tuan Hank pasti akan menyukai baju tidur ini, masuk dan cobalah.""..."Itu baju tidurnya, kenapa Lucas Hank harus menyukainya?...James Coleman dan Megan Shimon berdiri di dekat pintu sambil berbicara, dan Megan Shimon berkata dengan lembut, "James, aku baru saja kembali, kapan kau sempat mengajak Tuan Hank untuk berkumpul bersama?"Mata hitam James Coleman tertuju pada butik dan berkata dengan acuh tak acuh, "Aku bisa membantumu mengajaknya, tetapi aku tidak menjamin Luca
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan