Ketika Lucas Hank memeluknya, Charlotte Shimon terbangun.“Kenapa tidak tidur di ranjang yang empuk, malah bersembunyi di balkon untuk tidur?” Lucas Hank bertanya."Aku tidak bisa tidur kalau dipeluk olehmu."Apakah gadis ini menolaknya? Dia tidak tidur kalau dipeluk, jadi dia tidur diam-diam tidur sendirian di balkon.Lucas Hank membaringkannya di tempat tidur, lalu mengusap rambutnya, "Charlotte, kau mau makan apa, aku akan meminta juru masak buatkan untukmu."Charlotte Shimon menatap Lucas Hank, "Apakah kau mengurungku lagi? Apakah aku tidak bisa keluar lagi?"Beberapa pengawal berjaga-jaga di luar selama 24 jam. Karena sebelumnya dia berhasil melarikan diri dengan menggunakan jarum akupuntur, kali ini para pengawal lebih waspada, tidak akan membiarkan dia lolos untuk kedua kali."Charlotte, sekarang Herman Hill memerintahkan bawahannya untuk mengawasimu. Jika kau tertangkap olehnya, dia membawamu ke Hollinswood dan itu akan merepotkan."Charlotte Shimon sudah memikirkannya, sekaran
Charlotte Shimon membeku, dokter memanggil Yoana Lewis, bukan dia.Yoana Lewis adalah Nyonya Hank sekarang.Charlotte Shimon bersembunyi di sudut.Yoana Lewis menatap dokter dan berkata, "Dokter, bagaimana kabar suamiku? Kenapa demamnya belum turun dan dia masih koma?"Dokter berkata, "Nyonya Hank, Tuan Hank demam tinggi karena lukanya infeksi. Kami telah berusaha sebaik mungkin untuk mengobatinya. Aku yakin Tuan Hank akan segera sadar.""Maksudmu, kau tidak tahu kapan suamiku akan sadar. Jika suamiku tidak sadar, kau jangan harap bisa berkeliaran di Kota Regalsen!"Kening Dokter berkeringat dingin, "Baik, baik, Nyonya Hank."Yoana Lewis membuka pintu bangsal VIP dan berjalan masuk....Charlotte Shimon menempelkan punggungnya di dinding yang dingin, dia berjalan keluar ketika semua orang sudah pergi.Dia melihat ke dalam bangsal VIP melalui jendela kaca kecil di pintu, Lucas Hank sedang berbaring di tempat tidur. Baru tidak bertemu sehari, dia tampak jauh lebih kurus.Mata Charlotte S
Memikirkan hal ini, Yoana Lewis menghela napas lega, dia pasti akan menang kali ini....Charlotte Shimon kembali ke apartemen, juru masak sudah mempersiapkan makanan untuknya.“Nona Shimon, makan malam sudah siap, silakan makan,” kata juru masak.Charlotte Shimon masuk ke ruang makan. Juru masak membawakan semangkuk sup ikan mas. "Nona Shimon, sup ikan mas sangat bermanfaat untuk tubuh wanita. Silakan diminum selagi panas."Charlotte Shimon mencium bau sup ikan mas dan dia segera mengangkat alisnya."Nona Shimon, ada apa?"“Tidak apa-apa.” Charlotte Shimon mengambil sendok dan mulai meminum sup ikan mas.Tetapi sebelum sup masuk ke mulutnya, dia merasa mual.Charlotte Shimon berusaha menahan rasa mualnya, "Aku tidak nafsu makan sekarang. Aku akan tidur dulu dan nanti saja makannya.""Baik, Nona Shimon."Begitu memasuki kamar, dia berlari ke kamar mandi dan muntah di toilet.Tetapi dia belum makan apa-apa, yang dimuntahkan hanyalah air asam.Mata Charlotte Shimon memerah. Dia menekank
Charlotte Shimon mendorong Lucas Hank dan berlari ke kamar mandi, membungkuk dan muntah.“Charlotte, ada apa denganmu, apa kau merasa tidak enak badan?” Lucas Hank menepuk punggungnya.Hal pertama yang dipikirkan Lucas Hank bukanlah dia hamil, tetapi dia khawatir apakah racun di tubuhnya bereaksi lagi.Charlotte Shimon berdiri, beberapa helai rambut melilit wajahnya, "Apakah karena bau badanmu?"Ketika Lucas Hank keluar dari rumah sakit, dia takut dengan bau disinfektan yang menyengat di tubuhnya, jadi dia sudah mandi dan mengganti pakaiannya sebelum menemui Charlotte Shimon. Seharusnya tidak ada bau di tubuhnya. "Bau apa?"Charlotte Shimon memandangnya dengan jijik, "Wanita, kau memiliki bau wanita lain, baunya sangat tidak enak.""..."Lucas Hank berpikir kehidupan pribadinya sangat bersih. Dia tidak pernah membiarkan wanita lain mendekatinya. Yoana Lewis mengunjunginya di rumah sakit, tetapi dia tidak membiarkan wanita itu menyentuhnya. Dia sangat bersih. Bagaimana dia bisa memilik
Lucas Hank keluar dari akunnya dan meletakkan ponselnya, kemudian mulai menandatangani beberapa dokumen. Saat itu, dia bertanya dengan santai, "Bagaimana selera makannya hari ini?"Eric lebih pintar kali ini, "Aku dengar George berkata Nona Shimon tidak nafsu makan akhir-akhir ini, dia hanya makan sedikit.”Semua ini adalah ucapan George, bukan dia!Lucas Hank melempar pulpen di tangannya, dan melihat ke arah Eric, "Nafsu makannya buruk, mengapa kau tidak melaporkannya lebih awal?"“... Tuan Muda, katamu, jangan laporkan urusan Nona Shimon,” kata Eric dengan sedih.Lucas Hank, "Aku menyuruhmu diam, mengapa kau masih saja berbicara?"Eric tidak bisa berkata-kata.Lucas Hank bangkit kemudian mengambil mantel hitam dan kunci mobilnya, "Selain nafsu makannya buruk, ada apa lagi?""Aku mendengar dari George Nona Shimon sangat patuh akhir-akhir ini. Dia tinggal di Villa Green Forest dan tidak keluar. Namun, Nona Shimon agak lemas dan dia suka tidur-tiduran akhir-akhir ini."“Baik.” Lucas Han
Lucas Hank menciumnya dengan lembut kali ini. Dia bahkan mengambil plum asam manis dari dalam mulutnya, sekarang mulut mereka dipenuhi dengan rasa asam manis buah plum.Charlotte Shimon mendorongnya.Lucas Hank meninggalkan bibir merahnya. "Charlotte, aku menginginkanmu."Charlotte Shimon teringat dengan tindakan kekerasannya beberapa hari lalu, dia bahkan melukainya saat itu."Lucas Hank, apakah kau ke sini hanya untuk melakukan itu denganku?""Tidak.""Kalau begitu jangan sentuh aku. Jika kau mau melakukannya, cari saja Yoana Lewis. Menurutku, kalian hanya tidak ada akta nikahnya. Tetapi ini adalah kewajibannya sebagai istrimu. Kau bisa melampiaskan hasratmu padanya."Suasana yang romantis telah dirusaknya, Lucas Hank menatapnya dengan tajam, "Apa yang baru saja kau katakan, ulangi sekali lagi."Charlotte Shimon memandangnya, "Jika kau ingin mendengarkannya lagi, aku bisa mengatakannya sepuluh kali bahkan ratusan kali. Jika kau mau melakukannya, cari saja Yoana Lewis, kau bisa tidur
Presidential suite di resor sudah dipersiapkan, Lucas Hank dan Charlotte Shimon tinggal di kamar yang sama.Tetapi sekarang Yoana Lewis ada di tempat itu dan dia ingin sekamar dengan Lucas Hank.Yoana Lewis sangat percaya diri, dia adalah Nyonya Hank!Tuan Johnson merasa canggung. "Hahaha, CEO Hank, beberapa tahun tidak berjumpa, kau masih begitu populer. Sekarang ada dua orang wanita cantik yang memperebutkanmu, kau pilih saja, malam ini ingin memanjakan siapa.""Johnson," Nicole Graham berkata, "Kau keliru. Semua orang mengetahui Yoana adalah Nyonya Hank. Jika CEO Hank memilih untuk bermalam degan Nona Shimon, bukankah dia menjadikan Nona Shimon seorang pelakor. CEO Hank, apakah aku benar?"Lucas Hank melirik Nicole Graham, lalu menatap Charlotte Shimon di pelukannya, "Charlotte, bagaimana menurutmu?"Dia menanyakan pendapatnya.Charlotte Shimon memandang Lucas Hank, "Aku ...""Charlotte, kau pikirkan dulu sebelum menjawab, aku ingin tidur denganmu, bagaimana denganmu?""..." Charlo
Eric berpikir sejenak, "Tuan Muda, aku pikir walaupun Nona Shimon sangat pintar, tetapi kemungkinan dia bisa melarikan diri sangat kecil."“Pokoknya, minta George mengawasi dengan ketat. Kita harus lebih waspada, aku tidak mau terjadi hal-hal di luar dugaan.” Lucas Hank mengerutkan bibir.“Baik, Tuan Muda.” Eric mengangguk, dia berpikir dalam hatinya, Tuan Muda begitu waspada terhadap Nona Shimon, apakah dia dapat lolos dari pengawasan Keluarga Hank, Keluarga Lewis dan Herman Hill?...Sekarang tiba waktunya makan malam, para pelayan menyiapkan hidangan yang mewah, semuanya tampak lezat.Lucas Hank mengantarkan Charlotte Shimon ke tempat duduknya dan Yoana Lewis duduk di seberangnya.Yoana Lewis duduk sendirian dan melihat pasangan yang tak terpisahkan di hadapannya, dia merasa dirinya seperti istri kedua, padahal dia adalah Nyonya Hank.Johnson datang bersama Nicole Graham. "CEO Hank, aku menyimpan sebotol anggur merah Lafite Prancis yang sudah berusia 62 tahun. Aku tidak rela memin
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan