Gadis itu menutup pintu dan meninggalkannya sendirian.Lucas Hank mengepalkan kedua tangannya dengan erat, dia membeku di luar pintu selama beberapa saat. Kemudian perlahan mengangkat tangannya dan mengetuk pintu."Charlotte, tidak apa, kau tidak membukakan pintu, aku akan berdiri di luar pintu malam ini dan mengetuk sampai kau membukanya!"Charlotte Shimon di dalam kamar mendengar suara ketukan di pintu. Dia bersandar pada tempat tidur, duduk di atas karpet sambil memeluk lututnya.Dia tidak akan berkompromi.Dia tidak akan berkompromi lagi."Charlotte, aku merasa tubuhku sangat panas, obatnya sudah bekerja. Aku sangat merindukanmu."Suhu tubuh Lucas Hank semakin panas, bahkan napasnya juga terasa panas. Nicole Graham menggunakan obat yang terbaik.Jakunnya bergerak naik turun, berusaha menekan panas di tubuhnya, tetapi kepalanya mulai dipenuhi dengan bayangan wajahnya.Obat itu seperti cerminan hati. Hal pertama yang muncul adalah wanita yang paling dia inginkan dalam hidup ini, obse
Charlotte Shimon mendorong dadanya dengan perlahan agar bisa bernapas.Lucas Hank meraih tangannya dan menyeretnya ke sabuk hitam di pinggangnya...Charlotte Shimon segera menarik tangannya seperti sengatan listrik.Lucas Hank menutup matanya dengan berat dan meninggalkan bibirnya. Dia membenamkan kepalanya di rambut panjangnya dan menarik napas dalam-dalam. "Charlotte, kau seharusnya tidak boleh ragu, keraguanmu memberiku kesempatan."Charlotte Shimon tidak bergerak dan membiarkan dirinya ditekan pria itu, dia menatap lampu kristal yang menyilaukan di atas kepalanya.Pada saat itu, Lucas Hank membuka matanya, dan segera bangkit, "Tidurlah, aku akan mandi."Lucas Hank berjalan ke kamar mandi, sambil membuka kancing kemejanya saat dia berjalan.Ketika tiba di pintu kamar mandi, Charlotte Shimon tiba-tiba memeluk pinggangnya dari belakang.Langkah kaki Lucas Hank terhenti.Dia mengulurkan telapak tangannya dan mengusap tangan yang melingkar di pinggangnya."Charlotte, apa yang kau lakuk
Meskipun Johnson menyukai Nicole Graham, dia tidak gegabah. Lucas Hank adalah tamu kehormatannya. Jika dia lalai, masalahnya akan runyam, jadi sekarang dia sangat marah.Nicole Graham sangat pintar membujuk pria, melihat Johnson sudah marah, dia segera mencubit dirinya sendiri secara diam-diam dan tetesan air mata jatuh."Johnson, aku yang meminta pelayan ini melakukannya. Maaf, aku tahu aku telah merepotkanmu, kau bisa menyerahkanku. Aku tidak akan membiarkan kau mendapatkan masalah..." Nicole Graham terjun ke pelukan Johnson, dengan terisak.Inisiatifnya untuk mengakui kesalahan sangat bagus, raut wajah Tuan Johnson agak membaik, dia memandang pelayan itu. "Keluarkan dia dulu.""Baik."Pelayan itu dibawa pergi.Sekarang hanya mereka berdua, Johnson merasa enggan mendengarkan tangisan Nicole Graham."Nicole, kau sangat gegabah, beraninya kau mengganggu Lucas Hank. Jika aku menyerahkanmu, dia tidak akan melepaskanmu!"Nicole Graham memeluk leher Johnson dan berkata dengan putus asa di
Johnson sangat marah, wajahnya berubah menjadi mengerikan ketika melihat Nicole Graham mengkhianatinya, dia bergegas masuk dan meraih Nicole Graham sambil mengutuk, "Pelacur kecil!"Saat Nicole Graham melihat Johnson, dia langsung terbangun dan menjerit, "Aaah!", dia memeluk dirinya sendiri dengan panik dan memandang wajah Johnson yang mengerikan dengan panik. Apa yang dia lakukan tadi?"Johnson, dengarkan aku, aku ... aku tidak sengaja, aku ..."Tuan Johnson mengangkat tangannya dan menampar Nicole Graham.Kemarahan Tuan Johnson dapat dibayangkan. Dia mencari Charlotte Shimon untuk membantu menyembunyikan kejahatan Nicole Graham, tetapi Nicole Graham malah berhubungan dengan seorang pria di kamarnya.Dia bisa mendengar semua yang dikatakan Nicole Graham tadi. Nicole Graham sama sekali tidak menyukainya. Dia tidur dengannya tetapi memikirkan pria lain, tidak ada pria yang bisa mentolerir diperlakukan seperti ini!Nicole Graham jatuh di karpet, dia merasa sangat malu. Tuan Johnson adala
Hotline segera dialihkan ke pelayan nomor 309. "Halo, aku pelayan nomor 309, sangat senang dapat melayani Anda. Apa yang bisa aku bantu?"Charlotte Shimon mengerutkan alisnya, "Di mana Tuanmu?"Pelayan itu terdiam beberapa detik, "Aku tidak mengerti apa yang Anda katakan.""Ketika kau masuk dengan membawa anggur merah, aku melihat kau berjalan dengan ringan, seharusnya kau adalah seorang ahli seni bela diri. Jangan buang-buang waktu lagi. Di mana Tuan Anda, Putra Ketujuh, atau Steve Turner?"Yoana Lewis sama sekali tidak bisa mendengar yang dikatakan Charlotte Shimon. Titik akupunkturnya tertahan, terasa sangat menyakitkan, dia hanya bisa meronta, "Charlotte Shimon, lepaskan aku!"Sebuah ketukan terdengar dari luar pintu, Eric mengejar Charlotte Shimon sampai ke sini, tetapi Charlotte Shimon segera menarik Yoana Lewis ke kamar mandi wanita.Semuanya terjadi terlalu cepat, Charlotte Shimon bergerak terlalu cepat, membuat Eric kewalahan, Eric merasa ada yang tidak beres.Eric berbalik
Yoana Lewis memandang Charlotte Shimon dengan kaget, dia tidak mengerti yang dia bicarakan!Mengapa dia membunuh anak di perutnya dengan tangannya sendiri?Yoana Lewis segera memikirkan berbagai kemungkinan. "Charlotte Shimon, kau ingin membunuh anak di perutmu dengan tanganmu sendiri, lalu menyalahkanku?"Charlotte Shimon mengangguk, "Yoana Lewis, kau ternyata pintar juga."Astaga!Yoana Lewis memandang Charlotte Shimon. "Charlotte Shimon, ini anakmu, dan kau akan membunuh anakmu sendiri. Kau terlalu kejam!"Yoana Lewis berkeringat dingin. Ini adalah anak pertama Lucas Hank. Jika anak ini hilang, dia tidak dapat membayangkan konsekuensinya.Yoana Lewis tidak ingin terlibat dalam masalah ini, dia segera menarik tangannya.Tetapi sudah terlambat, Charlotte Shimon menahannya.Mata Yoana Lewis membelalak dan jantungnya berdebar kencang. Dia berteriak ketakutan, berusaha melepaskan diri dari genggaman Charlotte Shimon. "Charlotte Shimon, lepaskan aku, cepat lepaskan!"Charlotte Shimon m
Lucas Hank menutup matanya, dia tahu gadis itu berbohong padanya.Dia selalu mengatakan merasa tidak enak badan, tetapi sebenarnya dia hamil. Dia sengaja tidak memberitahunya.Mengapa?Mengapa dia berbohong padanya?Mengapa anak pertama mereka sudah hilang?Pada saat itu, Eric datang bersama Yoana Lewis. Yoana Lewis berlari dengan panik dan meraih lengan baju Lucas Hank. "Kak Lucas, aku tidak mendorong Charlotte Shimon. Dia jatuh sendiri dari tangga, dia sangat mengerikan, dia membunuh anaknya sendiri ..."Sebelum dia selesai berbicara, Lucas Hank mengulurkan tangannya dan tubuh Yoana Lewis tiba-tiba terbang ke dinding seperti layang-layang yang rusak.Yoana Lewis jatuh ke lantai yang dingin, memuntahkan seteguk darah."Kak Lucas, kau ... dengarkan aku ..."Yoana Lewis merangkak di lantai, dia meraih kaki Lucas Hank, dan menarik celananya.Bukan dia.Itu adalah perbuatan Charlotte Shimon sendiri.Dia sendiri yang jatuh dari tangga.Yoana Lewis ingin memperlihatkan wajah asli Charlotte
Lucas Hank tidak memandang Yoana Lewis, matanya hanya tertuju pada Charlotte Shimon."Kak Lucas, aku mengatakan yang sebenarnya. Charlotte Shimon yang melakukan semua ini. Dia juga merebut ponselku di kamar mandi dan menelepon orang lain!" kata Yoana Lewis dengan emosi.Lucas Hank tidak menunjukkan ekspresi apa-apa. Dia masih menatap Charlotte Shimon dan bertanya, "Siapa yang kau telepon?"Charlotte Shimon menggelengkan kepalanya dengan tenang. "Aku tidak menelepon.""Pembohong! Kak Lucas, jangan percaya dengan Charlotte Shimon, dia berbohong padamu!"Lucas Hank memegang tangannya yang dingin. "Charlotte, aku percaya padamu."Aku percaya padamu.Ketiga kata ini meledak di telinga Yoana Lewis dan dia memandang Lucas Hank dengan tidak percaya. "Kak Lucas, dia benar-benar menjatuhkan dirinya dari tangga, dan dia membunuh anakmu dengan tangannya sendiri!"Lucas Hank menendang kursi kayu. “Krak!” kursi kayu itu patah.Dalam sekejap, Lucas Hank sudah berdiri di dekat Eric dan menarik pis
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan