Charlotte Shimon memeriksa denyut nadi Larry Hank.Larry Hank menepis tangannya, "Jangan sentuh aku!"Sekarang Larry Hank sama sekali tidak memiliki perasaan terhadap Charlotte Shimon, dia menganggapnya sebagai orang asing, jadi dia menepis tangannya dengan sangat keras. Charlotte Shimon kehilangan keseimbangan, dia mundur beberapa langkah dan hampir jatuh.Tetapi pada saat ini, lengan yang kuat langsung menyangga pinggangnya, Charlotte Shimon jatuh ke dada Lucas Hank.Lucas Hank menatap Larry Hank dan Nicole Graham dan berkata dengan acuh tak acuh, "Selamat. Jika sempat, kami akan menghadiri pesta pernikahan kalian."Nicole Graham jarang takut dengan seseorang, tetapi dia sangat takut pada Lucas Hank. Sekarang Lucas Hank menatapnya dengan tajam. Nicole Graham merasa menggigil.“Larry, ayo pergi.” Nicole Graham menarik Larry Hank....Charlotte Shimon melihat Larry Hank dan Nicole Graham menghilang dari pandangannya, wajahnya agak pucat.Lucas Hank melihat ekspresi aneh wajahnya, "Kena
Kediaman Keluarga Graham.Kakek Graham, Marcus Graham, dan Nicole Graham berada di ruang tamu. Nicole Graham membolak-balik kalender. "Kakek, Kakak, lima hari lagi adalah hari baik untuk menikah. Aku akan memilih hari ini. Aku ingin menikah dengan Larry secepatnya, sebelum muncul masalah baru. Bagaimanapun juga Larry sangat patuh padaku sekarang."Kakek Graham menghirup tehnya dan menatap Nicole Graham, "Nicole, kau sudah tidak sabar menikah dengan Larry Hank. Sungguh tidak berguna."“Kenapa? Aku menyukai Larry Hank!” Nicole Graham tersenyum bahagia.Kakek Graham berpikir sejenak, "Meskipun Larry Hank patuh padamu sekarang, pernikahan ini masih membutuhkan persetujuan dari Keluarga Hank. Kita tidak perlu mengkhawatirkan Tina Morris, tetapi kita tidak bisa meremehkan Henry Hank."Berbicara tentang Henry Hank, Nicole Graham juga merasa agak takut, "Lalu Kakek, apa yang harus kita lakukan?""Aku akan mengunjungi Keluarga Hank besok untuk membahas dengan Henry tentang pernikahanmu. Aku ju
Nancy Graham menggertakkan giginya, lalu melihat ke arah Yoana Lewis, "Yoana, ide Marcus ini sangat bagus, kau harus menahan sebentar rasa sakit dan menyayat pergelangan tanganmu."Yoana Lewis ketakutan ketika melihat pisau itu, dia melangkah mundur, "Bu, aku takut sakit, aku benar-benar takut sakit."Nancy Graham meremas pundak Yoana Lewis, "Yoana, pikirkan Lucas Hank, apakah kau ingin menyerahkan Lucas Hank kepada Charlotte Shimon? Charlotte Shimon akan menjadi Nyonya Hank! Apakah kau bisa menerimanya? Selama kau menyayat pergelangan tanganmu, Lucas Hank akan menjadi milikmu!"Wajah cantik Yoana Lewis menjadi pucat, tatapannya berpindah dari Nancy Graham ke Marcus Graham, lalu Kakek Graham dan Nicole Graham, mereka semua menatapnya, seolah-olah mengatakan--Yoana, jangan ragu-ragu lagi, segera sayat pergelangan tanganmu!Yoana Lewis ingin menangis, kakinya menjadi lemas dan dia langsung jatuh di atas karpet....Pada malam hari, Yoana Lewis dilarikan ke rumah sakit.Semua wartawan men
Terdengar suara ketukan di pintu.Marcus Graham, "Masuk."Pintu didorong terbuka dan Nicole Graham masuk."Kak, semua orang pergi ke rumah Keluarga Shimon sekarang. Ada temanku di sana, dia akan mengirimkan videonya nanti. Mari kita tonton bersama." Nicole Graham tersenyum penuh kemenangan sambil memegang ponselnya.Nicole Graham sangat senang, dia telah memikirkan skenarionya. Rumah Keluarga Shimon akan dihancurkan, Charlotte Shimon akan ditampar, rambutnya dijambak, dan dia akan dipukuli.Wow, indahnya dunia.Marcus Graham memandang Nicole Graham, "Baik, mari kita tonton bersama."...Hari ini seharusnya adalah hari tersibuk di Kota Regalsen, massa yang sedang emosi ini mengikat kain putih di kepala mereka, dan memegang spanduk untuk mengusir Charlotte Shimon dari Kota Regalsen. Mereka berkonvoi di sepanjang jalan cukup lama, massa menjadi semakin ramai.Semua orang datang ke rumah Keluarga Shimon dengan marah, karena Keluarga Shimon adalah anggota dunia persilatan, semuanya bisa sen
Marcus Graham membungkuk dan mengambil ponsel di atas karpet.Dia mengklik video itu dan menontonnya lagi.“Kak, apa yang terjadi, mengapa temanku mengirimkan video yang mengerikan ini!” Nicole Graham sangat tidak senang.Marcus Graham berkata dengan tenang, "Temanmu tidak salah kirim, ini adalah rumah Keluarga Shimon, tapi ... muncul masalah hari ini."“Masalah apa?” Nicole Graham terkejut.Pada saat ini, ponsel Marcus Graham berbunyi, Kakek Graham menelponnya."Halo, Kakek."Kakek Graham terdengar sangat serius, "Ada masalah serius. Orang-orang yang pergi ke rumah Keluarga Shimon hari ini tidak mendapatkan hasil sama sekali. Mereka malah dihajar oleh Keluarga Shimon, sampai lari ketakutan. Barney Shimon dan Tiffany berlibur sejak kemarin dan Charlotte Shimon menghilang."Marcus Graham mengerutkan kening, dia tidak menduga Charlotte Shimon tiba-tiba menghilang, "Ke mana dia pergi, apakah kau sudah mencarinya?""Aku telah meminta orang-orang untuk mencarinya. Tidak ada berita tentang C
X?Nancy Graham tentu saja juga tahu X yang menggemparkan Kota Regalsen saat itu, tetapi X ini tidak pernah terungkap dan tidak ada yang tahu siapa dia.“Yoana, kenapa kau ingin mencari X?” tanya Nancy Graham.Tentu saja beralasan.Pagi tadi, dua orang perawat mengganti obatnya lalu keluar kamar, tetapi mereka berdiri di luar pintu dan berbisik.--- Nona Yoana sangat cantik, tetapi wanita tercantik di Kota Regalsen ini, memiliki bekas luka di pergelangan tangannya sekarang, sangat disayangkan.--- Ya, bekas luka ini akan selalu mengikutinya mulai sekarang.--- Apakah kau mengenal dokter yang bisa menghilangkan bekas luka?--- Aku pikirkan dulu. Aku ingat sekarang..dia adalah X!--- X! Apakah maksudmu X yang misterius?--- Ya, X adalah murid Akademisi Robinson. Keluargaku bertetangga dekat dengan Akademisi Robinson. Saat itu aku ditabrak mobil dan meninggalkan bekas luka yang besar di kaki. Ibuku bertanya pada Akademisi Robinson. Dia meminta X untuk merawatku, dia memberiku sebuah ramu
Tetapi Profesor X terlihat sangat muda.X membuka kotak obat yang dibawanya dan mulai meracik salep. Dia tidak mendongak, hanya berkata dengan enteng, "Kalian tidak perlu mengetahui namaku. Jika waktunya sudah tepat, kalian akan mengetahui dengan sendirinya."X meracik salep, lalu mengoleskan salep pada luka di pergelangan tangan Yoana Lewis, rasa sakit di lukanya segera menghilang, sudah tidak sakit sama sekali.“Prof X, salep Anda benar-benar luar biasa, aku tidak merasa sakit sama sekali sekarang.” Yoana Lewis berkata dengan gembira.X mengambil kembali kotak obatnya, "Seperti yang aku katakan, dalam lima hari, bekas luka Anda akan lenyap. Aku akan datang ke sini pada waktu yang sama setiap hari selama beberapa hari ke depan."X pergi.Yoana Lewis memandang Nancy Graham dengan gembira, "Ibu, X sangat menakjubkan, terima kasih Ibu, Ibu paling mencintaiku."Nancy Graham merangkul pundak Yoana Lewis dengan penuh kasih, "X memang misterius, Yoana, kau tidak boleh memberitahu Kakek, ya?"
“Baik, Prof. Shimon, bagaimana dengan Marcus Graham?” tanya Tony.Charlotte Shimon mengangkat alisnya, "Tidak usah terburu-buru, kita belum sampai pada bagian klimaks, aku akan bertemu dengannya secara pribadi."Charlotte Shimon akan segera berhadapan langsung dengan Marcus Graham....Nancy Graham bergegas menuju rumah Keluarga Lewis. Dia bertanya kepada pelayan, "Di mana Nyonya Tua?""Nyonya Lewis ada di ruang kerja."Nancy Graham langsung berlari ke atas, mengulurkan tangan dan membuka pintu ruang kerja.Dalam ruang kerja, Nyonya Lewis dan pengacara sedang mendiskusikan sesuatu. Nancy Graham tiba-tiba menerobos masuk dan membuat Nyonya Lewis mengangkat kepalanya. Nyonya Lewis memandang Nancy Graham dengan tidak senang, "Apakah kau tidak tahu sopan santun? Mengapa tidak mengetuk pintu dulu sebelum masuk?"Nancy Graham masuk dan mengambil surat pengacara yang telah disusun dirancang dari tangan pengacara. Isinya benar-benar menyatakan bahwa Lucas Hank dan Yoana Lewis telah membatalka
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan