“Baik, Prof. Shimon, bagaimana dengan Marcus Graham?” tanya Tony.Charlotte Shimon mengangkat alisnya, "Tidak usah terburu-buru, kita belum sampai pada bagian klimaks, aku akan bertemu dengannya secara pribadi."Charlotte Shimon akan segera berhadapan langsung dengan Marcus Graham....Nancy Graham bergegas menuju rumah Keluarga Lewis. Dia bertanya kepada pelayan, "Di mana Nyonya Tua?""Nyonya Lewis ada di ruang kerja."Nancy Graham langsung berlari ke atas, mengulurkan tangan dan membuka pintu ruang kerja.Dalam ruang kerja, Nyonya Lewis dan pengacara sedang mendiskusikan sesuatu. Nancy Graham tiba-tiba menerobos masuk dan membuat Nyonya Lewis mengangkat kepalanya. Nyonya Lewis memandang Nancy Graham dengan tidak senang, "Apakah kau tidak tahu sopan santun? Mengapa tidak mengetuk pintu dulu sebelum masuk?"Nancy Graham masuk dan mengambil surat pengacara yang telah disusun dirancang dari tangan pengacara. Isinya benar-benar menyatakan bahwa Lucas Hank dan Yoana Lewis telah membatalka
Kabar tentang Nyonya Lewis tidak sadarkan diri segera menyebar, para wartawan bergegas datang membawa kamera. Kali ini Nancy Graham yang menerima wawancara. Dia menangis dan berkata dengan sangat sedih.--- Nyonya Tua selama ini selalu sangat sehat. Akhir-akhir ini, terlalu banyak hal yang terjadi pada Yoana. Kami takut Nyonya Tua terlalu tua dan tidak bisa menahannya, jadi kami belum berani memberitahu Nyonya Tua, tapi hari ini aku tidak tahu bagaimana berita itu bocor. Nyonya Tua mendengar bahwa Yoana mencoba bunuh diri dengan menyayat pergelangan tangannya. Dia sangat cemas sehingga tidak sadarkan diri. Sekarang kata dokter situasinya kurang bagus dan dia tidak tahu kapan Nyonya Tua akan bangun.Nancy Graham menyalahkan Charlotte Shimon atas insiden Nyonya Lewis. Sekarang kejahatan Charlotte Shimon semakin buruk dan semua orang marah.--- Charlotte Shimon ini benar-benar berbahaya. Nona Yoana bunuh diri dengan menyayat pergelangan tangannya. Sekarang Nyonya Lewis jatuh pingsan karen
Nancy Graham langsung membeku di tempatnya.Mark Lewis berdiri di samping jendela. Alih-alih menatap Nancy Graham, dia malah melemparkan sebuah dokumen ke laci tempat tidur. "Lihat ini. Jika tidak ada masalah, tanda tangani saja."Nancy Graham melihat dokumen itu, Mark Lewis benar-benar akan menceraikannya!Tangan dan kaki Nancy Graham terasa dingin. Dia telah berendam air mawar untuk mempersiapkan malam ini. Dia ingin berdamai dengan Mark Lewis. Selama ini, tidak ada wanita di sekitar Mark Lewis, dia tidak percaya Mark Lewis tidak memiliki hasrat. Dia ingin berdamai dengan Mark Lewis di tempat tidur.” Tetapi Mark Lewis tidak membiarkannya mendekat sama sekali. Sekarang Nancy Graham menatap wajahnya yang tampan. Putra Kota Regalsen, Mark Lewis, terlihat semakin mempesona. Semua orang mengetahui bahwa dia tidak tertarik pada wanita, seolah-olah tidak ada wanita di dunia ini yang bisa bersanding dengannya, namun semua wanita mendambakannya.“Mark, aku tidak akan menandatangani surat i
Tetapi saat bibir merah gadis itu menempel padanya, dia sangat menikmati perasaan ini.Kebetulan, gadis itu juga berpikiran sama, "Jadi ini rasanya berciuman, cukup menyenangkan, cium sekali lagi."Dia menciumnya lagi.Dia tidak pernah berpikir akan berhubungan dengan seorang gadis yang asing. Dia tidak suka one night stand. Tetapi gelombang panas di tubuhnya terus bergelora, membuatnya hampir terbakar.Mark Lewis menutup matanya, membalikkan badan sambil memeluknya, dia menekannya, dan bergumam, "Buka mulutmu!""Kenapa ...!"Dia tidak punya pengalaman, gadis itu berteriak.--- Hei, hei, tolong lembut sedikit, jangan robek pakaianku, aku masih akan memakainya nanti.--- Kau ... Sebenarnya apakah kau bisa?Dia membenamkan wajah tampannya yang panas di rambut panjangnya dan mengutuk dengan suara rendah, "Diam! Berhenti berteriak!"...Dia memeluknya. Kedua orang itu bercucuran keringat. Dia bertanya, "Siapa namamu?"Gadis di pelukannya sangat tidak tulus, "Bukankah tadi kau memanggilku g
Marcus Graham berpapasan dengan Charlotte Shimon!Charlotte Shimon masih menyamar, dia hanya membusungkan dadanya dan berjalan melewatinya.Marcus Graham telah mencari Charlotte Shimon selama empat hari terakhir, dia hampir membalikkan seluruh Kota Regalsen, tetapi masih belum dapat menemukan Charlotte Shimon.Marcus Graham tiba-tiba merasa Charlotte Shimon bersembunyi di tempat paling berbahaya. Karena itu, Marcus Graham datang ke rumah sakit untuk menemui Yoana Lewis.Marcus Graham berjalan menuju ke bangsal, dia tidak melihat orang yang lewat di kedua sisi. Pada saat Charlotte Shimon melewatinya, langkah kaki Marcus Graham tiba-tiba berhenti.Dia berbalik dan memandang Charlotte Shimon, Charlotte Shimon masih terlihat seperti laki-laki dan dia memakai topi.Marcus Graham berkata, "Kamu, berhenti!"Charlotte Shimon mendengar suara Marcus Graham, tetapi dia tidak berhenti, hanya berjalan seperti biasa. Suara Marcus Graham tidak membuatnya panik, dia tetap tenang. Marcus Graham segera
Marcus Graham memandang Charlotte Shimon, ternyata dia telah menunggunya di pangkalan penelitian ilmiah bawah tanah! Hari ini adalah hari pernikahan Larry Hank dan Nicole Graham. Dia sengaja membocorkan kabar mobil Alphard hitam, dia dengan sengaja memancingnya ke sini!Marcus Graham berbalik dan pergi.Tetapi pada saat itu, pintu pangkalan penelitian ilmiah bawah tanah langsung ditutup, semua orang terkurung di dalamnya.“Tuan Muda, apa yang terjadi? Mengapa aku merasa kita telah masuk dalam perangkap Charlotte Shimon!” Staf itu memandang Marcus Graham dengan gugup.Marcus Graham mengerutkan bibirnya dan pada saat ini Charlotte Shimon muncul dari belakang. "Marcus Graham, kau mau pergi ke mana? Aku mengundangmu ke sini dengan susah payah, bagaimana mungkin melepaskanmu dengan begitu mudah?“Marcus Graham berbalik dan menatap Charlotte Shimon, "Kau sengaja muncul di rumah sakit?"Charlotte Shimon mengangguk dengan tegas, "Ya."Charlotte Shimon memegang sebuah dokumen, di dalamnya ber
Yoana Lewis sangat percaya diri. Akhirnya ayahnya sudah kembali, dia pasti akan membantu orang tuanya berdamai!Henry Hank berdiri di samping Mark Lewis. Henry Hank melihat Nancy Graham dan Yoana Lewis yang menghampirinya. Dia menyenggol Mark Lewis di sebelahnya. "Istrimu ada di sini bersama putrimu."Mark Lewis melirik Henry Hank, yang sedang menantikan pertunjukan bagus.Mark Lewis, "Apakah kau makin tua, makin menyukai gosip?"Henry Hank mengangkat alisnya dan merendahkan suaranya. "Aku sangat penasaran, apakah kau menikahi salah orang? Apakah Nancy Graham benar-benar wanita yang bersamamu malam itu?"Kedua pria itu telah berteman baik selama bertahun-tahun. Mark Lewis mengenal Henry Hank dengan baik. Henry Hank tidak pernah berbicara omong kosong. Setiap kata-katanya pasti memiliki makna yang mendalam.Mark Lewis memandang Henry Hank. "Apa maksudmu?""Maksudku, wanita yang bersamamu di malam itu, apakah kalian berkomunikasi, coba tanyakan pada Nancy Graham dan kita lihat bagaima
Lucas Hank melirik Henry Hank, tidak setuju.Henry Hank memandang putranya dan mendesah dalam hatinya. Dia masih terlalu muda!Saat itu, Kakek Graham datang, "CEO Hank, semua tamu sudah hadir, mari kita mulai pernikahannya."Henry Hank menatap jam tangannya.Lucas Hank melihat ke arah pada tamu, "Tunggu sebentar, ada seseorang belum datang."Mark Lewis memandang ayah dan anak di sampingnya dengan tenang. Mereka semua menunggu seseorang, siapa yang mereka tunggu?"Siapa yang dimaksud Tuan Muda Hank? Aku pikir semua orang sudah ada di sini," kata salah seorang eksekutif dengan bingung.Lucas Hank melihat ke pintu, "Charlotte Shimon."Charlotte Shimon belum datang!Ketika semua orang mendengar nama ini, semua orang terkejut. Nama Charlotte Shimon sangat tenar akhir-akhir ini, siapa yang tidak mengenal Charlotte Shimon, kecuali dia dari planet lain."Maksud Tuan Muda Hank... Charlotte Shimon akan datang ke pesta pernikahan ini?""Bagaimana mungkin? Charlotte Shimon telah menghilang selama
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan