Charlotte Shimon menggunakan garpu untuk menusuk sepotong kecil steak. Ketika akan memasukkan steak ke mulutnya, kakinya ditendang dengan keras. Steak di garpu juga jatuh ke piring.“Charlotte, ada apa?” Larry Hank bertanya dengan penuh perhatian.Charlotte Shimon melihat ke arah Lucas Hank. Pria ini tidak berbicara sejak dia masuk, tetapi dia menendangnya sekarang.Apa maksudnya?Lucas Hank memotong steak di piringnya dengan anggun, seolah-olah bukan dia yang menendangnya. Sungguh pintar berpura-pura!Charlotte Shimon memakinya di dalam hati, kemudian tersenyum pada Larry Hank, "Larry, aku baik-baik saja."Kelima orang itu menyelesaikan makan malam mereka dalam suasana yang canggung....Setelah makan malam, Charlotte Shimon pergi ke kamar mandi.Begitu dia masuk, sebuah tangan besar meraih pergelangan tangannya dan langsung menariknya. Charlotte Shimon menabrak dadanya yang kokoh seperti dinding, dia merasa tulang-tulangnya hampir hancur dan matanya memerah karena kesakitan.Dia men
Tentu saja Lucas Hank sudah tidak mengingatnya karena semua ingatan sudah hilang, jadi dia bisa berbicara dengan lantang. Charlotte Shimon menatap wajahnya dan mencibir, "Aku hanya berbicara sembarangan, bagaimana aku sanggup menodai pria yang suci seperti CEO Hank!"Lucas Hank mengerutkan alisnya, "Tadi kau mengatakan aku telah menidurimu, sekarang kau sendiri yang menyangkalnya. Sebagai seorang gadis, sampai kapan kau mau berbicara omong kosong seperti ini. Charlotte Shimon, apakah kau tidak tahu malu?""Apa urusanmu? Oh, ya, CEO Hank, apakah kau masih... perjaka?"Mata Charlotte Shimon berbinar dan tiba-tiba dia menyadari sebuah persoalan. Dia sudah kehilangan ingatan masa itu dan tidak ingat mereka pernah berguling-guling di atas sprei. Apakah dia mengira dirinya masih perjaka?Tubuh Lucas Hank langsung menegang. Dia memang belum pernah menyentuh seorang wanita. Sebelumnya dia memiliki masalah fisik dan dia tidak tertarik dengan wanita secara seksual. Sekarang dia sudah sembuh dan
Tetapi, gadis ini selalu muncul di hadapannya.Setiap kali gadis ini muncul, dia menjadi lepas kendali dan tidak bisa menjadi dirinya sendiri. Dia berusaha keras agar tidak tergoda olehnya, tetapi tidak berhasil.Ketika di ruang tamu, setelah mengetahui dia adalah gadis kecil saat itu dan dia adalah pengantin kecil yang dijanjikan ibunya, dia merasa pertahanannya telah runtuh.Lucas Hank menatap tajam ke arahnya, lalu mencibir, "Mengapa Bentley Dixon dan Larry Hank bisa, tapi aku tidak bisa? Mengapa kau bisa tidur dengan mereka, tetapi tidak bisa tidur denganku?""..."Wajah Charlotte Shimon memerah karena dihina, dia mengangkat tangannya dan menampar wajahnya yang jahat.Tetapi kali ini dia tidak berhasil menamparnya, karena Lucas Hank menahan pergelangan tangannya di udara dan tidak membiarkannya memukulnya.Lucas Hank memandangnya dengan murung, "Charlotte Shimon, aku tidak tahu mengapa kau begitu munafik, yang bisa aku berikan padamu pasti tidak dapat diberikan oleh Larry Hank dan
Charlotte Shimon dapat merasakan Henry Hank sangat mencintai kedua putranya. Jadi ketika berada di Barbara Bay, Henry Hank ingin melenyapkannya. Tetapi sekarang Henry Hank tahu bahwa dia adalah putri Sophia Lowry. Sophia Lowry dan Monica Morris adalah dua gadis cantik yang menjadi sensasi di Kota Regalsen saat itu. Dia ingin menemukan Monica Morris melalui Charlotte Shimon, jadi dia mengorbankan kedua putranya dan membiarkan dia tetap hidup.Ini berarti di hati Henry Hank, Monica Morris jauh lebih penting daripada kedua putranya.Untuk pertama kalinya, Charlotte Shimon menyadari bahwa Henry Hank sangat mencintai Monica Morris.Monica Morris telah menghilang selama bertahun-tahun. Putranya Lucas Hank sudah berusia 28 tahun. Charlotte Shimon tidak tahu cinta sedalam apa yang dapat menahan cobaan selama bertahun-tahun dan membuat pria ini tetap setia. Namun, jika cintanya begitu dalam, mengapa harus membuatnya menderita?Ketika Monica Morris sedang mengandung anak keduanya, dia membelah
Yoana Lewis mengepalkan tangannya. Dia tidak tahu mengapa Larry Hank selalu melindungi Charlotte Shimon. Tentu saja, Fanny juga mendengar tentang kejadian pada pesta ulang tahun ke-50 Keluarga Shimon tadi malam. Keluarga konglomerat di Kota Regalsen, Keluarga Lewis, Keluarga Hank, dan Keluarga Dixon, semuanya menyanjung Charlotte Shimon, bahkan membiarkan Charlotte Shimon lolos dari rumor. Setelah itu, dia menjadi tunangan Larry Hank, Fanny mulai merasa tidak nyaman lagi.Saat ini seseorang berkata, "Cepat bersihkan air liurmu, Kakek Graham akan datang!"Semua orang segera melupakan Larry Hank dan melihat Kakek Graham, Rektor Akademi Ilmu Pengetahuan, yang berjalan dari depan."Salam, Kakek Graham!"Kakek Graham mengenakan setelan tunik dan dan berjalan dengan penuh semangat. Dia berjalan mendekat dan menatap cucunya Yoana Lewis dengan penuh kasih, "Yoana, kau secara resmi bergabung dengan Akademi Ilmu Pengetahuan mulai hari ini. Selamat datang."Yoana tersenyum manis, "Kakek Graham,
Kakek Graham pernah berkata dia tidak akan pernah membiarkan Charlotte Shimon memasuki gerbang Akademi Ilmu Pengetahuan, tetapi sekarang Charlotte Shimon ada di sini.Kakek Graham memandang Charlotte Shimon, "Apakah kau diutus oleh Aaron? Apa hubunganmu dengan Aaron, Aaron adalah Rektor Universitas Tuscanny, sedangkan kau adalah mahasiswa Universitas Abberfield."Mahasiswa lainnya juga terkejut. Mereka semua mengenal Charlotte Shimon. Akhir-akhir ini, Charlotte Shimon sangat terkenal, apalagi dia adalah tunangan Larry Hank sekarang.--- Mengapa Charlotte Shimon ada di sini?--- Aku pikir mereka akan mengutus X, tapi ternyata Charlotte Shimon yang datang.--- Mengapa Akademisi Anderson mengutus Charlotte Shimon ke sini? Apa hubungan mereka?--- Yang penting, dia ternyata tunangan Akademisi Larry Hank, aku sakit hati!Charlotte Shimon tidak menghiraukan komentar orang-orang ini. Dia menegakkan punggungnya dan menatap Kakek Graham dengan tenang. "Kakek Graham, aku adalah seorang mahasis
Kalimat terakhir Charlotte Shimon---asalkan kalian senang, wajah Nancy Graham dan Yoana Lewis seketika berubah.“Direktur Graham, jika tidak ada hal lain, aku akan pergi ke Stasiun Radio D dulu.” Charlotte Shimon membalikkan badan dan pergi.Yoana Lewis melihat Charlotte Shimon pergi dan menggertakkan giginya dengan marah. Dia membenci penampilan Charlotte Shimon yang tenang, seolah-olah ... dia sedang menonton pertunjukan dan dia adalah badut pertunjukannya!"Yoana," Nancy Graham menarik lengannya, "Kedatangan Charlotte Shimon ke sini bukan hal buruk. Setidaknya kita bisa selalu mengawasinya, kau harus berpikiran jauh ke depan, jangan buang-buang waktu demi dia. Yang harus kau lakukan sekarang adalah membuat dirimu menjadi lebih baik."Yoana Lewis menjadi lebih tenang, dia tidak perlu melakukan apa-apa terhadap Charlotte Shimon sekarang. Ada Kakek dan Ibunya di sini, Charlotte Shimon tidak bisa berbuat onar.Ini adalah Akademi Ilmu Pengetahuan, apakah dia perlu takut pada Charlotte Sh
Kunci ada di Nancy Graham?Charlotte Shimon merasa selain sebagai Guru Kakak Graham, Ibu seharusnya juga berhubungan erat dengan putri Kakek Graham, Nicole Graham.Charlotte Shimon berdiri di dekat jendela, melihat ke pintu merah tua di halaman belakang stasiun radio. Dia harus mencari Nancy Graham secepat mungkin untuk mendapatkan kuncinya."Larry..." Charlotte Shimon berbalik dan memandang Larry Hank.Tetapi detik berikutnya dia membeku karena Larry Hank berdiri di belakangnya. Ketika dia berbalik, dia mendorong tubuhnya ke dinding. Jarak tubuh mereka sangat dekat.Larry Hank menatap wajah Charlotte Shimon dan tersenyum, "Charlotte, apa yang ingin kau katakan?"Charlotte Shimon tanpa sadar menempel di dinding, "Aku... Aku ingin mengucapkan terima kasih."Seutas rambut melilit wajah Charlotte Shimon, Larry Hank mengulurkan tangan, ingin merapikan rambut itu. Tetapi sebelum tangannya menyentuh wajah gadis itu, terdengar suara keras --- Bang!Suara itu mengejutkan semua orang, Charlotte
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan