Jessica Kirk tercengang, dia merasa kalah dengan aura Charlotte Shimon yang begitu tajam dan galak.“Char… Charlotte Shimon, aku tidak menyangka kau begitu kejam. Apa bedanya kau dengan Laura Yasmeen dan putrinya?” kata Jessica Kirk dengan wajah pucat.Charlotte Shimon menatapnya, "Ada apa? Kau meniduri ayahku, apa kau ingin aku berterima kasih atas apa yang telah kau perbuat?""..." Jessica Kirk tidak bisa berkata-kata, Charlotte Shimon terus menerus membicarakan tentang hal itu."Tahukah kau betapa sulitnya Laura Yasmeen unttuk dapat mengandung anak itu? Dia dan Megan Shimon menaruh semua harapan mereka pada anak ini. Sekarang anak itu tidak ada karena kau. Kau pikir mereka akan membiarkanmu pergi begitu saja? Jika kau harus bertanya apa bedanya aku dengan mereka, tentu ada perbedaannya. Kau tidak ada nilainya bagi mereka dan mereka pasti akan membunuhmu untuk melampiaskan amarahnya. Tetapi kau masih berharga bagiku. Katakan apa yang kau inginkan dan aku bisa mendukungmu."Jessi
Charlotte Shimon melempar ponsel itu ke Megan Shimon, kemudian berbalik dan pergi.Megan Shimon membeku di tempatnya dan sangat marah. Dia tidak menyangka Charlotte Shimon akan bereaksi seperti ini ketika dia menonton video itu. Dia tidak berhasil membuat Charlotte Shimon emosi, malah dia yang dibuat emosi.Megan Shimon melompat di tempat dengan penuh amarah....Charlotte Shimon keluar dari rumah sakit, dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon Victoria Anne.Telepon segera tersambung dan suara lembut Victoria Anne dapat terdengar, "Charlotte, aku telah menemukan Kakek itu di rumah sakit dan sudah meminta pengawal untuk mengawasinya 24 jam. Jangan khawatir, ada aku di sini."Hati Charlotte Shimon merasa tenang dan tentu saja, seorang teman baik lebih dapat dipercayai daripada seorang pacar. "Vic, terima kasih atas bantuanmu, aku tidak akan berada di sana malam ini karena Megan Shimon akan menyuruh seseorang untuk mengikutiku.""Oke, ada dokter dan perawat profesional di sini.
Bagaimana ini bisa terjadi?Bagaimana dia bisa kehilangan penglihatannya?Dia tidak pernah memberitahunya.Apa karena racun bunga?Lucas Hank membeku di tempatnya, matanya yang tajam dan sipit membuat orang takut untuk melihatnya."Nak, bagaimana kau bisa pulang jika kau tidak bisa melihat? Sudahkah kau menelepon keluargamu untuk menjemputmu?" tanya bibi yang baik hati.Charlotte Shimon mengangguk pelan, "Aku sudah menelepon suamiku dan suamiku akan segera menjemputku. Bibi, terima kasih, tidak usah menemani aku."Bibi itu tidak menyangka Charlotte Shimon sudah menikah, "Nak, duduk saja di sini dan tunggu suamimu. Ada lampu lalu lintas didepanmu. Jangan ke mana-mana."Setelah berbicara, bibi itu berbalik dan pergi.Charlotte Shimon memperhatikan arah bibi itu pergi. "Lampunya hijau, ayo jalan."Charlotte Shimon mengikuti orang-orang di seberang jalan.Lucas Hank mengikutinya di belokan, beberapa langkah di belakangnya. Dia berulang kali memperingatkan dirinya sendiri untuk
Charlotte Shimon menatapnya dengan sedikit luka di matanya. Tuan Hank tidak seperti ini sebelumnya, tetapi sekarang Tuan Hank seperti tidak mempunyai kesabaran terhadapnya.Mata putih Charlotte Shimon memerah, Charlotte berjalan dan perlahan mengambil piyamanya, "Kalau begitu aku mandi dulu."Dia memasuki kamar mandi....Lucas Hank berdiri di dekat jendela dan merokok. Akhir-akhir ini, dia kecanduan rokok. Saat merasa murung dan mudah tersinggung, dia selalu menggunakan nikotin untuk menekan dan mengurangi perasaan stress yang ada dalam dirinya.Tidak lama kemudian, lapisan puntung rokok menebal di asbak. Seketika, pintu kamar mandi terbuka.Dia sudah selesai.Lucas Hank mengambil sebatang rokok lagi, sambil menyalakan rokok itu dengan korek api, dia berkata "Kau tidur dulu saja, aku mau pergi ke ruang kerja."Dia berbalik.Tetapi detik berikutnya dia berhenti, matanya tertuju pada gadis itu dan pupil matanya menyusut.Charlotte Shimon baru saja selesai mandi dan sudah melep
Lucas Hank pergi ke ruang kerja, dia menjulurkan tangannya dan membuang semua dokumen yang ada di meja ke lantai.Luas Hank menarik dasi dan membantingnya ke karpet. Dia duduk di sofa, bersandar dengan punggung kaku, dan mengembuskan napas berat.Dia memejamkan mata dan membukanya lagi, matanya merah.Apa yang Charlotte Shimon lakukan sekarang?Apa dia sedang menangis?Lucas Hank kau benar-benar bajingan, bajingan sialan!Lupakan dia!Lucas Hank merasa bahwa dia dalam keadaan yang sangat buruk. Dia menunjukkan tanda-tanda sakit, dadanya sesak, terengah-engah seperti binatang buas.Dia sekarang ingin buru-buru kembali ke kamar tidur dan kembali padanya. Tubuhnya merasakan sesuatu yang tidak nyaman, bayangan wanita yang mengenakan piyama sutra warna merah muda terus terlintas di kepalanya. Dia ingin kembali dan menekannya di atas ranjang.Lucas Hank berkeringat dingin karena pemikiran buruk tentang dirinya ini. Setiap kali dia sakit, dia ingin kembali pada Charlotte dan memeluknya
Charlotte Shimon tidak mengerti yang dibicarakan kakeknya. Dia memegang erat tangan kakek tua itu dan telungkup di tempat tidur dengan berlinang air mata, "Kakek, apakah kau tidak mengingatku lagi?"Kakek Shimon mengulurkan tangan dan membelai kepala Charlotte Shimon, "Charlotte, kau sudah sebesar ini dalam sekejap mata. Kau dulu begitu kecil, kau sudah dewasa sekarang.""Ya, Kakek, aku sudah dewasa, kau sudah tidur sangat, sangat lama.""Karena kau sudah dewasa, maka ada beberapa hal yang harus aku beritahukan. Sebenarnya Ibumu adalah Nona Besarku dan kau adalah Nona Kecilku."Charlotte Shimon tercengang, "Kakek, apa yang kau bicarakan, aku tidak mengerti.""Charlotte, aku sebenarnya kepala pelayan ibumu. Untuk menyembunyikan identitas ibumu, aku membiarkan ibumu berpura-pura menikah dengan anakku William. Kau sama sekali bukan putri William!"Ini adalah pertama kalinya Charlotte Shimon mendengar tentang latar belakangnya, dia terpana, dia bukan putri William Shimon?"Kakek, siapa aya
Tangan dan kaki Charlotte Shimon menjadi dingin. Kakek baru saja bangun. Hari ini seharusnya adalah hari reuni, tetapi dia tidak menyangka kakek diracuni dan reuni berubah menjadi perpisahan.Semua kegembiraan lenyap dalam seketika, Charlotte Shimon memegang erat tangan Kakek Shimon dan air matanya berlinang, "Kakek, tolong jangan pergi, kau adalah satu-satunya keluargaku."Kakek Shimon membelai kepala Charlotte Shimon, kemudian menatap William Shimon.William Shimon berlutut di samping tempat tidur sambil berkata, "Ayah!"Kakek Shimon mengucapkan kata-kata terakhirnya, "Charlotte adalah Nona Kecil kita. Seluruh Keluarga Shimon harus mematuhinya, termasuk Keluarga Shimon di Kota Regalsen. Setelah aku pergi, pasti ada seseorang dari pihak keluarga Paman Keduamu di Kota Regalsen akan datang menjemputmu. Kau adalah orang yang tidak berguna, jangan ikut mereka ke Regalsen, tinggallah di Barbara Bay dan jalani kehidupanmu yang begitu-begitu saja."William Shimon tidak pernah mengira bahwa k
Charlotte Shimon tidak ingin memberitahu Victoria Anne tentang Tuan Hank yang ingin menceraikannya untuk sementara. Mungkin karena dia masih belum menyerah dengan pernikahannya, dia masih tidak ingin bercerai."Vic, kita bicarakan urusan pergi ke Kota Regalsen nanti saja. Aku harus menuntaskan urusan dengan Laura Yasmeen dan Megan Shimon terlebih dahulu. Kau sudah menemaniku seharian. Aku akan menjaga Kakek malam ini. Kau pulang saja."Victoria Anne memegang lengan Charlotte Shimon dan menatapnya dengan sedih, "Aku tidak lelah, aku akan menemanimu.""Vic, pulanglah, aku akan meminta Tuan Hank menemaniku nanti."Victoria Anne mengangkat alisnya, "Benar, Tuan Hank pasti akan datang menemanimu malam ini, kalau begitu aku pulang dulu. Jika perlu bantuan, hubungi aku."...Victoria Anne pergi dan Charlotte Shimon kembali ke bangsal. Dia menggunakan handuk yang dibasahi dengan air panas untuk menyeka kakeknya dengan hati-hati.Tubuh kakek sudah mendingin, tidak ada kehangatan sama sekali, ra