Setelah berbicara, Lucas Hank melangkah pergi.Apakah dia sudah pergi?Charlotte Shimon mendengar suara langkah kakinya yang semakin menjauh. Dia sudah pergi, meninggalkan Orlane Estate larut malam dan tidak pulang.Charlotte Shimon menutup matanya dan ketika membukanya lagi, dia masih belum bisa melihat apa pun. Dia menjadi buta. Pengujian racun kedua masih meninggalkan racun Bunga Mandara dalam darahnya.Charlotte Shimon mengulurkan tangan untuk meraba-raba dan berhasil meraih jarum perak. Dia menusukkan jarum perak ke titik akupunturnya untuk memaksa racun Bunga Mandara keluar dari tubuhnya.Tetapi usahanya gagal, racun bunga itu terlalu kuat dan dengan kekuatan jarumnya saat ini, dia tidak bisa menyembuhkan dirinya sendiri.Jarum perak jatuh di atas karpet, Charlotte Shimon meringkuk di samping tempat tidur, lalu memeluk lutut dengan kedua tangannya, menatap kosong ke depan.Dia masih tidak percaya Tuan Hank akan menceraikannya, dia tidak akan bercerai dengannya.Tetapi hasil pengu
Lucas Hank sangat mabuk tadi. Matanya menatap Megan Shimon yang merasa sangat malu saat itu. Lucas benar-benar mabuk dan menganggapnya Charlotte Shimon.Tetapi ketika dia membenamkan wajahnya di rambut panjang Megan Shimon, yang dia cium bukanlah aroma yang membuatnya tersihir, tetapi bau parfum. Aroma itulah yang membuat dia langsung terbangun.Perempuan itu bukan Charlotte-nya!Ketika berpikir dia telah menarik Megan Shimon ke dalam pelukannya dan memeluknya, Lucas Hank merasa sangat tidak nyaman dan ingin menggosok badannya beberapa kali.“Keluar, jangan biarkan aku melihatmu lagi!” Setelah mengatakan itu, Lucas Hank segera masuk ke kamar mandi....Di kamar mandi, Lucas Hank melepas kemeja hitamnya, kemejanya sudah ternoda dengan bau tidak sedap dari parfum Megan Shimon, bahkan ada rambut panjang yang tertinggal di bajunya.Lucas Hank melempar kemeja hitam itu ke tempat sampah, lalu menyalakan pancuran dan menyiram kepalanya dengan air dingin.Dia menggosok badannya dengan sabun be
Charlotte Shimon berkata dengan suara lembut dan tersenyum, "Jadi, mohon maaf, Nyonya Lewis, aku tidak dapat menerima penawaranmmu."Nyonya Lewis mengerti. Peri kecilnya sudah menikah dan dia sangat mencintai suaminya.Sudah terlambat!“Peri Kecil, kalau begitu kau bisa ajukan sebuah permintaan, aku akan mengabulkannya.” Nyonya Lewis tersenyum.Charlotte Shimon bangkit dan berkata, "Nyonya Lewis, seperti yang aku katakan tadi, ini adalah tugasku. Istirahatlah dengan baik, aku pergi dulu dan akan menjengukmu lagi nanti."Charlotte Shimon pergi....Charlotte Shimon keluar dan suara Bentley Dixon terdengar dari belakang, "Hei, Gadis Jelek!"Bentley Dixon mengejarnya.Charlotte Shimon berhenti dan menoleh ke Bentley Dixon, "Tuan Dixon, apa yang bisa aku bantu?"Bentley Dixon memandangnya dari atas ke bawah, "Apakah kau benar-benar sudah menikah?""Iya."Bentley Dixon berjalan ke arahnya, mata gadis itu berbinar-binar. Tetapi sayang sekali Chartotte Shimon memakai cadar, jadi tidak bisa me
Charlotte Shimon menatap Laura Yasmeen, "Laura Yasmeen, di mana kalian sembunyikan kakekku? Apakah kalian merasa bersalah dan takut Kakek akan membongkar fakta di balik kecelakaan sepuluh tahun lalu?""Fakta? Charlotte Shimon, aku tidak mengerti yang kau bicarakan. Sudah jelas, kau yang mendorong Kakek sepuluh tahun lalu. Kami tidak membiarkanmu melihat Kakek demi keselamatannya. Selain itu, semua ini diatur oleh ayahmu sendiri. Aku sarankan jangan mengusik Kakek lagi, cepat pergi!” Kali ini suara Laura Yasmeen sudah meninggi dan dia bersikeras bahwa Charlotte Shimon yang mendorong pria tua itu hingga jatuh dari tangga dan mengusirnya.Charlotte Shimon tidak mau berdebat lagi, dia berbalik dan turun tangga.Pada saat ini, seorang pelayan keluar dari dapur dengan semangkuk obat di tangannya, "Nyonya, waktunya minum obat."Charlotte Shimon berjalan melewati pelayan, dia menghentikan langkahnya dan melihat obat dalam mangkuk itu.Raut wajah Laura Yasmeen berubah, dia mengumpat dan turun k
Bola mata Laura Yasmeen menyusut dan membesar dalam sekejap, api amarahnya berkobar. Dia tidak sabar untuk merobek-robek pasangan yang berzinah ini!Pantas saja William Shimon sering tidak pulang akhir-akhir ini. Ternyata dia sudah punya simpanan di luar. Dia bermain-main dengan rubah ini sepanjang hari. Di usianya yang sudah sudah lima puluhan. Jika tidak tahan, tentu saja pria itu tidak akan masuk ke kamarnya.Laura Yasmeen mengklik wajah Jessica Kirk untuk memperbesarnya dan dia segera mengenali Jessica Kirk. Bukankah pelacur ini adalah anjing yang selalu mengikuti putrinya, Shayla?Dengar-dengar kondisi keuangan keluarganya sangat buruk, tidak disangka dia mengincar ayah teman sekelasnya. Beberapa tas besar dan kecil yang ditenteng William Shimon semuanya adalah barang mewah.Dasar pelacur!Laura Yasmeen sangat marah, dia juga berawal dari wanita simpanan. Dia takut wanita simpanan lain juga akan meniru kesuksesannya. Dia mengawasi William Shimon dengan sangat ketat dulu, tetapi ti
Laura Yasmeen terlalu galak, dia menyeret Jessica Kirk ke koridor dengan seketika dan orang-orang mulai memenuhi koridor itu.Semua orang menunjuk dan bergunjing. Jessica Kirk hampir tidak mengenakan pakaian di tubuhnya, jadi dia dicemooh dan beberapa orang menatapnya dengan niat jahat. Bagaimanapun, dia adalah seorang gadis berusia dua puluhan. Dia berteriak dengan putus asa, "Lepaskan aku, cepat lepaskan aku! William Shimon, selamatkan aku, cepat selamatkan aku!"Jessica Kirk hanya bisa minta memohon bantuan pada William Shimon sekarang.William Shimon buru-buru memakai celananya. Mendengar Jessica Kirk memanggilnya, dia bergegas ke depan dan menarik Laura Yasmeen, "Laura Yasmeen, apa kau gila? Cepat lepaskan, Wanita Jalang!"William Shimon mengulurkan tangan untuk memeluk Jessica Kirk.Laura Yasmeen, yang disebut wanita jalang, menjadi semakin murka. Dia menunjuk ke William Shimon dan mengutuk, "William Shimon, kau sudah berselingkuh masih begitu lantang. Kau kepincut dengan rubah b
Jessica Kirk tercengang, dia merasa kalah dengan aura Charlotte Shimon yang begitu tajam dan galak.“Char… Charlotte Shimon, aku tidak menyangka kau begitu kejam. Apa bedanya kau dengan Laura Yasmeen dan putrinya?” kata Jessica Kirk dengan wajah pucat.Charlotte Shimon menatapnya, "Ada apa? Kau meniduri ayahku, apa kau ingin aku berterima kasih atas apa yang telah kau perbuat?""..." Jessica Kirk tidak bisa berkata-kata, Charlotte Shimon terus menerus membicarakan tentang hal itu."Tahukah kau betapa sulitnya Laura Yasmeen unttuk dapat mengandung anak itu? Dia dan Megan Shimon menaruh semua harapan mereka pada anak ini. Sekarang anak itu tidak ada karena kau. Kau pikir mereka akan membiarkanmu pergi begitu saja? Jika kau harus bertanya apa bedanya aku dengan mereka, tentu ada perbedaannya. Kau tidak ada nilainya bagi mereka dan mereka pasti akan membunuhmu untuk melampiaskan amarahnya. Tetapi kau masih berharga bagiku. Katakan apa yang kau inginkan dan aku bisa mendukungmu."Jessi
Charlotte Shimon melempar ponsel itu ke Megan Shimon, kemudian berbalik dan pergi.Megan Shimon membeku di tempatnya dan sangat marah. Dia tidak menyangka Charlotte Shimon akan bereaksi seperti ini ketika dia menonton video itu. Dia tidak berhasil membuat Charlotte Shimon emosi, malah dia yang dibuat emosi.Megan Shimon melompat di tempat dengan penuh amarah....Charlotte Shimon keluar dari rumah sakit, dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon Victoria Anne.Telepon segera tersambung dan suara lembut Victoria Anne dapat terdengar, "Charlotte, aku telah menemukan Kakek itu di rumah sakit dan sudah meminta pengawal untuk mengawasinya 24 jam. Jangan khawatir, ada aku di sini."Hati Charlotte Shimon merasa tenang dan tentu saja, seorang teman baik lebih dapat dipercayai daripada seorang pacar. "Vic, terima kasih atas bantuanmu, aku tidak akan berada di sana malam ini karena Megan Shimon akan menyuruh seseorang untuk mengikutiku.""Oke, ada dokter dan perawat profesional di sini.
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan