Dengan status Hugh Randall saat ini, sangat mudah menekan rumor agar tidak tersebar.Hugh Randall berbalik dan pergi ke kamar Brenda Wright.Dia mengangkat tangannya dan menekan bel pintu.Setelah beberapa saat, pintu kamar terbuka dan Brenda Wright muncul di dekat pintu."Di mana Joan? Apakah Joan ketakutan?"Brenda Wright meletakkan jari di bibirnya agar dia diam, lalu berbisik, "Joan tidak apa-apa, dia baru tidur. Kecilkan suaramu, jangan membangunkan Joan."Hugh Randall mengangguk. "Kalau begitu aku akan masuk melihat Joan."Namun, Brenda Wright menghalanginya di dekat pintu dan tidak membiarkannya masuk.Hugh Randall mendongak untuk menatapnya. "Kenapa? Aku tidak boleh masuk melihat Joan?"Brenda Wright mengerutkan alis. "Besok, aku akan membawa Joan pergi dari sini dan menetap di luar negeri. Aku datang ke sini untuk bekerja. Sekarang pekerjaanku sudah selesai, jadi Joan dan aku juga harus pergi."Dia akan membawa Joan pergi?Pergi ke mana?Dia sepertinya tidak ingin memberita
Keesokan pagi.Brenda Wright membuka matanya dan melihat cahaya pagi di luar. Cahaya pagi yang menembus tirai jendela menghangatkan seluruh ruangan. Dia menoleh dan melihat Joan Kecil masih tidur nyenyak di sampingnya.Hari ini sangat indah.Semua kejadian kemarin sepertinya telah lenyap, dan Brenda Wright tidak ingin mengingatnya lagi. Dia lebih menyukai kehidupan yang tenang dan bebas, dan dapat bangun di pagi hari seperti sekarang, ditemani oleh Joan. Dia merasa hidup ini sangat indah."Joan, ayo bangun, kita akan pergi dari sini."Brenda Wright membawa Joan Kecil turun dari ranjang, dan pergi mandi bersama. Saat berjalan keluar, mereka kebetulan melihat Julius Hill, Chelsea dan Ray Kecil."Kakak, Joan, apakah kalian bisa tidur nyenyak semalam?""Ya."Melihat mata Brenda Wright yang bersinar, Julius Hill dan Chelsea merasa tenang, sepertinya urusan Wenda dan Hugh Randall tidak mempengaruhi pikirannya.“Kakak, Joan, ayo kita sarapan dulu. Pesawat khusus sudah disiapkan. Aku akan meng
Brenda Wright benar-benar sangat senang, dia melambaikan tangan untuk memanggil Ray Kecil dan Joan Kecil, "Ray, cepat datang, ayah dan ibumu menyiapkan hadiah untukmu."Kedua anak kecil itu buru-buru berlari. Ray Kecil bertanya dengan penuh harap, "Hadiah apa?"Julius Hill mengulurkan tangan untuk menyentuh kepala putranya. "Ray, hati-hati kalau jalan nanti, jangan sampai menabrak ibumu. Mulai sekarang, kita harus menjaga ibumu dan adik kecil bersama-sama."Adik kecil?Mata Ray Kecil berbinar. Dia segera mengulurkan tangan kecilnya untuk menyentuh perut Chelsea. "Bu, apakah ada adik kecil di sini? Apakah aku benar-benar akan punya adik perempuan?"Chelsea tidak tahu apakah anaknya laki-laki atau perempuan, tapi dia menyukai laki-laki dan perempuan."Ray, ini mungkin adik laki-laki."“Tidak mungkin, pasti adik perempuan dalam perut Ibu. Hore, aku akan punya adik perempuan.” Ray Kecil mencium perut Chelsea dengan gembira.Brenda Wright tersenyum dan berkata, "Chelsea, katanya tebakan
Brenda Wright menyipitkan matanya, dan segera menyadari ada bahaya. "Siapa kau?"Pria bertopi baseball mengangkat kepalanya, memperlihatkan wajah yang garang dan ganas. "Aku datang untuk membunuhmu. Siapa suruh kau menyinggung orang yang tidak seharusnya disinggung!"Siapa yang dia singgung?Pada saat ini, pria bertopi baseball ingin menikam Joan Kecil."Jangan!" Brenda Wright buru-buru memeluk pria bertopi baseball dan berteriak pada pada Joan Kecil, "Joan, cepat lari!"“Mommy!” Wajah Joan Kecil memucat karena ketakutan. Dia tidak ingin meninggalkan Mommy dalam bahaya sendirian."Joan, cepat lari! Pergi ke aula di luar untuk meminta bantuan, lari!"Joan Kecil melirik ibunya, lalu berlari sambil berteriak kencang. "Tolong, tolong!"Pria bertopi baseball tidak menyangka ibu dan putrinya ini begitu pintar. Sekarang Brenda Wright memeluknya erat-erat. Semua ibu akan menjadi sangat kuat ketika anak-anak mereka dalam bahaya. Pria itu tidak bisa melepaskan diri dari Brenda Wright pada sa
“Bos, gawat, kakak iparku dan Joan Kecil ditangkap oleh Hans Siebel dan Wenda!” Orang kepercayaan itu berkata dengan cemas.Hugh Randall mengerucutkan bibirnya. Dia tidak heran dengan Hans Siebel, karena dia dan raja obat bius ini sudah berselisih sejak lama, dan mereka memang musuh, tetapi Wenda ..."Sejak kapan mereka berkolusi?""Masih belum jelas sekarang. Mungkin sejak kau meninggalkannya di Pemandian Air Panas Tiara. Dia berkolusi dengan Hans Siebel karena cinta sudah berubah menjadi benci."Tatapan Hugh Randall sudah sangat suram. Mengingat Wenda adalah cinta lamanya, jadi dia masih membiarkan Wenda hidup, tetapi tak disangka Wenda malah mengambil jalan ini dan ingin mencari mati"Bos, ini surat dari Hans Siebel."Hugh Randall mengambilnya dan membuka surat itu. Surat itu ditulis oleh Wenda sendiri --- Hugh Randall, jika kau menginginkan Brenda Wright dan putrinya, datang ke Pulau Fantasea sendirian. Kau sebaiknya jangan macam-macam, atau aku akan membunuh ibu dan putrinya ini!
“Aku tidak mau pergi! Aku mau bersama Mommy!” kata Joan Kecil.Hans Siebel tertawa terbahak-bahak. "Kalian berdua sangat penting bagi Hugh Randall, aku tentu harus memisahkan kalian. Ini akan membantu negosiasiku. Jangan bawel lagi! Meskipun demi ayahmu, aku tidak akan mengambil nyawamu, tapi aku tetap bisa membuatmu menderita sedikit." Hans Siebel mengancam Joan Kecil.Brenda Wright takut Joan Kecil akan disakiti, jadi buru-buru berkata, "Joan, kau harus menuruti Paman ini dulu, dan ikuti mereka. Joan, jangan takut."Joan Kecil mengangguk dengan penuh semangat. "Mommy, aku tidak takut. Aku tidak takut dengan Paman jahat dan Bibi jahat ini, karena aku percaya Ayahku akan menyelamatkan kita. Aku tahu ayahku sangat hebat."Melihat ketenangan dan keberanian Joan Kecil melebihi anak-anak seusianya, Brenda Wright merasa sangat lega, watak Joan sangat mirip dengan Hugh Randall.Mungkin inilah hubungan darah yang ajaib, Joan sangat menyukai dan memuja ayahnya.Wenda tentu saja juga bisa mel
Hugh Randall menyipitkan mata pada Wenda dan menatapnya dengan tajam, tetapi tidak berbicara.Wenda tersenyum genit dan duduk di tepi tempat tidur. Hari ini dia mengenakan gaun tali dengan bukaan samping yang tinggi sehingga kaki mulusnya terlihat saat dia melipat kakinya, terlihat agak menggoda. "Hugh Randall, jangan bilang kau masih tidak tahu apa yang ingin aku lakukan. Bukankah kau tidak pernah menyentuhku selama tiga tahun pernikahan kita? Aku ingin kau menyentuhku hari ini, bahkan ... di hadapan Brenda Wright."Brenda Wright sudah tahu apa ingin Wenda lakukan, tetapi tidak menyangka dia begitu mesum, memaksa Hugh Randall untuk tidur dengannya, bahkan mengundang dia untuk menontonnya.Wenda sudah gila!"Wenda, lihat dirimu di cermin. Penampilanmu yang gila sekarang benar-benar asing dan menakutkan!" kata Brenda Wright.Wenda segera tersenyum sinis. "Bukankah semua ini gara-gara kalian? Brenda Wright, jangan omong kosong lagi. Cepat bujuk Hugh Randall agar segera datang ke tempat
Hugh Randall terlihat dingin dan acuh tak acuh. Dia bukan hanya tidak menanggapinya, tetapi tubuhnya juga tidak ada respons sama sekali.Wenda merasa sangat kesal, bagaimanapun juga, tidak ada yang suka bersama dengan sebuah patung.Hugh Randall menatap Wenda dan berkata dengan sinis, "Jika aku punya perasaan padamu, maka kita sudah bersama selama tiga tahun ini. Apakah kau baru tahu hari ini bahwa aku tidak punya memiliki perasaan atau respons padamu?""Kamu!""Aku sudah melakukan semua yang kau minta. Sedangkan berhasil atau tidak, itu membuktikan kau tidak menarik.""..."Wenda ingin menggunakan kesempatan ini untuk bersama Hugh Randall di depan Brenda Wright. Dia ingin melukai hati Brenda Wright, tetapi dia lupa Hugh Randall tidak punya perasaan padanya. Sekarang dia merasa telah mempermalukan dirinya sendiri dan sangat marah.Wenda buru-buru berdiri, dan menatap Hugh Randall dengan sinis. "Hugh Randall, karena kau tidak bisa bersamaku, maka kau juga tidak boleh bersama Brenda Wri
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan