"Ray Hill, bagaimana dengan ibumu, ibumu adalah orang seperti apa?" Ada yang bertanya.Ibu?Kata ini sangat menusuk hati Ray Hill, wajahnya yang semula ceria menjadi lesu dalam seketika. Ya, orang seperti apa ibunya?Dia belum pernah melihat Ibu."Ibuku adalah ... wanita tercantik dan paling lembut di dunia, dia akan menyiapkan banyak makanan lezat untukku. Dia akan memelukku saat aku tidur, dia akan menyanyikan lagu anak-anak untukku. Yang terpenting adalah, setiap kali ayah memukulku, ibuku akan melindungiku, ibuku tidak akan rela aku dipukuli ayahku."Inilah imajinasi Ray Hill. Ibunya adalah ibu terbaik di dunia. Jika ada ibunya, ayah tidak akan memukulnya, karena ibu akan melindunginya.Dia tidak punya ibu sejak kecil, tetapi dia punya seorang ibu dalam hatinya.Dia mencintai ibunya....Hari berlalu dengan cepat, kelas Taman Kanak-kanak sudah berakhir, Ray Hill berjalan keluar dari gerbang sekolah. Pada saat ini, sekelompok teman-teman kecil mengelilinginya, semua orang mengoceh t
Bibi Smith mengenang masa lalu dengan sedih. "Kau meninggalkan inkubator dua bulan kemudian, tetapi kau sangat kurus, sering masuk angin dan demam. Ayahmu tidak bekerja selama lebih dari setengah tahun, hanya merawatmu di rumah sepanjang waktu. Dia tidak mengizinkan kami menyentuhmu, dia sendiri yang memberimu minum susu, dan mengganti popokmu.""Saat itu, ayahmu tidak bicara dengan siapa pun. Dia tidak punya pengalaman menjaga anak, kadang-kadang aku berdiri di depan pintu dan melihatnya sangat kikuk, terutama saat kau menangis dengan kencang, dia menjadi kewalahan, saat kau tertawa, dia juga ikut tertawa.""Tuan Muda Kecil, kau adalah segalanya bagi ayahmu. Dia mengemban tugas seorang ayah dan seorang ibu selama membesarkanmu selama bertahun-tahun. Mungkin dia tidak pintar berkomunikasi, tetapi ada satu hal yang tidak perlu kau curigai, kau adalah nyawanya!"Ray Hill melihat pemandangan di luar jendela, dia bergumam, "Nenek Smith, kau sudah menceritakan ini berkali-kali, telingaku s
Ray Hill merasa sakit hati, mengapa ayah tidak punya waktu menemaninya, tetapi bisa menemani wanita-wanita ini?Kenapa ayah mencari wanita lain yang bukan ibunya, apakah ayah tidak sayang ibu?“Omong kosong apa yang kalian bicarakan di sini?” Ray Hill berjalan mendekat.Tatapan mereka tertuju pada Ray Hill. "Kami tidak bicara omong kosong.""Presiden Hill kita adalah presiden yang baik yang rajin juga mencintai rakyatnya. Dia sangat sibuk dan harus sering terbang demi urusan pekerjaan. Dia bahkan tidak punya waktu mengurus putranya sendiri, jadi dia tidak akan mencari wanita di luar sama sekali. Semua ini hanya gosip, para wartawan hanya sembarang menulisnya demi mendapatkan perhatian, kalian jangan percaya!" Ray Hill membela ayahnya.Beberapa anak menyela, “Ray Hill, tak disangka kau adalah penggemar fanatik Presiden Hill.""Kami akui Presiden Hill adalah presiden yang baik, tetapi cerita perselingkuhannya juga benar. Rumornya sudah beredar di mana-mana.""Matilda Lambert itu memang
Ray Hill berkata, "Guru, kau tidak perlu menelepon ayahku. Dia sangat sibuk dan tidak punya waktu untuk datang ke sekolah!"Guru itu tertegun, “Kenapa begitu, beri tahu aku nomor telepon ayahmu, dia pasti akan datang.”Ray Hill tidak berbicara.Teman-teman kecil lainnya menimpali, "Guru, tidak perlu telpon ayahnya, ayahnya tidak menginginkannya lagi. Dia tidak akan datang."Guru memelototi teman-teman kecil ini dan memaki, "Siapa yang mengajarimu mengatakan ini, semua anak-anak adalah kesayangan orang tuanya, begitu pula dengan Ray Hill! Jika ada yang berani berbicara seperti lagi, aku pasti akan menghukumnya dengan berat!"Teman-teman kecil lainnya tidak berani berbicara lagi.Guru bertanya lagi, "Ray Hill, berapa nomor telepon ayahmu?"Ray Hill agak cemberut, kemudian menyebutkan serangkaian angka.Guru memasukkan nomor lalu menghubunginya.Setelah nada sambung terdengar dua kali, ada yang mengangkat telepon. Suara seorang pria terdengar, "Halo ...""Halo, apakah kau adalah ayah Ray
Pada saat ini, suara yang berat terdengar, "Siapa yang kau panggil anak haram?"Orang tua itu menghentikan langkahnya. Semua orang menoleh pada pria yang berjalan di koridor. Dia sangat tinggi, tingginya sekitar 1,8 meter, semua orang harus mendongak untuk melihatnya. Dia mengenakan kemeja hitam dan celana hitam yang membalut tubuhnya dengan apik, tubuhnya bahkan lebih sempurna dari seorang model, kaki panjang dan tubuh tegaknya membuat semua orang merasa iri.Dia memasukkan satu tangan ke dalam saku celananya dan memegang serenceng kunci mobil dengan dua jari tangan lainnya. Dia berjalan di bawah sinar matahari, yang membuat ketampanannya makin terpancar. Dia berdiri tegak, matanya yang setajam elang menyapu wajah para orang tua itu.Beberapa orang tua itu terkejut. Mereka belum pernah melihat pria yang begitu tampan dan keren seperti itu sebelumnya dan auranya begitu kuat. Tatapannya membuat mereka merinding, mereka hanya ingin melarikan diri sekarang.Omong-omong, pria ini terlihat
Sebelum berlari jauh, langkah kaki yang mantap terdengar dari belakangnya, "Ray Hill, jaga sikapmu, cepat berhenti!"Ray Hill menyeka air mata dan berlari makin cepat, "Aku bukan prajuritmu, mengapa harus menuruti perintahmu? Kau juga bukan ayahku, ayahku bukan orang seperti itu!""Ray Hill, apakah kau tahu apa yang kau bicarakan. Coba ulangi lagi kalau berani!""Kenapa tidak berani, kau bukan ayahku!"Begitu dia selesai berbicara, kerah Ray Hill dicengkeram dari belakang. Tubuh pria kecil itu terangkat dengan mudah, Ray Hill menggantung di udara, dua pukulan mendarat di bokongnya."Beraninya kau membantah ayahmu!"Kali ini Ray Hill menangis lebih kencang. Dia memeluk tas sekolahnya erat-erat dan menangis, "Woaa, aku pasti dipungut, aku pasti bukan anakmu, dasar tiran ... woaa!"Orang tua yang berlalu lalang dan pria tua penjaga gerbang menoleh ketika mendengar tangisan yang menusuk hati. Mereka melihat seorang pria tampan dengan wajah suram mengangkat seorang bocah lelaki dalam posisi
Ibu...Ibu ...Suara panggilan "Ibu" terus menerus menusuk otak Julius Hill seperti jarum, dia menegakkan punggungnya, dan berkata dengan tegas, "Jangan menangis lagi, cengeng sekali. Kau begitu cengeng, apakah bisa mencerminkan seorang pria dari Keluarga Hill?"Ray Hill segera memprotes dan membantah, "Kalau begitu aku pasti mirip dengan ibuku! Ibuku pasti sering menangis, kau pasti sering membuat ibuku menangis. Kau sepadan, ibuku tidak menginginkanmu lagi!"Urat biru di kening Julius Hill mencuat. Dia menarik napas dalam-dalam dan memperingatkan dengan mata merah, "Ray Hill, tutup mulutmu! Jika berani bicara sepatah kata lagi, aku akan membuangmu di pinggir jalan!"Ray Hill mendengus kemudian tidak bicara lagi. Melihat penampilan ayahnya, dia tahu ayahnya tidak bercanda. Mungkin dia benar-benar akan membuangnya di pinggir jalan. Sebagai orang bijak, dia harus memahami situasinya sekarang....Di vila.Pelayan membuka pintu, Ray Hill melangkah masuk. Pada saat ini, Bibi Smith segera
Dia menjadi seorang ayah tiga tahun yang lalu. Sebenarnya, dia benar-benar tidak berencana menjadi ayah sebelumnya, dia tidak menyukai anak-anak. Kemudian demi Chelsea, dia ingin memiliki keluarga yang lengkap dengannya, jadi dia menginginkan anak.Tetapi kedatangan Ray Hill membuat kehidupannya sangat berat. Si kecil datang, tetapi Chelsea pergi, sejak saat itu hanya ada mereka berdua, ayah dan anak, di dunia ini.Karena kelahiran prematur, Ray Hill sakit kritis beberapa kali ketika masih kecil. Julius Hill selalu menemaninya dengan cemas. Dia tidak berani tidur maupun menutup matanya saat itu. Dia takut jika dia menutup matanya, anak itu akan menjauh darinya. Dia sering berpikiran negatif, jika terjadi sesuatu pada Ray Hill maka dia juga tidak ingin hidup lagi.Ray Hill adalah satu-satunya motivasinya dalam hidup ini. Jika dia kehilangan motivasi ini, apa artinya hidup di dunia ini?Ray Hill akhirnya bisa bertahan dan dalam sekejap sudah berusia tiga tahun. Julius Hill juga bukan aya
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan