Dia tidak tahu apakah masih bisa melihat wajah tampan ini lagi kelak, apakah dia bisa bangun dalam pelukannya.Pada saat ini, tangan kecilnya tiba-tiba dicengkeram oleh telapak tangan yang besar, Julius Hill tiba-tiba membuka matanya dan menatapnya dengan mesra. "Tuan Putri Chelsea, kau mengintipku, kau sudah tertangkap basah."Chelsea tersipu, buru-buru menarik tangan kecilnya. "Jangan bicara sembarangan, aku tidak mengintipmu. Aku melihatmu dengan terang-terangan!”Julius Hill membalikkan badan, "Baiklah, silakan lihat sampai puas.”“Jangan besar kepala, aku hanya melihatmu sebentar tadi.” Chelsea tersenyum.Julius Hill memeluknya, merasa sangat bahagia. Pagi yang indah.Pada saat ini, perut Chelsea tiba-tiba sakit, awalnya hanya sakit sebentar, tapi makin lama makin sakit, sepertinya dia akan melahirkan secara prematur.Selama ini, ibunya selalu merawatnya dengan sangat ketat. Ibu berkata dia mungkin akan melahirkan secara prematur dalam waktu dekat.Wajah Chelsea menjadi pucat.
Julius Hill turun dan langsung melihat Lucas Hill dan Charlotte Shimon berdiri di ruang tamu, juga merupakan ayah dan ibu mertuanya.Sebenarnya, Julius Hill sangat menghormati dan takut pada pasangan ini. Bagaimanapun, dia dan Chelsea belum secara resmi mendapat persetujuan dari ayah mertua dan ibu mertuanya. Awalnya, dia ingin menggunakan ketulusan dan cintanya untuk menyentuh hati mereka, tapi belum sempat melakukan apa-apa, Chelsea sudah meninggalkannya.Julius Hill sebenarnya tidak ingin menentang mereka, bagaimanapun juga mereka adalah orang-orang kesayangan Chelsea, dia juga ingin mendapatkan persetujuan dan restu mereka.Namun, semuanya benar-benar di luar kendalinya.Sekarang, dia hanya ingin menahan Chelsea di sisinya.Dia ingin merawat Chelsea dan anak mereka dengan baik.Julius Hill berjalan ke bawah, "CEO Hank, Nyonya Hank, apa kabar?"Lucas Hill dan Charlotte Shimon menoleh secara bersamaan. Charlotte Shimon tidak melihat Chelsea di belakangnya, jadi dia bertanya, "Tuan Mu
Chelsea muncul di lantai atas. "Julius Hill, biarkan aku pergi, aku tidak ingin tinggal di sini."Julius Hill mengangkat kepalanya dan menatap Chelsea di lantai atas. Dia sudah berlari keluar dari kamar, beberapa pelayan mengelilinginya dan tidak berani melangkah maju.Julius Hill mengerutkan bibirnya dan berkata dengan kesal, "Apa yang kalian kerjakan, bahkan tidak bisa mengawasi satu orang?"Pelayan itu gemetar ketakutan, "Tuan, kami ..."“Julius Hill, jangan salahkan mereka!” Chelsea mengeluarkan sebilah pisau kecil dan langsung meletakkannya di lehernya, “Siapa pun tidak dapat menahanku hari ini!”Julius Hill membeku. Dia tidak pernah menyangka Chelsea akan mengancamnya dengan nyawanya sendiri.Pada saat ini, Chelsea berjalan turun perlahan. Dia menatap Julius Hill. "Julius Hill, biarkan aku pergi, atau kau akan bisa mendapatkan mayatku."Mata Julius Hill memerah, kedua tangan yang tergantung di sisinya mengepal erat. Dia benar-benar tidak mengerti, mengapa Chelsea selalu ingin m
Chelsea sedang berbaring di ranjang bersalin. Pakaiannya basah dengan keringat dingin karena kesakitan, dia meringkuk dan merintih, "Sakit ... sakit sekali ...”Charlotte Shimon menggenggam tangan kecil Chelsea yang dingin. "Chelsea, jangan takut, Ibu ada di sini, air ketubanmu pecah, kita harus segera melahirkan."Chelsea tahu, ketika di tempat Julius Hill tadi dia sudah tahu bahwa dia akan melahirkan.Demi anak itu, dia harus bertahan. "Baik, Bu. Aku tidak takut, kita akan melahirkan sekarang."Dia harus membawa anaknya ke dunia ini dengan selamat.Charlotte Shimon berkata, "Chelsea, tarik napas dalam-dalam. Ikuti instruksiku, satu, dua, tiga, dorong yang kencang!"Chelsea menggunakan semua kekuatannya.Asisten segera berkata, "Prof. Shimon, situasinya kurang baik sekarang. Kepala bayi itu tersangkut dan tidak bisa keluar, ada kemungkinan mati lemas."Charlotte Shimon tahu situasi ini sangat berbahaya, jadi dia hanya bisa menyemangati Chelsea lagi, "Chelsea, kepala bayinya segera k
Chelsea pendarahan.Charlotte Shimon sudah menduganya, keadaan Chelsea kurang bagus sekarang. Dia segera memerintahkan dengan tenang, "Jangan panik!"Charlotte Shimon menggenggam tangan kecil Chelsea dan berkata dengan tegas, "Chelsea, kau harus bertahan. Ibu akan menyelamatkanmu, jangan menyerah. Kau harus punya semangat juang untuk mengatasi semua ini."Chelsea merasa sangat lelah, seluruh tubuhnya kesakitan. Dia hanya ingin memejamkan mata dan tidur nyenyak.Dia melihat putranya untuk terakhir kalinya, Ray kecilnya.Julius Hill yang memberinya nama ini. Bagus sekali. Dia ingin putranya seperti matahari.“Ibu, berikan Ray kepada Julius Hill. Aku yakin dia akan menjadi ayah yang baik. Dia akan mencintai Ray.” Ucapan Chelsea sekarang seperti wasiatnya."Chelsea, aku akan memberikan Ray kepada Julius Hill, tetapi kau tidak bisa tidur, mengerti? Apakah kau tidak ingin melihat Ray tumbuh besar? Julius Hill masih sangat muda, jika kau pergi, dia pasti akan menikah lagi. Jika punya ibu tiri
Julius Hill menanyakan Chelsea secara spontan. Putranya lapar dan ingin minum susu, tentu saja dia teringat dengan Chelsea.Tetapi setelah bertanya, dia membeku sendiri.Sven berkata, "Tuan, aku tidak melihat Tuan Putri Chelsea. Tuan Kecil diantar oleh keluarga Hank dan Keluarga Hank berkata ... mereka sudah menyerahkan Tuan Kecil kepada Tuan sesuai dengan kesepakatan. Kelak hubungan Tuan dengan Tuan Putri Chelsea sudah putus, mereka berharap Tuan bisa merawat Tuan Kecil dengan baik. Anak ini juga keturunan Keluarga Hank. Jika Keluarga Hank mengetahui Tuan tidak menjaganya dengan baik, mereka akan mengambil kembali Tuan Kecil."Mata Julius Hill memerah. Bagus sekali, dia benar-benar sangat kejam.Dia langsung menyerahkan putranya begitu dilahirkan. Apakah Chelsea takut dia akan mengganggunya lagi?Julius Hill menatap Ray dalam pelukannya, yang sedang menunggu untuk diberi makan, lalu menutup matanya. Mereka berdua tidak membutuhkan lagi!Julius Hill mengambil tangan kecil Ray dan menci
Bibi Smith menatap Ray Hill dengan lembut."Anak yang baik tidak boleh berbohong."Ray Hill menurunkan kelopak matanya yang indah dengan kecewa. Dia menyesap susu dan mengerutkan bibir merah mudanya. Dia paling tidak suka minum susu.Bibi Smith paling tidak tahan melihatnya seperti ini, jadi dia langsung menyerah. "Sudahlah, Tuan Muda Kecil, jika kau tidak suka susu, maka tidak perlu meminumnya hari ini, tetapi kau harus makan sebutir telur, dua potong roti, dan tiga suap stik. "“Dan buah.” Ray Hill langsung tersenyum lebar."Anak ini, kenapa kau tidak suka minum susu? Susu itu bergizi tinggi dan baik untuk pertumbuhanmu.""Aku sudah sangat tinggi dan teman-teman seusiaku jauh lebih pendek dariku."“Itu karena ayahmu memang sangat tinggi!” Bibi Smith berpikir sejenak, “Jika ayahmu tahu kau memilih-milih makanan dan tidak mau minum susu, dia pasti akan memukulmu.”Ray Hill tidak memiliki kesan yang baik tentang ayahnya, dia mengusap hidungnya dan mengeluh, "Ayahku adalah seorang tiran
"Ray Hill, bagaimana dengan ibumu, ibumu adalah orang seperti apa?" Ada yang bertanya.Ibu?Kata ini sangat menusuk hati Ray Hill, wajahnya yang semula ceria menjadi lesu dalam seketika. Ya, orang seperti apa ibunya?Dia belum pernah melihat Ibu."Ibuku adalah ... wanita tercantik dan paling lembut di dunia, dia akan menyiapkan banyak makanan lezat untukku. Dia akan memelukku saat aku tidur, dia akan menyanyikan lagu anak-anak untukku. Yang terpenting adalah, setiap kali ayah memukulku, ibuku akan melindungiku, ibuku tidak akan rela aku dipukuli ayahku."Inilah imajinasi Ray Hill. Ibunya adalah ibu terbaik di dunia. Jika ada ibunya, ayah tidak akan memukulnya, karena ibu akan melindunginya.Dia tidak punya ibu sejak kecil, tetapi dia punya seorang ibu dalam hatinya.Dia mencintai ibunya....Hari berlalu dengan cepat, kelas Taman Kanak-kanak sudah berakhir, Ray Hill berjalan keluar dari gerbang sekolah. Pada saat ini, sekelompok teman-teman kecil mengelilinginya, semua orang mengoceh t
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan